Anda di halaman 1dari 22

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ata perkenan-Nya,kami dapat
menyelesaikan makalah MODEL PEMBEJARAN MATEMATIKA. .Melihat banyaknya guru
dalam mengajar matematika menggunakan model dan metode yang monoton dan cenderung
membosankan. apalagi
Untuk mengatasi dampak negatif dari pesatnya perkembangan global maka perlunya
pembinaan untuk masyarakat berupa Bimbingan dan Konseling yang dimulai dari lingkungan
sekolah sebagai tempat untuk melahirkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Maka
perlunya peran guru yang mengerti tentang pembinaan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Makalah ini akan membahas tentang pengerertian/ definisi dari Bimbingn dan Konseling
, beserta fungsi, prinsip,asas dan bidang-bidang dalam Bimbingan dan Konseling.
Dengan kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen Bimbingan dan
Konseling Drs. Akhmad Mile,M.Pd yang telah mngamanahkan kami untuk membuat makalah
dan membahas KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu kami
menyelesaikan makalah ini. Akhirnya, segala bantuan, dorongan dan kerja sama yang diterima,
kami kembalikan kepada Tuhan Yang Maha Esa,semoga mendapat imbalan yang layaj dari-Nya.
Amin.

BABI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yangberkembang dengan
sangat cepatnya. Ilmu pengetahuan menjadi bagian terpenting di dalamnya. Yang
tentunya juga akan berpengaruh terhadap perkembangan manusia seutuhnya. Untuk
memenuhi hal tersebut, manusia dituntut agar selalu mengikuti perkembangan zaman
agar dapat memenuhi tuntutan dan harapan dunia.
Indonesia

sebagai

negara

berkembang

sedang

giat-giatnya

melakukanpembangunan diberbagai infrastruktur yang ada, tidak ketinggalan juga dalam


bidang pendidikan. Pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas guru demi
terwujudnya tujuan pendidikan nasional secara makro, yaitu membentuk organisasi
pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan
untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan
komunikasi sosial yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan
tangguh.
Berbagai upaya dilakukan untuk membangun pendidikan, khususnya pendidikan
9 tahun. Penataran, pengembangan dan pemantapan pemerolehan kesempatan wajib
belajar serta peningkatan mutu pendidikan. Perlu adanyadukungan atau kerjasama yang
baik antara semua komponen yang terlibatdalam dunia pendidikan. Karena dengan
adanya kerjasama yang baik makasemua akan berjalan dengan lancar sesuai dengan yang
diinginkan.
Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat
adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam arti luas mencakup pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya. Maka dapat dikatakan, jika sesorang
belajar tekun dengan indikator seseorang tersebut sering membaca buku namun tidak
terjadi perubahan pada seseorang tersebut maka dia bukanlah si pembelajar atau dia gagal
dalam proses belajar. Belajar adalah proses berfikir, memahami dan sampai akhirnya
merubah perilaku seseorang.
Keterampilan berfikir merupakan suatu kebutuhan, karena dengan keterampilan
tersebut seseorang akan memiliki kunci-kunci dalam penyelesaian masalah, menyaring
2

informasi, pencapaian prestasi atau pembentukan kepribadian. Dimana salah satu dari
keterampilan berfikir dapat terlihat pada hasil belajar Matematika. Hasil belajar
Matematika sangatlah penting bagi siswa sekolah dasar karena akan selalu digunakan
mereka seumur hidupnya. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus
dikuasai oleh siswa. Sebab, matematika tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seharihari.
Sejarah menunjukkan bahwa matematika dibutuhkan manusia.6 Bisa dibayangkan
jika di dunia ini tidak ada Matematika? Kita tidak akan bias mendengarkan radio, melihat
televisi naik kereta api, motor, mobil atau pesawat terbang, kita juga tidak akan bisa
berkomunikasi dengan orang yang kita inginkan lewat telepon atau handphone. Apa yang
akan terjadi jika orang. Trenggalek mengatakan bahwa 2 + 3 = 5, orang Tulungagung
mengatakan 2 + 3 = 10 sedangkan orang Jakarta mengatakan bahwa 2 + 3 = 6. Atau
seorang penjual mengatakan 10.000 + 1.000 = 11.000 sedangkan pembeli mengatakan
10.000 + 1.000 = 111.000. Betapa kacaunya dunia ini seandainya orang tidak bisa
berhitung secara sederhana, tidak bisa memahami harga suatu barang di pasar, tidak bisa
menghitung secara tepat berapa uang yang harus dibayarkan untuk membeli suatu barang
serta berapa kembalian yang harus diterima untuk pembayaran suatu barang tersebut.
Hal-hal tersebut membuktikan betapapentingnya matematika untuk kehidupan manusia,
bahkan manusia tidak bias hidup tanpa bermatematika. Mau tidak mau kita harus
menguasainya agar kita tidak tertipu sehingga menimbulkan kerugian dalam kehidupan
kita.
Matematika selalu mengalami perkembangan yang berbanding lurus dengan
perkembangan sains dan teknologi. Namun demikian, hal ini tidak disadari oleh sebagian
kecil siswa, sehingga pembelajaran Matematika hanya sekedar mendengarkan penjelasan
guru, menghafalkan rumus, lalu memperbanyak latihan soal dengan menggunakan rumus
yang sudah dihafalkan, tidak pernah ada usaha untuk memahami dan mencari makna
sebenarnya tentang tujuan pembelajaran matematika itu sendiri.
Padahal secara detail dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22
Tahun 2006 dijelaskan bahwa tujuan pelajaran Matematika di sekolah adalah agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan


mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat
pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi Matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model Matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah.
5. Dalam Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari Matematika, serta
sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah Melihat dari tujuan pelajaran
matematika sekolah di atas dapat kita ketahui bahwa pemahaman konsep
matematika, melakukan manipulasi matematika, dan mengomunikasikan gagasan
dengan simbol matematika sangat diutamakan. Karena lewat kemampuan tersebut
dapat meningkatkan daya berfikir siswa sehingga siswa lebih mudah mengingat
materi kemudian lebih memahaminya.
Kenyataan yang ada saat ini ternyata matematika dianggap sebagai momok yang
sangat menakutkan oleh siswa. Matematika justru dianggap sebagai disiplin ilmu yang
sangat sulit. Hal ini terlihat dari keluh kesah siswa jika sedang berhadapan dengan mata
pelajaran matematika. Ternyata hal yang sama juga diungkapkan oleh guru yang
seharusnya dapat memberikan pencerahan terhadap matematika dikalangan siswanya.
Proses belajar mengajar mempunyai empat komponen penting yang berpengaruh
bagi keberhasilan belajar siswa yaitu: bahan ajar, suasana belajar, media dan sumber
belajar, serta guru sebagai subyek belajar. Komponen komponen tersebut sangat penting
dalam proses belajar, sehingga melemahnya satu komponen atau lebih komponen dapat
mengahambat tercapainya tujuan belajar yang optimal. Media dan sumber balajar yang
digunakan dalam pembelajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan pelajaran yang telah

ditetapkan. Disamping itu guru harus bisa menentukan metode dan model pembelajaran
yang tepat sehingga anak dapat dengan mudah menerima pembelajaran yang diberikan
oleh guru karena guru sebagai subjek pembelajaran.
Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan
utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh guru. Karena
guru merupakan salah satu komponen yang langsung terjun ke lapangan dalam
menjalankan tugasnya yaitu mengajar.Sehingga akan terjadi interaksi komunikasi antara
guru dan siswa yang akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Dari sinilah
kekreatifitasan guru sangat diharapkan. guru dituntut untuk selalu dapat menemukan
inovasiinovasi agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik sesuai yang diharapkan.
Guru matematika dituntut untuk lebih kreatif dalam menyajikannya supaya siswa
mejadi tertarik yang pada akhirnya siswa akan semakin antusias terhadap pelajaran
matematika. Karena kegiatan belajar siswa dapatdipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni keadaan atau kondisi jasmani dan
rohani siswa baik bersifat fisiologi maupun psikologis, faktor eksternal (faktor dari luar
diri siswa) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa, faktor pendekatan belajar (approach
to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan

siswa

untuk

melakukan

kegiatan

mempelajari

materi-materi

kegiatan.Kenyataannya, di lapangan sangat jarang dijumpai guru yang merencanakan


pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan nyata yang mengaktifkan
siswa, karena mereka menganggap pembelajaranyang demikian tidak bermanfaat,
membingungkan dan menyita banyak waktu.
Di samping itu kenyataan menunjukkan bahwa bekal kemampuan matematika
dari guru SD masih kurang memadai. Sehingga tidaklah mengherankan jika pembelajaran
matematika yang dikelolanya menjadi kurang maksimal. Oleh sebab itu perlu kiranya
guru SD diberikan bekal alternatif contoh rencana pembelajaran untuk dijadikan model
pembelajaran yang mengaktifkan siswa dengan pendekatan nyata. Model diartikan
sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
kegiatan.Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
5

pembelajaran. Model dan proses pembelajaran akan menjelaskan makna kegiatankegiatan yang dilakukan oleh pendidik selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan
uraian latar belakang di atas maka penulis mengambil sebuah judul makalah
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS
VI SD DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI LUAS DAN
KELILING BANGUN DATAR.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud model pembelajaran kooperatif?
2. Apa yang dimaksud metode STAD?
3. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatifmetode STAD pada siswa kelas
VI SD?
C. Tujuan
1. Menegtahui yang dimaksud model pembelajaran kooperatif.
2. Mengetahui yang dimaksud metode STAD.
3. Mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD pada siswa
kelas VI SD.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran kooperatif
a) Pengertian pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang umum
digunakan, konsep dari pembelajaran kooperatif ini menggunakan kelompok kecil
yang terdiri dari beberapa peserta didik yang dikelompokkan secara heterogen dan
saling bekerja sama dalam memecahkan masalah. Sehingga pembelajaran kooperatif
mengajarkan kepada peserta didik keterampilan kerja sama dan

kolaborasi.

Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki peserta didik dalam rangka memahami
konsep yang sulit, berfikir kritis, dan kemampuan membantu teman. Pembelajarn
kooperatif menerapkan aliran belajar konstruktivistik. Dimana konsep pembelajaran
konstruktivistik adalah bagaimana siswa membangun pengetahuannya sendiri. Inti
kegiatan pembelajaran ini adalah memulai pelajaran dari apa yang diketahui oleh
siswa. Diharapkan guru tidak lagi mendoktrinasi ide-idenya kepada para siswa.
Dengan demikian, peran guru adalah memfasilitasi, memotivasi, serta menyediakan
kondisi belajar yang optimal dan menyenangkan agar siswa-siswanya berupaya untuk
membangun pengetahuan danpengalamannya sendiri. Salah satu cara yang dapat
menciptakan kondisi belajar seperti ini adalah dengan metode diskusi/kelompok.
Konstruktivisme memandang bahwa pengetahuan merupakan hasil konstruksi
kognitif melalui aktifitas seseorang. Dalam belajar kelompok, siswa harus
mengungkapkan bagaimana ia melihat persoalan dan apa yang akan dibuatnya dengan
persoalan itu. Dengan demikian, terciptalah refleksi yang menuntut kesadaran terhadap
apa yang sedang dipikirkan dan dilakukan, dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk secara aktif membuat abstraksi.
Nur Asma mengemukakan bahwa dalam pandangan kostruktivisme, siswa
tidak sederhana menerima atau menyerap informasi yang ia terima dari penyampaian
guru atau buku teks, tetapi siswa sendiri mengkonstruksi suatu pengetahuan baru. Ada
empat karakteristik konstruktivisme, yaitu:
1) Siswamengkonstruksi sendiri pengetahuannya;
2) Belajar baru tergantung pada terjadinya pemahaman;
3) Belajar difasilitasi oleh interaksi sosial; dan
4) Belajar bermakna terjadi di dalam tugas-tugas otentik (belajar mandiri).
7

b) Ciri Pembelajaran Kooperatif


Ciri-ciri pembelajaran kooperatif diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
2) Kelompok dibentuk dari peserta didik yang mempunyai kemampuan
tinggi, sedang dan rendah
3) Anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang
beragam
4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.

c)Tujuan Pembelajaran Kooperatif


1. Pencapaian hasil belajar
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja peserta
didik dalam tugas-tugas akademik. Slavin dan para ahli lain percaya bahwa
memusatkan perhatian pada kelompok pembelajaran kooperatif dapat mengubah
norma budaya anak muda dan membuat budaya lebih dapat menerima prestasi
menonjol dalam berbagai tugas pembelajaran akademik.
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada peserta didik yang
berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama
lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan
kooperatif, serta belajar untuk menghargai satu sama lain.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan pembelajaran kooperatif yang ketiga adalah untuk mengajarkan
kepada peserta didik keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Selain unggul
dalam membantu peserta didik memahami konsep-konsep sulit, model ini sangat
berguna untuk membantu peserta didik menumbuhkan kemampuan kerja sama.
d) Unsur Pembelajaran Kooperatif
Unsur-unsur pembelajaran kooperatif terdiri dari:
8

1) Peserta didik dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka sehidup


sepenanggungan bersama
2) Peserta didik bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya,
seperti milik mereka sendiri.
3) Peserta didik harus melihat bahwa semua anggota kelompok di dalam
kelompoknya memiliki tujuan yang sama
4) Peserta didik harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama antara
anggota kelompoknya
5) Peserta didik akan dikenakan atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan
dikenakan untuk semua anggota kelompok
6) Peserta didik berbagai kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajar.
7) Peserta didik akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi
yang dipelajari dalam kelompoknya.
B. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD(Student Tiems Achivement Division)
Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan temantemannya di Universitas
John Hopkin. Menurut Slavin (2007) model STAD (Student Team Achievement Division)
merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Model ini juga
sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam bidang studi Matematika, IPS, IPA,
Bahasa Inggris, dan banyak subjek lainnya, dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan
tinggi. Menurut Abdurrahman dan Bintaro dalam Nurhadi, metodeSTAD ini dipandang
sebagai yang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran
kooperatif. Tipe ini digunakan untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa
setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun tertulis. Siswa di dalam kelas dibagi
menjadi beberapa kelompok. Dimana masingmasing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa,
setiap kelompok mempunyai anggota yang heterogen (baik jenis kelamin, ras, etnik,
maupun kemampuannya)
a. Cara belajar berkelompok
b. Setiap anggota memiliki peran
c. Hubungan interaksi langsung antar siswa
9

d. Guru sebagai fasilitator


e. Semua kelompok bertanggung jawab atas pekerjaannya

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif


1) Langkah 1
Guru membagi siswa kedalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang dan diberi
nomor setiap kelompok .
2) Langkah 2
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat berbentuk variasi
diajukan dalam bentuk pertanyaan maupun arahan.
3) Langkah 3
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan yang diajukan .
4) Langkah 4
Guru memanggil kelompok sesuai urutan untuk mempertanggung jawabkan jawaban
didepan kelas secara berurutan .
Kelebihan pembelajaran model kooperatif tipe STAD
1) Saling ketergantungan positif
Dalam penerapan pembelajaran kooperatif guru menciptakan suasan yang mendorong
siswa saling membutuhkan dan saling ketergantungan satu sama lain.
2) Interaksi tatap muka
Menuntun siswa dalam kelompok dapat saling tatap muka dan melakukan dialog
langsung dengan guru.
3) Akuntabilitas individual
Penilain kelompok berdasarkan rata-rata hasil belajar semua anggota sehingga tidak ad
perbedaan dalam pemberian nilai kepada masing-masinng kelompok .
4) Keterampilan hubungan social
Melalui pembelajaran kooperatif akan menumbuhakan keterampilan menjalin
hubungan antar pribadi sehingga menumbuhkan sikap tenggang rasa,sopan santun
terahadap teman dan berani mempertahankan pikiran logis
Kekurangan pembelajaran model kooperatif tipe STAD
1) Dalam menyelesaikan satu materi pelajaran dengan pembelajaran kooperatif
membutuhkan waktu yang relatif lama.
2) Materi tidak dapat disesuaikan dengan kurikulum apabila guru belum berpengalaman.
3) Peserta didik berprestasi rendah menjadi kurang dan peserta didik yang memiliki
prestasi tinggi akan mengarah kepada kekecewaan

10

4) Peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi merasakan kekecewaan ketika mereka
harus membantu temannya yang berkemampuan rendah.

C. Komponen Utama STAD


STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu:
1) Presentasi Kelas
Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam
kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang seringkali dilakukan atau
diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi
audio visual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa
presentasi tersebut harus benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini, para
siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar member perhatian penuh
selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka
mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.
11

2) Tim
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas
dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini
adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih
khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis
dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk
mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi,
pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalah bersama, membandingkan
jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila angggota tim ada yang
membuat kesalahan. Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap
poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk
tim, dan timpun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.
3) Kuis
Setelah sekitar satu atau dua kali pertemuan setelah guru
memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan
mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu
dalam mengerjakan kuis, sehingga tiap siswa bertanggung jawab secara individual
untuk memahami materinya.
4) Skor Kemajuan
Maksud dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan tiap siswa
tujuan kinerja yang dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan
kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan
kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada
siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap
siswa diberikan skor awal yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut
sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan
mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka
dibandingkan dengan skor awal mereka.
5) Rekognisi Tim

12

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor
rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk
menentukan 20% dari peringkat mereka.
D. Tahapan
Pembelajaran model STAD terdiri dari tujuh tahap, yaitu:
Tahap 1 : Persiapan Pembelajaran
a. Materi
Materi dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dirancang sedemikian
rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan materi pelajaran,
disiapkan lebih dulu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar latihan
terbimbing, lembar tugas, lembar jawaban, lembar observasi bagi pengajar dan
lembar observasi bagi peserta didik.
b. Menentukan skor dasar
Skor dasar dapat diperoleh dari tes kemampuan atau tes pengetahuan awal.
Selain itu juga dapat diperoleh dari nilai peserta didik pada semester sebelumnya.
Tahap 2 : Penyajian Materi
Dalam memberikan materi, terlebih dahulu guru menjelaskan tujuan pelajaran
yang akan diajarkan, memberi motivasi, menggali pengetahuan prasyarat dan
sebagainya. dalam penyajian materi, dapat menggunakan metode ceramah atau tanya
jawab.
Tahap 3 : Kegiatan Belajar Kelompok
Peserta didik diatur dalam kelompok-kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang siswa.
Setiap kelompok selain dapat dibentuk berdasarkan kemampuan akademiknya, juga
harus bervariasi menurut jenis kelamin, etnis, atau kelompok sosial lainnya. Dalam
kegiatan belajar kelompok peserta didik diberi lembar tugas yang akan dipelajari.
Sebelum memulai diskusi dalam kerja kelompok, hal-hal yang perlu dilakukan peserta
didik untuk menunjukkan tanggung jawab terhadap kelompok adalah sebagai berikut :
a) Meyakinkan bahwa setiap anggota kelompoknya telah mempelajari materi,

13

b) Tidak seorangpun menghentikan belajar sampai semua anggota menguasai


materi,
c) Meminta bantuan kepada setiap anggota kelompoknya untuk menyelesaikan
masalah/tugas sebelum menanyakan kepada guru,
d) Anggota kelompok boleh saling berbicara secara sopan dan saling menghargai.
Peserta didik saling berbagi tugas dan saling membantu dalam menyelesaikan
tugas kelompoknya. Setiap peserta didik mendapat peran pemimpin anggota
dalam kelompoknya, dengan harapan bahwa setiap anggota kelompok
termotivasi untuk berbicara dalam diskusi. Setelah selesai mengerjakan, lembar
tugas dikumpulkan sebagai hasil kegiatan kelompok.
Tahap 4 : Pemeriksaan terhadap hasil kerja kelompok
Pemeriksaan

terhadap

hasil

kegiatan

kelompok

dilakukan

dengan

mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil dari setiap
kelompok. Pada tahap kegiatan ini diharapkan terjadi interaksi antar anggota
kelompok penyaji dengan anggota kelompok lain untuk melengkapi jawaban
kelompok tersebut.Kegiatan ini dilakukan secara bergantian. Pada tahap ini dilakukan
pemeriksaan hasil kegiatan kelompok dengan memberikan kunci jawaban dan setiap
kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya, serta memperbaiki jika masih
terdapat kesalahan.
Tahap 5 : Peserta Didik Mengerjakan Soal-Soal Tes Secara Individu
Pada tahap ini setiap peserta didik harus memperhatikan kemampuannya dan
menunjukkan yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal tes
sesuai dengan kemampuannya. Peserta didik dalam tahap ini tidak diperkenankan
bekerja sama.
Tahap 6 : Pemeriksaan Hasil Tes
Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru dengan membuat daftar skor
peningkatan setiap individu yang kemudian dimasukkan menjadi skor kelompok.
Tahap 7 : Penghargaan Kelompok
14

Setelah diperoleh hasil kuis, kemudian skor dihitung. Skor peningkatan individual
berdasarkan selisih pemerolehan skor kuis terdahulu (skor dasar/skor pra tindakan)
dengan skor kuis terakhir. Perhitungan poin peningkatan kelompok menggunakan
pedoman sebagai berikut:

Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin


peningkatan kelompok tertinggi ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
N = Jumlah poin peningkatan anggota / Jumlah anggota kelompok yang ada.
Berdasarkan poin perkembangan yang diperoleh, terdapat 4
tingkatan penghargaan yang diberikan, yaitu:

Dalam skripsi Laing Amung Peningkatan Belajar Matematika dengan Penerapan


Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas VI SDN 003 Malinau Selatan
Pembelajaran 2010/2011 Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas Mulawarman
menyatakan dalam penelitian yang ia lakukan bahwa ;
Pembelajaran kooperatif yang diterapkan pada siswa kelas VI SD berhasil
meningkatkan hasil belajar matematika siswa

15

E. Bangun Datar
1. Pengertian Bangun Datar
Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garisgaris lurus atau lengkung (Imam Roji, 1997). Bangun datar dapat didefinisikan
sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua demensi yaitu panjang dan lebar,
tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal (Julius Hambali, Siskandar, dan
Mohamad Rohmad, 1996). Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan
bahwa bangun datar merupakan bangun dua demensi yang hanya memiliki
panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.
2. Macam-macam Bangun Datar
Lingkaran merupakan bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua
titik persekitaran yang mengelilingi sebuah titik asala dengan jarak yang sama,
dimana jarak tersebut dinamakan r atau radius atau jari-jari. Untuk lebih jelasnya
baca artikel Rumus Lingkaran. Persegi Panjang merupakan bangun datar yang
memiliki sisi berhadapan sama panjang dan memiliki empat titik sudut. Untuk
lebih mengenal persegi panjang anda dapat baca artikel Rumus Persegi Panjang.
Segitiga merupakan bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan memiliki
tiga buah titik sudut. Untuk lebih mengenal segitiga baik dari jenis-jenis segitiga
maupun rumus yang berhubungan dengan segitiga, baca artikel selengkapnya
pada Rumus Mencari Luas Segitiga Lengkap. Persegi merupakan persegi panjang
yang semua sisinya sama panjang, baca artikel selengkapnya Rumus Persegi. Jajar
Genjang merupakan bangun datar yang berbentuk segi empat yang sisi-sisinya
sepasang sepasang sama panjang dan sejajar, baca artikel selengkapnya
pada Menghitung Luas dan Keliling Jajaran Genjang. Layang-layang merupakan
bangun datar segi empat yang salah satu diagonalnya memotong tegak lurus sumbu
diagonal lainnya. Pelajari artikel selengkapnya Cara Menghitung Luas dan Keliling
Layang-layang. Trapesium merupakan bangun datar berbentuk segi empat yang
memiliki tepat sepasang sisi yang sejajar, selengkapnya baca Rumus Luas dan
Keliling Trapesium Lengkap. Belah Ketupat merupakan bangun datar segi empat
yang semua sisinya sama panjang dan kedua diagonalnya saling berpotongan tegak
lurus. Jangan lupa baca Rumus Menghitung Luas dan Keliling Belah Ketupat
Lengkap.
16

Sifat-sifat Bangun Datar Persegi


Semua sisi-sisinya panjangnya sama dan semua sisinya berhadapan sejajar.
Setiap sudut yang dimilikinya siku-siku.
Mempunyai dua diagonal yang panjangnya sama dan berpotongan di tengah

tengah serta membentuk sudut siku-siku.


Setiap sudutnya di bagi dua sama besarnya oleh diagonalnya.
Mempunyai empat buah sumbu simetri.

Sifat-sifat Bangun Datar Persegi Panjang

Setiap sisi-sisi yang berhadapan mempunyai ukuran sama panjang dan sejajar.
Semua sudutnya adalah sudut siku-siku.
Memiliki dua buah diagonal yang sama panjang dan saling berpotongan di titik
pusat bangun persegi panjang, Titik tersebut membagi dua bagian diagonal dengan

sama panjang.
Memiliki dua buah sumbu simetri yaitu sumbu vertikal dan sumbu horizontal.

Sifat-sifat Bangun Datar Segitiga

Memiliki tiga buah titik sudut dan tiga buah sisi.

Jumlah besar semua sudutnya adalah 180 derajat.

Sifat-sifat Bangun Datar Jajar genjang

Sisi-sisi yang berhadapan ukurannya sama panjang dan sejajar.


Sudut-sudut yang berhadapan besarnya sama.
Memiliki dua buah diagonal yang berpotongan di satu titik dan saling membagi

dua sama panjang.


Mempunyai simetri putar tingkat dua.
Tidak memiliki simetri lipat.

Sifat-sifat Bangun Datar Trapesium

Mempunyai 4 buah sisi dan 4 buah titik sudut.

Mempunyai satu pasang sisi yang sejajar tetapi panjangnya tidak sama.

Mempunyai sudut di antara sisi sejajarnya besarnya 180.


17

Sifat-sifat Bangun Datar Layang-layang

Memiliki 2 pasang sisi yang panjang sama.

Memiliki satu pasang sudut yang berhadapan yang besarnya sama.

Memiliki 4 titik sudut.

Diagonal-diagonalnya saling berpotongan tegak lurus.

Salah satu diagonal bangun ini membagi dua sama panjang diagonal yang lain.

Hanya memiliki satu buah simetri lipat.

Sifat-sifat Bangun Datar Belah Ketupat

Ukuran sisi-sisinya panjangnya sama.


Sudut-sudut yang berhadapan sama besar serta dibagi dua oleh diagonalnya

dengan sama besar.


Diagonalnya saling iberpotongan sama panjang dan saling tegak lurus.
Terdapat 2 buah sumbu simetri.
Diagonal-diagonalnya adalah sumbu simetrinya.
Terdapat 2 simetri lipat.
Terdapat 2 simetri putar.

Sifat-sifat Bangun Datar Lingkaran


Memiliki simetri putar tak terhingga.
Memiliki simetri lipat serta sumbunya yang tak terhingga.
tidak mempunyai titik sudut.
Mempunyai satu buah sisi.
F.
1.

Rumus Luas dan Keliling Bangun Datar


Segitiga

18

Ket:
a = alas
t = tinggi
Luas = a x t x 1/2
Keliling = sisiA + sisiB + sisiC atau Jumlah semua sisi
2.

Persegi

Ket:
s = sisi
Luas = s x s
Keliling = 4 x s atau Jumlah semua sisi
3.

Trapesium

Ket:
t = tinggi
Luas = (sisiA+sisiB) x t x 1/2
Keliling = sisiA + sisiB + sisiC + sisiD atau Jumlah semua sisi
4.Persegi Panjang

Ket:
p = panjang
l = lebar
Luas = p x l
Keliling = 2 x (p+l) atau 2xp + 2xl atau Jumlah semua sisi
19

Belah Ketupat

Ket:
d1 = diagonal 1
d2 = diagonal 2
Luas = d1 x d2 x 1/2
Keliling = 4 x s atau Jumlah semua sisi
6. Jajar Genjang

Ket:
a = alas
t = tinggi
Luas = a x t
Keliling = 2 x (sisiA+sisiB) atau Jumlah semua sisi
7. Layang-Layang

Ket:
d1 = diagonal 1
20

d2 = diagonal 2
Luas = d1xd2x1/2
Keliling = 2x(sisiA+sisiB) atau Jumlah semua sisi

8. Lingkaran

Ket:
r = radius (jari-jari)
d = diameter
= 3,14 atau 22/7
Luas = x r x r
Keliling = 2 x x r atau d

21

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang
umum digunakan, konsep dari pembelajaran kooperatif ini menggunakan kelompok kecil
yang terdiri dari beberapa peserta didik yang dikelompokkan secara heterogen dan saling
bekerja sama dalam memecahkan masalah. Sehingga pembelajaran

kooperatif

mengajarkan kepada peserta didik keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan
ini sangat penting untuk dimiliki peserta didik dalam rangka memahami konsep yang sulit,
berfikir kritis, dan kemampuan membantu teman. Pembelajarn kooperatif menerapkan
aliran belajar konstruktivistik Dimana konsep pembelajaran konstruktivistik adalah
bagaimana siswa membangun pengetahuannya sendiri.

22

Anda mungkin juga menyukai