Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ata perkenan-Nya,kami dapat
menyelesaikan makalah MODEL PEMBEJARAN MATEMATIKA. .Melihat banyaknya guru
dalam mengajar matematika menggunakan model dan metode yang monoton dan cenderung
membosankan. apalagi
Untuk mengatasi dampak negatif dari pesatnya perkembangan global maka perlunya
pembinaan untuk masyarakat berupa Bimbingan dan Konseling yang dimulai dari lingkungan
sekolah sebagai tempat untuk melahirkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Maka
perlunya peran guru yang mengerti tentang pembinaan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Makalah ini akan membahas tentang pengerertian/ definisi dari Bimbingn dan Konseling
, beserta fungsi, prinsip,asas dan bidang-bidang dalam Bimbingan dan Konseling.
Dengan kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen Bimbingan dan
Konseling Drs. Akhmad Mile,M.Pd yang telah mngamanahkan kami untuk membuat makalah
dan membahas KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu kami
menyelesaikan makalah ini. Akhirnya, segala bantuan, dorongan dan kerja sama yang diterima,
kami kembalikan kepada Tuhan Yang Maha Esa,semoga mendapat imbalan yang layaj dari-Nya.
Amin.
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yangberkembang dengan
sangat cepatnya. Ilmu pengetahuan menjadi bagian terpenting di dalamnya. Yang
tentunya juga akan berpengaruh terhadap perkembangan manusia seutuhnya. Untuk
memenuhi hal tersebut, manusia dituntut agar selalu mengikuti perkembangan zaman
agar dapat memenuhi tuntutan dan harapan dunia.
Indonesia
sebagai
negara
berkembang
sedang
giat-giatnya
informasi, pencapaian prestasi atau pembentukan kepribadian. Dimana salah satu dari
keterampilan berfikir dapat terlihat pada hasil belajar Matematika. Hasil belajar
Matematika sangatlah penting bagi siswa sekolah dasar karena akan selalu digunakan
mereka seumur hidupnya. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus
dikuasai oleh siswa. Sebab, matematika tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seharihari.
Sejarah menunjukkan bahwa matematika dibutuhkan manusia.6 Bisa dibayangkan
jika di dunia ini tidak ada Matematika? Kita tidak akan bias mendengarkan radio, melihat
televisi naik kereta api, motor, mobil atau pesawat terbang, kita juga tidak akan bisa
berkomunikasi dengan orang yang kita inginkan lewat telepon atau handphone. Apa yang
akan terjadi jika orang. Trenggalek mengatakan bahwa 2 + 3 = 5, orang Tulungagung
mengatakan 2 + 3 = 10 sedangkan orang Jakarta mengatakan bahwa 2 + 3 = 6. Atau
seorang penjual mengatakan 10.000 + 1.000 = 11.000 sedangkan pembeli mengatakan
10.000 + 1.000 = 111.000. Betapa kacaunya dunia ini seandainya orang tidak bisa
berhitung secara sederhana, tidak bisa memahami harga suatu barang di pasar, tidak bisa
menghitung secara tepat berapa uang yang harus dibayarkan untuk membeli suatu barang
serta berapa kembalian yang harus diterima untuk pembayaran suatu barang tersebut.
Hal-hal tersebut membuktikan betapapentingnya matematika untuk kehidupan manusia,
bahkan manusia tidak bias hidup tanpa bermatematika. Mau tidak mau kita harus
menguasainya agar kita tidak tertipu sehingga menimbulkan kerugian dalam kehidupan
kita.
Matematika selalu mengalami perkembangan yang berbanding lurus dengan
perkembangan sains dan teknologi. Namun demikian, hal ini tidak disadari oleh sebagian
kecil siswa, sehingga pembelajaran Matematika hanya sekedar mendengarkan penjelasan
guru, menghafalkan rumus, lalu memperbanyak latihan soal dengan menggunakan rumus
yang sudah dihafalkan, tidak pernah ada usaha untuk memahami dan mencari makna
sebenarnya tentang tujuan pembelajaran matematika itu sendiri.
Padahal secara detail dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22
Tahun 2006 dijelaskan bahwa tujuan pelajaran Matematika di sekolah adalah agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
ditetapkan. Disamping itu guru harus bisa menentukan metode dan model pembelajaran
yang tepat sehingga anak dapat dengan mudah menerima pembelajaran yang diberikan
oleh guru karena guru sebagai subjek pembelajaran.
Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan
utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh guru. Karena
guru merupakan salah satu komponen yang langsung terjun ke lapangan dalam
menjalankan tugasnya yaitu mengajar.Sehingga akan terjadi interaksi komunikasi antara
guru dan siswa yang akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Dari sinilah
kekreatifitasan guru sangat diharapkan. guru dituntut untuk selalu dapat menemukan
inovasiinovasi agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik sesuai yang diharapkan.
Guru matematika dituntut untuk lebih kreatif dalam menyajikannya supaya siswa
mejadi tertarik yang pada akhirnya siswa akan semakin antusias terhadap pelajaran
matematika. Karena kegiatan belajar siswa dapatdipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni keadaan atau kondisi jasmani dan
rohani siswa baik bersifat fisiologi maupun psikologis, faktor eksternal (faktor dari luar
diri siswa) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa, faktor pendekatan belajar (approach
to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan
siswa
untuk
melakukan
kegiatan
mempelajari
materi-materi
pembelajaran. Model dan proses pembelajaran akan menjelaskan makna kegiatankegiatan yang dilakukan oleh pendidik selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan
uraian latar belakang di atas maka penulis mengambil sebuah judul makalah
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS
VI SD DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI LUAS DAN
KELILING BANGUN DATAR.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud model pembelajaran kooperatif?
2. Apa yang dimaksud metode STAD?
3. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatifmetode STAD pada siswa kelas
VI SD?
C. Tujuan
1. Menegtahui yang dimaksud model pembelajaran kooperatif.
2. Mengetahui yang dimaksud metode STAD.
3. Mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD pada siswa
kelas VI SD.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran kooperatif
a) Pengertian pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang umum
digunakan, konsep dari pembelajaran kooperatif ini menggunakan kelompok kecil
yang terdiri dari beberapa peserta didik yang dikelompokkan secara heterogen dan
saling bekerja sama dalam memecahkan masalah. Sehingga pembelajaran kooperatif
mengajarkan kepada peserta didik keterampilan kerja sama dan
kolaborasi.
Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki peserta didik dalam rangka memahami
konsep yang sulit, berfikir kritis, dan kemampuan membantu teman. Pembelajarn
kooperatif menerapkan aliran belajar konstruktivistik. Dimana konsep pembelajaran
konstruktivistik adalah bagaimana siswa membangun pengetahuannya sendiri. Inti
kegiatan pembelajaran ini adalah memulai pelajaran dari apa yang diketahui oleh
siswa. Diharapkan guru tidak lagi mendoktrinasi ide-idenya kepada para siswa.
Dengan demikian, peran guru adalah memfasilitasi, memotivasi, serta menyediakan
kondisi belajar yang optimal dan menyenangkan agar siswa-siswanya berupaya untuk
membangun pengetahuan danpengalamannya sendiri. Salah satu cara yang dapat
menciptakan kondisi belajar seperti ini adalah dengan metode diskusi/kelompok.
Konstruktivisme memandang bahwa pengetahuan merupakan hasil konstruksi
kognitif melalui aktifitas seseorang. Dalam belajar kelompok, siswa harus
mengungkapkan bagaimana ia melihat persoalan dan apa yang akan dibuatnya dengan
persoalan itu. Dengan demikian, terciptalah refleksi yang menuntut kesadaran terhadap
apa yang sedang dipikirkan dan dilakukan, dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk secara aktif membuat abstraksi.
Nur Asma mengemukakan bahwa dalam pandangan kostruktivisme, siswa
tidak sederhana menerima atau menyerap informasi yang ia terima dari penyampaian
guru atau buku teks, tetapi siswa sendiri mengkonstruksi suatu pengetahuan baru. Ada
empat karakteristik konstruktivisme, yaitu:
1) Siswamengkonstruksi sendiri pengetahuannya;
2) Belajar baru tergantung pada terjadinya pemahaman;
3) Belajar difasilitasi oleh interaksi sosial; dan
4) Belajar bermakna terjadi di dalam tugas-tugas otentik (belajar mandiri).
7
10
4) Peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi merasakan kekecewaan ketika mereka
harus membantu temannya yang berkemampuan rendah.
2) Tim
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas
dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini
adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih
khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis
dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk
mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi,
pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalah bersama, membandingkan
jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila angggota tim ada yang
membuat kesalahan. Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap
poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk
tim, dan timpun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.
3) Kuis
Setelah sekitar satu atau dua kali pertemuan setelah guru
memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan
mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu
dalam mengerjakan kuis, sehingga tiap siswa bertanggung jawab secara individual
untuk memahami materinya.
4) Skor Kemajuan
Maksud dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan tiap siswa
tujuan kinerja yang dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan
kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan
kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada
siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap
siswa diberikan skor awal yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut
sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan
mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka
dibandingkan dengan skor awal mereka.
5) Rekognisi Tim
12
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor
rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk
menentukan 20% dari peringkat mereka.
D. Tahapan
Pembelajaran model STAD terdiri dari tujuh tahap, yaitu:
Tahap 1 : Persiapan Pembelajaran
a. Materi
Materi dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dirancang sedemikian
rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan materi pelajaran,
disiapkan lebih dulu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar latihan
terbimbing, lembar tugas, lembar jawaban, lembar observasi bagi pengajar dan
lembar observasi bagi peserta didik.
b. Menentukan skor dasar
Skor dasar dapat diperoleh dari tes kemampuan atau tes pengetahuan awal.
Selain itu juga dapat diperoleh dari nilai peserta didik pada semester sebelumnya.
Tahap 2 : Penyajian Materi
Dalam memberikan materi, terlebih dahulu guru menjelaskan tujuan pelajaran
yang akan diajarkan, memberi motivasi, menggali pengetahuan prasyarat dan
sebagainya. dalam penyajian materi, dapat menggunakan metode ceramah atau tanya
jawab.
Tahap 3 : Kegiatan Belajar Kelompok
Peserta didik diatur dalam kelompok-kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang siswa.
Setiap kelompok selain dapat dibentuk berdasarkan kemampuan akademiknya, juga
harus bervariasi menurut jenis kelamin, etnis, atau kelompok sosial lainnya. Dalam
kegiatan belajar kelompok peserta didik diberi lembar tugas yang akan dipelajari.
Sebelum memulai diskusi dalam kerja kelompok, hal-hal yang perlu dilakukan peserta
didik untuk menunjukkan tanggung jawab terhadap kelompok adalah sebagai berikut :
a) Meyakinkan bahwa setiap anggota kelompoknya telah mempelajari materi,
13
terhadap
hasil
kegiatan
kelompok
dilakukan
dengan
mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil dari setiap
kelompok. Pada tahap kegiatan ini diharapkan terjadi interaksi antar anggota
kelompok penyaji dengan anggota kelompok lain untuk melengkapi jawaban
kelompok tersebut.Kegiatan ini dilakukan secara bergantian. Pada tahap ini dilakukan
pemeriksaan hasil kegiatan kelompok dengan memberikan kunci jawaban dan setiap
kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya, serta memperbaiki jika masih
terdapat kesalahan.
Tahap 5 : Peserta Didik Mengerjakan Soal-Soal Tes Secara Individu
Pada tahap ini setiap peserta didik harus memperhatikan kemampuannya dan
menunjukkan yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal tes
sesuai dengan kemampuannya. Peserta didik dalam tahap ini tidak diperkenankan
bekerja sama.
Tahap 6 : Pemeriksaan Hasil Tes
Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru dengan membuat daftar skor
peningkatan setiap individu yang kemudian dimasukkan menjadi skor kelompok.
Tahap 7 : Penghargaan Kelompok
14
Setelah diperoleh hasil kuis, kemudian skor dihitung. Skor peningkatan individual
berdasarkan selisih pemerolehan skor kuis terdahulu (skor dasar/skor pra tindakan)
dengan skor kuis terakhir. Perhitungan poin peningkatan kelompok menggunakan
pedoman sebagai berikut:
15
E. Bangun Datar
1. Pengertian Bangun Datar
Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garisgaris lurus atau lengkung (Imam Roji, 1997). Bangun datar dapat didefinisikan
sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua demensi yaitu panjang dan lebar,
tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal (Julius Hambali, Siskandar, dan
Mohamad Rohmad, 1996). Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan
bahwa bangun datar merupakan bangun dua demensi yang hanya memiliki
panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.
2. Macam-macam Bangun Datar
Lingkaran merupakan bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua
titik persekitaran yang mengelilingi sebuah titik asala dengan jarak yang sama,
dimana jarak tersebut dinamakan r atau radius atau jari-jari. Untuk lebih jelasnya
baca artikel Rumus Lingkaran. Persegi Panjang merupakan bangun datar yang
memiliki sisi berhadapan sama panjang dan memiliki empat titik sudut. Untuk
lebih mengenal persegi panjang anda dapat baca artikel Rumus Persegi Panjang.
Segitiga merupakan bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan memiliki
tiga buah titik sudut. Untuk lebih mengenal segitiga baik dari jenis-jenis segitiga
maupun rumus yang berhubungan dengan segitiga, baca artikel selengkapnya
pada Rumus Mencari Luas Segitiga Lengkap. Persegi merupakan persegi panjang
yang semua sisinya sama panjang, baca artikel selengkapnya Rumus Persegi. Jajar
Genjang merupakan bangun datar yang berbentuk segi empat yang sisi-sisinya
sepasang sepasang sama panjang dan sejajar, baca artikel selengkapnya
pada Menghitung Luas dan Keliling Jajaran Genjang. Layang-layang merupakan
bangun datar segi empat yang salah satu diagonalnya memotong tegak lurus sumbu
diagonal lainnya. Pelajari artikel selengkapnya Cara Menghitung Luas dan Keliling
Layang-layang. Trapesium merupakan bangun datar berbentuk segi empat yang
memiliki tepat sepasang sisi yang sejajar, selengkapnya baca Rumus Luas dan
Keliling Trapesium Lengkap. Belah Ketupat merupakan bangun datar segi empat
yang semua sisinya sama panjang dan kedua diagonalnya saling berpotongan tegak
lurus. Jangan lupa baca Rumus Menghitung Luas dan Keliling Belah Ketupat
Lengkap.
16
Setiap sisi-sisi yang berhadapan mempunyai ukuran sama panjang dan sejajar.
Semua sudutnya adalah sudut siku-siku.
Memiliki dua buah diagonal yang sama panjang dan saling berpotongan di titik
pusat bangun persegi panjang, Titik tersebut membagi dua bagian diagonal dengan
sama panjang.
Memiliki dua buah sumbu simetri yaitu sumbu vertikal dan sumbu horizontal.
Mempunyai satu pasang sisi yang sejajar tetapi panjangnya tidak sama.
Salah satu diagonal bangun ini membagi dua sama panjang diagonal yang lain.
18
Ket:
a = alas
t = tinggi
Luas = a x t x 1/2
Keliling = sisiA + sisiB + sisiC atau Jumlah semua sisi
2.
Persegi
Ket:
s = sisi
Luas = s x s
Keliling = 4 x s atau Jumlah semua sisi
3.
Trapesium
Ket:
t = tinggi
Luas = (sisiA+sisiB) x t x 1/2
Keliling = sisiA + sisiB + sisiC + sisiD atau Jumlah semua sisi
4.Persegi Panjang
Ket:
p = panjang
l = lebar
Luas = p x l
Keliling = 2 x (p+l) atau 2xp + 2xl atau Jumlah semua sisi
19
Belah Ketupat
Ket:
d1 = diagonal 1
d2 = diagonal 2
Luas = d1 x d2 x 1/2
Keliling = 4 x s atau Jumlah semua sisi
6. Jajar Genjang
Ket:
a = alas
t = tinggi
Luas = a x t
Keliling = 2 x (sisiA+sisiB) atau Jumlah semua sisi
7. Layang-Layang
Ket:
d1 = diagonal 1
20
d2 = diagonal 2
Luas = d1xd2x1/2
Keliling = 2x(sisiA+sisiB) atau Jumlah semua sisi
8. Lingkaran
Ket:
r = radius (jari-jari)
d = diameter
= 3,14 atau 22/7
Luas = x r x r
Keliling = 2 x x r atau d
21
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang
umum digunakan, konsep dari pembelajaran kooperatif ini menggunakan kelompok kecil
yang terdiri dari beberapa peserta didik yang dikelompokkan secara heterogen dan saling
bekerja sama dalam memecahkan masalah. Sehingga pembelajaran
kooperatif
mengajarkan kepada peserta didik keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan
ini sangat penting untuk dimiliki peserta didik dalam rangka memahami konsep yang sulit,
berfikir kritis, dan kemampuan membantu teman. Pembelajarn kooperatif menerapkan
aliran belajar konstruktivistik Dimana konsep pembelajaran konstruktivistik adalah
bagaimana siswa membangun pengetahuannya sendiri.
22