Latar Belakang
Dengan rata-rata
menginap selama 4 hari
dengan pengeluaran
US$ 80 /hari maka total
penerimaan devisa
sebesar
Rp.1.015.779.600.00/
tahun
Potensi Lombok
Pariwisata
Apakah sudah
berjalan dengan
baik????
Visit Lombok
Sumbawa 2012
Latar Belakang
Belum adanya
Klaster untuk
sektor
pariwisata
10 Zona Pariwisata
Pemerintah masih
belum menentukan
zona dan unit usaha
yang menjadi prioritas
pembangunan
pariwisata
Permasalahan
Bagaimana mengelompokkan pariwisata
Lombok secara parsial untuk menentukan
prioritas pengembangan/pembangunan
pariwisata Lombok.
Tujuan Penelitian
Menggambarkan pola ruang Pulau Lombok.
Menentukan klaster sektor pariwisata Pulau
Lombok yang potensial.
Menentukan urutan prioritas pembangunan
zona pariwisata dan urutan prioritas investasi
unit usaha pulau Lombok yang potensial untuk
dikembangkan.
Manfaat Penelitian
Membantu pemerintah daerah untuk menentukan
klaster sektor pariwisata Pulau Lombok.
Membantu pemerintah daerah untuk menentukan
klaster sektor pariwisata yang potensial sehingga
dapat memperkuat daya saing pariwisata Pulau
Lombok
Membantu pemerintah daerah di Pulau Lombok
dalam menentukan urutan prioritas klaster unit
usaha dalam zona pariwisata dan zona pariwisata
yang potensial untuk dikembangkan.
1.
2.
3.
Tinjauan Pustaka
Spasial
Geografi
Analitic
Network
Process
Pariwisata
Pariwisata
Lombok
Klaster
Geographic
Information
System
Pariwisata
Menurut Undang-Undang No.9 Tahun 1990,
Kepariwisataan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan dan pengusahaan objek dan daya tarik wisata, usaha
sarana wisata, usaha jasa pariwisata, serta usaha-usaha lain yang
terkait.
Wisata Pantai
Wisata Etnik
Wisata Cagar Alam
Wisata Buru
Wisata Agro
Wisata Budaya
Peninggalan sejarah kepurbakalaan dan monumen
Museum dan fasilitas budaya lainnya
Konsep Klaster
Pengertian mengenai klaster industri telah banyak
dirumuskan oleh berbagai pakar dan institusi baik itu
berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Antara lain
: Rosenfeld (1997), Feser (1998), Munnich Jr et al (1999),
Roelandt dan Hertag (1999), Porter (2000), Kaibori
(2001), Van der Berg et al (2001), dll.
Berdasarkan beberapa pemaparan mengenai konsep
klaster tersebut maka klaster industri dapat dikatakan
sebagai :
Suatu sistem yang terdiri dari sekelompok
perusahaan atau institusi yang secara sinergis saling
terkait dan bergantung satu sama lain yang bertujuan
memperkuat daya saing industri maupun produk
karena faktor geografis .
Manfaat GIS
Mendukung pengambilan keputusan dalam
mengelola penggunaan lahan, sumber daya,
transportasi, penjualan, kelautan,dll
Pengendalian dan pengawasan tata ruang
Metodologi
Penelitian
Metodologi
Penelitian
Metode Analitis
Geographic Information System (GIS)
Konsentrasi Spasial Geografi
Analitic Network Process
Data Sekunder
Data Persebaran Sektor Usaha Pariwisata
dan Persebaran Kabupaten
Data Rencana Penggunaan Lahan Saat ini
dan Mendatang
Data Jumlah Tenaga kerja
Data Zonasi Pariwisata
Pemilihan Pakar
Pakar yang dipilih antara lain:
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Nusa Tenggara Barat
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Provinsi Nusa tenggara Barat
Data Primer
Data hasil kuisioner 1
Untuk menghitung nilai bobot kriteria zona
pariwisata.
Data hasil kuisioner 2
Untuk menghitung nilai bobot kriteria
investasi unit usaha pariwisata
Budaya
Citra
Harga
Keindahan Alam
Keamanan
Pantai
Penduduk Sadar Pariwisata
Relaksasi
Data Kuantitatif
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Nusa Tenggara Barat
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Provinsi Nusa tenggara Barat
Penentuan Klaster
- Menggunakan Metode Konsentrasi Spasial
Geografi
- Uji Location Quotient (LQ)
- Location Quotient digunakan dalam
menentukan apakah suatu lokasi tertentu dapat
digunakan sebagai sektor basis di zona
tersebut..
- Berbasis jumlah tenaga kerja suatu daerah.
- Rumusan mengenai location quotient terdapat
pada persamaan 2.1.
Hasil LQ
LQ > 1
Terdapat 15 klaster yang terbentuk
No
Sektor/i
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Pondok Wisata
Rumah Makan
Biro Perjalanan
Hiburan Penunjang
Pondok Wisata
Biro Perjalanan
Guide
Hotel Melati
Rumah Makan
Hotel Melati
Hotel
Hotel Melati
Diving
Kerajinan
Pondok Wisata
Zona/Wilayah
Analisis
Suranadi
Suranadi
Suranadi
Senggigi
Gunung Rinjani
Gunung Rinjani
Gunung Rinjani
Gili Gede
Gili Gede
Silong Belanak
Kute
Kute
Kute
Dusun Sade
Gili Sulat
LQ
3,91
1,39
2,07
1,10
2,68
1,23
11,02
5,81
1,56
17,43
1,52
1,97
2,31
3,19
36,08
Level Kriteria
Keindahan Alam
Level Kriteria
Relaksasi
Kelestarian
Ekositem Alam
Suasana Tenang
Keanekaragaman
Flora dan Fauna
Udara Segar
Level Kriteria
Keamanan
Pantai
Harga
Gunung
Rinjani
Kerajinan
Keramahan
Penduduk
Sewa Peralatan
Makanan
Senggigi
ALTERNATIF
Kute
Gili Indah
Suranadi
Peninggalan
Bersejarah
Akomodasi
Silong Belanak
Dusun sade
Kesenian
Pasir Putih
Gili Gede
Menjaga Kualitas
Pariwisata
Ombak
Tinggi
Benang
Setokel
Penduduk Sadar
Pariwisata
Fasilitas Permainan
Pantai
Penjaga Pantai
(Pariwisata)
Budaya
Citra
Relaksasi
Gili Sulat
Bobot
0,1625
0,1453
0,1367
0,1274
0,0960
0,0827
0,0799
0,0695
0,0691
0,0310
Prioritas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kriteria
Daya Tarik
Objek
Infrastruktur
Resiko
Perilaku
Masyarakat
Keamanan
Peraturan dan
Kebijakan Daerah
Level Kriteria
Resiko
Level Kriteria
Keamanan
Sepi Pengunjung
Lembaga
Pariwisata
Ancaman
Terorisme
Polisi
Pariwisata
Level Kriteria
Infrastruktur
Keunikan Objek
Wisata
Akses Jalan
Kunjungan
Wisatawan
Alternative
Hotel
Hotel Melati
Biro Perjalanan
Pondok Wisata
Guide
Diving
Rumah Makan
Hiburan
Penunjang
Kerajinan
Bobot
0,1968
0,1684
0,1278
0,1170
0,1098
0,0931
0,0795
0,0618
0,0459
Priority
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Zona/Wilayah
Analisis
Kute
Gunung Rinjani
Kute
Kute
Gunung Rinjani
Senggigi
Suranadi
Suranadi
Silong Belanak
Gili Gede
Gunung Rinjani
Gili Sulat
Gili Gede
Suranadi
Dusun Sade
Bobot
Priority
0,03197
0,02301
0,02077
0,01901
0,01500
0,01155
0,01054
0,00894
0,00888
0,00883
0,00845
0,00787
0,00643
0,00593
0,00377
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Analisa Sensitivitas
Zona Pariwisata
No
Kriteria
1
2
3
4
5
6
7
8
Budaya
Citra
Harga
Keamanan
Keindahan Alam
Pantai
Penduduk Sadar Wisata
Relaksasi
Min
Bobot
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
Bobot
Perubahan
76,04%
19,47%
56,05%
34,21%
17,11%
Infinity
10,08%
24,21%
Max
Bobot
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Perubahan
Prioritas
Dusun Sade
Senggigi
Senggigi
Senggigi
Gunung Rinjani
Kuta
Senggigi
Gili Sulat
Analisa Sensitivitas
Investasi Unit Usaha
No
Kriteria
Min
Bobot
Bobot
Perubahan
Max
Bobot
Perubahan
Prioritas
0,00%
53,94%
100%
Guide
Infrastruktur
0,00%
Infinity
100%
Hotel
Keamanan
0,00%
71,83%
100%
Guide
0,00%
Infinity
100%
Hotel
Prilaku Masyarakat
0,00%
Infinity
100%
Hotel
Resiko
0,00%
Infinity
100%
Hotel
Kesimpulan
Berdasarkan hasil GIS zona ruang yang diperoleh,
perkebunan, hutan lindung, dan cagar alam sebagai zona
yang dominan pada Pulau Lombok. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa Pulau Lombok yang masih
begitu alami sangat cocok untuk dikembangkan untuk
sektor agrowisata dan pariwisata.
Berdasarkan LQ, dari 161 klaster untuk investasi unit
usaha pariwisata diperoleh 15 klaster potensial yang
menjadi alternatif. Alternatif yang memiliki nilai LQ
tertinggi adalah pondok wisata pada zona Gili sulat yakni
sebesar 36,08 pada zona. Sedangkan untuk nilai LQ
terkecil sebesar 1,10 adalah hiburan penunjang pada zona
Senggigi.
Cont
Hasil dari perhitungan ANP pada zona pariwisata
didapatkan Kute memiliki nilai bobot yang paling
besar,dimana nilai ini menunjukan zona Kute merupakan
prioritas pembangunan zona pariwisata yang utama
dengan besar bobot 0,1652. Sedangkan untuk hasil
perhitungan ANP untuk investasi unit usaha pariwisata
didapatkan hotel memiliki nilai bobot terbesar dengan
nilai 0,1968, dimana nilai ini menunjukkan bahwa untuk
investasi unit usaha hotel merupakan prioritas untuk
dikembangkan.
Saran
Melakukan penelitian dengan topik serupa namun
menggunakan pendekatan metode MCDM yang
lain sehingga dapat dibandingkan hasilnya.
Penyelesaian pemilihan zona pariwisata dan
investasi unit usaha pariwisata ini masih perlu
dikembangkan untuk melihat permasalahan
secara utuh.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
TERIMAKASIH
Penelitian Terdahulu
Penulis
Tahun
Ahmad Affandi
2008
Objek
Metodologi
Kategori
Industri
Manufactur Jawa
Timur
Konsentrasi Spasial
Geografi dan Fuzzy
MCDM
Tugas Akhir
2002
Industri
Manufactur Jawa
Timur
Konsentrasi Spasial
Geografi
Tugas Akhir
Indar Nurtrihansyah
2011
SUTET
Tugas Akhir
Jordanian National
Competitiveness Team
/ Ministry of Planning
1999
Pariwisata Jordania
Klaster
Penlitian
Internasional
M.A. Sharifi, L.
Boerboom, K. B.
Shamsudin, Loga
Veeramuthu
2006
Lembah Klang
Spatial Multiple
Criteria Decision
Analysis
Jurnal
Internasional
Vibiz Regional
Research Center
2010
Pariwisata Lombok
Tengah
2010
Labraturium X
Erlangga Agustino
Yani Handayani
Topik/Judul
Penerapan Metode Spasial
Geografi dan Fuzzy MCDM untuk
menentukan Jlaster Industri Jawa
Timur
Jurnal Nasional
ANP, P-Median
Tugas Akhir