BAB II Teori Elemen Mesin I
BAB II Teori Elemen Mesin I
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Jenis jenis Sambungan
Bila ditinjau, konstruksi mesin itu terdiri dari beberapa bagian, dimana
dalam hal ini tidak dapat dicegah untuk mengingat beberapa faktor sebagai
berikut :
a. Cara kerja mesin tidak memungkinkan dibuat hanya dari satu bagian.
b. Bentuk-bentuk dari suatu konstruksi tidak memungkinkan untuk dibuat
dari satu bagian.
c. Jika satu bagian tidak dapat dipergunakan lagi, maka konstruksi
tesebut harus mudah diperbaiki dengan hanya mengganti bagian yang
rusak tersebut, sehingga tidak melakukan penggantian seluruhnya.
d. Tiap bagian dari konstruksi tersebut mempunyai fungsi tersendiri dan
masing-masing bagian mempunyai gaya-gaya tersendiri, sehingga
setiap bagian tersebut dibuat dari bahan-bahan tertentu yang sesuai
dengan kekuatan untuk mengatasi gaya-gaya tersebut.
Dari faktor-faktor tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
untuk membuat suatu konstruksi lebih dahulu dibuat bagian-bagiannya
kemudian baru disambung antara yang satu dengan lainnya.
Untuk keadaan ini maka sangat perlu dimengerti tentang metodametoda sambungan yang meliputi macam-macam sambungan dan dalam
pelaksanaanya sangat erat hubungannya untuk apa konstruksi tersebut akan
digunakan. Tiap-tiap penyambungan itu ada perbedaan sifat, baik cara
menyambungnya maupun dalam daya tahannya.
Secara umum sambungan dapat dikategorikan atas 2 macam yaitu :
1. Sambungan tidak tetap
2. Sambungan tetap
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
2.2
cair
adalah
cara
pengelasan
dimana
sambungan
Perincian Lebih Lanjut Dari Klasifikasi Ini Dapat Dilihat Pada Tabel 2.1
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
JURUSAN TEKNIK MESIN
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
10
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
Gambar 2.2 Butiran las elektroda yang terbawa oleh arus listrik
Secara umum logam mempunyai sifat mampu las yang tinggi jika
pemindahan terjadi dengan butiran halus. Sedangkan pola pemindahan
cairan dipengaruhi oleh besar kecilnya arus dan juga oleh komposisi fluks
yang digunakan. Selama proses pengelasan, bahan fluks yang digunakan
untuk menutupi logam cair yang terkumpul pada permukaan sambungan dan
bekerja sebagai penghalang oksidasi.
Didalam las elektroda terbungkus fluks memegang peran penting
karena fluks bertindak sebagai :
a. Pemantap busur dan penyebab kelancaran pemindahan butir-butir
logam.
b. Sumber gas/terak dapat melindungi logam dari udara disekitarnya.
c. Pengaturan penggunaan.
d. Sumber unsur-unsur paduan.
Di negara-negara industri, elektroda terbungkus sudah banyak yang
distandarkan berdasarkan penggunaannya. Beberapa standar industri seperti
ASTM dan JIS. Untuk standar ASTM didasarkan pada standar Asosiasi Las
Amerika ( A M S ), beberapa elektroda yang berstandard pada ASTM dapat
dilihat pada tabel 2.2
11
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
12
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
Dalam las busur tanpa gas ditentukan oleh pelindung kawat las,
deoksidator dan denitrator.
13
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
tumpul
adalah
sambungan
yang
paling
efisien.
14
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
15
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
16
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
17
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
Sambungan alur
18
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
2.4
Proses Pengelasan
Proses pengelasan sangat luas, dikelompokkan menjadi 2 bagian :
1.
2.
Las Thermal
2.
Las Gas
3.
Las Listrik
19
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
pada
gambar
2.10,
sebuah
penurunan
kecil
adalah
pembentukan dalam alas besi dan besi cair disimpan mengelilingi tepi dari
penurunan kerak-kerak yang timbul. Setelah itu pengelasan dibersihkan
setelah las dingin.
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
JURUSAN TEKNIK MESIN
20
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
Lambang-lambang Pengelasan
Cara-cara pengelasan yang telah dibahas sebelumnya harus
21
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
22
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
23
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
2.6
p . Dd . X
t = -------------------------2.Z.
+ 1
Dimana :
t
24
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
X = Koefisien ketentuan
Z = Proses kampuh
=4
= 4,5 7
=9
untuk
pecah
sepanjang
sambungan
yang
memanjang,
p . Dd . X
t = -------------------------4.Z.
+ 1
(mm)
25
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
tebal harus di miringkan pada kedua sisi sehingga ujungnya memiliki ukuran
tebal yang sama.
2.6.3 Pemeriksaan Tegangan Keliling yang Terjadi pada
Bejana Tekan Berbentuk Silinder
Tekanan yang terjadi didalam bejana secara radial cenderung untuk
memecahkan sambungan memanjang. Untuk menjaga kecenderungan ini,
tegangan tarik yang dihasilkan pada dinding tangki disebut tegangan keliling
Stc ( circumferential ) yang bekerja pada sambungan memanjang.
Tekanan dalam ( P ) bekerja secara radial dan terdistribusi seragam
pada permukaan lengkungan. Total gaya yang bekerja pada lengkungan
adalah perjumlahan dari komponen gaya vertikal dalam tekanan dalam
sepanjang jarak keliling ( L ).
Untuk luas yang diproyeksikan adalah sama dengan L. Di, dimana Di
adalah diameter dalam silinder.
Total gaya resultante ( P ) dapat dihitung dengan persamaan :
P = p . L . Di
Tegangan
tarik
pada
keliling
(N)
dinding
bejana
dihitung
berdasarkan
persamaan :
Tc
p.2
p . L . Di
p . Di
t.L
2.t.t
( N/mm )
2t
Dimana :
Stc
p
Di
T
26
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
. Di
P = p ______ ---------------------------------------------------- 1
4
Asumsi tegangan longitudinal ( Stc ) pada dinding bejana dengan
ketebalan dinding yang seragam dapat dihitung berdasarkan persamaan :
p
Stc = __________ ---------------------------------------------- 2
. Dc . t
Dimana Dc = diameter tusuk dinding, Di ~ Dc
Dari persamaan diatas, kita substitusikan pers. 1 dan pers. 2, maka :
P ( . Di 4 )
p . Di
. Dc . t
4.t
27
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
a = _____
A
Dimana :
P
28
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
Dimana :
Dimana :
= t+ 3
29
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
3.P
= _______ + ________
2.F
2.F
4.P
2.p
= _______ = _______
2.F
= a 2
a =_____
2
30
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
a = 0, 71
Tegangan tarik ideal tidak boleh lebih besar dari tegangan tarik yang
diizinkan dari bahan las.
Persamaan beban P yang diizinkan oleh las sudut berubah menjadi :
P 0, 71 . . A
( Newton )
Dimana :
t = ______
h.l
Dimana :
= Panjang las ( mm )
31
Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las
32