Anda di halaman 1dari 28

Elemen Mesin I

Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

BAB II
TEORI DASAR
2.1 Jenis jenis Sambungan
Bila ditinjau, konstruksi mesin itu terdiri dari beberapa bagian, dimana
dalam hal ini tidak dapat dicegah untuk mengingat beberapa faktor sebagai
berikut :
a. Cara kerja mesin tidak memungkinkan dibuat hanya dari satu bagian.
b. Bentuk-bentuk dari suatu konstruksi tidak memungkinkan untuk dibuat
dari satu bagian.
c. Jika satu bagian tidak dapat dipergunakan lagi, maka konstruksi
tesebut harus mudah diperbaiki dengan hanya mengganti bagian yang
rusak tersebut, sehingga tidak melakukan penggantian seluruhnya.
d. Tiap bagian dari konstruksi tersebut mempunyai fungsi tersendiri dan
masing-masing bagian mempunyai gaya-gaya tersendiri, sehingga
setiap bagian tersebut dibuat dari bahan-bahan tertentu yang sesuai
dengan kekuatan untuk mengatasi gaya-gaya tersebut.
Dari faktor-faktor tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
untuk membuat suatu konstruksi lebih dahulu dibuat bagian-bagiannya
kemudian baru disambung antara yang satu dengan lainnya.
Untuk keadaan ini maka sangat perlu dimengerti tentang metodametoda sambungan yang meliputi macam-macam sambungan dan dalam
pelaksanaanya sangat erat hubungannya untuk apa konstruksi tersebut akan
digunakan. Tiap-tiap penyambungan itu ada perbedaan sifat, baik cara
menyambungnya maupun dalam daya tahannya.
Secara umum sambungan dapat dikategorikan atas 2 macam yaitu :
1. Sambungan tidak tetap
2. Sambungan tetap

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

2.1.1 Sambungan Tidak Tetap


Sambungan tidak tetap yaitu sambungan yang sewaktu-waktu dapat
dilepas tanpa harus merusak bagian dari sambungan itu sendiri. Sambungan
tidak tetap didefinisikan sebagai sambungan yang dapat dilepas sesuai
kondisi pemakainya. Jenis-jenis sambungan tidak tetap ini antara lain ialah
sebgai berikut :
1. Sambungan baut dan sekrup
2. Sambungan pasak
2.1.1.1 Sambungan Baut dan Sekrup
Sambungan baut dan sekrup merupakan sambungan yang sewaktuwaktu dapat merusak dari sambungannya.
Sebagai pengikat sambungan, ada beberapa cara mengikat dengan
baut yaitu :
a. Baut biasa, pengikat dengan menggunakan mur.
b. Baut Tap, tidak menggunakan mur, baut dikencangkan pada lubang ulir
pada bagian konstruksinya.
c. Baut dada, ujung pangkal batang baut berulir, pada ujung yang satu
disekrupkan pada bagian konstruksi, dan mur dipasang pada ujung
yang lain.
d. Baut tanam, baut yang ditanam pada bagian konstuksi dengan tidak
muncul pada permukaan. Baut tanam biasanya berfungsi sebagai
pencegah putaran antara poros dan roda, penekan pasak dan penyetel
bilah inset peralatan luncur.
2.1.1.2 Sambungan Pasak
Pasak merupakan suatu elemen penyambung yang banyak digunakan
untuk meyambung elemen-elemen pada suatu konstruksi mesin seperti
antara roda gigi dan poros, puli dan poros.
Sambungan pasak merupakan sambungan yang dapat dilepas pada
kondisi pemakaian tertentu seperti halnya pada baut dan sekrup.

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

2.1.2 Sambungan Tetap


Sambungan tetap yaitu sambungan yang tidak menginginkan adanya
gerakan pada komponen-komponen yang disambung. Pada sambungan tetap
komponen yang disambung tidak dapat disambungkan tanpa merusak dari
sambungannya itu sendiri.
Jenis-jenis sambungan tetap antara lain :
1. Sambungan keling
2. Sambungan solder
3. Sambungan las
2.1.2.1 Sambungan Keling
Sambungan keling digunakan untuk menyambung dua atau lebih
elemen yang mana dihasilkan suatu sambungan yang permanen. Elemen
penyambung berupa paku keling.
2.1.2.2 Sambungan Solder
Sambungan solder adalah cara penyambungan yang menggunakan
logam sebagai elemen penyambungnya yang dicairkan dengan titik lebur
logam-logam yang akan disambung.
2.1.2.3 Sambungan Las
Sambungan las adalah cara penyambungan bagian-bagian logam
dengan atau tanpa suatu logam tambahan, sehingga bagian yang disambung
bersatu. Untuk penampang yang agak tebal digunakan metoda-metoda terak
listrik, las busur redam. Pelat-pelat yang relatif tipis disambung dengan busur
api pelat dilindungi gas CO2 dan busur api manual.
Pipa-pipa berdinding tebal sering diberi akal harus dengan penetrasi
rata, yang dimaksudkan dengan digunakannya bahan tambah. Untuk
sambungan tumpang pada pelat yang relatif tipis digunakan pengelasan
tahanan berupa pengelasan oksiasetlin yang digunakan pada penampangpenampang pelat tipis seperti pengelasan body otomotif.

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

2.2

Klasifikasi Cara-cara Pengelasan


Secara konvensional cara-cara pengklasifikasian dapat dibagi 2

golongan yaitu klasifikasi berdasarkan cara kerja dan klasifikasi berdasarkan


enegi yang digunakan.
Klasifikasi pertama membagi las dalam :

Kelompok las cair

Kelompok las tekan

Kelompok las patri dll.

Klasikasi kedua membagi las dalam :

Kelompok las listrik

Kelompok las kimia

Kelompok las mekanik


Diantara kedua klasifikasi ini, pengelasan yang paling banyak

digunakan adalah klsifikasi berdasarkan cara kerja.


Berdasarkan klasifikasi cara kerja, pengelasan dapat dibagi dalam 3
kelas utama, yaitu :
1. Pengelasan

cair

adalah

cara

pengelasan

dimana

sambungan

dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik


atau semburan api gas yang terbakar.
2. Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan
dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.
3. Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan
disatukan dengan menggunakan panduan logam yang mempunyai titik
cair rendah.

Perincian Lebih Lanjut Dari Klasifikasi Ini Dapat Dilihat Pada Tabel 2.1
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
JURUSAN TEKNIK MESIN

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

Tabel 2.1 Klasifikasi Cara Pengelasan

Dari klasifikasi tersebut cara yang paling umum digunakan untuk


konstruksi mesin ketel atau tangki bertekanan adalah las busur listrik.
Dalam prakteknya las busur listrik yang digunakan adalah :
1. Las busur elektroda terbungkus
2. Las busur listrik dengan pelindung gas
3. Las busur listrik dengan pelindung bukan gas

2.2.1 Las Elektroda Terbungkus


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
JURUSAN TEKNIK MESIN

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

Las elektroda terbungkus adalah cara pengelasan yang paling banyak


digunakan pada masa kini. Dalam cara pengelasan ini digunakan kawat
elektroda logam yang dibungkus dengan fluks. Pada gambar 1.1 busur listrik
terbentuk diantara logam induk dan ujung elektroda, karena panas dari busur
ini maka logam induk dan ujung elektroda tersebut mencair dan kemudian
membeku bersama.

Gambar 2.1 Las busur listrik elektoda terbungkus

Proses pemindahan logam elektroda terjadi pada saat ujung elektroda


mencair dan membeku butir-butir yang terbawa oleh arus listrik yang terjadi.
Jika digunakan arus listrik yang besar maka butiran logam cair yang terbawa
menjadi halus, sebaliknya bila arus listrik kecil maka butirannya menjadi
besar, seperti yang terlihat pada gambar 2.2

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

10

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

Gambar 2.2 Butiran las elektroda yang terbawa oleh arus listrik
Secara umum logam mempunyai sifat mampu las yang tinggi jika
pemindahan terjadi dengan butiran halus. Sedangkan pola pemindahan
cairan dipengaruhi oleh besar kecilnya arus dan juga oleh komposisi fluks
yang digunakan. Selama proses pengelasan, bahan fluks yang digunakan
untuk menutupi logam cair yang terkumpul pada permukaan sambungan dan
bekerja sebagai penghalang oksidasi.
Didalam las elektroda terbungkus fluks memegang peran penting
karena fluks bertindak sebagai :
a. Pemantap busur dan penyebab kelancaran pemindahan butir-butir
logam.
b. Sumber gas/terak dapat melindungi logam dari udara disekitarnya.
c. Pengaturan penggunaan.
d. Sumber unsur-unsur paduan.
Di negara-negara industri, elektroda terbungkus sudah banyak yang
distandarkan berdasarkan penggunaannya. Beberapa standar industri seperti
ASTM dan JIS. Untuk standar ASTM didasarkan pada standar Asosiasi Las
Amerika ( A M S ), beberapa elektroda yang berstandard pada ASTM dapat
dilihat pada tabel 2.2

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

11

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

Tabel 2.2. Spesifikasi elektroda terbungkus dari baja lunak

2.2.2 Las Busur dengan Pelindung Gas


Las busur dengan pelindung gas biasanya dibagi atas dua kelompok
yaitu elektroda tak terumpan dan elektoda terumpan.
Kelompok elektroda terumpan sebagai elektodenya digunakan kawat
las, sedangkan elektroda tak terumpan menggunakan batang wolfram
sebagai elektrodanya yang menghasilkan busur listik tanpa turut mencair.
Kedua kelompok dapat dilihat pada gambar 2.3.
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
JURUSAN TEKNIK MESIN

12

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

Gambar 2.3 Las busur dengan pelindung gas

2.2.3 Las Busur Dengan Pelindung Bukan Gas


Sesuai dengan namanya, pengelasan ini tidak menggunakan selubung
gas apapun juga. Karena itu proses pengelasan menjadi lebih sederhana.
Berhubung tak ada gas dari luar yang melindungi, maka pada
pengelasan ini digunakan kawat las berisi fluks yang bersifat sebagai berikut :

Dapat menghasilkan gas yang banyak dan menghasilkan terak.

Mempunyai sifat deoksidator dan denitrator.

Dapat memantapkan busur.

Dalam las busur tanpa gas ditentukan oleh pelindung kawat las,
deoksidator dan denitrator.

2.3 Jenis-jenis Sambungan Las dan Bentuk Akur


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
JURUSAN TEKNIK MESIN

13

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

Sambungan las dalam konstruksi baja pada dasarnya dibagi dalam


beberapa macam, seperti :
1. Sambungan Tumpul,
2. Sambungan Sudut,
3. Sambungan Tumpang,
4. Sambungan Sisi,
5. Sambungan Dengan Pengikat, dan
6. Sambungan T.
2.3.1 Sambungan Tumpul
Sambungan

tumpul

adalah

sambungan

yang

paling

efisien.

Sambungan ini dibagi menjadi dua, yaitu :

Sambungan penetrasi penuh (sambungan tanpa plat pembantu)

Sambungan penetasi sebagian (sambungan dengan plat pembantu)


Bentuk alur dalam sambungan tumpul sangat mempengaruhi efisiensi

pengerjaan, efisiensi sambungan dan jaminan sambungan. Karena itu


pemilihan bentuk alur sangat penting. Bentuk alur dan ukuran alur sudah
banyak distandarkan dalam standar AWS, DIN, GOST, dan JSSC.
Pada dasarnya dalam memilih bentuk alur harus menuju pada
penurunan masukan panas dan penurunan logam las sampai pada harga
terendah sehingga

tidak menurunkan mutu sambungan. Bentuk dan alur

sambungan gas dapat dilihat pada gambar 2.4.

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

14

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

Gambar 2.4 Bentuk dan alur sambungan las

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

15

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

2.3.2. Sambungan Sudut


Dalam sambungan ini dapat terjadi penyusutan dalam arah tebal plat
yang dapat menyebabkan terjadinya letak lamel. Hal ini dapat dihindari
dengan membuat alur pada pelat tegak. Bila pengelasan dalam tidak dapat
dilakukan karena sempitnya ruang, maka pengelasan dapat dilakukan dengan
pengelasan tembus (lihat gambar 2.5).

Gambar 2.5 Bentuk dan aluran sambungan sudut


2.3.3 Sambungan Tumpang
Sambungan tumpang dibagi dalam tiga jenis seperti pada gambar 1.6.
Karena sambungan ini efisiensinya rendah, maka jarang sekali digunakan
untuk pengelasan pada sambungan utama. Sambungan tumpang biasanya
dilakukan dengan las dan las isi.

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

16

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

Gambar 2.6. Sambungan tumpang


2.3.4 Sambungan Sisi
Sambungan las sisi dibagi dengan sambungan las dengan alur dan
sambungan las ujung. Untuk sambungan las dengan alur pada pelatnya
dibuat alur, sedangkan sambungan las ujung tanpa alur. Bentuk sambungan
ini dapat dilihat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Sambungan sisi

2.3.5 Sambungan Las dengan Pelat Penguat


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
JURUSAN TEKNIK MESIN

17

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

Sambungan ini dibagi dalam dua bagian, yaitu :

Sambungan dengan pelat penguat tunggal

Sambungan dengan pelat penguat ganda


Dengan alasan yang sama dengan sambungan tumpang, maka
sambung-

an ini jarang digunakan untuk penyambungan konstuksi utama. Bentuk dari


sambungan ini diperlihatkan pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Bentuk sambungan dengan pelat penguat


2.3.6 Sambungan T
Pada sambungan ini secara garis besar dibagi dalam dua jenis, yaitu :

Sambungan alur

Sambungan jenis las sudut


Dalam pelaksanaannya pengelasan mungkin sekali ada bagian batang

yang menghalangi, yang hal ini dapat memperbesar sudut.

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

18

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

Gambar 2.9 Sambungan T

2.4

Proses Pengelasan
Proses pengelasan sangat luas, dikelompokkan menjadi 2 bagian :
1.

Proses pengelasan dengan menggunakan panas sendiri ( las


lumer ).

2.

Proses pengelasan dengan mengunakan sebuah panduan dari


panas dan tekanan ( las tempa ).

2.4.1 Las Lumer


Di dalam las lumer bagian-bagian menjadi sambungan dalam posisi
lain, besi cair adalah cadangan untuk sambungan. Besi cair mungkin datang
dari logam induk atau besi penyokong yang penormalannya mempunyai
komposisi dari besi induk. Permukaan sambungan menjadi liat karena panas
dari besi penyokong cair, dan ketika besi cair beku atau aman sambungan
terbentuk.
Las lumer diklasifikasikan menjadi :
1.

Las Thermal

2.

Las Gas

3.

Las Listrik

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

19

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

2.4.1.1 Las Lumer


Dalam las Thermal sebuah campuran dari besi oksid dan aluminium.
Panggilan thermit adalah membakar dan besi oksid mengurangi besi cair.
Besi cair dituangkan ke dalam sebuah alat yang dibuat mengelilingi
sambungan dan pengamanan dengan bagian-bagian yang akan dilas.
Kebanyakan dari las thermal semua alat-alat dari bagian las adalah cair pda
waktu yang sama dan pendinginan las selalu seragam. Pada prinsipnya
sebuah leburan dan proses penuangan.
Las thermal sering kali digunakan dalam penyambungan besi dan alatalat baja, itu juga luas menjadi hasil pabrik dalam satu buah seperti kereta,
kerangka truk, rel KA. Bagian lainnya digunakan pada jalan kereta api, rangka
baling-baling dan rangka kemudi. Dalam pabrik-pabrik baja las thermit listrik
digunakan untuk mengganti perkakas gigi untuk las leher baru pada
penggiling dan roda gigi dan untuk memperbaiki pergeseran rusak.
2.4.1.2 Las gas
Las gas dibuat dengan memasang nyala api dari sebuah oxy-asetelin
atau gas hydrogen dari sebuah atas permukaan obor las dari pengerjaan
sambungan. Panas yang tinggi pada kerucut putih dari nyala api panas naik
kepermukaan setempat pada point lumer opertor memegang sebuah batang
las besi cadangan untuk las. Pemulasan digunakan untuk menghilangkan
kerak.
2.4.1.3 Las Listrik
Dalam las listrik pengerjaan pembuatan sama dengan gas. Besi
penyokong adalah penyediaan dengan metal las elektroda. Pekerjaan dengan
matanya dan pelindung muka, memukulbusur dengan memegang bagian dari
alas besi dengan elektroda. Alas besi yang berjalan dari busur uap yang
mencair, membentuk sebuah paluh dari besi cair yang tampaknya
membentuk gaya yang keluar dari paluh dengan ledakan dari busur.
Seperti

pada

gambar

2.10,

sebuah

penurunan

kecil

adalah

pembentukan dalam alas besi dan besi cair disimpan mengelilingi tepi dari
penurunan kerak-kerak yang timbul. Setelah itu pengelasan dibersihkan
setelah las dingin.
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
JURUSAN TEKNIK MESIN

20

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

Gambar 2.10 Penurunan Kerak

2.4.2 Las Tempa


Dalam las tempa, bagian-bagian menjadi sambungan pertama adalah
pemanasan pada penyokong temperatur dalam sebuah dapur ( ruang bakar )
atau tempa dan kemudian pemukulan. Metode dari las ini jarang digunakan
sekarang ini, las hambatan listrik adalah sebuah contoh dari las tempa.
Dalam las ini bagian-bagian yang akan disambung ditekan bersama
dan aliran listrik melalui satu bagian untuk kegunaan lainnya. Pemasangan
besi pada temperatur lumer dari sambungan.
2.5

Lambang-lambang Pengelasan
Cara-cara pengelasan yang telah dibahas sebelumnya harus

disampaikan perencanaan kepada tukang las. Cara penyampaian ini berupa


gambar, dan dilakukan dengan lambing-lambang khusus, untuk
penyederhanaan gambar.
Penyajian dengan lambang harus memberikan keterangan yang
diperlukan secara jelas dan lengkap, untuk jenis pengelasan yang diinginkan,
tanpa melebihi gambar dengan catatan-catatan atau keterangan-keterangan
dan pandangan tambahan.
Penyajian dengan lambang untuk penjelasan telah ditetapkan oleh ISO
2553 ( Weld Symbolic Representation on Drawing ), tetapi penggunaannya
masih ditangguhkan, oleh karena dua pengertian yang dapat disimpulkan

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

21

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

untuk sebuah lambang, karena cara-cara proyeksi yang digunakan, yaitu


proyeksi sudut ketiga ( Cara A ) atau cara proyeksi sudut pertama ( Cara E ).
2.5.1 Lambang-lambang Dasar
Untuk memperinci cara pengelasan atau jenis sambungan las pada
gambar, lambang-lambang dasar telah ditentukan pada lampiran 1.
Golongan-golongan las diberi cirri dengan lambang yang ada pada umumnya
sama denga bentuk las yang akan dibuat.
2.5.2 Lambang-lambang Tambahan
Untuk memperinci permukaan kontur las, proses penyeleseian,
pengelasan keliling atau pengelasan di lapangan, lambang-lambang
tambahan telah ditentukan, seperti pada lampiran 2.
2.5.3 Penyajian dalam Gambar
Dalam penyajian sambungan las dalam gambar, semua keterangan
terperinci untuk persiapan tepi-tepi bagian yang akan dilas, cara pengelasan
dan proses penyeleseian ( finishing ) harus dijelaskan. Untuk tujuan-tujuan
tersebut lambang-lambang pengelasan maupun ukuran-ukuran yang harus
dijelaskan pada garis referensi.

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

22

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

Gambar 2.11 Contoh penyajian gambar


Bentuk dan letak garis referensi serta lambang, mempunyai arti khusus
tersendiri, sesuai aturan-aturan dibawah ini :
1. Garis referensi terdiri atas garis dasar dan garis yang menentukan
pengelasannya. Sebuah garis ditarik pada sudut 60 o terhadap garis
dasar dan dapat ditekuk.
2. Bila alur dan lipatan ( Flare ) dipersiapkan hanya pada satu bagian saja
seperti pada laur tirus, alur J, alur tirus ganda, lipatan tirus, atau lipatan
tirus ganda, garis dasarnya harus ditempatkan pada bagian yang
ditempatkan pada bagian yang diberi alur, garis petunjuknya ditekuk
dengan panahnya menunjuk kepermukaan yang harus dialur atau
dilipat.
3. Lambang-lambang dan ukuran harus diletakkan dekat pada sisi bawah
garis dasar, bila sisi yang dilas adalah sisi yang ditunjukkan oleh panah
sisi dekat, dan diletakkan di atas garis dasar, bila sisi yang dilas
terletak disisi sebaliknya sisi jauh.
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
JURUSAN TEKNIK MESIN

23

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

4. Lambang-lambang tambahan untuk pengelasan di lapangan dan atau


pengelasan keliling, diletakkan pada perpotongan antara garis panah
dan garis dasar.
5. Keterangan-keterangan khusus seperti misalnya cara pengelasan dan
sebagainya, dijelaskan pada ekor garis dasar, bila dirasakan perlu.
6. Letak standar pada lambang-lambang dasar, ukuran-ukuran dan
keterangan-keterangan dijelaskan padalampiran.
Pada lampiran diperlihatkan cara menggambar garis dasar dan
lambang-lambang pengelasan.
2.5.4 Contoh-contoh Penyajian Lambang-lambang Las
Contoh-contoh penyajian lambang-lambang las dapat dilihat pada
lampiran. Pada lampiran ini, penyajian dapat dibandingkan dengan benda
sebenernya, agar pengertian penyajian di atas dapat dipahami.

2.6

Perhitungan Tebal Pelat untuk Bejana Tekan

2.6.1 Tebal Pelat pada Tangki Berbentuk Silinder Sambungan


Kampuh Memanjang Pelat
Tangki atau bejana bertekanan pada umumnya disambung dengan las
busur listrik dan memakai kampuh lurus memanjang. Untuk menentukan tebal
tangki / bejana tekan digunakan persamaan :

p . Dd . X

t = -------------------------2.Z.

+ 1

Dimana :
t

= Tebal pelat (cm)

P = Tekanan tangki/bejana (N/mm)


Dd = Diameter dalam tangki (mm)

= Tegangan tarik yang diizinkan bahan pelat (N/mm)

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

24

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

X = Koefisien ketentuan
Z = Proses kampuh

Pada bahan yang tidak pakai kampuh

=4

Pada las yang dilas pada dua sisi

= 4,5 7

Pada las yang satu sisi

=9

Yang berada dari 60 % - 90 % dan untuk sambungan yang tidak pakai


kampuh 100 %.

Koefisien ketentuan ( x ) harus demikian tinggi, karena tegangan penyusutan


dari pengelasan tegangan pemuaian ole berat tabung.
Faktor pembanding ( z ) tergantung pada kualitas sambungan las,
bertambah tingginya tegangan yang terjadi oleh penyambung yang tidak
sempurna. Perbedaan struktur, pekerjaan takik dan sebagainya.
Mengingat faktor korosi dan sebagainya, dikarenakan bejana yang
terpasang dilapangan / udara terbuka, maka tebal pelat ditambah 1 mm.
2.6.2 Tebal Pelat untuk Bejana Tekan dengan Sambungan
Kampuh Melintang
Bejana tekan berbentuk silinder dengan konstruksi silinder tertutup
cenderung

untuk

pecah

sepanjang

sambungan

yang

memanjang,

dikarenakan tekanan secara serempak menekan dan mendorong seluruh


bagian dinding bejana terutama pada sambungan keliling ini lebih rendah dari
sambungan melintang. Untuk menghitung tebal pelat pada sambungan ini
dipergunakan persamaan :

p . Dd . X

t = -------------------------4.Z.

+ 1

(mm)

Notasi pada persamaan diatas sama seperti perhitungan tebal kampuh


memanjang, jika ukuran tebal pelat berbeda maka pada bejana tekan,
kampuh las tidak boleh melebihi tebal pelat. Bila memungkinkan pelat yang
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
JURUSAN TEKNIK MESIN

25

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

tebal harus di miringkan pada kedua sisi sehingga ujungnya memiliki ukuran
tebal yang sama.
2.6.3 Pemeriksaan Tegangan Keliling yang Terjadi pada
Bejana Tekan Berbentuk Silinder
Tekanan yang terjadi didalam bejana secara radial cenderung untuk
memecahkan sambungan memanjang. Untuk menjaga kecenderungan ini,
tegangan tarik yang dihasilkan pada dinding tangki disebut tegangan keliling
Stc ( circumferential ) yang bekerja pada sambungan memanjang.
Tekanan dalam ( P ) bekerja secara radial dan terdistribusi seragam
pada permukaan lengkungan. Total gaya yang bekerja pada lengkungan
adalah perjumlahan dari komponen gaya vertikal dalam tekanan dalam
sepanjang jarak keliling ( L ).
Untuk luas yang diproyeksikan adalah sama dengan L. Di, dimana Di
adalah diameter dalam silinder.
Total gaya resultante ( P ) dapat dihitung dengan persamaan :
P = p . L . Di
Tegangan

tarik

pada

keliling

(N)
dinding

bejana

dihitung

berdasarkan

persamaan :
Tc

p.2

p . L . Di

p . Di

Stc = --------- = ------------ = ------------- = ---------T.L

t.L

2.t.t

( N/mm )

2t

Dimana :
Stc
p
Di
T

= Tegangan tarik yang bekerja pada keliling bejana tekan ( N/mm 2 )


= Tekanan dalam yang bekerja ( N/mm2)
= Diameter dalam bejana ( mm )
= Tebal dinding ( mm )

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

26

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

Pada bejana tekan yang tertutup, total gaya resultante yang


mendorong dan menarik dinding yang seragam dapat dihitung berdasarkan
persamaan :

. Di
P = p ______ ---------------------------------------------------- 1
4
Asumsi tegangan longitudinal ( Stc ) pada dinding bejana dengan
ketebalan dinding yang seragam dapat dihitung berdasarkan persamaan :
p
Stc = __________ ---------------------------------------------- 2

. Dc . t
Dimana Dc = diameter tusuk dinding, Di ~ Dc
Dari persamaan diatas, kita substitusikan pers. 1 dan pers. 2, maka :

P ( . Di 4 )

p . Di

Stc = _____________ = ________

. Dc . t

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

4.t

27

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

2.6.4 Perhitungan Las Sudut


Menurut standar N 659, haruslah penampang yang paling kecil yang
memindahkan gaya ke kampuh las, dihitung dengan persamaan :
A=a.l
Dimana :
A

= Luas penampang terkecil ( mm2 )

= Ukuran tebal las ( mm )

= Panjang las bersih ( mm )

Beban P yang diizinkan oleh las sudut didapat dengan persamaan :


P=A.

a = _____
A
Dimana :
P

= Beban yang diinginkan ( N )

= Penampang terkecil dari las ( mm2 )

= Tegangan yang diizinkan pada las, dihitung dalam arah beban P


( N / mm2 )
Harga a, tergantung pada bahan dan sudut yang dibuat, garis kerja P

dengan penampang terkecil dari las tersebut.


Ternyata beban P menyebabkan tegangan tarik dan tegangan gesekan
pada penampang terkecil dari las tersebut. Tegangan tarik didapat dengan
persamaan :

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

28

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

t = _______ ---------------------------------------------------- Pers. I


A . 2

Dimana :

= Tegangan tarik ( N / mm2 )

= Beban yang diizinkan ( N )

= Penampang terkecil ( mm2 )

Tegangan gesek yng terjadi dihitung dengan rumus sebagai berikut :

d = ________ ------------------------------------------------- Pers. II


A . 2

Dimana :

= tegangan gesek ( N / mm2 )


Dalam perhitungan kekuatan, dipakai tegangan tarik ideal , yang

memberikan hasil yang sama dengan t dan d bersama-sama. Tegangan


tarik ideal dihitung dengan persamaan Hubber dan Hencky :

= t+ 3

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

29

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

Jika persamaan I dan II disubstitusikan, maka didapat :


P

3.P

= _______ + ________
2.F

2.F

4.P

2.p

= _______ = _______
2.F

= _______ 2 ------------------------------------------------ Pers. III


F
Dari persamaan tegangan yang diizinkan dari las yang dihitung dalam arah
beban P,
P

a = ______ , disubstitusikan ke persamaan III akan didapat :


A

= a 2

a =_____
2

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

30

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

a = 0, 71
Tegangan tarik ideal tidak boleh lebih besar dari tegangan tarik yang
diizinkan dari bahan las.
Persamaan beban P yang diizinkan oleh las sudut berubah menjadi :
P 0, 71 . . A

( Newton )

Dimana :

= Tegangan tarik ideal ( Newton )

= Penampang terkecil dari las ( mm2 )

2.6.5 Perhitungan Kekuatan Sambungan Las Tumpul


Kekuatan sambungan las tumpul dihitung berdasarkan tegangan izin
dengan anggapan bahwa hubungan antara tegangan regangan dimana
tegangan terbesa yang terjadi boleh melebihi tegangan izin yang sudah
ditentukan sebelumnya.
P

t = ______
h.l
Dimana :

= Tegangan tarik bahan las ( N/mm2 )

= Beban yang diizinkan ( N )

= Tinggi las tumpul ( mm )

= Panjang las ( mm )

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

31

Elemen Mesin I
Perencanaan Tangki Kompresor dengan Sambungan Las

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN TEKNIK MESIN

32

Anda mungkin juga menyukai