Gangguan
Gangguan
A. Definisi Stress
Stres merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang dengan ancaman finansial,
emosional, mental dan sosial terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang
dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam (Panji dalam Astuti
2015).
Menurut Lazarus (1984) (dalam Suganda 2014), stres adalah suatu kondisi
atau perasaan yang dialami ketika seseorang menganggap bahwa tuntutan-tuntutan
melebihi sumber daya sosial dan personal yang mampu dikerahkan seseorang.
Seseorang hanya merasa sedikit stres jika dia memiliki waktu dan sumber daya yang
cukup untuk menangani sebuah situasi. Namun, jika seseorang menganggap dirinya
tidak mampu menangani tuntutan-tuntutan yang dibebankan kepadanya, stres yang
dirasakannya akan lebih besar.
B. Etiologi Stress
Menurut penelitan McEwen (2014), otak adalah organ pusat stres dan adaptasi
stres karena merasakan apa yang berpotensi mengancam dan menentukan respon
perilaku dan fisiologis. Selain itu, otak adalah target dari stres dan pengalaman stres
mengubah arsitekturnya, ekspresi gen dan fungsi melalui mekanisme neurobiologis
intern yang mana terdapat peredaran hormon-hormon yangberperan.
Stress terbentuk dari berbagai hal yang bisa berasal dari dalam tubuh ataupun
dari luar tubuh. Stress terjadi apabila stersor tersebut dirasakan dan dipersepsikan
sebagai ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang merupakan awal dari
gangguan kesehatan fisik dan psikologis yang berupa fungsi fisologis, kognitif, emosi,
dan perilaku (Gunawan dalam Suganda, 2014).
Beberapa jenis stresor :
1. Stersor biologik
Stresor biologik dapat berupa bakteri, virus, hewan, binatang, tumbuhan, dan
berbagai makhluk hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan. Tumbulnya jerwat,
demam, dan digigit binatang diperesepsikan dapat menjadi stresor dan
mengancam konsep dari individu.
2. Stresor fisik
Stersor fisik dapat berupa perubahan iklim, suhu, ciaca, geografi, dan alam. Letak
tinggal, demografi, jumlah anggota dalam keluarga, nutrisi, radiasi, kepadatan
penduduk, imigrasi, dan kebisingan.
3. Stersor kimia
Sterss kimia dapat berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh.
C. Tipe-tipe Stress
Mengelola stres pada diri sendiri bukanlah pekerjaan mudah, terutama pada
tipe stres yang berbeda satu sama lain yaitu stres akut dan stres kronis.
Stres dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Apabila ditinjau dari penyebab
stres, Kusmiyati dalam Sunaryo (2015) mengunkapkan bahwa stres dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau rendah,
suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau terserang arus listrik.
2. Stres kimiawi, disebabkan oleh asam atau basa kuat, obat-obatan, zat beracun,
hormon, atau gas.
3. Stres mikrobiologi, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan
penyakit.
4. Stres fisiologi, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, atau
sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh yang tidak normal.
5. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh adanya gangguan
pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua.
6. Stres psikisemosional, disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal, sosial,
budaya, atau keagamaan.
F. Reaksi stres
Menurut Helmi dalam Suganda (2014), terdapat 4 macam reaksi stres yang dapat
bereaksi positif dan negatif. Reaksi bersifat negatif diantaranya :
1. Reaksi Psikologis, biasanya dikaitkan pada aspek emosi, seperti mudah marah,
sedih, ataupun mudah tersinggung.
2. Reaksi fisiologis, biasanya muncul dalam bentuk keluhan fisik, seprti pusing,
nyeri tengkuk, tekanan darah naik, nyeri lambung, gatal-gatal di kulit, ataupun
rambut rontok.
3. Reaksi kognitif (proses berfikir), biasanya tampak dalam gejala sulit mengambil
keputusan.
4. Reaksi perilaku, pada para remaja tampak dari perilaku-perilaku menyimpang
seperti mabuk, memakai obat, frekuensi meroko meningkat, ataupun menghindari
bertemu dengan temannya.
Jenis-jenis
Stres
menurut
Quick
dan
Quick
dalam
Zulistianah
(2009)
itu, yang perlu diperhatikan adalah jenis asupan makanan komposisinya harus
seimbang antara karbohidrat, lemak, dan protein. Oleh karena asupan makanan juga
dapat menyebabkan timbulnya stress pada individu, terutama jenis makanan yang
mengandung lemak. Sebagai contoh kaum wanita yang banyak mengkonsumsi lemak
cenderung akan mengalami kegemukan, dan kegemukan adalah momok bagi kaum
wantia.
Selain itu, orang yang mengalami stress akan terjadi pemecahan lemak tubuh
sehingga menambah kandungan lemak dalam darah. Kondisi seperti itu akan
mengganggu sistem peredaran darah dan mengakibatkan penyumbatan dalam
pembuluh darah. Untuk itu, pola makan 4 sehat 5 sempurna perlu terus dilakukan,
agar individu dapat terhindar dari stress. Budaya makan makanan yang bersifat
instant harus segera dikikis guna menjamin asupan gisi yang sehat bagi jiwa dan raga.
Latihan pernapasan. Pernapasan yang baik adalah menarik napas secara
perlahan dan dalam yaitu menggunakan diagphragma (Jawa: unjal ambegan) dan
sesaat ditahan di perut, selanjutnya dikeluarkan secara perlahan pula. Cara bernapas
seperti ini sangat membantu mereduksi stress. Sebagai contoh, jika individu
mengalami jantung berdebardebar, lakukanlah bernapas secara perlahan dan dalam
maka denyut jantung relatih akan lebih lambat. Permasalahan yang muncul sekarang,
apakah pernapasan yang selama ini dilakukan oleh setiap individu sudah baik?
Adapun caranya dengan merasakan pada saat menghirup maupun mengeluarkan udara
yang dilakukan secara perlahan dan dalam dengan memanfatkan diagphragma. Untuk
itu, mulai dari sekarang perlu dilakukan latihan pernapasan yang baik dan benar agar
semua individu terhindar dari stress yang berat.
Sumber :
Astuti, Gdwi. 2015. Pengaruh stress kerja terhadap prestasi. http://.ejournal.pin.or.id
(diakses pada tanggal 19 Meret 2016)
McEwen, Bruce,dkk.2015. Recognizing resilien:Leraninr from the effects of stress on
the brain. http://.journals.elsevier.ac.els
Suganda.2014. Stress. repository.usu.ac.id(diakses pada tanggal 19 Maret 2016)
Sukadiyanto.2010. Stress dan Cara Menguranginya. http://.core.ac.uk (diakses pada
tanggal 19 Mret 2016)
Sunaryo. 2015. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta; Buku Kedokteran EGCe
Zulistianah.2009. Stress. http.digilib.ac.id (diakses pada tanggal 19 Maret 2016)