OSTEOARTRITIS
A.
Pengertian
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis
(sekalipun
terdapat
inflamasi
merupakan
kelainan
sendi
yang
(disabilitas).
3. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan,
sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan seseorang
menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.
4. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.
5. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya
ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis,
sedangkan
oleh
membran
sehingga
hemosiderin,
D. PATOFISIOLOGI
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang,
dan
progresif
lambat,
yang
seakan-akan
merupakan
proses
penuaan,
pertumbuhan
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang
melakukan sesuatu kegiatan fisik.
2. Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai
kegiatan fisik.
3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan
menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan
menimbulkan rasa nyeri.
4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang
pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah lanjut
dimana rawan sendi telah rusak berat.
Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada
osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas.
Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui
penyebabnya.
5. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam
ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6. Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
7. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- - Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal
Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
- Sedimentasi eritrosit meningkat
- Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
- Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur
dan bisa diperiksa secara makroskopik.
3. Pemerikasaan radiologi
Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai
penyempitan rongga sendi
-
H. PENATALAKSANAAN
a. Tindakan preventif
- Penurunan berat badan
- Pencegahan cedera
- Screening sendi paha
- Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja
b. Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul
c. Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alatalat
PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan
merasakan adanya perubahan pada sendi.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit,
ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
b. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
-
3. Aktivitas/Istirahat
- Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress pada sendi, kekakuan
pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris limitimasi fungsional yang
berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan, malaise. Keterbatasan
ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada sendi dan otot.
4. Kardiovaskuler
- Fenomena Raynaud dari tangan (misalnya pucat litermiten, sianosis kemudian kemerahan
pada jari sebelum warna kembali normal.
5. Integritas Ego
-
pekerjaan,
ketidakmampuan,
faktor-faktor hubungan.
- Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).
-Ancaman pada konsep diri, gambaran tubuh, identitas
ketergantungan pada orang lain.
pribadi,
misalnya
6. Makanan / Cairan
- Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi makanan atau cairan adekuat
mual, anoreksia.
- Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan pada membran
mukosa.
7. Hygiene
- Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan diri, ketergantungan pada orang
lain.
8. Neurosensori
- Kesemutan pada tangan dan kaki, pembengkakan sendi
9. Nyeri/kenyamanan
- Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan pembengkakan jaringan lunak
pada sendi. Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pagi hari).
10. Keamanan
- Kulit mengkilat, tegang, nodul sub mitaneus
- Lesi kulit, ulkas kaki
- Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga
- Demam ringan menetap
- Kekeringan pada mata dan membran mukosa
11. Interaksi Sosial
- Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain, perubahan peran: isolasi.
12. Penyuluhan/Pembelajaran
- Riwayat rematik pada keluarga
- Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan penyakit tanpa pengujian
- Riwayat perikarditis, lesi tepi katup. Fibrosis pulmonal, pkeuritis.
13. Pemeriksaan Diagnostik
- Reaksi aglutinasi: positif
- LED meningkat pesat
- protein C reaktif : positif pada masa inkubasi.
- SDP: meningkat pada proses inflamasi
- JDL: Menunjukkan ancaman sedang
- Ig (Igm & Ig G) peningkatan besar menunjukkan proses autoimun
C.INTERVENSI
No
DX
1
Intervensi
Rasional
Tujuan :
- Menunjukkan nyeri
hilang/terkontrol
Kriteria Hasil
- Klien terlihat rileks dapat
tidur/beristirahat
dan
berpartisipasi
dalam
aktivitas
- Mengikuti program terapi
Menggabungkan
keterampilan relaksasi dan
aktivitas hiburan ke dalam
program kontrol nyeri
6.
Membantu dalam
menentukan
kebutuhan
managemen nyeri
dan keefektifan
program.
Matras yang
lembut/empuk,
bantal yang besar
akan mencegah
pemeliharaan
kesejajaran tubuh
yang tepat.
Peninggian linen
tempat tidur
menurunkan
tekanan pada sendi
yang terinflamasi /
nyeri
Pada penyakit berat,
tirah baring
mungkin diperlukan
untuk membatasi
nyeri atau cedera
sendi.
Mencegah
terjadinya kelelahan
umum dan
kekakuan sendi.
Menstabilkan sendi,
mengurangi
gerakan/rasa sakit
pada sendi.
Panas meningkatkan
relaksasi otot dan
mobilitas,
menurunkan rasa
sakit dan
melepaskan
kekakuan di pagi
hari. Sensitifitas
pada panas dapat
dihilangkan dan
luka dermal dapat
disembuhkan.
pada
kelelahan
aktivitas
diinginkan
Untuk
mencegah
dan
diperlukan.
mempertahankan kekuatan.
- Bantu
bergerak dengan
Meningkatkan
fungsi
bantuan seminimal
mungkin.
stamina umum.
- Dorong
klien
- Memaksimalkan fungsi
mempertahankan postur
mobilitas.
- Berikan
lingkungan
Menghindari
cedera
jatuh.
menganjurkan untuk
menggunakan alat
sistemik akut
bantu.
- Berikan
obat-obatan
Klien dapat me
mpertahankan
keselamatan fisik.
Kendalikan
lingkungan dengan :
Menyingkirkan bahaya
yang tampak jelas,
mengurangi
potensial
cedera akibat jatuh
ketika tidur misalnya
menggunakan
penyanggah
tempat
tidur, usahakan posisi
tempat tidur rendah,
- Memantau regimen
medikasi
- Izinkan kemandirian
dan
kebebasan
maksimum
dengan
memberikan kebebasan
dalam lingkungan yang
aman,ketika
pasien
melamun
alihkan
perhatiannya ketimbang
mengagetkannya.
- Tentukan kebiasaan
tidur biasanya dan
biasanya dan perubahan
yang terjadi.
2. - Berikan tempat tidur
yang nyaman.
- Instruksikan tindakan 4.
relaksasi
- Tingkatkan regimen
kenyamanan waktu
tidur, misalnya mandi
hangat dan massage.
- Gunakan pagar tempat
tidur sesuai indikasi:
rendahkan tempat tidur
bila mungkin.
- Hindari mengganggui
bila mungkin, misalnya
membangunkan untuk
obat atau terapi
- Berikan sedative,
hipnotik sesuai indikasi
Klien dapat
melaksanakan aktivitas
per awatan sendiri
Mengungkapkan
peningkatan rasa percaya
kemampuan untuk
menghadapi penyakit,
perubahan gaya hidup
dan kemungkinan
keterbatasan.
- Membantu menginduksi
tidur
- Meningkatkan efek
relaksasi
- Dapat merasakan takut
jatuh karena perubahan
ukuran dan tinggi tempat
tidur, pagar tempat untuk
membantu mengubah posisi
- Tidur tanpa gangguan
lebih menimbulkan rasa
segar dan pasien mungkin
mungkin tidak mampu
kembali tidur bila
terbangun
- Mungkin diberikan untuk
membantu pasien tidur atau
istirahat.
- Kaji tingkat fungsi
- Mengidentifikasi tingkat
fisik
bantuan/dukungan yang
- Pertahankan mobilitas, diperlukan
kontrol terhadap nyeri 2. - Mendukung kemandirian
dan progran latihan
fisik/emosional
- Kaji hambatan
- Menyiapkan untuk
terhadap
meningkatkan kemandirian
partisipasi dalam
yang akan meningkatkan
perawatan diri,
harga diri
identifikasi untuk
- Memberikan kesempatan
modifikasi lingkungan
untuk dapat melakukan
- Identifikasikasi untuk
aktivitas secara mandiri
perawatan yang
diperlukan, misalnya;
lift, peninggian dudukan
toilet, kursi roda
- Dorong pengungkapan - Beri kesempatan untuk
mengenai masalah
mengidentifikasi rasa
mengenai proses
takut/kesal menghadapinya
penyakit,harapan masa
secara langsung.
depan.
- Mengidentifikasi
- Diskusikan arti dari
bagaimana penyakit
kehilangan/perubahan
mempengaruhi persepsi diri
pada pasien/orang
dan interaksi dengan orang
terdekat.
lain akan menentukan
- Memastikan
bagaimana pandangan
pribadi psien dalam
memfungsikan gaya
hidup sehari-hari
termasuk aspek-aspek
seksual.
- Diskusikan persepsi
pasien mengenai
bagaiman orang terdekat
menerima keterbatasan.
- Akui dan terima
perasaan berduka,
bermusuhan,
ketergantungan.
- Perhatikan perilaku
menarik diri,penguanan
menyangkal atau terlalu
memperhatikan
tubuh/perubahan.
- Susun batasan pada
prilaku maladaptive.
- Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
perilaku positif yang
dapat membantu
koping.
- Ikut sertakan pasien
dalam merencanakan
perawatan dan membuat
jadwal aktivitas.
- Rujuk pada konseling
psikiatri
- Berikan obat-obat
sesuai petunjuk
kebutuhan terhadap
intervensi atau konseling
lebih lanjut.
- Isyarat verbal/nonverbal
orang terdekat dapat
mempunyai pengaruh
mayor pada bagaimana
pasien memandang dirinya
sendiri.
- Nyeri melelahkan, dan
perasaan marah,
bermusuhan umum terjadi.
- Dapat menunjukkan
emosional atau metode
maladaptive, membutuhkan
intervensi lebih lanjut atau
dukungan psikologis.
- Membantu pasien
mempertahankan kontrol
diri yang dapat
meningkatkan perasaan
harga diri.
- Meningkatkan perasaan
kompetensi/harga diri,
mendorong kemandirian,
dan mendorong partisipasi
dan
terapi.
- Pasien/orang terdekat
mungkin membutuhkan
dukungan selama
berhadapan dengan proses
jangka
panjang/ketidakmampuan
- Mungkin dibutuhkan pada
saat munculnya depresi
hebat sampai pasien
mengembangkan
kemampuankoping yang
efektif