Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

OSTEOARTRITIS
A.

Pengertian
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis
(sekalipun

terdapat

inflamasi

merupakan

kelainan

sendi

paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan

yang

(disabilitas).

(Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087) .


Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Contantinides, 1994 yang dikutip oleh Wahjudi Nugroho, 2000).
Aging process dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan
dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut
bergantung pada masing-masing individu. Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi
proses penuaan secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial,
ekonomi dan psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri
maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular atau
akibat penuaan (degeneratif).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian
memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lansia.
B. ETIOLOGI
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:
1. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan
penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna
kuning.
2. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui
dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus
dikandungnya.

3. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan,
sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan seseorang
menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.
4. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.
5. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya
ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis,

sedangkan

wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.


6. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi
peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi

oleh

membran

sinovial dan sel-sel radang.


7. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi
akan membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang

sehingga

mempercepat proses degenerasi.


8. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang
berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan sendi,
ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan
produksi proteaglikan menurun.
9. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat menge
ndapkan

hemosiderin,

tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal monosodium

urat/pirofosfat dalam rawan sendi.


C. KLASIFIKASI
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :
a. Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang berhubungan
dengan osteoartritis
b. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur (Long, C Barbara,
2002 hal 336)

D. PATOFISIOLOGI
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang,
dan

progresif

lambat,

yang

seakan-akan

merupakan

proses

rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan

penuaan,
pertumbuhan

tulang baru pada bagian tepi sendi.


Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan
unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress biomekanik
tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida protein yang
membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan.
Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti
panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal
ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi
atau kurang digunakannya sendi tersebut.
Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa
tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan
sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik
sehingga menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang
pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi
tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi,
deformitas, adanya hipertropi atau nodulus. ( Soeparman ,2002).

F. MANIFESTASI KLINIS
1. Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang
melakukan sesuatu kegiatan fisik.
2. Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai
kegiatan fisik.
3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan
menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan
menimbulkan rasa nyeri.
4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang
pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah lanjut
dimana rawan sendi telah rusak berat.
Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada
osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas.
Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui
penyebabnya.
5. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam
ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6. Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
7. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- - Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal
Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
- Sedimentasi eritrosit meningkat
- Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
- Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita

2. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur
dan bisa diperiksa secara makroskopik.
3. Pemerikasaan radiologi
Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai
penyempitan rongga sendi
-

Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi


Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis

H. PENATALAKSANAAN
a. Tindakan preventif
- Penurunan berat badan
- Pencegahan cedera
- Screening sendi paha
- Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja
b. Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul
c. Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alatalat

ortotik untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi

d. Irigasi tidal ( pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen artroscopik,


e. Pembedahan; artroplasti

PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan
merasakan adanya perubahan pada sendi.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit,
ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
b. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
-

Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)


Catat bila ada krepitasi
Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan

C. Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral


-

Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang


Ukur kekuatan otot
Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

3. Aktivitas/Istirahat
- Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress pada sendi, kekakuan
pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris limitimasi fungsional yang
berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan, malaise. Keterbatasan
ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada sendi dan otot.
4. Kardiovaskuler
- Fenomena Raynaud dari tangan (misalnya pucat litermiten, sianosis kemudian kemerahan
pada jari sebelum warna kembali normal.
5. Integritas Ego
-

Faktor-faktor stress akut/kronis (misalnya finansial

pekerjaan,

ketidakmampuan,

faktor-faktor hubungan.
- Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).
-Ancaman pada konsep diri, gambaran tubuh, identitas
ketergantungan pada orang lain.

pribadi,

misalnya

6. Makanan / Cairan
- Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi makanan atau cairan adekuat
mual, anoreksia.
- Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan pada membran
mukosa.
7. Hygiene
- Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan diri, ketergantungan pada orang
lain.
8. Neurosensori
- Kesemutan pada tangan dan kaki, pembengkakan sendi
9. Nyeri/kenyamanan
- Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan pembengkakan jaringan lunak
pada sendi. Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pagi hari).
10. Keamanan
- Kulit mengkilat, tegang, nodul sub mitaneus
- Lesi kulit, ulkas kaki
- Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga
- Demam ringan menetap
- Kekeringan pada mata dan membran mukosa
11. Interaksi Sosial
- Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain, perubahan peran: isolasi.
12. Penyuluhan/Pembelajaran
- Riwayat rematik pada keluarga
- Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan penyakit tanpa pengujian
- Riwayat perikarditis, lesi tepi katup. Fibrosis pulmonal, pkeuritis.
13. Pemeriksaan Diagnostik
- Reaksi aglutinasi: positif
- LED meningkat pesat
- protein C reaktif : positif pada masa inkubasi.
- SDP: meningkat pada proses inflamasi
- JDL: Menunjukkan ancaman sedang
- Ig (Igm & Ig G) peningkatan besar menunjukkan proses autoimun

- RO: menunjukkan pembengkakan jaringan lunak, erosi sendi, osteoporosis pada


tulang yang berdekatan, formasi kista tulang, penyempitan ruang sendi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses
inflamasi, distruksi sendi.
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan perubahan otot.
3. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang.
4.Perubahan pola tidur berhubungan dengan nyeri
5.Kurang Perawatan Diri berhubungan dengan Kerusakan Auskuloskeletal: Penurunan
Kekuatan, Daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, Depresi.
6.Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum.

C.INTERVENSI

No
DX
1

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Rasional

Tujuan :
- Menunjukkan nyeri
hilang/terkontrol
Kriteria Hasil
- Klien terlihat rileks dapat
tidur/beristirahat
dan
berpartisipasi
dalam
aktivitas
- Mengikuti program terapi
Menggabungkan
keterampilan relaksasi dan
aktivitas hiburan ke dalam
program kontrol nyeri

- Kaji keluhan nyeri,


catat
lokasi
dan
intensitas nyeri (skala 0
10), catat faktor-faktor
yang mempercepat dan
tanda-tanda rasa nyeri.
- berikan matras atau
kasur keras, bantal
kecil. Tinggikan linen
tempat tidur sesuai
kebutuhan.
biarkan
pasien
mengambil posisi yang
nyaman pada waktu
tidur atau duduk di
kursi.
- Tingkatkan istirahat di
tempat tidur sesuai
indikasi.
- dorong untuk sering
mengubah posisi.
- Bantu pasien untuk
bergerak di tempat tidur,
sokong sendi yang sakit
di atas dan di bawah,
hindari gerakan yang
menyentak.

6.

Membantu dalam
menentukan
kebutuhan
managemen nyeri
dan keefektifan
program.
Matras yang
lembut/empuk,
bantal yang besar
akan mencegah
pemeliharaan
kesejajaran tubuh
yang tepat.
Peninggian linen
tempat tidur
menurunkan
tekanan pada sendi
yang terinflamasi /
nyeri
Pada penyakit berat,
tirah baring
mungkin diperlukan
untuk membatasi
nyeri atau cedera
sendi.
Mencegah
terjadinya kelelahan
umum dan
kekakuan sendi.
Menstabilkan sendi,
mengurangi
gerakan/rasa sakit
pada sendi.
Panas meningkatkan
relaksasi otot dan
mobilitas,
menurunkan rasa
sakit dan
melepaskan
kekakuan di pagi
hari. Sensitifitas
pada panas dapat
dihilangkan dan
luka dermal dapat
disembuhkan.

Klien mampu berpartisipasi - Pertahankan istirahat

pada

kelelahan

aktivitas

diinginkan

yang tirah baring/duduk jika

Untuk

mencegah
dan

diperlukan.

mempertahankan kekuatan.

- Bantu

bergerak dengan

Meningkatkan

fungsi

bantuan seminimal

sendi, kekuatan otot dan

mungkin.

stamina umum.

- Dorong

klien

- Memaksimalkan fungsi

mempertahankan postur

sendi dan mempertahankan

tegak, duduk tinggi,

mobilitas.

berdiri dan berjalan.

- Berikan

akibat kecelakaan seperti

lingkungan

Menghindari

cedera

yang aman dan

jatuh.

menganjurkan untuk

- Untuk menekan inflamasi

menggunakan alat

sistemik akut

bantu.
- Berikan

obat-obatan

sesuai indikasi seperti


steroid.
3

Klien dapat me
mpertahankan
keselamatan fisik.

Kendalikan
lingkungan dengan :
Menyingkirkan bahaya
yang tampak jelas,
mengurangi
potensial
cedera akibat jatuh
ketika tidur misalnya
menggunakan
penyanggah
tempat
tidur, usahakan posisi
tempat tidur rendah,
- Memantau regimen
medikasi
- Izinkan kemandirian
dan
kebebasan
maksimum
dengan
memberikan kebebasan
dalam lingkungan yang
aman,ketika
pasien
melamun
alihkan
perhatiannya ketimbang
mengagetkannya.

- lingkungan yang bebas


bahaya akan mengurangi
resiko cedera dan
membebaskan keluargadari
kekhawatiran yang konstan.
- Hal ini akan memberikan
pasien merasa otonomi,
restrain dapat
meningkatkan agitasi,
mengegetkan pasien akan
meningkatkan ansietas

Klien dapat memenuhi


kebutuhan istirahat atau
tidur

- Tentukan kebiasaan
tidur biasanya dan
biasanya dan perubahan
yang terjadi.
2. - Berikan tempat tidur
yang nyaman.
- Instruksikan tindakan 4.
relaksasi
- Tingkatkan regimen
kenyamanan waktu
tidur, misalnya mandi
hangat dan massage.
- Gunakan pagar tempat
tidur sesuai indikasi:
rendahkan tempat tidur
bila mungkin.
- Hindari mengganggui
bila mungkin, misalnya
membangunkan untuk
obat atau terapi
- Berikan sedative,
hipnotik sesuai indikasi

Klien dapat
melaksanakan aktivitas
per awatan sendiri

Mengungkapkan
peningkatan rasa percaya
kemampuan untuk
menghadapi penyakit,
perubahan gaya hidup
dan kemungkinan
keterbatasan.

- Mengkaji perlunya dan


mengidentifikasi intervensi
yang tepat.
- Meningkatkan kenyamaan
tidur serta dukungan
fisiologis/psikologis

- Membantu menginduksi
tidur
- Meningkatkan efek
relaksasi
- Dapat merasakan takut
jatuh karena perubahan
ukuran dan tinggi tempat
tidur, pagar tempat untuk
membantu mengubah posisi
- Tidur tanpa gangguan
lebih menimbulkan rasa
segar dan pasien mungkin
mungkin tidak mampu
kembali tidur bila
terbangun
- Mungkin diberikan untuk
membantu pasien tidur atau
istirahat.
- Kaji tingkat fungsi
- Mengidentifikasi tingkat
fisik
bantuan/dukungan yang
- Pertahankan mobilitas, diperlukan
kontrol terhadap nyeri 2. - Mendukung kemandirian
dan progran latihan
fisik/emosional
- Kaji hambatan
- Menyiapkan untuk
terhadap
meningkatkan kemandirian
partisipasi dalam
yang akan meningkatkan
perawatan diri,
harga diri
identifikasi untuk
- Memberikan kesempatan
modifikasi lingkungan
untuk dapat melakukan
- Identifikasikasi untuk
aktivitas secara mandiri
perawatan yang
diperlukan, misalnya;
lift, peninggian dudukan
toilet, kursi roda
- Dorong pengungkapan - Beri kesempatan untuk
mengenai masalah
mengidentifikasi rasa
mengenai proses
takut/kesal menghadapinya
penyakit,harapan masa
secara langsung.
depan.
- Mengidentifikasi
- Diskusikan arti dari
bagaimana penyakit
kehilangan/perubahan
mempengaruhi persepsi diri
pada pasien/orang
dan interaksi dengan orang
terdekat.
lain akan menentukan

- Memastikan
bagaimana pandangan
pribadi psien dalam
memfungsikan gaya
hidup sehari-hari
termasuk aspek-aspek
seksual.
- Diskusikan persepsi
pasien mengenai
bagaiman orang terdekat
menerima keterbatasan.
- Akui dan terima
perasaan berduka,
bermusuhan,
ketergantungan.
- Perhatikan perilaku
menarik diri,penguanan
menyangkal atau terlalu
memperhatikan
tubuh/perubahan.
- Susun batasan pada
prilaku maladaptive.
- Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
perilaku positif yang
dapat membantu
koping.
- Ikut sertakan pasien
dalam merencanakan
perawatan dan membuat
jadwal aktivitas.
- Rujuk pada konseling
psikiatri
- Berikan obat-obat
sesuai petunjuk

kebutuhan terhadap
intervensi atau konseling
lebih lanjut.
- Isyarat verbal/nonverbal
orang terdekat dapat
mempunyai pengaruh
mayor pada bagaimana
pasien memandang dirinya
sendiri.
- Nyeri melelahkan, dan
perasaan marah,
bermusuhan umum terjadi.
- Dapat menunjukkan
emosional atau metode
maladaptive, membutuhkan
intervensi lebih lanjut atau
dukungan psikologis.
- Membantu pasien
mempertahankan kontrol
diri yang dapat
meningkatkan perasaan
harga diri.
- Meningkatkan perasaan
kompetensi/harga diri,
mendorong kemandirian,
dan mendorong partisipasi
dan
terapi.
- Pasien/orang terdekat
mungkin membutuhkan
dukungan selama
berhadapan dengan proses
jangka
panjang/ketidakmampuan
- Mungkin dibutuhkan pada
saat munculnya depresi
hebat sampai pasien
mengembangkan
kemampuankoping yang
efektif

Anda mungkin juga menyukai