Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb.

Puji syukur marilah kita ucapkan kehadirat Allah SWT Tuhan yang maha esa. Karena
dengan rahmat dan karunianya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat dan bisa dipelajari dengan baik, makalah ini
mengarahkan pada pembelajaran dan pengetahuan tentang Rangkaian Listrik II. Kegiatan kreatif
semacam ini akan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan seorang mahasiswa tentang
Aturan Titik dan Rangkain Pengganti.
Terakhir kami dari mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen pengampu mata
kuliah Rangkaian Listrik II.

Asalammualaikum wr. wb

Medan , Oktober 2015

Kelompok 6

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................3
2.1 Teorema Node Voltge Dua Titik............................................................................................3
2.2 Teorema Superposisi..............................................................................................................5
2.3 Teorema Thevenin.................................................................................................................8
2.4 Teorema Norton...................................................................................................................11
2.5 Contoh Soal dan Pembahasan..............................................................................................14
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................25

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu rangkaian yang terhubung secara seri maupun paralel yang telah kita pelajari
sebelumnya merupakan contoh rangkaian yang sederhana. Pada rangkaian sederhana yang
mengkombinasikan tahanan-tahanan atau sumber-sumber yang seri atau paralel dapat kita
analisis dengan menggunakan prinsip pembagian arus dan tegangan sesuai hukum yang telah
dipelajari yaitu Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff.
Rangkaian-rangkaian sederhana tersebut merupakan suatu latihan pemahaman dalam
pemecahan masalah untuk menolong kita memahami hukum-hukum dasar yang selanjutnya akan
kita gunakan dalam rangkaian-rangkaian yang lebih sukar atau lebih kompleks.
Dalam menyederhanakan analisis pada rangkaian yang lebih sukar diperlukan suatu
metode analisis yang lebih cocok dan mudah. Diantara metode-metode ini adalah superposisi,
loop, mesh, node voltage, teorema Thevenin dan teorema Norton. Pada pembahasan sebelumnya
kita telah mempelajari teorema analisis Mesh dan Node Voltage satu titik. Pada resume kali ini
akan mengembangkan kemampuan menganalisis teorema Node Voltage dua titik dan teorema
Superposisi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan teorema analisis node voltage dua titik ?
2. Apa yang dimaksud dengan teorema superposisi ?
3. Apa yang dimaksud dengan teorema thevenin ?
4. Apa yang dimaksud dengan teorema norton ?
5. Bagaimana penyelesaian dalam perhitungan analisis node dua titik dan teorema
superposisi ?
6. Bagaimana penyelesaian dalam perhitungan teorema thevenin dan Norton ?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1

1. Mahasiswa dapat memahami teorema analisis node voltage dua titik


2. Mahasiswa dapat memahami teorema analisis superposisi
3. Mahasiswa dapat menyelesaikan perhitungan rangkaian menggunakan analisis node
voltage dua titik maupun analisis superposisi
4. Mahasiswa dapat memahami teorema Thevenin
5. Mahasiswa dapat memahami teorema Norton
6. Mahasiswa dapat menyelesaikan perhitungan rangkaian menggunakan teorema Thevenin
dan teorema Norton

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Teorema Node Voltge Dua Titik


Pada resume sebelumnya telah dibahas mengenai node voltage dengan satu titik yang
belum diketahui besar atau nilai tegangannya. Pada rangkaian dibawah ini terdapat dua titik node
yang belum diketahui besar tegangannya. Perhatikan Gambar 1.1:

Gambar 1.1. Rangkaian node voltage dengan dua titik node

Pada kedua titik tersebut kita tandai dengan VN1 dan VN2. Kita asumsikan kedua tegangan
tersebut menjadi:
VN1 > VN2
Tentukan arah arus yang mengalir melalui tahanan-tahanan yang ada. Gunakan Hukum Arus
Kirchoff (Kirchoff Current Law/KCL) pada setiap titik node untuk mendapatkan persamaan.
Pada VN1 =>

I = 0

I1 IA IB = 0

IA =

V N1
R1

V N1 - VN2
IB = R 3
Maka,
I1 -

Pada VN2 =>

V N1
R1

V N1 - VN2
R3

=0

(1)

I = 0

IB IC I2 = 0
IC =

V N2
R2

IB =

V N1 - VN2
R3

Maka,
V N1 - VN2
R3

V N2
R2

- I2 = 0

(2)

Lalu masukkan nilai yang sudah ada pada gambar


V N1
2- 2
V N1 - VN2
12

(V N1 - VN2 )
12

V N2
6

=0

2 =0

Dari kedua persamaan diatas, dapat diselesaikan dengan metode eliminasi substitusi.
Pertama, samakan dulu nilai penyebutnya
V N1
2- 2

(V N1 - VN2)
12

=0

24 - 6 VN1 - V N1 + V N2
12

V N1 - VN2
12

V N2
6

2 =0

V N1 - V N2 - 6 V N2 - 24
12

=0

Kemudian disederhanakan, persamaannya menjadi


7VN1 VN2 = 24

x7

7VN2 - VN1 = -24

x1

Maka,
49VN1 - 7VN2 = 168
7VN2 - VN1 = -24
48VN1 = 144

VN1 = 3 V
Lalu substitusikan ke persamaan 2
7VN2 - VN1 = -24
7VN2 3 = -24
7VN2 = 21
VN2 = 3 V

2.2 Teorema Superposisi


Teorema superposisi berlaku untuk semua rangkaian linir dan bilateral, jadi berlaku juga
untuk semua rangkaian-rangkaian yang terdiri dari R,L, dan C asal saja elemen-elemen ini linear
dan bilateral. Suatu elemen
dikatakan linear bila antara tegangan pada elemen itu dan arus yang disebabkan oleh tegangan
tersebut mempunyai hubungan yang linier bila di hubungkan pada elemen itu. Dan dikatakn
bilateral bila arus atau tegangan akan mengalir pada sama besar untuk kedua arah.
Teorema superposisi menyatakan sebagai berikut :bila suatu rangkaian terdiri dari lebih dari
satu sumber dan tahanan-tahanan atau impedansi-impedansi linear dan bilateral, dari arusarus yang disebabkan oleh tiap-tiap sumber tersendiri dengan sumber-sumber lainnya dalam
keadaan tidak bekerja.
Untuk menggunakan teorema tersebut ada dua aturan yang dapat digunakan, sehingga diperoleh
besaran yang diinginkan. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut :
Aturan 1 : suatu sumber yang tidak bekerja memiliki tegangan nol. Ini berarti dapat diganti
dengan suatu hubungan singkat (cloced circuit).
4

Aturan 2 : suatu sumber yang tidak bekerja dan memiliki arus nol berarti dapat diganti dengan
suatu hubungan terbuka (open circuit).
Teorema superposisi digunakan untuk memperoleh penyelesaian rangkaian yang
memiliki dua buah sumber atau lebih. Masing-masing sumber akan diperlakukan sendiri-sendiri
dan jumlah aljabarnya diperoleh untuk menentukan besaran tertentu pada rangkaian yang tidak
diketahui. Seperti Gambar 1.2. dibawah ini:

Gambar 1.2. Rangkaian yang dapat di analisis dengan teorema superposisi

Untuk menyelesaikan rangkaian tersebut, kita dapat menggunakan teorema analisis


Superposisi. Pertama kita harus menentukan sumber mana yang dijadikan patokan. Lalu sumber
yang lain harus di-short. Misalkan kita memilih E1 sebagai sumber tegangan, maka E2 kita short.
Perhatikan gambar:

Gambar 1.3. Pada sumber tegangan E1 dan tegangan E2 di short

Pastikan pada V1 => V2 di short


Lalu setelah itu, tentukan arah arus pada rangkaiannya. Pada tahap ini, arus kita beri
nama I11, I21, dan I31. Pada rangkaian terlihat bahwa tahanan pada R3 dan R2 terhubung secara
paralel, maka dapat kita cari tahanan penggantinya sebagai RP, yaitu:

RP =

R2 . R3
R2 + R3

RP =

2. 1
2+ 1

2
3

Gambar 1.4. Hambatan pengganti dari R2 dan R3 menjadi RP

Dari rangkaian pada Gambar 1.4. dapat diperoleh penyelesaian untuk mencari I1, yaitu:
I11 =

V
R1+ RP

28
=

4+

2
3

= 6A

Besar arus yang mengalir pada tahanan pengganti RP sama dengan besar I11, sedangkan arus I21
dan I31 berada pada tahanan yang terhubung paralel, maka penyelesaiannya dapat kita peroleh
dengan:
I21 =

R2
. I11
R 2 + R3

I21 =

2
.6
3

=4A

R3
.I11
R 2 + R3

1
.6
3

I3 =

I3 =

=2A

Pada tegangan sumber V2, V1 yang di short. Perhatikan rangkaian berikut:

Gambar 1.5. Pada sumber tegangan E2 dan tegangan E1 di short

Pada tegangan yang bersumber dari V2, untuk arus yang mengalir kita namai dengan I12, I22, dan
I32. Tahanan R1 dan R2 dapat digantikan dengan tahanan pengganti RP, yaitu:
RP2 =

R2 . R3
R2 + R3

RP2 =

2. 1
2+ 1

2
3

Gambar 1.6. Hambatan pengganti dari R2 dan R3 menjadi RP

Maka dapat diperoleh,


I22 =

I1 =

V
R 3 + R P2

1+

8
6

=3A

R2
.I22
R 1 + R2

I32 =

2
.3
=1A
6

R1
.I11
R 1 + R2

4
.3
6

=2A

Jadi, besar arus yang mengalir melalui R1, R3, dan R2 adalah:
I1 = I11 I12 = 6 A 1 A = 5 A
I2 = I21 I22 = 4 A 3 A = 1 A
I3 = I31 I32 = 2 A 2 A = 0 A

2.3 Teorema Thevenin


Pada teorema ini berlaku bahwa:
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber
tegangan yang dihubungkan secara seri dengan sebuah tahanan ekuivalennya pada dua
terminal yang diamati.
Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis
rangkaian, yaitu membuat rangkaian pengganti berupa sumber tegangan yang dihubungkan
secara seri dengan suatu resistansi ekuivalennya.

Gambar 1.1. Rangkaian dengan analisis teorema Thevenin

Langkah-langkah penyelesaian dengan teorema Thevenin:


1. Cari dan tentukan titik terminal a-b di mana parameter ditanyakan. Pada Gambar 1.1
yang ditanyakan adalah besar atau nilai dari IR3, maka titik terminal a-b terdapat pada
komponen tahanan R3
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut. Sehingga diperoleh gambar berikut:

Gambar 1.2. Komponen tahanan R3 dilepas menjadi terminal a-b

3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur pada
titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti dengan tahanan
dalamnya ( jika sumber tegangan bebas maka diganti dengan rangkaian short circuit,
apabila sumber arus bebas maka diganti dengan rangkaian open circuit).

Gambar 1.3. Sumber tegangan bebas di short

Maka didapatkan Rab = RTh,


R1 . R2
RTh = R 1 + R 2
Diperoleh:
6 . 4
RTh = 6 + 4
24
= 10

= 2,4

4. Pasang kembali sumber tegangan bebasnya, kemudian hitung nilai tegangan dititik a-b
tersebut.

Gambar 1.4. Sumber tegangan bebas dipasang kembali

Tegangan di titik a-b, Vab = VTh


R2
VTh = R 1 + R 2

.V

Diperoleh,
4
VTh = 6 + 4
4
= 10

5.

. 10 v

. 10 v = 4 v

Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya (rangkaian aktif), kemudian


pasangkan kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.

Rangkaian Aktif

Gambar 1.5. Rangkaian aktif dan komponen yg dilepas dipasang kembali

Dari Gambar 1.5, maka dapat mencari besar atau nilai dari IR3, yaitu:
V Th
IR3 = R Th + R 3
Maka besar atau nilai arus yang mengalir pada tahanan R3 (IR3) yaitu:
10

4
v
IR3 =
2,4 +3,6

4v
= 6

2
3 A

2.4 Teorema Norton


Pada teorema ini berlaku bahwa:
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber
arus yang dihubungkan secara paralel dengan sebuah tahanan ekuivalennya pada dua
terminal yang diamati.
Tujuan untuk menyederhanakan analisis rangkaian yaitu untuk membuat rangkaian pengganti
berupa sumber arus yang diparalel dengan suatu tahanan ekuivalennya.

Gambar 2.1. Rangkaian dengan analisis teorema Norton

Langkah-langkah penyelesaian dengan teorema Norton:


a. Cari dan tentukan titik terminal a-b di mana parameter ditanyakan. Pada Gambar 2.1
yang ditanyakan adalah besar atau nilai dari IR3, maka titik terminal a-b terdapat pada
komponen tahanan R3
b. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut. Sehingga diperoleh gambar berikut:

Gambar 2.2. Komponen tahanan R3 dilepas menjadi terminal a-b

11

c. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur pada
titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti dengan tahanan
dalamnya ( jika sumber tegangan bebas maka diganti dengan rangkaian short circuit,
apabila sumber arus bebas maka diganti dengan rangkaian open circuit).

Gambar 2.3. Sumber tegangan bebas di short

Maka didapatkan Rab = RN,


R1 . R2
RN = R 1 + R 2
Diperoleh:
6 . 4
RN = 6 + 4
24
= 10

= 2,4

d. Pasang kembali sumber tegangan bebasnya.

12

Gambar 2.4. Sumber tegangan bebas dipasang kembali

e. Kemudian titik a-b dihubungkan singkat sehingga tidak ada arus yang melewati R2. Atau
dengan kata lain, I2 = 0. Sehingga besar IN dapat dicari dengan :

Gambar 2.5. Titik a-b dihubung singkat sehingga I2=0

V
IN = R 1

Sehingga diperoleh:
10 V
IN = 6

f.

2
=1 3

Gambarkan kembali rangkaian pengganti Nortonnya (rangkaian aktif), kemudian


pasangkan kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.

Rangkaian
aktif

Gambar 2.6. Rangkaian aktif dan komponen yg dilepas dipasang kembali

13

Dari Gambar 2.6, maka dapat mencari besar atau nilai dari IR3, yaitu:
RN
IR3 = R N + R 3

. IN

Maka besar atau nilai arus yang mengalir pada tahanan R3 (IR3) yaitu:
2,4
IR3 = 2,4 +3,6
2,4
= 6

.1
10
A
6

2
3

2
3 A

2.5 Contoh Soal dan Pembahasan


1. contoh soal Teorema Superposisi

Gambar 1.7. Rangkaian dengan sumber tegangan dan arus

Untuk menyelesaikan rangkaian pada Gambar 1.7. yang memiliki dua sumber, yaitu
sumber tegangan dan sumber arus, perlu menggunakan analisis teorema superposisi. Dalam
penyelesaiannya yang pertama adalah men-short-kan salah satu sumber. Pertama kita short
pada sumber tegangan, maka gambar yang diperoleh sebagai berikut:

Gambar 1.8. Sumber tegangan di short

Pada rangkaian tersebut dapat diperoleh:


14

I1 =

I2 =

R3
R 1 + R3
10
15

20
. 10 = 3

R1
R 1 + R3
5
15

.I

.I

10
. 10 = 3

Untuk sumber arus yang di short maka didapatkan rangkaian dan hasil sebagai berikut:

Gambar 1.8. Sumber arus di short

Dari rangkaian tersebut dapat diperoleh:


2

I3 =

V
R2

4,5
= 5

= 0,9 A

V
I12 = I22 = R 1 + R3

4,5
= 15

= 0,3 A

Maka besar arus yang mengalir melalui tahanan R1, R3, dan R2 yaitu:
I1 = I11 I12 =

20
3

A 0,3 A = 6,37 A

15

I2 = I21 I22 =

10
3

A 0,3 A = 3 A

I3 = I32 = 0,9 A
2. contoh soal teorema Thevenin
Perhatikan gambar rangkaian berikut ini:

Gambar 1.6. Rangkaian dengan dua sumber tegangan dan tiga tahanan

Tentukanlah berapa besar nilai arus yang mengalir melalui tahanan R2 (IR2)?
Jawab:
Langkah-langkahnya adalah:
Tentukan titik terminal a-b dimana parameter ditanyakan. Pada rangkaian gambar 1.6 titik
terminal a-b dapat ditentukan di tahanan R2. Maka komponen R2 dilepaskan dan diganti dengan
titik a-b.

Gambar 1.7. Tahanan R2 dilepaskan

16

Sumber tegangan bebasnya diganti dengan rangkaian short circuit. Kemudian mencari tahanan
Theveninnya.

Gambar 1.8. Sumber tegangan di short

Rangkaian dibuat seperti Gambar 1.8. untuk memudahkan mencari tahanan Theveninnya. Dapat
diperoleh:
R1 . R3
RTh = R 1 + R 3
4 . 1
RTh = 4 +1
4
= 5

= 0,8

Pasang kembali sumber tegangannya, kemudian hitung nilai tegangan theveninnya.

Gambar 1.9. Sumber tegangan dipasang kembali

17

Kita umpamakan tegangan pada titik terminal a-b dengan V1 > V2, maka dapat diperoleh
persamaan:
V1 V2
ITh = R 1 + R 3
VTh = V1 ITh . R1

atau

VTh = V2 + ITh . R3

Maka ,
28 v 7 v
ITh = 4 + 1
21 v
= 5

= 4,2 A

VTh = 28 v 4,2 A . 4

atau VTh = 7 v + 4,2 A . 1


= 7 v + 4,2 v = 11,2 v

= 28 v 16,8 v = 11,2 v

18

Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya (rangkaian aktif) dan pasang kembali
komponen tahanan R2 yang tadi dilepas.

Rangkaian Aktif

Gambar 1.10. Rangkaian aktif dan komponen yg dilepas dipasang kembali

Maka dapat diperoleh besar nilai arus yang mengalir pada tahanan R2 (IR2), yaitu:
V Th
IR2 = R Th + R 2
11,2 v
IR3 = 0,8 +2
11,2 v
= 2,8

=4A

3. contoh soal Teorema Norton


Perhatikan gambar rangkaian berikut ini:

Gambar 2.7. Rangkaian dengan dua sumber tegangan dan tiga tahanan

Tentukanlah berapa besar nilai arus yang mengalir melalui tahanan R2 (IR2)?
Jawab:
Langkah-langkahnya adalah:
Tentukan titik terminal a-b dimana parameter ditanyakan. Pada rangkaian gambar 1.6 titik
terminal a-b dapat ditentukan di tahanan R2. Maka komponen R2 dilepaskan dan diganti dengan
titik a-b.

Gambar 2.8. Tahanan R2 dilepaskan

Sumber tegangan bebasnya diganti dengan rangkaian short circuit. Kemudian mencari tahanan
Nortonnya.

Gambar 2.9. Sumber tegangan di short

Rangkaian dibuat seperti Gambar 2.9. untuk memudahkan mencari tahanan Nortonnya. Dapat
diperoleh:

R1 . R3
RN = R 1 + R 3
4 . 1
RN = 4 +1
4
= 5

= 0,8

Pasang kembali sumber tegangannya.

Gambar 2.10. Sumber tegangan dipasang kembali

Kemudian titik a-b dihubungkan singkat. Sehingga IN dapat diperoleh dengan:

Gambar 2.11. Titik a-b dihubung singkat

IN = I 1 + I 2
Sehingga diperoleh
V1
IN = R 1

V2
+ R3

28 V
= 4

7V
+ 1

= 7 A+ 7 A
= 14 A

Gambarkan kembali rangkaian pengganti Nortonnya (rangkaian aktif), kemudian pasangkan


kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.

Rangkaian
aktif

Gambar 2.12. Rangkaian aktif dan komponen yg dilepas dipasang kembali

Maka dapat diperoleh besar nilai arus yang mengalir pada tahanan R2 (IR2), yaitu:

RN
IR2 = R N + R 2

. IN

0,8
= 0,8 +2
0,8
= 2,8

. 14 A =

. 14 A
4A

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teorema superposisi berlaku untuk semua rangkaian linir dan bilateral, jadi berlaku juga
untuk semua rangkaian-rangkaian yang terdiri dari R,L, dan C asal saja elemen-elemen ini linear
dan bilateral. Suatu elemen
dikatakan linear bila antara tegangan pada elemen itu dan arus yang disebabkan oleh tegangan
tersebut mempunyai hubungan yang linier bila di hubungkan pada elemen itu. Dan dikatakn
bilateral bila arus atau tegangan akan mengalir pada sama besar untuk kedua arah.
Teorema superposisi menyatakan sebagai berikut :bila suatu rangkaian terdiri dari lebih dari
satu sumber dan tahanan-tahanan atau impedansi-impedansi linear dan bilateral, dari arusarus yang disebabkan oleh tiap-tiap sumber tersendiri dengan sumber-sumber lainnya dalam
keadaan tidak bekerja.
Untuk menggunakan teorema tersebut ada dua aturan yang dapat digunakan, sehingga diperoleh
besaran yang diinginkan. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut :
Aturan 1 : suatu sumber yang tidak bekerja memiliki tegangan nol. Ini berarti dapat diganti
dengan suatu hubungan singkat (cloced circuit).
Aturan 2 : suatu sumber yang tidak bekerja dan memiliki arus nol berarti dapat diganti dengan
suatu hubungan terbuka (open circuit).
Teorema thevenin menyatakan sebagai berikut : setiap rangkaian sumber-sumber dan
impedansi-impedansi dapat diganti dengan satu sumber tegangan satu impedansi seri dengan
sumber itu. Dimana sumber tegangan tersebut
sama dengan tegangan pada jepitan-jepitan terbuka dari rangkaian dan impedansi itu sama
dengan impedansi yang di ukur antara jepitan-jepitan terbuka dari rangkaian dengan semua
sumber-sumber dalam rangkaian tidak bekerja, yaitu sumber tegangan di hubung singkat,
sumber arus terbuka.
Untuk membuat rangkaian pengganti tersebut, maka terdapat dua aturan yang digunakan untuk
mencari tegangan dan hambatan pengganti.
Aturan I : tegangan pengganti adalah hambatan yang terdapat pada titik-titik yang dikehendaki
dengan beban dianggaptidak ada atau merupakan rangkaian terbuka (open circuit)

Aturan II : hambatan pengganti adalah hambatan yang terjadi pada titik-titik rangkaian dengan
sumber tegangan diaggap sebagai rangkaian tertutup (close crcuit) dan sumber arus dianggap
sebagai rangkaian terbuka (open circuit)
Pada teorema Norton ini berlaku bahwa:
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber arus
yang dihubungkan secara paralel dengan sebuah tahanan ekuivalennya pada dua terminal yang
diamati.
Tujuan untuk menyederhanakan analisis rangkaian yaitu untuk membuat rangkaian pengganti
berupa sumber arus yang diparalel dengan suatu tahanan ekuivalennya.

DAFTAR PUSTAKA
https://mohabi.wordpress.com/2008/01/13/teorema-thevenin/
https://rangkailistrik.wordpress.com/
http://andrianzulva.blogspot.co.id/2012/05/teorema-thevenin-adalah-salah-satu.html
https://www.academia.edu/5515357/Rangkaian_Listrik_I__Teorema_Node_Voltage_2_Titik_dan_Superposisi_pada_Arus_DC
https://www.academia.edu/6467346/Rangkaian_Listrik_I_-_Teorema_Thevenin_dan_Norton

Anda mungkin juga menyukai