Puji syukur marilah kita ucapkan kehadirat Allah SWT Tuhan yang maha esa. Karena
dengan rahmat dan karunianya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat dan bisa dipelajari dengan baik, makalah ini
mengarahkan pada pembelajaran dan pengetahuan tentang Rangkaian Listrik II. Kegiatan kreatif
semacam ini akan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan seorang mahasiswa tentang
Aturan Titik dan Rangkain Pengganti.
Terakhir kami dari mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen pengampu mata
kuliah Rangkaian Listrik II.
Asalammualaikum wr. wb
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................3
2.1 Teorema Node Voltge Dua Titik............................................................................................3
2.2 Teorema Superposisi..............................................................................................................5
2.3 Teorema Thevenin.................................................................................................................8
2.4 Teorema Norton...................................................................................................................11
2.5 Contoh Soal dan Pembahasan..............................................................................................14
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................25
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu rangkaian yang terhubung secara seri maupun paralel yang telah kita pelajari
sebelumnya merupakan contoh rangkaian yang sederhana. Pada rangkaian sederhana yang
mengkombinasikan tahanan-tahanan atau sumber-sumber yang seri atau paralel dapat kita
analisis dengan menggunakan prinsip pembagian arus dan tegangan sesuai hukum yang telah
dipelajari yaitu Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff.
Rangkaian-rangkaian sederhana tersebut merupakan suatu latihan pemahaman dalam
pemecahan masalah untuk menolong kita memahami hukum-hukum dasar yang selanjutnya akan
kita gunakan dalam rangkaian-rangkaian yang lebih sukar atau lebih kompleks.
Dalam menyederhanakan analisis pada rangkaian yang lebih sukar diperlukan suatu
metode analisis yang lebih cocok dan mudah. Diantara metode-metode ini adalah superposisi,
loop, mesh, node voltage, teorema Thevenin dan teorema Norton. Pada pembahasan sebelumnya
kita telah mempelajari teorema analisis Mesh dan Node Voltage satu titik. Pada resume kali ini
akan mengembangkan kemampuan menganalisis teorema Node Voltage dua titik dan teorema
Superposisi.
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1
BAB 2 PEMBAHASAN
Pada kedua titik tersebut kita tandai dengan VN1 dan VN2. Kita asumsikan kedua tegangan
tersebut menjadi:
VN1 > VN2
Tentukan arah arus yang mengalir melalui tahanan-tahanan yang ada. Gunakan Hukum Arus
Kirchoff (Kirchoff Current Law/KCL) pada setiap titik node untuk mendapatkan persamaan.
Pada VN1 =>
I = 0
I1 IA IB = 0
IA =
V N1
R1
V N1 - VN2
IB = R 3
Maka,
I1 -
V N1
R1
V N1 - VN2
R3
=0
(1)
I = 0
IB IC I2 = 0
IC =
V N2
R2
IB =
V N1 - VN2
R3
Maka,
V N1 - VN2
R3
V N2
R2
- I2 = 0
(2)
(V N1 - VN2 )
12
V N2
6
=0
2 =0
Dari kedua persamaan diatas, dapat diselesaikan dengan metode eliminasi substitusi.
Pertama, samakan dulu nilai penyebutnya
V N1
2- 2
(V N1 - VN2)
12
=0
24 - 6 VN1 - V N1 + V N2
12
V N1 - VN2
12
V N2
6
2 =0
V N1 - V N2 - 6 V N2 - 24
12
=0
x7
x1
Maka,
49VN1 - 7VN2 = 168
7VN2 - VN1 = -24
48VN1 = 144
VN1 = 3 V
Lalu substitusikan ke persamaan 2
7VN2 - VN1 = -24
7VN2 3 = -24
7VN2 = 21
VN2 = 3 V
Aturan 2 : suatu sumber yang tidak bekerja dan memiliki arus nol berarti dapat diganti dengan
suatu hubungan terbuka (open circuit).
Teorema superposisi digunakan untuk memperoleh penyelesaian rangkaian yang
memiliki dua buah sumber atau lebih. Masing-masing sumber akan diperlakukan sendiri-sendiri
dan jumlah aljabarnya diperoleh untuk menentukan besaran tertentu pada rangkaian yang tidak
diketahui. Seperti Gambar 1.2. dibawah ini:
RP =
R2 . R3
R2 + R3
RP =
2. 1
2+ 1
2
3
Dari rangkaian pada Gambar 1.4. dapat diperoleh penyelesaian untuk mencari I1, yaitu:
I11 =
V
R1+ RP
28
=
4+
2
3
= 6A
Besar arus yang mengalir pada tahanan pengganti RP sama dengan besar I11, sedangkan arus I21
dan I31 berada pada tahanan yang terhubung paralel, maka penyelesaiannya dapat kita peroleh
dengan:
I21 =
R2
. I11
R 2 + R3
I21 =
2
.6
3
=4A
R3
.I11
R 2 + R3
1
.6
3
I3 =
I3 =
=2A
Pada tegangan yang bersumber dari V2, untuk arus yang mengalir kita namai dengan I12, I22, dan
I32. Tahanan R1 dan R2 dapat digantikan dengan tahanan pengganti RP, yaitu:
RP2 =
R2 . R3
R2 + R3
RP2 =
2. 1
2+ 1
2
3
I1 =
V
R 3 + R P2
1+
8
6
=3A
R2
.I22
R 1 + R2
I32 =
2
.3
=1A
6
R1
.I11
R 1 + R2
4
.3
6
=2A
Jadi, besar arus yang mengalir melalui R1, R3, dan R2 adalah:
I1 = I11 I12 = 6 A 1 A = 5 A
I2 = I21 I22 = 4 A 3 A = 1 A
I3 = I31 I32 = 2 A 2 A = 0 A
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur pada
titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti dengan tahanan
dalamnya ( jika sumber tegangan bebas maka diganti dengan rangkaian short circuit,
apabila sumber arus bebas maka diganti dengan rangkaian open circuit).
= 2,4
4. Pasang kembali sumber tegangan bebasnya, kemudian hitung nilai tegangan dititik a-b
tersebut.
.V
Diperoleh,
4
VTh = 6 + 4
4
= 10
5.
. 10 v
. 10 v = 4 v
Rangkaian Aktif
Dari Gambar 1.5, maka dapat mencari besar atau nilai dari IR3, yaitu:
V Th
IR3 = R Th + R 3
Maka besar atau nilai arus yang mengalir pada tahanan R3 (IR3) yaitu:
10
4
v
IR3 =
2,4 +3,6
4v
= 6
2
3 A
11
c. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur pada
titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti dengan tahanan
dalamnya ( jika sumber tegangan bebas maka diganti dengan rangkaian short circuit,
apabila sumber arus bebas maka diganti dengan rangkaian open circuit).
= 2,4
12
e. Kemudian titik a-b dihubungkan singkat sehingga tidak ada arus yang melewati R2. Atau
dengan kata lain, I2 = 0. Sehingga besar IN dapat dicari dengan :
V
IN = R 1
Sehingga diperoleh:
10 V
IN = 6
f.
2
=1 3
Rangkaian
aktif
13
Dari Gambar 2.6, maka dapat mencari besar atau nilai dari IR3, yaitu:
RN
IR3 = R N + R 3
. IN
Maka besar atau nilai arus yang mengalir pada tahanan R3 (IR3) yaitu:
2,4
IR3 = 2,4 +3,6
2,4
= 6
.1
10
A
6
2
3
2
3 A
Untuk menyelesaikan rangkaian pada Gambar 1.7. yang memiliki dua sumber, yaitu
sumber tegangan dan sumber arus, perlu menggunakan analisis teorema superposisi. Dalam
penyelesaiannya yang pertama adalah men-short-kan salah satu sumber. Pertama kita short
pada sumber tegangan, maka gambar yang diperoleh sebagai berikut:
I1 =
I2 =
R3
R 1 + R3
10
15
20
. 10 = 3
R1
R 1 + R3
5
15
.I
.I
10
. 10 = 3
Untuk sumber arus yang di short maka didapatkan rangkaian dan hasil sebagai berikut:
I3 =
V
R2
4,5
= 5
= 0,9 A
V
I12 = I22 = R 1 + R3
4,5
= 15
= 0,3 A
Maka besar arus yang mengalir melalui tahanan R1, R3, dan R2 yaitu:
I1 = I11 I12 =
20
3
A 0,3 A = 6,37 A
15
I2 = I21 I22 =
10
3
A 0,3 A = 3 A
I3 = I32 = 0,9 A
2. contoh soal teorema Thevenin
Perhatikan gambar rangkaian berikut ini:
Gambar 1.6. Rangkaian dengan dua sumber tegangan dan tiga tahanan
Tentukanlah berapa besar nilai arus yang mengalir melalui tahanan R2 (IR2)?
Jawab:
Langkah-langkahnya adalah:
Tentukan titik terminal a-b dimana parameter ditanyakan. Pada rangkaian gambar 1.6 titik
terminal a-b dapat ditentukan di tahanan R2. Maka komponen R2 dilepaskan dan diganti dengan
titik a-b.
16
Sumber tegangan bebasnya diganti dengan rangkaian short circuit. Kemudian mencari tahanan
Theveninnya.
Rangkaian dibuat seperti Gambar 1.8. untuk memudahkan mencari tahanan Theveninnya. Dapat
diperoleh:
R1 . R3
RTh = R 1 + R 3
4 . 1
RTh = 4 +1
4
= 5
= 0,8
17
Kita umpamakan tegangan pada titik terminal a-b dengan V1 > V2, maka dapat diperoleh
persamaan:
V1 V2
ITh = R 1 + R 3
VTh = V1 ITh . R1
atau
VTh = V2 + ITh . R3
Maka ,
28 v 7 v
ITh = 4 + 1
21 v
= 5
= 4,2 A
VTh = 28 v 4,2 A . 4
= 28 v 16,8 v = 11,2 v
18
Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya (rangkaian aktif) dan pasang kembali
komponen tahanan R2 yang tadi dilepas.
Rangkaian Aktif
Maka dapat diperoleh besar nilai arus yang mengalir pada tahanan R2 (IR2), yaitu:
V Th
IR2 = R Th + R 2
11,2 v
IR3 = 0,8 +2
11,2 v
= 2,8
=4A
Gambar 2.7. Rangkaian dengan dua sumber tegangan dan tiga tahanan
Tentukanlah berapa besar nilai arus yang mengalir melalui tahanan R2 (IR2)?
Jawab:
Langkah-langkahnya adalah:
Tentukan titik terminal a-b dimana parameter ditanyakan. Pada rangkaian gambar 1.6 titik
terminal a-b dapat ditentukan di tahanan R2. Maka komponen R2 dilepaskan dan diganti dengan
titik a-b.
Sumber tegangan bebasnya diganti dengan rangkaian short circuit. Kemudian mencari tahanan
Nortonnya.
Rangkaian dibuat seperti Gambar 2.9. untuk memudahkan mencari tahanan Nortonnya. Dapat
diperoleh:
R1 . R3
RN = R 1 + R 3
4 . 1
RN = 4 +1
4
= 5
= 0,8
IN = I 1 + I 2
Sehingga diperoleh
V1
IN = R 1
V2
+ R3
28 V
= 4
7V
+ 1
= 7 A+ 7 A
= 14 A
Rangkaian
aktif
Maka dapat diperoleh besar nilai arus yang mengalir pada tahanan R2 (IR2), yaitu:
RN
IR2 = R N + R 2
. IN
0,8
= 0,8 +2
0,8
= 2,8
. 14 A =
. 14 A
4A
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teorema superposisi berlaku untuk semua rangkaian linir dan bilateral, jadi berlaku juga
untuk semua rangkaian-rangkaian yang terdiri dari R,L, dan C asal saja elemen-elemen ini linear
dan bilateral. Suatu elemen
dikatakan linear bila antara tegangan pada elemen itu dan arus yang disebabkan oleh tegangan
tersebut mempunyai hubungan yang linier bila di hubungkan pada elemen itu. Dan dikatakn
bilateral bila arus atau tegangan akan mengalir pada sama besar untuk kedua arah.
Teorema superposisi menyatakan sebagai berikut :bila suatu rangkaian terdiri dari lebih dari
satu sumber dan tahanan-tahanan atau impedansi-impedansi linear dan bilateral, dari arusarus yang disebabkan oleh tiap-tiap sumber tersendiri dengan sumber-sumber lainnya dalam
keadaan tidak bekerja.
Untuk menggunakan teorema tersebut ada dua aturan yang dapat digunakan, sehingga diperoleh
besaran yang diinginkan. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut :
Aturan 1 : suatu sumber yang tidak bekerja memiliki tegangan nol. Ini berarti dapat diganti
dengan suatu hubungan singkat (cloced circuit).
Aturan 2 : suatu sumber yang tidak bekerja dan memiliki arus nol berarti dapat diganti dengan
suatu hubungan terbuka (open circuit).
Teorema thevenin menyatakan sebagai berikut : setiap rangkaian sumber-sumber dan
impedansi-impedansi dapat diganti dengan satu sumber tegangan satu impedansi seri dengan
sumber itu. Dimana sumber tegangan tersebut
sama dengan tegangan pada jepitan-jepitan terbuka dari rangkaian dan impedansi itu sama
dengan impedansi yang di ukur antara jepitan-jepitan terbuka dari rangkaian dengan semua
sumber-sumber dalam rangkaian tidak bekerja, yaitu sumber tegangan di hubung singkat,
sumber arus terbuka.
Untuk membuat rangkaian pengganti tersebut, maka terdapat dua aturan yang digunakan untuk
mencari tegangan dan hambatan pengganti.
Aturan I : tegangan pengganti adalah hambatan yang terdapat pada titik-titik yang dikehendaki
dengan beban dianggaptidak ada atau merupakan rangkaian terbuka (open circuit)
Aturan II : hambatan pengganti adalah hambatan yang terjadi pada titik-titik rangkaian dengan
sumber tegangan diaggap sebagai rangkaian tertutup (close crcuit) dan sumber arus dianggap
sebagai rangkaian terbuka (open circuit)
Pada teorema Norton ini berlaku bahwa:
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber arus
yang dihubungkan secara paralel dengan sebuah tahanan ekuivalennya pada dua terminal yang
diamati.
Tujuan untuk menyederhanakan analisis rangkaian yaitu untuk membuat rangkaian pengganti
berupa sumber arus yang diparalel dengan suatu tahanan ekuivalennya.
DAFTAR PUSTAKA
https://mohabi.wordpress.com/2008/01/13/teorema-thevenin/
https://rangkailistrik.wordpress.com/
http://andrianzulva.blogspot.co.id/2012/05/teorema-thevenin-adalah-salah-satu.html
https://www.academia.edu/5515357/Rangkaian_Listrik_I__Teorema_Node_Voltage_2_Titik_dan_Superposisi_pada_Arus_DC
https://www.academia.edu/6467346/Rangkaian_Listrik_I_-_Teorema_Thevenin_dan_Norton