Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN SISTEM

DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Oleh :
Elco M. Nainggolan
Fadhilah Harahap

2.1 Sistem Distribusi Daya Listrik


Sistem distribusi daya listrik meliputi
semua Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20
KV dan
semua Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
380/220 Volt
hingga ke meter-meter
pelanggan.

Keterangan dari gambar:


Saluran distribusi adalah saluran yang berfungsi untuk

menyalurkan tegangan dari gardu distribusi ke trafo


distribusi ataupun trafo pemakaian sendiri bagi
konsumen besar.
Trafo distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan
20 KV dari Jaringan Tegangan Menengah (JTM) menjadi
tegangan rendah 380/220 Volt. Tegangan rendah inilah
yang kemudian didistriibusikan ke pelanggan kecil
melalui jaringan tegangan rendah (JTR) yang berupa
sistem 3 phasa empat kawat.
Konsumen besar adalah konsumen yang menggunakan
energi yang besar yang biasanya langsung mengambil
sumber listrik dari gardu terdekat untuk kemudian
disalurkan ke Gardu Induk (GI ) pemakaian sendiri.
Konsumen biasa adalah konsumen-konsumen yang
menggunakan tenaga istrik dengan level tegangan
rendah (380/220 Volt) seperti rumah tangga, industri
kecil, perkantoran, pertokoan dan sebagainya.

Sistem pendistribusian tenaga listrik dapat

dibedakan menjadi dua macam:


1.Sistem Pendistribusian Langsung

dilakukan secara langsung dari Pusat


Pembangkit Tenaga Listrik, dan tidak melalui
jaringan transmisi terlebih dahulu
2.Sistem Pendistribusian Tak Langsung

jika Pusat Pembangkit Tenaga Listrik jauh dari


pusat-pusat beban, sehingga untuk
penyaluran tenaga listrik memerlukan
jaringan transmisi sebagai jaringan perantara
sebelum dihubungkan dengan jaringan
distribusi yang langsung menyalurkan tenaga
listrik ke konsumen.

2.2 Pembagian Struktur Jaringan Distribusi

1.Distribusi Primer
Distribusi primer adalah jaringan distribusi daya listrik yang
bertegangan menengah (20 KV).
2.Distribusi Sekunder
Distribusi skunder adalah jaringan daya listrik yang termasuk
dalam kategori tegangan rendah (sistem 380/220 Volt).
3.Gardu Pembagi/Distribusi
Berfungsi merubah tegangan listrik dari jaringan distribusi
primer
menjadi tegangan terpakai yang digunakan untuk konsumen.
4.Gardu Induk
Pada bagian ini jika sistem pendistribusian tenaga listrik
dilakukan secara langsung, maka bagian pertama dari sistem
distribusi tenaga listrik adalah Pusat Pembangkit Tenaga
Listrik

2.3 Peralatan Sistem Distribusi

Tiang.

Penghantar
berfungsi untuk menghantarkan arus listrik dari suatu bagian
keinstalasi atau bagian yang lain

Kapasitor
untuk memperbesar factor daya pada system penyaluran.

Recloser
untuk memutuskan saluran secara otomatis ketika terjadi
gangguan dan akan segera menutup kembali beberapa waktu
kemudian sesuai dengan setting waktunya.

Fuse
untuk memutuskan saluran apabila terjadi gangguan beban lebih
maupun adanya gangguan hubung singkat

PMT
memutuskan saluran secara keseluruhan pada tiap out put

Tansformator
untuk menurunkan level tegangan sehingga sesuai dengan
tegangan kerja yang diinginkan

Isolator
melindungi kebocoran arus dari penghantar ke tiang maupun ke
penghantar lainnya.

2.4 Persyaratan Sistem Distribusi Tenaga Listrik


1. Faktor Keterandalan Sistem
Kontinuitas penyaluran tenaga listrik ke konsumen harus
terjamin selama 24 jam terus-menerus.
Setiap gangguan yang terjadi dengan mudah dilacak dan
diisolir sehingga pemadaman tidak perlu terjadi.
Sistem proteksi dan pengaman jaringan harus tetap dapat
bekerjadengan baik dan cepat.
2. Faktor Kwalitas Sistem
Kualitas tegangan listrik yang sampai ke titik beban harus
memenuhi persyaratan minimal untuk setiap kondisi dan
sifat-sifat beban. Oleh karena itu diperlukan stabilitas
tegangan (voltage regulator) yang bekerja secara otomatis
untuk menjamin kualitas tegangan sampai ke konsumen
stabil.

3. Faktor Keselamatan Sistem dan Publik


Keselamatan penduduk dengan adanya jaringan tenaga
listrik harus terjamin dengan baik.
Keselamatan alat dan perlengkapan jaringan yang
dipakai hendaknya memiliki kualitas yang baik dan dapat
meredam secara cepat bila terjadi gangguan pada
sistem jaringan. Untuk itu diperlukan jadwal
pengontrolan alat dan perlengkapan jaringan secara
terjadwal dengan baik dan berkesinambungan.
4. Faktor Pemeliharaan Sistem
Kontinuitas pemeliharaan sistem perlu dijadwalkan
secara berkesinam-bungan sesuai dengan perencanaan
awal yang telah ditetapkan, agar kualitas sistem tetap
terjaga dengan baik.
Pengadaan material listrik yang dibutuhkan hendaknya
sesuai dengan jenis/ spesifikasi material yang dipakai,
sehingga bisa dihasilkan kualitas sistem yang lebih baik
dan murah.

5. Faktor Perencanaan Sistem


Perencanaan jaringan distribusi harus
dirancang semaksimal mungkin, untuk
perkembangan dikemudian hari.
Persyaratan sistem distribusi seperti diatas
hanya bisa dipenuhi bila tersedia modal
(investasi) yang cukup besar, sehingga
sistem bisa dilengkapi dengan peralatanperalatan yang mempunyai kualits tinggi.

Faktor-Faktor Dasar Perencanaan Distribusi

1. Peramalan beban
Perencanaan sistem distribusi memerlukan prakiraan
(forecasting) beban masa depan. Kualitas dan akurasi
perencanaan sistem tergantung pada kualitas dan akurasi
data dan prakiraan beban.

2.Pengembangan Gardu

3.Pemilihan Letak Gardu

4.Pemilihan Level Tegangan Penyulang Primer

5.Faktor Investasi

2.5 Model Perencanaan Sistem


Distribusi
Model matematis yang berkembang saat ini
adalah :
Lokasi gardu optimum
Model pengembangan gardu
Model penentuan kapasitas optimum trafo
Model optimisasi transfer beban antara gardu

dengan pusat beban


Model optimisasi ukuran dan lintasan
penyulang untuk mensupply beban Semua
model yang berkembang tersebut mempunyai
fungsi untuk meminimisasi investasi.

2.6 Prosedur Pemasangan


Jaringan Distribusi
Survey
Sticking
Structure Data Sheet
Resticking
Pole Setting
Framing
Anchor Setting
Grounding
Insulator Setting
Stringing Setting
Transformer Setting
Painting
Trimming
Repairing And Clean Up
Final Check

Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai