Anda di halaman 1dari 68

ABSTRAK

Ummi Saroh Salamah. 105018200740. Penerapan Manajemen Mutu dalam Pendidikan di


Madrasah Aliyah negeri 2 Bogor. Skripsi. Program Studi Manajemen pendidikan, Jurusan
Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Juni 2010.
Penelitian dilakukan didasarkan pada kemajuan zaman yang semakin cepat, adanya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut manusia memiliki kemampuan
agar dapat survive dan dapat menghadapi tantangan hidup. Pendidikan merupakan salah satu
cara dalam membentuk manusia yang unggul dan berkualitas, ia memegang peranan penting
dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan akan menghasilkan
output/ lulusan yang bermutu jika melalui proses yang bermutu pula.
Dalam melaksanakan pendidikan, Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor berusaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang diselenggarakan secara berkesinambungan, salah satunya
adalah melakukan perbaikan secara terus menerus (continue improvement) dalam segala aspek,
seperti pengadaan sarana prasarana, pengadaan sumber daya manusia, pengembangan tenaga
pendidik dan kependidikan, dan melakukan evaluasi kinerja serta hasil yang didapatkan setiap
tahunnya.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskripstif kualitatif yang
menggambarkan objek penelitian secara verbal melalui data yang telah terkumpul melalui
wawancara dengan kepala sekolah, dan penyebaran angket kepada 40 guru beserta karyawan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor menunjukkan
bahwa secara umum sekolah ini telah menerapkan manajemen mutu pendidikan dengan baik. hal
ini didasarkan pada hasil wawancara, angket, serta data-data penunjang yang penulis dapatkan
yang berkaitan dengan manajemen mutu. Berdasarkan hal itu, maka, penulis memberikan saran
bagi sekolah agar tetap berkomitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan yang dijalankan, dan
tetap berupaya mempertahankan apa yang telah menjadi kekuatan atau kelebihan sekolah selama
ini, agar Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor dapat tetap survive dan dinilai lebih baik lagi oleh
masyarakat.

KATA PENGANTAR


Tidak ada kata yang sanggup mengungkapkan rasa syukur atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya, khususnya bagi penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan salah satu perjalanan dalam hidup. Tidak pernah ada satu ungkapan
yang paling pantas untuk Allah Swt, satu-satunya Rabb yang wajib dan pantas
disembah. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad Saw, satu-satunya kekasih hati yang rela berkorban dan menjadi teladan
bagi umatnya.
Gembira, merupakan kata yang dapat menggambarkan perasaan penulis saat
menyelesaikan tugas akhir ini, senang dan lega ketika dapat melihat senyum kedua
orang tua yang telah berjuang untuk penulis dalam menyelesaikan masa studi. Terasa
nikmat rasanya ketika semua masalah dilalui dengan sabar dan tawakal serta
dukungan dari orang-orang yang tercinta, dengan dukungan dari mereka penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis mengungkapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
2. Bpk. Rusydi Zakaria, M.Ed, M.Phil, Ketua Jurusan Kependidikan IslamManajemen Pendidikan
3. Drs. Muarif Syam, M.Pd, ketua program studi Kependidikan IslamManajemen Pendidikan.
4. Drs. H. Mudjahid AK, M.Sc, pembimbing skripsi yang telah membimbing
penulis dengan kesabaran yang luar biasa, yang telah meluangkan waktu dan
pikirannya untuk memberikan bimbingan dan motivasi bagi penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
ii

5. Seluruh dosen dan staf Jurusan Kependidikan Islam-Manajemen Pendidikan


yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman.
6. Bapak, Ibu tercinta, H.M. Dawam Yusuf dan Sri Lestari yang rela menjadi
tanganku ketika aku lelah menopang, rela menjadi kakiku ketika aku lelah
berjalan, rela menjadi mataku ketika aku tak tahu harus memilih jalan mana
yang harus kutempuh dalam hidup. Love You So Much.
7. Kedua kakakku tersayang (Teh Hanni, Mas Eko) yang selalu mengoreksi
kesalahan penulis dengan kasih sayang, adik-adikku tercinta (Lisa, de Ika,
Abang Kiki, Neng Ziah) yang menemani penulis dengan segala keributan dan
kebersamaan, memberi warna dan keceriaan yang tak tergantikan, serta
keponakanku tersayang (Wiehan) yang selalu menjadi penghibur bagi penulis.
8. Seluruh dewan guru dan staf Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor. Kepala
sekolah, H. Kosasih Ismatullah, dan Dra. Baeti Suharti, untuk segala waktu
dan kesempatan yang diberikan bagi penulis dalam melakukan penelitian.
9. Teman-teman

seperjuangan

Jurusan

Kependidikan

Islam-Manajemen

pendidikan angkatan 2005, special mate (opah, nana, icha, desy, nia, lely)
kebersamaan yang tidak pernah tergantikan. Kamal (thank you untuk semua
referensi yang dipinjamkan), dan semua teman-teman yang tidak mungkin
penulis uraikan satu persatu.
10. Warm regard for big family of Pesantren Pertanian Darul Fallah Bogor,
ibu&bapak Hadi, Syarah untuk segala dukungan, motivasi yang diberikan
selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
11. Big family of Global Mandiri National Plus School-Cibubur yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang telah
penulis dapat dalam masa studi, thank you so much. Special for ms. Nanik
and mr. Aviv, and students at year-4 Marco Polo, thank you for being an first
experience for me .

iii

Terima kasih atas segala bantuan, baik moril maupun materil serta motivasi yang
diberikan, semoga Allah Swt memberikan balasan yang tak ada duanya. Penulis
menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, namun penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan sedikit warna dalam dunia pendidikan dan juga bagi pembaca.
Jakarta, 29 Juli 2010
Penulis

iv

DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................

ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................

DAFTAR TABEL .......................................................................................

vii

BAB I

BAB II

: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................

B. Identifikasi Masalah ...................................................

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah.........................

D. Manfaat Penelitian .....................................................

E. Metode Penelitian .....................................................

: KAJIAN TEORI
A. Manajemen Mutu
1. Pengertian Manajemen .........................................

2. Fungsi Manajemen ...............................................

3. Pengertian Mutu ...................................................

10

4. Mutu Pendidikan ..................................................

12

B. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan


1. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu ..................

14

2. Falsafah Manajemen Mutu Terpadu .....................

16

3. Hakikat Manajemen Mutu Terpadu dalam


Pendidikan. ............................................................

18

4. Strategi Implementasi Manajemen Mutu Terpadu

BAB III

Dalam Pendidikan .................................................

20

C. Kerangka Berpikir .......................................................

24

: METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian .......................................................

25

B. Metode Penelitian .....................................................

25

BAB IV

BAB V

C. Tempat dan Waktu .....................................................

25

D. Variabel Penelitian .....................................................

26

E.

Sumber Data Penelitian ..............................................

26

F.

Teknik Pengumpulan Data .........................................

26

G. Teknik Analisa Data...................................................

29

: HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum MAN 2-Bogor ...............................

31

B. Deskripsi Data ............................................................

35

C. Analisa Data ...............................................................

56

: PENUTUP
D. Kesimpulan ................................................................

58

E.

Saran-saran .................................................................

59

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

60

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL
Table 1. kisi-kisi pertanyaan wawancara. 27
Table 2. kisi-kisi pertanyaan angket 28
Table 3. kisi-kisi alternative jawaban angket.. 29
Table 4. keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam
perencanaan manajemen sekolah.. 35
Table 5. keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam
penetapan visi, misi, serta tujuan sekolah. 36
Table 6. kepemilikan terhadap visi, misi, dan tujuan yang sama 37
Table 7. keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam
penyusunan program-program pendidikan 38
Tabel 8. Ketersediaan sarana dan prasarana sudah sangat baik
dan sesuai dengan kebutuhan 39
Table 9. ketersediaan peralatan dan fasilitas pembelajaran
sudah memadai dan tepat.. 39
Table 10. pengadaan pendidikan dan pelatihan bagi guru dan staf.... 40
Table 11. pengadaan pemberdayaan staf dan guru dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan... 41
Table 12. sistem pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan
dan keadaan siswa ... 42
Table 13. sekolah dapat mengatasi setiap hambatan dalam
proses pembelajaran. 42
Table 14. kepala sekolah memberikan intruksi yang jelas dalam
melaksanakan tugas. 43

vii

Tabel 15. Seluruh elemen sekolah bertanggung jawab terhadap


pengembangan dan peningkatan mutu. 44
Table 16. seluruh elemen sekolah menempatkan mutu sebagai
prioritas disekolah dalam setiap kegiatan kependidikan.. 44
table 17. sekolah memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen
dengan baik dalam melaksanakan manajemen sekolah... 45
Table 18. sekolah melaksanakan manajemen dengan baik 46
Tabel 19. Sekolah berorientasi pada mutu dalam setiap kegiatan
kependidikan 46
Tabel 20. Sekolah memberikan pelayanan yang baik
bagi siswa maupun masyarakat... 47
Tabel 21. Seluruh komite sekolah berperan aktif dalam
pengembangan program-program pendidikan..... 48
Tabel 22. Masyarakat berpartisipasi dalam pengembangan
program-program pendidikan.. 48
Tabel 23. Saya menyetujui ide-ide perbaikan kualitas
yang disarankan oleh seluruh pegawai 49
Tabel 24. Kepala sekolah memotivasi staf dan guru dalam bekerja.. 50
Tabel 25. Kepala sekolah mendukung dan menghargai pemikiran
kreatif guru dan staf dalam perbaikan kualitas 50
Tabel 26. Komunikasi antara kepala sekolah, guru, dan karyawan
berjalan efektif 51
Tabel 27. Sekolah mengevaluasi dan memonitor setiap program
dengan baik. 52

viii

Tabel 28. Sekolah mengadakan evaluasi kinerja kerja karyawan


dan guru setiap tahunnya 52
Tabel 29. Kepala sekolah memiliki komitmen yang kuat untuk
melakukan evaluasi dan tinjauan ulang.. 53
Tabel 30. Prestasi-prestasi yang diperoleh sekolah
dapat diraih dengan baik. 54
Tabel 31. Sekolah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
sebagai pengguna jasa pendidikan.. 54
Tabel 32. Sekolah menghasilkan lulusan yang diterima
pada perguruan tinggi favorit. 55
Tabel 33. Sekolah dapat mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah
dengan baik 55

ix

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan
hampir di semua aspek kehidupan manusia. Berbagai permasalahan hanya dapat
dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan
tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang
semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai
bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan keniscayaan
yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam
proses pembangunan, jika tidak ingin bangsa ini kalah dalam persaingan di era
globalisasi dewasa ini.
Pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan Sumber Daya
Manusia yang berkualitas. Dalam undang-undang Republik Indonesia no. 20
tahun 2003, bab II pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 . Secara kuantitas, kemajuan


pendidikan

di

Indonesia

sudah

cukup

baik,

namun

secara

kualitas

perkembangannya masih belum merata. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sekolah
yang belum berorientasi pada mutu. Mutu pendidikan atau mutu sekolah tertuju
pada mutu lulusan yang dihasilkan. Pendidikan yang dijalankan oleh suatu
sekolah akan menghasilkan lulusan yang bermutu jika melalui proses yang
bermutu. Proses pendidikan yang bermutu akan terjadi jika didukung oleh faktorfaktor penunjang proses pendidikan yang bermutu pula.
Makna dari mutu itu sendiri merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan-harapan 2 . Pada bidang pendidikan, mutu
pendidikan bersifat menyeluruh, melibatkan seluruh komponen, pelaksana, dan
kegiatan yang ada dalam pendidikan dan disebut sebagai Mutu Total atau Total
Quality 3 . Hasil pendidikan yang bermutu tidak akan tercapai jika hanya dengan
satu komponen dan kegiatan yang bermutu, karena kegiatan pendidikan cukup
kompleks. Suatu komponen, kegiatan, pelaku, terkait dan membutuhkan
dukungan dari kegiatan dan komponen yang lainnya.
Konsep mutu yang dikenal dengan manajemen mutu lahir beberapa dasawarsa
lalu terutama untuk mengatasi beberapa masalah di bidang bisnis dan industri.
Konsep itu telah diterapkan dengan sangat berhasil oleh dunia bisnis dan industri
di Jepang yang kemudian juga banyak di negara lain. Namun, saat ini mutu bukan
hanya menjadi masalah dalam bidang bisnis dan industri, tetapi juga dalam
bidang-bidang lainnya. Salah satunya dalam bidang pendidikan.
Dalam dunia pendidikan banyak masalah mutu yang dihadapi, seperti mutu
lulusan, mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru, serta mutu
profesionalisme dan kinerja guru. Pendidikan bermutu pasti terkait dengan mutu

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam


http://www.inheret-dikti.net/files/sisdiknas.pdf.
2
Fandy Tjiptono&Anastasia Diana, Total Quality Management (TQM), Ed.IV, (Yogyakarta:
ANDI, 2000), ed.IV, h. 4.
3
Nana Syaodih Sukmadinata, dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah
(konsep, prinsip, dan instrument), (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), h.7.

manajerial para pimpinan pendidikan, dana, sarana dan parasarana, fasilitas


pendidikan, media, sumber belajar, alat dan bahan latihan, iklim sekolah,
lingkungan pendidikan serta dukungan dari pihak-pihak yang terkait. Semua
kelemahan mutu tersebut berujung pada rendahnya mutu lulusan yang dapat
menimbulkan masalah, seperti lulusan tidak dapat melanjutkan studi, tidak dapat
menyelesaikan studinya pada jenjang yang lebih tinggi, tidak dapat diterima
dalam dunia kerja, bekerja namun tidak berprestasi, tidak dapat mengikuti
perkembangan masyarakat dan tidak produktif.
Banyaknya masalah dalam dunia pendidikan diakibatkan oleh lulusan
pendidikan yang tidak bermutu. Karena itu adanya program bermutu atau upayaupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan merupakan hal yang sangat penting.
Kata kunci kemajuan dunia industri adalah manajemen. Dalam hal ini Islam
menggariskan bahwa suatu manajemen harus dipegang oleh ahlinya, sebagaimana
hadits Rasulullah SAW:





Artinya:
Apabila suatu urusan dipegang dipegang selain ahlinya maka tunggulah
kehancuran (HR. Baihaqi)
Adanya globalisasi menuntut adanya perubahan paradigma dalam dunia
pendidikan. Untuk melakukan hal tersebut, peranan manajemen pendidikan sangat
signifikan untuk menciptakan sekolah-sekolah yang bermutu. Dari sini kita dapat
mengadopsi konsep dan aplikasi manajemen mutu industri untuk perbaikan dan
peningkatan mutu pendidikan, tentu saja dengan sejumlah penyesuaian baik yang
bersifat orientasi, paradigma, maupun dalam implementasinya. Sangat menarik
bahwa konsep manajemen mutu kemudian ditelaah kemungkinan penerapannya di
dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Perkembangan dan tantangan masa depan yang telah penulis uraikan, seperti:
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; globalisasi yang sangat cepat;
era informasi; dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap
pendidikan memicu sekolah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu.
Sehingga, konsep mutu menjadi perhatian para pengelola pendidikan dalam

rangka meningkatkan mutu agar dapat bersaing dalam kelas dunia. Salah satu
sekolah yang merespon tantangan serta mengambil peluang tersebut adalah
Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor.
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor terletak di jalan Pajajaran no. 6, kota
Bogor-Jawa Barat. Dalam melaksanakan pendidikan, Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 2 Kota Bogor selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan yang
diselenggarakan secara berkesinambungan. Selain itu, Madrasah Aliyah Negeri 2
Kota Bogor pula menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam
misi-misi sekolah yang telah dirumuskan. Selain itu, tidak sedikit arus lulusan
yang dihasilkan oleh MAN 2 Bogor dapat melanjutkan pendidikannya pada
perguruan tinggi favorit se-Indonesia. Semua itu tidak terlepas dari komitmen
sekolah yang selalu menciptakan kedisiplinan, lingkungan belajar yang
menyenangkan, kebersihan, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, yang
menjadikan keunggulan tersendiri bagi MAN 2 Bogor dengan sekolah-sekolah
yang lain. Dengan kelebihan yang dimiliki oleh MAN 2 tersebut menimbulkan
Animo masyarakat terhadap MAN 2 Bogor yang terlihat sangat baik, hal ini dapat
dilihat dengan bertambahnya jumlah siswa yang mendaftarkan diri setiap
tahunnya. Pertanyaannya adalah, dengan jumlah yang siswa yang sangat banyak
tersebut, apakah MAN 2 dapat memberikan pelayanan akademik yang baik bagi
seluruh siswa?
Terkait dengan penerapan manajemen mutu dalam pendidikan dengan kondisi
nyata yang ada di MAN 2 Bogor, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut
mengenai penerapan manajemen mutu pada salah satu sekolah, yakni Madrasah
Aliyah Negeri 2 Bogor. Penelitian ini penulis tuangkan dalam bentuk skrispsi
sebagai tugas akhir dengan judul:

Penerapan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan di


MAN 2 Bogor

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelayanan akademik yang diberikan MAN 2 Bogor kepada
setiap siswa?
2. Apakah pelayanan akademik yang diberikan kepada siswa sudah cukup
baik dalam rangka mencapai mutu pendidikan yang berkualitas?
3. Sejauhmana penerapan manajemen mutu dapat menghasilkan lulusan yang
bermutu?
4. Dengan pendekatan manajemen mutu, apakah sekolah dapat menjaga dan
meningkatkan mutu secara berkesinambungan?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah


Untuk memfokuskan pembahasan dalam skripsi ini, penulis membatasi
permasalahan yang akan dikaji, yakni:
1. Pelayanan akademik yang diberikan sekolah kepada siswa dalam rangka
mencapai mutu pendidikan yang baik.
2. Output yang dihasilkan oleh sekolah dengan memanfaatkan sumber daya
manusia yang ada.
Untuk memudahkan penulis dalam membahas skripsi ini, penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
Bagaimana Penerapan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan di Madrasah
Aliyah Negeri (MAN) 2-Bogor.

D. Manfaat Penelitian
Harapan penulis penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan dan dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam mengelola lembaga pendidikan lain yang berorientasi pada mutu,
menambah pengetahuan bagi penulis, serta dapat dijadikan sebagai salah satu
bahan perbandingan dan bahan tambahan bagi peneliti lain yang meneliti masalah
sejenis.

E. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif, yakni dengan menggambarkan berbagai kondisi, situasi atau
berbagai variabel yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian
berdasarkan pada apa yang terjadi.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Manajemen Mutu
1. Pengertian Manajemen
Manajemen saat ini menjadi salah satu kebutuhan pokok baik bagi
individu, kelompok maupun organisasi untuk dapat mencapai tujuan.
Manajemen secara bahasa berasal dari kata to manage yang
artinya mengatur 1 , kemudian secara etimologi manajemen adalah
ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu 2 . Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen
diartikan sebagai penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran 3 . Ini berarti bahwa manajemen dipandang sebagai
suatu proses dalam memberdayakan sumber daya yang ada dengan
tepat agar apa yang harapkan dapat tercapai dengan baik.
Selanjutnya untuk lebih memahami pengertian yang lebih luas
mengenai manajemen, berikut ini akan diuraikan beberapa pendapat
dari para ahli yang berkaitan dengan pengertian manajemen.

Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: CV. Haji Masagung,
1994), cet. IV, h.1.
2
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusiah.1-2.
3
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.708.

Mary Parker Follet mendefinisikan bahwa manajemen sebagai seni


dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain 4 . Dari definisi ini
tampak jelas bahwa untuk mencapai suatu tujuan dalam organisasi,
manajer tidak dapat melakukan tugasnya sendiri tetapi juga melibatkan
orang lain untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan.
SP. Siagian mengartikan manajemen sebagai kemampuan atau
keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian
tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain 5 . Disini manajemen
diartikan sebagai kemampuan, keterampilan yang dimiliki seseorang
sebagai pemimpin untuk dapat mempengaruhi anggotanya dalam
menjalankan suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang
diharapkan.
Selain itu, Luther gullick mendefinisikan pula manajemen sebagai
suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk
memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama 6 . Disini
manajemen lebih diartikan sebagai ilmu yang mencoba memahami apa
tujuan manusia bekerjasama dalam suatu organisasi, dan bagaimana
mereka bekerjasama untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli dalam manajemen,
dapat penulis simpulkan bahwa manajemen adalah suatu sistem yang
didalamnya terdapat proses mempengaruhi orang lain dalam
menyelesaikan tugas untuk mencapai suatu tujuan.

T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2003), cet.XVIII,

h. 8.
5

John Salindcho, Peranan Tindak Lanjut Dalam Manajemen, (Jakarta: Sinar Graha Grafika,
1989), h. 28.
6
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2009), h. 1

2. Fungsi manajemen
Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang
ditampilkan oleh seorang manajer atau pimpinan, yakni:
1. Perencanaan (planning), adalah pemilihan atau penatapan tujuan
organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program,
prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan.
2. Pengorganisasian (organizing), adalah penentuan sumber daya dan
kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, perencanaan dan
pengembangan suatu kelompok kerja, penugasan tanggung jawab
tertentu, dan pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada
individu untuk melaksanakan tugasnya.
3. Pengarahan (leading), fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan
kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan,
seperti komunikasi, motivasi dan disiplin.
4. Pengawasan (controlling), adalah penemuan dan penerapan cara
dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan
sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. 7
Selain itu, fungsi-fungsi manajemen pula sering diartikan sebagai
proses merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan
upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai
secara efektif dan efisien 8 .
Dari fungsi-fungsi pokok

manajemen tersebut dapat penulis

simpulkan bahwa fungsi manajemen merupakan kegiatan yang penting


dilakukan dalam suatu manajemen organisasi yang mempunyai peranan
dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sehingga, semua fungsi-fungsi tersebut harus
dilaksanakan oleh manajer jika ingin tujuan organisasinya dapat tercapai.

T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2003), cet.XVIII,


h. 23-25
8
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan..., h. 1

10

3. Pengertian Mutu
Edward Sallis mengemukakan konsep mutu dalam tiga pengertian,
yakni:
1. Mutu sebagai konsep yang absolut (mutlak), dalam konsep ini, mutu
dianggap sesuatu yang ideal dan tidak ada duanya.
2. Mutu dalam konsep yang relatif, konsep ini menyatakan bahwa suatu
produk atau jasa telah memenuhi persyaratan atau criteria, atau
spesifikasi yang ditetapkan (standar).
3. Mutu menurut konsumen, konsep ini menganggap konsumen sebagai
penentu akhir tentang mutu suatu produk atau jasa, sehingga
kepuasan konsumen menjadi prioritas. 9
Dari konsep mutu yang dikemukakan oleh Edward Sallis dapat
disimpulkan bahwa dari konsep-konsep ini didapatkan kualitas/ mutu
bukanlah merupakan tujuan akhir, melainkan sebagai alat ukur atas
produk akhir dari standar yang ditentukan.
Selain definisi mutu yang dikemukakan oleh Edward Sallis, mutu
secara kebahasaan dapat diartikan sebagai derajat keunggulan suatu
barang atau jasa dibandingkan dengan yang lain 10 . Ini berarti jika
suatu barang atau jasa yang ada memiliki keunggulan dibanding yang
lainnya, barang maupun jasa tersebut dapat dinilai bermutu.
Dalam definisi yang lebih luas mengenai mutu/ kualitas, ada yang
menyebutkan bahwa kualitas/ mutu adalah suatu nilai atau suatu
keadaan 11 . Ini berarti bahwa suatu barang atau jasa dapat dikatakan
bermutu jika memiliki nilai yang terkandung didalamnya.
Secara substantif, menurut Sanusi Uwes dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, istilah mutu
mengandung dua hal, sifat dan taraf, sifat adalah sesuatu yang
menerangkan keadaan benda, sedangkan taraf menuju kedudukan suatu

Umaedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/ Madrasah (mengelola pendidikan dalam era
masyarakat berubah), (Jakarta: CEQM, 2004), h. 161
10
Umaedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/ Madrasah (mengelola pendidikan dalam era
masyarakat berubah), h. 157.
11
Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: PT. Grasindo, 2003), h. 68.

11

skala 12 . Dalam sifat, mutu diartikan sebagai keadaan suatu benda pada
saat itu, apakah benda tersebut dapat dinilai baik keadaannya atau
sebaliknya.

Dan

dalam

taraf,

mutu

memiliki

standar

yang

menggambarkan suatu benda, jika suatu benda berada dalam standar


yang ada, maka dapat dikatakan bermutu begitu pula sebaliknya.
Goetsch dan Davis mengemukakan pengertian mutu/ kualitas
sebagai kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
pengguna produk atau jasa 13 . Ini berarti bahwa jika suatu benda
maupun keadaan dapat memenuhi atau bahkan melebihi harapan
pengguna produk maka dapat dikatakan bermutu. Jika dalam
pendidikan dapat diartikan bahwa output/ lulusan dapat dikatakan
bermutu jika dapat memenuhi atau melebihi harapan dan kebutuhan
masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.
Kualitas/ mutu juga dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
menentukan kepuasan pelanggan dan upaya perubahan kearah
perbaikan terus menerus, maka dikenal dengan istilah Q-MATCH
(Quality = Meets Agreed Terms and Changes) 14 . Definisi ini tidak jauh
berbeda dengan yang dikemukakan oleh Goetsch dan Davis, hanya pada
definisi ini lebih menekankan pada perbaikan yang dilakukan secara
terus menerus.
Menurut Juran, kualitas produk adalah kecocokan pengguna
produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pelanggan 15 . Kecocokan penggunaan suatu produk adalah adalah
apabila produk mempunyai daya tahan penggunaannya lama, produk
yang digunakan akan meningkatkan citra atau status konsumen yang

12

Sanusi Uwes, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999), cet-1, h. 27.
13
Eti Rochaety, dkk, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2006), h. 96.
14
Vincent Gaspersz, Total Quality Management, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2005), h. 5.
15
MN. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h. 2.

12

memakainya, produknya tidak mudah rusak, adanya jaminan kualitas


dan sesuai etika bila digunakan. Khusus dalam bidang jasa, diperlukan
pelayanan kepada pelanggan yang ramah tamah, sopan santun, serta
jujur sehingga dapat menyenangkan dan memuaskan masyarakat.
Crosby menyatakan bahwa kualitas adalah conformance to
requirement,

yaitu

sesuai

dengan

yang

disyaratkan

atau

distandarkan 16 . Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi


dan produk jadi. Dalam pendidikan bahan baku merupakan input
(siswa), proses produksi merupakan proses pembelajaran yang
diperoleh oleh siswa, dan produk jadi merupakan output yang
dihasilkan oleh sekolah.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa mutu
adalah ukuran untuk menyatakan esensi/ nilai suatu benda atau hal
berupa standar ideal yang ingin dicapai dalam suatu proses. Selain itu
tampak jelas bahwa mutu/ kualitas selalu berfokus pada pelanggan
(customer), sehingga produk-produk didesain, diproduksi, serta
pelayanan diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Karena
kualitas/ mutu mengacu kepada segala sesuatu yang menentukan
kepuasan pelanggan, suatu produk yang dihasilkan dapat dikatakan
berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat
dimanfaatkan dengan baik, serta diproduksi/ dihasilkan dengan cara
yang baik dan benar pula.

4. Mutu Pendidikan
Mutu dalam pendidikan dapat dilihat dari segi relevansinya dengan
kebutuhan masyarakat, dapat tidaknya lulusan dapat melanjutkan ke
jenjang selanjutnya bahkan sampai memperoleh suatu pekerjaan yang
baik, serta kemampuan seseorang didalam mengatasi persoalan hidup.

16

MN. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, h. 2.

13

Mutu pendidikan dapat ditinjau dari kemanfaatan pendidikan bagi


individu, masyarakat dan bangsa atau Negara. Secara spesifik ada yang
melihat mutu pendidikan dari segi tinggi dan luasnya ilmu pengetahuan
yang ingin dicapai oleh seseorang yang menempuh pendidikan.
Dalam konteks pendidikan, mutu mengacu pada proses dan hasil
pendidikan.
Pada proses pendidikan, mutu pendidikan berkaitan dengan bahan ajar,
metodologi, sarana dan prasarana, ketenagaan, pembiayaan, lingkungan
dan sebagainya. Namun pada hasil pendidikan, mutu berkaitan dengan
prestasi yang dicapai sekolah dalam kurun waktu tetentu yang dapat
berupa tes kemampuan akademik, seperti ulangan umum, raport, ujian
nasional, dan prestasi non-akademik seperti dibidang olah raga, seni
atau keterampilan 17 .
Dikatakan pula bahwa dalam konteks pendidikan, pengertian mutu
mengacu pada masukan, proses, keluaran, dan dampaknya.

Mutu masukan dapat dilihat dari kondisi baik atau tidaknya


masukan sumber daya manusia, seperti kepala sekolah, guru,
laboran, staf, dan siswa. Memenuhi atau tidaknya criteria
masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum,
sarana prasarana, dan lain-lain. Memenuhi atau tidaknya
perangkat lunak pendidikan, seperti peraturan, struktur
oeganisasi dan deskripsi kerja. Mutu masukan yang berupa
harapan, seperti visi, motivasi, ketekunan serta cita-cita.
Mutu proses meliputi kemampuan sumber daya sekolah
mentransformasikan multijenis masukan dan situasi untuk
mencapai derajat nilai tambah tertentu bagi siswa. Seperti,
kesehatan, kedisipilinan, kepuasan, keakraban, dan lain-lain.
Mutu keluaran, yakni hasil pendidikan dipandang bermutu jika
mampu melahirkan keunggulan akademik (nilai) dan
ekstrakurikuler (aneka jenis keterampilan) pada peserta didik
yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau
menyelesaikan program pembelajaran tertentu. 18

Dari pengertian dan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa


mutu pendidikan tidak hanya berada pada unsur masukan (input), tetapi
juga proses, kinerja Sumber Daya Manusia yang mengelola, kreatifitas
17

Choirul Fuad Yusuf, Budaya Sekolah dan mutu Pendidikan, (Jakarta: PT. Pena Citrasatria,
2008), h. 21.
18
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah (dari unit birokrasi ke lembaga
akademik), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 53.

14

dan produktifitas meraka, terutama unsure keluaran atau lulusan


(output) agar dapat memuaskan dan memenuhi harapan serta kebutuhan
masyarakat sebagai pelanggan pendidikan. Dengan menggunakan
konsep sistem maka input, proses, dan output yang ada dalam
pendidikan memiliki hubungan yang saling mempengaruhi untuk dapat
mencapai kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Nana Syaodih, dkk, dalam bukunya Pengendalian Mutu Pendidikan
Sekolah Menengah (konsep, prinsip dan instrument), mengemukakan
prinsip-prinsip dalam peningkatan mutu pendidikan, antara lain:

Kepemimpinan yang professional dalam bidang pendidikan.


Adanya komitmen pada perubahan.
Para professional pendidikan sebaiknya dapat membantu para
siswa dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan yang
dibutuhkanguna bersaing didunia global.
Mutu pendidikan dapat diperbaiki jika adanya administrator,
guru, staf, pengawas sebagai professional pendidikan
mengembangkan sikap yang terpusat pada kepemimpinan, team
work, kerja sama, akuntabilitas, dan rekognisi 19 .

Dari prinsip-prinsip tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam usaha


peningkatan mutu seluruh elemen yang ada dalam suatu organisasi ikut
terlibat serta memiliki tugas, visi, misi yang sama

B. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan


1. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu
Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini telah,
sedang dan akan terus dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan.
Dalam dunia pendidikan usaha ini dilakukan mulai dari peningkatan
kualitas pendidikan pra sekolah, sekolah dasar, menengah sampai
perguruan tinggi. Salah satu upaya yang sedang disosialisasikan dan
dianggap tepat adalah melalui Total Quality Management (manajemen
mutu terpadu).

19

Nana Syaodih Sukmadinata, dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah


(konsep, prinsip, dan instrument), (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), h. 9-10.

15

Seperti halnya dengan kualitas/ mutu, definisi manajemen mutu terpadu


juga

bermacam-macam.

Total

Quality

Management

(TQM)

atau

manajemen mutu terpadu diartikan Sebagai suatu pendekatan dalam


menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing
organisasi melalui perbaikan secara terus menerus atas produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungannya 20 . Dalam definisi ini TQM diartikan
sebagai pendekatan, metode dalam menjalankan suatu usaha dengan
perbaikan yang dilakukan secara berkelanjutan dari segala aspek yang
terlibat, yakni produk, jasa, proses, lingkungan dan terutama manusia yang
menjalankannya.
TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas
sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi 21 . Definisi ini lebih menekankan
TQM sebagai sistem yang melibatkan seluruh manusia yang berperan
dalam rangka memenuhi harapan pengguna produk.
Selain definisi yang telah ada, para ahli manajemen telah banyak
mengemukakan pendapatnya mengenai manajemen mutu terpadu atau
Total Quality Management. Diantaranya adalah Edward Sallis yang
mengemukakan bahwa Total Quality Management is a philosophy and
methodology which assists institutions to manage change and to set their
own agendas for dealing with the plethora of new external pressures 22 ,
(manajemen mutu terpadu merupakan suatu filsafat dan metodologi yang
membantu berbagai institusi, terutama industri, dalam mengelola
perubahan dan menyusun agenda masing-masing untuk menanggapi
tekanan-tekanan faktor eksternal). Selain itu, Franklin P. Schargel
menegaskan bahwa Total Quality Management merupakan suatu proses
yang melibatkan pemusatan pada pencapaian kepuasan harapan pelanggan

20

Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Management, (Yogyakarta: ANDI


OFFSET,1995), h. 4.
21
MN. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h. 22.
22
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan Aplikasi),
(Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 28-29.

16

pendidikan, perbaikan terus menerus, pembagian tanggung jawab dengan


para pegawai dan pengurangan pekerjaan tersisa serta pengerjaan
kembali 23 .
Banyaknya definisi mengenai Total Quality Management, namun pada
dasarnya manajemen mutu terpadu merupakan suatu cara meningkatkan
performansi secara terus menerus (continous performance improvement)
pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari
suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan
modal yang tersedia 24 . Ini berarti bahwa Total Quality Management
menekankan

pentingnya

perbaikan

yang

dilakukan

secara

berkesinambungan untuk mendapatkan suatu hasil yang bermutu secara


menyeluruh, baik pada proses maupun hasil agar dapat memenuhi harapan
pelanggan dengan memberdayakan seluruh sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien. Dalam pendidikan, Total Quality Management
merupakan suatu cara dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan
melakukan perbaikan/ evaluasi yang dilakukan secara terus menerus, baik
pada input, proses, dan output yang dihasilkan serta mengevaluasi
kekurangan atau kelebihan yang dimiliki setiap tahunnya yang akan
diperbaiki atau ditingkatkan pada tahun selanjutnya.

2. Falsafah Manajemen Mutu Terpadu


Yang mendasari falsafah manajemen mutu terpadu adalah fokus pada
pernyataan do the right things, first time, every time (kerjakan sesuatu yang
benar sejak pertama kali, setiap waktu).
Edward Deming secara rinci meletakkan kerangka pemikiran dalam
perbaikan mutu secara berkelanjutan yang terdiri dari hal-hal sebagai
berikut:

23

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (konsep, strategi dan aplikasi),
, h. 36.
24
Vincent Gaspersz, Total Quality Management, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2005), h. 5-6.

17

1. Reaksi berantai untuk perbaikan kualitas. Menyatakan bahwa


perbaikan kualitas akan meningkatkan kepuasan pelanggan dalam
halproduk, barang atau jasa yang sekaligus akan mengurangi biaya
produksi, sehingga meningkatkan produktifitas.
2. Transformasi organisasi. Kemampuan untuk mencapai perbaikan
yang penting dan berkelanjutan menuntut perubahan dalam nilainilai yang dianut. Selain itu, proses kerja dan struktur kewenangan
dalam organisasi perlu dibenahi.
3. Peran esensial pimpinan. Kepemimpinan mempunyai peran strategis
dalam upaya perbaikan kualitas.
4. Hindari praktik-praktik manajemen yang merugikan. Setiap
keputusan yang didasarkan pada pandangan jangka pendek dan
terkotak-kotak, akhirnya akan merugikan organisasi, seperti tidak
adanya tujuan yang tetap untuk perbaikan kualitas, hanya
memikirkan keuntungan jangka pendek, dan berganti-ganti
kegiatan.
5. Penerapan system of profound knowledge. Penerapan sistem ini
meliputi empat disiplin, yakni orientasi pada sistem yang focus pada
kinerja total organisasi, teori variasi yang akan membantu
pengambil keputusan untuk mengetahui kapan harus melakukan
perubahan-perubahan dalam suatu sistem guna memperbaiki
kinerja, teori pengetahuan yang akan membantu kita untuk
mengetahui apa yang dikehendaki oleh pelanggan, apa yang perlu
dilaukan untuk memperbaiki kualitas, apa kebutuhan dan harapan
baru pelanggan, dan sebagainya. 25
Dalam lembaga pendidikan, kepala sekolah sebagai pemimpin
mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengadakan perubahan
yang berkelanjutan dalam rangka perbaikan mutu. Sehingga konsep
sekolah bermutu (unggul) perlu ada dalam konsep setiap kepala sekolah.
Kepala sekolah perlu memahami TQM sebagai suatu falsafah, metode,
tekhnik, dan strategi manajemen untuk perbaikan mutu sekolah, karena
kinerja organisasi sekolah senantiasa dinilai masyarakat dalam situasi yang
semakin maju. Kepala sekolah dan para guru perlu memahami harapan
masyarakat terhadap sekolahnya. Hal ini dilakukan agar harapan pengguna
jasa pendidikan dapat tercapai.

25

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (konsep, strategi dan aplikasi),
(Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 33-34.

18

3. Hakikat Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan


Jasa pendidikan memegang peranan vital dalam mengembangkan dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun, minat dan perhatian
pada aspek kukalitas jasa pendidikan dapat dikatakan baru berkembang
dalam satu decade terakhir. Keberhasilan jasa pendidikan ditentukan dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada para pengguna jasa
pendidikan (peserta didik). Sehingga konsep manajemen mutu sangat
diperlukan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas.
Dalam konteks aplikasi, konsep manajemen mutu terpadu terhadap
pendidikan, Edward Sallis menegaskan bahwa Total quality management
is a philosophy improvement, which can provide any educational
institution with a set of practical tools for meeting and exceeding
presentand future customers needs, wants and expectations 26 .
Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa manajemen mutu terpadu
menekankan pada dua konsep utama, yakni continous improvement
(sebagai filosofi dari perbaikan yang terus menerus) dan yang
berhubungan dengan alat-alat dan teknik seperti brainstorming and force
field analysis (analisis kekuatan lapangan) yang digunakan untuk
perbaikan kualitas dalam tindakan manajemen untuk mencapai kebutuhan
dan harapan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.
Hal ini berarti manajemen mutu dalam pendidikan dapat dikatakan
mengutamakan pelajar atau program perbaikan sekolah yang mungkin
dapat dilakukan secara lebih kreatif dan konstruktif, sehingga dapat
merubah kultur sekolah menjadi lebih baik yang dapat membuat para
pelajar, orang tua dan masyarakat menjadi tertarik tetrhadap perubahan
yang ditimbulkan.
Aplikasi TQM dalam satuan pendidikan dapat pula disebut Total
Quality School (TQS). Jerome S. Arcaro dalam bukunya Pendidikan
26

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan


Aplikasi) ,h. 35.

19

Berbasis Mutu (prinsip-prinsip perumusan dan tata langkah penerapan)


mengemukakan Sekolah Bermutu Total terdiri dari lima pilar, yakni:
focus pada pelanggan (costumer), keterlibatan total, pengukuran (adanya
ukuran baku mutu lulusan sekolah), adanya komitmen, dan perbaikan yang
berkelanjutan 27 .
Dari penjelasan dan pengertian yang ada mengenai Manajemen Mutu
Terpadu, setidaknya ada empat hal yang ditekankan dalam memahami
hakikat mutu terpadu pendidikan (Total Quality Management in
education), yakni:
1.
2.
3.
4.

Pencapaian dan pemuasan harapan pelanggan.


Perbaikan terus menerus.
Pembagian tanggung jawab dengan para pegawai.
Pengurangan sisa pekerjaan dan pengerjaan ulang. 28

Pemuasan harapan pelanggan (pengguna jasa pendidikan) berarti


mengantisipasi kebutuhan pelanggan dimasa yang akan dating, mengambil
resiko dan mengembangkan produk serta melayani pelanggan, baik
pelanggan internal (pegawai, pelajar dan orang tua pelajar) maupun
pelanggan eksternal (akademi dan universitas, bisnis, militer serta
masyarakat luas sebagai pengguna produk).
Perbaikan terus menerus berarti sesuatu yang belum pernah dilakukan.
Suatu tindakan yang mengejar mutu, prosesnya harus terus menerus
diperbaiki dengan diubah, ditambah, dikembangkan dan dimurnikan.
Pemberdayaan pegawai meruapakan satu hal yang sangat penting
dalam perbaikan mutu, sehingga perlu ada pembagian tanggung jawab
sesame pegawai. Para guru dan pegawai dapat diberdayakan sepenuhnya
dengan memberikan tanggung jawab dan keterampilan dalam rangka
pencapaian kinerja sekolah.
Dalam kegiatan pendidikan yang disebut sebagai sisa pekerjaan (scrap)
dan pengerjaan ulang adalah putus sekolah (dropping out) yang dialami
27

Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu (prinsip-prinsip perumusan dan tata langkah
penerapan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 15.
28
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan Aplikasi)
,h. 36-38.

20

oleh siswa karena kondisi tertentu (tinggal kelas, sehingga harus


mengulang kelas dengan biaya yang mahal).
Keempat hal ini adalah yang harus diperhatikan para pengelola
pendidikan dalam dalam menjalankan manajemen sekolah agar dapat
dihasilkan hasil atau produk pendidikan (output) yang bermutu.

4. Strategi Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan


Pemikiran manajemen modern seperti Total Quality Management
(TQM) semula diaplikasikan pada dunia bisnis dan industry. Dalam
perkembangannya, paradigm baru manajemen mutu terpadu tersebut dapat
pula diadopsi untuk dunia pendidikan. Untuk mencapai kepuasan
pelanggan pendidikan (masyarakat) hari ini dan masa depan, maka hal
mendasar yang perlu diperhatikan adalah pengembangan manajemen yang
kuat, penyampaian hasil mutu organisasi, visi dan misi yang jelas, dan
sebagainya.
Untuk menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan,
menurut Joseph C. Field ada sepuluh langkah yang harus dilalui, yaitu:
1. Mempelajari dan memahami manajemen mutu terpadu secara
menyeluruh.
2. Memahami dan mengadopsi jiwa filosofi untuk perbaikan terus
menerus.
3. Menilai jaminan mutu saat ini dan program pengendalian mutu.
4. Membangun sistem mutu terpadu (kebijakan mutu, rencana strategis
mutu, impelementasi rencana, rencana pelatihan, organisasi dan
struktur, prosedur bagi tindakan perbaikan, pendefinisian terhadap nilai
tambah tindakan).
5. Mempersiapkan orang-orang untuk perubahan, menilai budaya mutu
sebagai tujuan untuk mempersiapkan perbaikan, melatih orang-orang
untuk bekerja pada suatu kelompok kerja.
6. Mempelajari tekhnik menyerang atau mengatasi akar persoalan
(penyebab) dan mengaplikasikan tindakan koreksi dengan
menggunakan tekhnik dan alat manajemen mutu terpadu.
7. Memilih dan menetapkan pilot project untuk diaplikasikan.
8. Tetapkan prosedur tindakan perbaikan dan sadari akan
keberhasilannya.
9. Menciptakan komitmen dan strategi yang benar mutu terpadu oleh
pemimpin yang akan menggunakannya, dan

21

10. Memelihara jiwa mutu terpadu dalam penyelidikan


pengetahuan yang amat luas. 29

dan aplikasi

Sepuluh langkah tersebut tidak akan berjalan sebelum para professional


pendidikan memahami makna mutu itu sendiri. Suatu hal yang perlu dikaji
terlebih dahulu adalah apa sebenarnya mutu. Sehingga perlu bagi para
professional

pendidikan

memahami

makna

mutu

sebelum

mengaplikasikannya.
Joseph C. Field mengatakan aplikasi TQM menjadi mutu terpadu
pendidikan atau Total Quality Education (TQE) . Ia memberi definisi mutu
terpadu dalam pendidikan everyone commited for meeting or exceeding
customers expectation , setiap orang bertanggung jawab atau berkewajiban
untuk mencapai atau mengejar kepuasan pelanggan

30

. Ini berarti bahwa

suatu mutu terpadu dalam pendidikan membuat setiap orang berjanji untuk
melayani orang lain berdasarkan setiap tuntutan kebutuhan pendidikan.
Untuk dapat mengejar mutu, ada tujuh elemen-elemen pokok yang
dikemukakan sebagai bangunan pemikiran manajemen mutu terpadu,
yakni:
1. Strategi yang terfokus pada pelanggan
2. Kepercayaan terhadap orang-orang, baik internal maupun eksternal
merupakan sumber daya yang sangat penting.
3. Aktivitasnya yang menunjukkan perbaikan terus menerus meruapakan
norma yang diharapkan.
4. Pengembangan dan pelaksanaan suatu sistem berdasarkan proyek dan
proses pengawasan dengan menggunakan alat dan teknik mutu.
5. Jaminan mutu yang terus berjalan berdasarkan penilaian kinerja.
6. Bersikap positif terhadap koreksi kegagalan.
7. Pemikiran yang berbeda terhadap segala sesuatu dalam pencarian atau
pengejaran kepuasan pelanggan. 31

29

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan


Aplikasi) ,h. 81-82.
30
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan
Aplikasi) ,h. 83
31
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan
Aplikasi) ,h. 84

22

Selain elemen-elemen yang dianggap sebagai bangunan pemikiran


manajemen mutu terpadu, Josep C. Field mengemukakan prinsip-prinsip
yang harus dipegang dalam mengimplementasikan manajemen mutu
terpadu dalam pendidikan, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Komitmen manajemen terpadu.


Selalu mengutamakan pelanggan.
Komitmen terhadap tim kerjasama.
Komitmen terhadap manajemen pribadi dan kepemimpinan.
Komitmen terhadap perbaikan terus menerus.
Komitmen terhadap kepercayaan kemampuan pribadi dan tim.
Komitmen untuk meraih mutu. 32

Dapat

disimpulkan

bahwa

dalam

implementasi

TQM

dalam

pendidikan tidak hanya mempertimbangkan langkah-langkah yang harus


dilalui tetapi juga mempertimbangkan elemen-elemen yang akan
memastikan langkah-langkah yang ada dan prinsip-prinsip yang
menunjang keberhasilan dari penerapan manajemen mutu terpadu,
sehingga usaha perbaikan mutu benar-benar dilakukan secara optimal.
Adapun

penyusunan

program

peningkatan

mutu

dengan

mengaplikasikan empat teknik : 33


a.

School review
Suatu proses dimana seluruh komponen sekolah bekerja sama
khususnya dengan orang tua dan tenaga profesional (ahli) untuk
mengevaluasi dan menilai efektivitas sekolah, serta mutu lulusan.
School review akan menghasilkan rumusan tentang kelemahankelemahan, kelebihan-kelebihan dan prestasi siswa, serta rekomendasi
untuk pengembangan program tahun mendatang.

32

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan


Aplikasi) ,h. 85
33
Falah Yunus, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan, dalam
http://www.geocities.com/guruvalah/Manaj_Pening_Mutu_Pend.html

23

b. Benchmarking :
Suatu kegiatan untuk menetapkan standar dan target yang akan
dicapai

dalam

suatu

periode

tertentu.

Benchmarking

dapat

diaplikasikan untuk individu, kelompok ataupun lembaga.


c. Quality assurance
Suatu teknik untuk menentukan bahwa proses pendidikan telah
berlangsung sebagaimana seharusnya. Dengan teknik ini akan dapat
dideteksi adanya penyimpangan yang terjadi pada proses. Teknik
menekankan

pada

monitoring

yang

berkesinambungan,

dan

melembaga, menjadi subsistem sekolah. Quality assurance akan


menghasilkan informasi, yang :
1. Merupakan umpan balik bagi sekolah
2. Memberikan jaminan bagi orang tua siswa bahwa sekolah
senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi siswa.
Untuk melaksanakan quality assurance, maka sekolah harus :
1. Menekankan pada kualitas hasil belajar
2. Hasil kerja siswa dimonitor secara terus menerus
3. Informasi dan data dari sekolah dikumpulkan dan dianalisis untuk
memperbaiki proses di sekolah.
4. Semua pihak mulai kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, dan
juga orang tua siswa harus memiliki komitmen untuk secara
bersama mengevaluasi kondisi sekolah yang kritis dan berupaya
untuk memperbaiki.
d. Quality control
Suatu sistem untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan
kualitas output yang tidak sesuai dengan standar. Quality control
memerlukan indikator kualitas yang jelas dan pasti, sehingga dapat
ditentukan penyimpangan kualitas yang terjadi.

24

C. Kerangka Berpikir
Manajemen mutu terpadu menekankan pada dua konsep utama, yakni
continous improvement (sebagai filosofi dari perbaikan yang terus menerus)
dan yang berhubungan dengan alat-alat dan teknik seperti brainstorming and
force field analysis (analisis kekuatan lapangan) yang digunakan untuk
perbaikan kualitas dalam tindakan manajemen untuk mencapai kebutuhan dan
harapan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.
Kondisi MAN 2 yang dilihat dari visi yang mereka miliki menggambarkan
MAN 2 Bogor memiliki komitmen yang kuat dalam meningkatkan mutu
pendidikan

yang

diselenggarakan,

namun

dalam

pengadaan

tenaga

kependidikan, khususnya pada tata usaha, MAN 2 Bogor belum dapat


memenuhi standar tenaga kependidikan yang seharusnya.
Dalam konsep manajemen mutu, terbentuknya komitmen yang kuat serta
visi yang sama untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap orang yang
terlibat dalam suatu lembaga adalah kunci keberhasilan dalam perbaikan dan
peningkatakan mutu. Sumber daya manusia yang berkualitas pun memegang
peranan dalam menghasilkan output yang berkualitas pula. Hal ini berarti
dalam suatu sekolah dibutuhkan SDM yang baik agar dapat memberikan
pelayanan pendidikan yang berkualitas, sehingga output yang diinginkan
dapat tercapai, yakni hasil pendidikan yang baik/ berkualitas.
Dari keadaan yang nyata di MAN 2 Bogor, dengan kondisi yang
seharusnya pada manajemen mutu dalam pendidikan dapat dilihat adanya
permasalahan, yakni sumber daya manusia yang dimiliki belum cukup baik,
khususnya pada tenaga tata usaha. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah
dengan kondisi tetrsebut MAN 2 Bogor dapat memberikan pelayanan yang
baik kepada setiap siswa?.
Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, MAN 2 Bogor dapat
melakukan pengawasan dan pengarahan pada setiap tenaga pendidik dan
kependidikan, pengembangan dan pelatihan dapat diberikan kepada tenaga
pendidik dan kependidikan agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan
baik.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelayanan akademik yang diberikan MAN 2 Bogor
kepada setiap siswa dalam mencapai mutu pendidikan.
2. Untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia yang ada di MAN 2
Bogor.
3. Untuk mengetahui penerapan manajemen mutu yang diterapkan oleh
Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor.
4. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor
dari usahanya dalam meningkatkan mutu secara berkesinambungan.

B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif, melalui penelitian lapangan dan kepustakaan yang
bertujuaan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau
berbagai variable yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian ini
berdasarkan pada apa yang terjadi.

25

26

C. Tempat dan Waktu penelitian


Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bogor mulai
bulan Januari 2010 s/d selesai. Adapun tempat penelitian bertempat di MAN 2
Bogor bertempat di Jl. Padjajaran No. 6 Bogor.

D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian yakni penerapan
manajemen mutu terpadu yang ada pada MAN 2 Bogor.

E. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, dan 40 tenaga
pendidik dan kependidikan MAN 2 Bogor dari 97 orang yang ada.

F. Teknik Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data yang disesuaikan dengan masalah yang ingin diteliti.
1.

Observasi
Observasi pengamatan terhadap sutau objek yang diteliti baik secara
langsung maupun tidak langsung utnutk memperoleh data yang harus
dikumpulkan dalam penelitian 1 . Observasi dilakukan untuk mendapatkan
data mengenai fasilitas/ sarana prasarana yang dapat menunjang
keberhasilan penerapan manajemen mutu di sekolah tersebut. Observasi
dilakukan dengan mengamati keadaaan sekolah beserta sarana dan prasara
penunjangnya.

2.

Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang dianggap perlu,
sehingga lebih menyakinkan data yang diperoleh dari sumber-sumber yang
lainnya mengenai penerapan manajemen mutu terpadu yang ada disekolah
tersebut. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan

Djaman satori, Aan Komariah, Metodologi penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA,


2009), h. 105.

27

kepala sekolah dan wakil kepala sekolah MAN 2 Bogor. Adapun


instrument yang penulis gunakan adalah pedoman wawancara dengan
rincian kisi-kisi dan item pertanyaan wawancara dibawah ini.
Tabel 1
Kisi-kisi pertanyaan wawancara
No
1

Dimensi
Perencanaan

Pengorganisasian

Aspek
a) Gambaran terhadap mutu
pendidikan
b) Perencanaan manajemen
sekolah
c) Penyusunan program sekolah
d) Pengadaan sarana prasarana
a) Pengorganisasian Sumber
Daya Manusia
b) Pengorganisasian system

No. Item
1 dan 2
15
4 dan 5
7
9 dan 10
12

pembelajaran
3

3.

Pelaksanaan

Evaluasi

c) Pembagian tugas/job
description
a) Pelaksanaan manajemen mutu
b) Pemberian pelayanan terhadap
pengguna pendidikan
c) Pengembangan
programprogram pendidikan
a) Penilaian kinerja karyawan
b) Perbaikan secara terus menerus
c) Penilaian terhadap hasil
penerapan manajemen mutu

13 dan 14
3 dan 16
8
6

11
18
17

Dokumentasi
Melalui dokumentasi ini diharapkan dapat memperoleh data-data yang
valid yang berhubungan dengan arsip sekolah sebagai penunjang dalam
penelitian ini. Dengan dokumentasi ini sudah pasti dijamin kebenarannya
yang didapatkan dari pihak-pihak sekolah, seperti: bagian administrasi,
bagian kepegawaian dan terutama manajemen sekolah.

4.

Angket
Angket adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang dikirimkan
kepada sumber data baik secara langsung atau tidak langsung. Selain
observasi, wawancara dan dokumentasi, untuk mendapat informasi lebih
penulis menyebarkan angket kepada 40 orang tenaga pendidik dan

28

kependidikan dari 97 orang yang ada sebagai sumber data. Dimana angket
yang disebar adalah angket yang berbentuk pernyataan-pernyataan dengan
memilih jawaban yang telah dianggap paling tepat diantara alternative
jawaban yang telah disediakan. Adapun kisi-kisi angket yang ditujukan
kepada guru-guru adalah sebagai berikut:

Tabel 2
Kisi-kisi pertanyaan angket
Variable Manajemen Mutu Terpadu
No
Dimensi
1 Perencanaan

a)

b)
c)
Pengorganisasian a)
b)
c)

Pelaksanaan

a)
b)

c)
4

Pengarahan

a)
b)

Evaluasi

a)
b)
c)
d)

Aspek
Perencanaan manajemen
sekolah
Penyusunan program sekolah
Pengadaan sarana prasarana
Pengorganisasian SDM
Pengorganisasian system
pembelajaran
Pembagian tugas/ job
description
Pelaksanaan manajemen
mutu terpadu
Pemberian pelayanan
bagi pengguna
pendidikan
Pengembangan
program-program pendidikan
Pemberian motivasi
Menjaga komunikasi yang
Baik
Evaluasi program-program
pendidikan
Penilaian kinerja karyawan
Perbaikan secara terus
menerus
Penilaian terhadap hasil

No. Item
1, 2 dan 3
4
5 dan 6
7 dan 8
9 dan 10
11
12,13,14,15
dan 16
17

18 dan 19
20, 21 dan 22
23
24
25
26
27, 28, 29 dan
30

Adapun kisi-kisi penskoran yang digunakan dalam penelitian merujuk


pada empat alternatif jawaban sebagaimana dalam table 3 berikut ini:

29

Table 3
Kisi-kisi alternatif jawaban angket manajemen mutu
No

Alternatif jawaban

Nilai skor

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

G. Teknik Analisa Data


Setelah semua data dikumpulkan dan lengkap, tahap berikutnya adalah
tahap analisis. Pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan sehingga dapat
menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab
persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Dalam analisis data
penulis melakukan cara sebagai berikut:
1.

Editing
Pada tahap editing penulis memeriksa daftar pertanyaan yang telah
diserahkan oleh para pengumpul data. Setelah angket diisi dan
dikembalikan kepada penulis, penulis memeriksa satu persatu angket yang
dikembalikan dari nomor satu sampai nomor terakhir.

2.

Tabulating
Dalam tahap tabulating, penulis menyusun data dalam bentuk tabel.
Tahap ini merupakan tahap lanjutan dalam proses analisis data. Melalui
tabulasi ini akan didapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item-item
pertanyaan angket. Kemudian angket tersebut diprosentasikan dan
dianalisis sehingga data yang diperoleh dari lapangan akan tampak ringkas
dan tersusun dengan baik dan dapat dengan mudah dipahami.

30

Angka prosentasi diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi


dengan jumlah responden dan dikalikan 100% dengan rumus statistik
prosentasi sebagai berikut:
P = F/N x 100%
Keterangan:
P

= prosentase jawaban

= Frekuensi

= number of Cases (jumlah responden)

100% = angka tetap


Dengan kategori persentasi sebagai berikut:
76% - 100%

= Sangat baik

51% - 75%

= Baik

26% - 50%

= Cukup baik

0% - 25%

= Kurang

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor


1. Sejarah berdirinya sekolah
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor merupakan Madrasah
Aliyah Alih Fungsi dari Pendidikan Guru Agama ( PGAN ) Bogor,
yang berdiri sejak tahun 1950 semula bernama Sekolah Guru Agama
Islam ( SGAI ) berdasarkan Surat Edaran Menteri Agama Nomor
277/C9 Tanggal 15 Agustus 1950, pada tahun 1951 SGAI berubah
menjadi PGA berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 7
tahun 1951 dengan masa belajar 5 tahun. Kemudian tahun 1953
dilakukan perubahan kembali dengan masa belajar 6 tahun dengan
pembagian kelas 1 sampai dengan kelas 4 dengan lama belajar 4
tahun dan kelas 5 sampai kelas 6 lama belajar belajar 2 tahun.
Selanjutnya dengan Keputusan Menteri Agama No.18 tahun 1978
berubah lagi menjadi PGAN 6 tahun yaitu sekolah dinas yang
menyelenggarakan Pendidikan Guru Agama dari kelas 1 sampai
dengan kelas 6. Dan pada tahun 1978 Menteri Agama dengan Surat
Keputusannya Nomor 19 tahun 1978 merubah kembali PGAN 6 tahun
menjadi PGAN 3 tahun.
Melalui Surat Keputusan menteri Agama RI Nomor : 64 / 1990
PGAN Bogor dialihfungsikan menjadi Madrasah Aliyah Negeri Bogor
II, dan dengan Surat Keputusan Penyempurnaan Nomor 42 tahun

31

32

1992 Tanggal 27 Januari 1992 Madrasah Aliyah Negeri Bogor II


menjadi Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor ( sekarang lebih dikenal
MAN 2 Kota Bogor ) yang terletak di Jalan Raya Pajajaran No. 6
Kelurahan Baranangsiang Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor.
Dengan semangat kerja keras menyelenggarakan pendidikan yang
bermutu, sejak berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor
mengalami peningkatan. Kemajuan sekolah tidak hanya dilihat dari
gedung yang mewah, sarana, prasarana yang memadai, tetapi juga
dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas dari siswa yang mengikuti
pendidikan disekolah itu. Hal ini ditandai dengan bertambahnya
jumlah siswa dan prestasi-prestasi yang diperoleh baik secara
akademik maupun non akademik.

2. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah Aliyah negeri 2 Kota Bogor


Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor memiliki citra moral yang
menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa datang,
diwujudkan dalam visi madrasah, yaitu:
Mewujudkan sumber daya manusia (siswa) yang berkualitas tinggi
dalam Keimanan

dan ketaqwaan kepada Allah SWT, menguasai

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Menguasai

Ekstrakurikuler,

Berakhlaqul Karimah dan mampu mengaktualisasikannya di


masyarakat serta terbentuknya pribadi Muslim yang Kaaffah
Visi tersebut mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke
depan dengan memperhatikan potensi kekikinian, sesuai dengan norma
dan harapan masyarakat. Untuk mewujudkannya, Sekolah menentukan
langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam Misi berikut:
1. Menyiapkan Calon pemimpin masa depan yang menguasai Ilmu
Pengetahuan dan teknologi, Kreatif, Inovatif dan mempunyai
landasan iman dan taqwa serta akhlaqul karimah yang kuat dan
pengamalan ajaran agama sehari-hari

33

2. Mengembangkan pelayanan profesional dalam semangat kerjasama


guna meningkatkan prestasi kerja dan prestasi belajar peserta didik.
3. Mengembangkan semangat demokrasi serta inovatif

mengantar

peserta didik meraih prestasi , bermanfaat dan bahagia untuk masa


depan (dunia akhirat).
4. Menjadikan MAN 2 Kota Bogor sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, wawasan kependidikan bagi Madrasah
yang ada di wilayah KKMnya
(Kelompok Kerja Madrasah).
5. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan profesional tenaga
kependidikan sesuai perkembangan dunia pendidikan.
Selain visi dan misinya, MAN 2 Kota Bogor memiliki tujuan dari
penyelenggaraan pendidikan yang mereka jalankan, yakni:
1. Menghasilkan output (lulusan) yang bermutu tinggi pada ranah
kognitif, afektif dan psikomotor.
2. Berakhlakul karimah dengan landasan iman dan taqwa.
3. Berdedikasi tinggi terhadap kinerja, masyarakat, bangsa dan negara.
4. Siap berkompetisi memasuki Perguruan Tinggi terbaik nasional
maupun internasional.
5. Menjadikan MAN 2 sebagai institusi pilihan ( populis ) bagi
masyarakat.
3. Sarana dan Prasarana MAN 2 Kota Bogor
4. Keadaan siswa, guru dan karyawan MAN 2 Kota Bogor
5. Struktur organisasi

3. Profil guru dan karyawan MAN 2 Bogor


Saat ini MAN 2 Bogor dikepalai oleh H. Kosasih Ismatullah, M.Pd.I
sejak tahun 2002, dan memiliki 89 orang tenaga kependidikan dengan
rincian 19 orang karyawan, dan 70 orang tenaga pengajar yang
seluruhnya berpendidikan tinggi. Hal ini menunjukkan komitmen
MAN 2 Bogor dalam meningkatkan kualitas mereka dengan

34

memperkerjakan orang-orang yang memiliki kompetensi dan loyalitas


yang tinggi terhadap sekolah. (data selengkapnya dapat dilihat dalam
lampiran 1).

4. Keadaan siswa MAN 2 Bogor


Keadaan siswa MAN 2 Bogor dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, untuk tahun ajaran 2008/2009 seluruh siswa berjumlah
940 orang, yang terdiri dari kelas X sebanyak 325 orang, kelas XI
sebanyak 293 orang, dan kelas XII sebanyak 322 orang. Sedangkan
pada tahun ajaran 2009/2010 seluruhnya berjumlah 1062 orang, yang
terdiri dari kelas X sebanyak 363 orang, kelas XI sebanyak 339 orang,
dan kelas XII sebanyak 360 orang (data selengkapnya dapat dilihat
dalam lampiran 2). Dari jumlah siswa yang semakin bertambah setiap
tahunnya membuktikan bahwa MAN 2 Bogor dinilai baik oleh
masyarakat

dalam

memberikan

pelayanan

dan

melaksanakan

pendidikan.

5.Keadaan sarana dan prasana


Dalam pengadaan sarana prasarana sejak MAN 2 Bogor didirikan
mengalami peningkatan hingga saat ini MAN 2 Bogor telah memiliki
sarana, prasarana, dan fasilitas yang memadai, baik berupa fisik
bangunan maupun non fisik seperti kurikulum, metode pengajaran,
lingkungan sekolah, dan sebagainya. Sarana fisik di MAN 2 Bogor
seperti gedung sekolah, ruang belajar, perpustakaan, laboratorium, dan
sebagainya merupakan sarana belajar yang terus menerus mengalami
kemajuan. (data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 3).

35

B. Deskripsi Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode angket,
wawancara, dan observasi. Angket yang disebarkan sebanyak 40 angket,
dibagikan kepada guru dan karyawan. Angket tersebut mencakup
pernyataan perihal penerapan manajemen mutu. Seluruh pernyataan itu
dijawab oleh responden dengan memberikan checklist () pada salah satu
pilihan jawaban yang sudah disediakan.
Data yang dideskripsikan dan dianalisis adalah skor-skor dari
penyebaran angket tenaga pendidik dan kependidikan yang ditemukan di
lapangan, kemudian data tersebut diolah dalam persentase yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4
1. Keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam
perencanaan manajemen sekolah
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

10

25

Sering

7.5

Kadang-kadang

22

55

Tidak pernah

12.5

Jumlah

10

40

100

Perencanaan (planning) merupakan salah satu fungsi dari manajemen,


dalam perencanaan ditentukan tujuan atau kerangka tindakan yang
diperlukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Dilakukan dengan mengkaji
kekuatan dan kelemahan organisasi, menentukan strategi, kebijakan, taktik
dan program. Sehingga perencanaan merupakan langkah awal dari
keberhasilan suatu tujuan.
Dapat kita lihat dalam table bahwa 25% menjawab selalu terlibat
dalam perencanaan manajemen sekolah, 7.5% menjawab sering, 55%

36

menjawab kadang-kadang, dan 12.5% menjawab tidak pernah terlibat


dalam perencanaan manajemen sekolah. Dalam merencanakan, kepala
sekolah memerlukan masukan dari guru dan karyawan yang terlibat dalam
manajemen sekolah. Namun, seperti hasil wawancara yang penulis
dapatkan bahwa di MAN 2 Bogor hanya wakil kepala sekolah bagian
kurikulum, kesiswaan, dan kepala administrasi/ tata usaha serta beberapa
guru yang terlibat dalam perencanaan manajemen sekolah. Setelah adanya
perencanaan, kepala sekolah akan mensosialisasikan kepada seluruh
elemen sekolah. Hal ini dimaksudkan agar masukan yang diberikan oleh
staf dan guru dapat sampai pada kepala sekolah secara efektif dan efisien.
2. Keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam penetapan
visi, misi, serta tujuan sekolah
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

10

25

Sering

17.5

Kadang-kadang

11

27.5

Tidak pernah

12

30

Jumlah

10

40

100

Sekolah yang sehat adalah sekolah yang memiliki visi, misi, tujuan dan
program yang jelas. Pada prinsipnya visi dibangun atas dasar bagaimana
membaca masa depan kondisi sekolah agar lebih eksis. Oleh karena itu,
membangun visi bukan hanya kepentingan pimpinan, dewan guru, tetapi
juga seluruh masyarakat keluarga besar MAN 2 Bogor.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa dari sejumlah sumber data untuk
tenaga pendidik dan kependidikan yang turut serta dalam pembuatan visi,
misi serta tujuan sekolah sebesar 25% selalu terlibat dalam pembuatan
visi, misi, serta tujuan sekolah, 17,5% sering, 27,5% kadang-kadang, dan
30% tidak pernah. Ini berarti bahwa dalam penetapan visi misi kepala

37

sekolah hanya melibatkan beberapa orang tenaga pendidik dan


kependidikan.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang penulis dapatkan yakni,
Visi, misi dan tujuan sekolah dirumuskan dalam rapat tahunan yang
diadakan MAN 2 Bogor. Dalam penetapan visi, misi serta tujuan kepala
sekolah tidak melibatkan seluruh elemen sekolah, namun kepala sekolah
mengambil beberapa orang dari dewan guru dan staf untuk terlibat dalam
penetapan visi, misi dan tujuan. Hal ini dilakukan agar penetapan visi, misi
serta tujuan sekolah dapat berjalan efektif dan efisien. Setelah penetapan
visi, misi serta tujuan dilakukan, kepala sekolah mensosialisasikannya
kepada seluruh elemen sekolah.
3. Kepemilikan terhadap visi, misi, dan tujuan yang sama
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

22

55

Sering

12.5

Kadang-kadang

10

25

Tidak pernah

7.5

Jumlah

10

40

100

Sekolah akan dapat mencapai tujuan yang tepat jika seluruh elemen
yang terlibat didalamnya memiliki visi, dan misi yang sama dalam
melaksanakan pendidikan. Walaupun hampir sebagian tenaga pendidik
dan kependidikan tidak tetrlibat dalam perumusan visi, misi dan tujuan
sekolah, namun mereka memiliki visi, misi dan tujuan yang sama. Hal ini
dikarenakan mereka sadar akan pentingnya tujuan sekolah yang ingin
mereka capai. Seperti yang diperoleh dari hasil data bahwa 55% sumber
data menjawab selalu memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama, 12,5%
menjawab sering, 25% menjawab kadang-kadang dan 7,5% menjawab
tidak pernah.

38

4. Keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam


penyusunan program-program pendidikan
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

12

30

Sering

17.5

Kadang-kadang

13

32.5

Tidak pernah

20

Jumlah

10

38

100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 30% dari sumber data yang ada
menjawab selalu terlibat dalam penyusunan program-program pendidikan
sekolah, 17.5% menjawab sering, 32.5% menjawab kadang-kadang, dan
20% menjawab tidak pernah. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam
penyusunan program-program pendidikan kepala sekolah tidak selalu
melibatkan seluruh staf dan dewan guru. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara yang penulis dapatkan, yakni dalam rangka merealisasikan
program-program, MAN 2 Bogor membagi program kedalam beberapa
bidang. Seperti bidang kurikulum yang merupakan jantung sekolah yang
bertanggung jawab secara maksimal terhadap kegiatan pembelajaran,
jadual sekolah, pendalaman materi, dan system pembelajaran. Bidang
kesiswaan yang mengurus seluruh kegiatan ekstrakurikuler, latihan
kepemimpinan, dsb. Bidang keagamaan yang mengisi spiritual anak didik,
seperti tadarus selama 15 menit sebelum memulai pelajaran, kultum dan
sebagainya. Namun, dalam penyusunan program sekolah tersebut, kepala
sekolah tidak melibatkan seluruh guru, tetapi hasil dari penyusunan
program akan disosialisasikan kepada seluruh guru dan karyawan.

39

5. Ketersediaan sarana dan prasarana sudah sangat baik dan sesuai


dengan kebutuhan
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

25

62.5

Sering

22.5

Kadang-kadang

15

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Upaya meningkatkan kepuasan pelanggan di Madrasah Aliyah Negeri 2


Kota Bogor dilakukan dengan menyediakan sarana prasarana yang
diperlukan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Dari tabel
tersebut dapat dilihat bahwa 62,5% dari sumber data menjawab sekolah
selalu menyediakan sarana dan prasarana yang baik dan sesuai dengan
kebutuhan siswa, 22.5% menjawab sering, dan 15% menjawab kadangkadang. Dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di
Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor telah terpenuhi dan menunjang proses
pembelajaran dengan baik.
6. Ketersediaan peralatan dan fasilitas pembelajaran sudah
memadai dan tepat
Alternatif jawaban

Skor

frekuensi

Selalu

20

50

Sering

15

37.5

Kadang-kadang

12.5

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Dengan adanya kemajuan teknologi pada saat ini, mempengaruhi pula


pada kemajuan media pembelajaran yang

dipakai para tenaga pendidik

40

dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih baik. Dari tabel tersebut dapat
dilihat bahwa peralatan dan fasilitas pembelajaran yang ada sudah memadai
dan tepat dalam menunjang proses pembelajaran, dapat dilihat bahwa 50%
dari sumber data menjawab sekolah selalu menyediakan peralatan dan
fasilitas pembelajaran yang memadai dan tepat bagi siswa, 37,5% menjawab
sering, 12,5% menjawab kadang-kadang. Dari hasil wawancara yang penulis
dapatkan bahwa dalam penyediaan sarana prasarana pembelajaran MAN 2
mengacu pada standar nasional tentang penyediaan sarana dan parasarana
pendidikan, sehingga sudah dapat dikatakan memadai dan tepat dalam
mendukung proses pembelajaran.
7. Pengadaan pendidikan dan pelatihan bagi guru dan staf
Alternatif jawaban

Skor

frekuensi

Selalu

12

30

Sering

14

35

Kadang-kadang

14

35

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Dalam rangka mengembangkan sumber daya yang dimilikinya,


Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor mengadakan pendidikan dan pelatihan
bagi tenaga pengajar dan karyawan. Hal ini dikarenakan MAN 2 Bogor
menyadari bahwa tenaga pengajar dan karyawan memegang peranan
penting dalam menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Dari tabel
diatas dapat dilihat bahwa dari sumber data yang ada 30% menjawab
sekolah selalu mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi guru dan staf,
35% menjawab sering, dan 35% menjawab kadang-kadang.
Dari

hasil

wawancara

yang

penulis

dapatkan

bahwa

dalam

memberdayakan guru dan staf, MAN 2 Bogor mengadakan pendidikan


dan pelatihan (diklat), workshop pendidikan, baik internal (dalam sekolah,
dengan memanggil nara sumber) maupun eksternal (diluar sekolah, seperti

41

dari pendidikan nasional, kanwil, dll) serta menyertakan dewan guru


dalam MGMP, dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan
pelatihan bagi guru dan staf telah dilakukan dengan cukup baik oleh
sekolah.
8. Pengadaan pemberdayaan staf dan guru dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

15

37.5

Sering

15

37.5

Kadang-kadang

10

25

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Tenaga pendidik dan kependidikan merupakan salah satu faktor yang


mendukung keberhasilan pencapaian mutu dalam pendidikan. Maka
pemberdayaan bagi para guru diperlukan dalam rangka meningkatkan
kompetensi yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas kerja mereka yang
akan berpengaruh pada kualitas hasil (anak didik). MAN 2 Bogor rutin
mengadakan pemberdayaan bagi para staf dan guru, baik internal (dalam
sekolah) maupun eksternal (luar sekolah), dengan memberikan pelatihanpelatihan dan sebagainya. Seperti dalam tabel bahwa 37.5% dari sumber
data yang ada menjawab sekolah selalu mengadakan pemberdayaan bagi
para staf dan guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, 37.5%
menjawab sering, 25% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak pernah.
Dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan staf dan guru yang telah
dilakukan dengan baik oleh MAN 2 Bogor.

42

9. System pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan


siswa
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

14

35

Sering

17

42.5

Kadang-kadang

22.5

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Dapat kita lihat dalam tabel sistem pembelajaran yang diterapkan pada
MAN 2 Bogor, dari sumber data yang ada 35% menjawab sistem
pembelajaran selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan siswa,
42.5% menjawab sering, 22.5% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak
pernah. Dapat disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor selalu berusaha
menyesuaikan sistem pembelajaran yang diterapkan dengan kebutuhan dan
keadaan siswa.
10. Sekolah dapat mengatasi setiap hambatan dalam proses
pembelajaran
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

22.5

Sering

15

37.5

Kadang-kadang

15

37.5

Tidak pernah

2.5

Jumlah

10

40

100

Proses pembelajaran tidak selalu berjalan mulus dalam pelaksanaannya.


Sedikit banyaknya pasti terdapat hambatan yang ada, seperti kurangnya
informasi, ketimpangan siswa dalam memahami pembelajaran, dan
sebagainya. Namun dalam menghadapi hambatan-hambatan tersebut

43

dibutuhkan tindakan preventif dari tenaga pengajar yang ada. Dari sumber
data yang ada 22,5% menjawab sekolah selalu dapat mengatasi hambatan
dalam proses pembelajaran, 37,5% menjawab sering dan kadang-kadang,
dan hanya 2,5% menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa
hambatan yang dialami oleh MAN 2 Bogor dalam proses pembelajaran
dapat diatasi dengan cukup baik oleh sekolah.
11. Kepala sekolah memberikan intruksi dan prosedur yang jelas
dalam melaksanakan tugas
Alternatif jawaban

Skor

frekuensi

Selalu

10

25

Sering

20

50

Kadang-kadang

10

25

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Pimpinan merupakan seseorang yang memegang peran utama dalam


suatu organisasi. Anggota akan melaksanakan tugasnya dengan baik jika
seorang pemimpin memberikan intruksi dan prosedur yang jelas dalam
melaksanakan tugasnya. Guru/ tenaga pengajar dipimpin oleh kepala
sekolah, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran kepala sekolah
berperan dalam memberikan intruksi dan prosedur yang jelas bagi guru.
Dapat kita lihat dalam tabel, 25% sumber data menjawab kepala sekolah
selalu memberikan intruksi dan prosedur yang jelas babgi anggotanya
dalam menjalankan tugas, 50% menjawab sering dan 25% menjawab
kadang-kadang. Dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah MAN 2 Bogor
telah menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pemimpin, sehingga staf
dan dewan guru dapat menjalakan tugas kependidikan dengan baik.

44

12. Seluruh elemen sekolah bertanggung jawab terhadap


pengembangan dan peningkatan mutu
Alternatif jawaban

Skor

frekuensi

Selalu

21

52.5

Sering

13

32.5

Kadang-kadang

15

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Suatu komitmen dari seluruh elemen sekolah sangat dibutuhkan agar


pelaksanaan peningkatan kualitas dapat

berjalan optimal. Dari tabel

tersebut dapat kita lihat bahwa dari sumber data yang diperoleh sebesar
52,5% menjawab seluruh elemen sekolah selalu bertanggung jawab
terhadap pengembangan dan peningkatan mutu di sekolah, 32,5%
menjawab sering, 15% menjawab kadang-kadang. Dari jawaban yang ada
dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab seluruh elemen sekolah
terhadap pengembangan dan peningkatan mutu di MAN 2 Bogor telah
berjalan dengan baik.
13. Seluruh elemen sekolah menempatkan mutu sebagai prioritas
disekolah dalam setiap kegiatan kependidikan
Alternatif jawaban

Skor

frekuensi

Selalu

25

62.5

Sering

13

32.5

Kadang-kadang

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Untuk dapat mencapai mutu yang diinginkan, seluruh elemen sekolah


baik kepala sekolah maupun karyawan dan tenaga pengajar harus selalu

45

berorientasi pada mutu dalam setiap kegiatan kependidikan yang


diselenggarakan. Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa dari sumber data
yang ada sebesar 62,5% tenaga pendidik dan kependidikan selalu
menempatkan mutu sebagai prioritas disekolah dalam setiap kegiatan
kependidikan, 32,5% menjawab sering dan 5% menjawab kadang-kadang.
Dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah jumlah sumber data selalu
menempatkan mutu sebagai prioritas disekolah dalam setiap kegiatan
kependidikan, ini berarti MAN 2 Kota Bogor telah menyadari pentingnya
mutu dalam pendidikan.
14. Sekolah memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen dengan baik
dalam melaksanakan manajemen sekolah
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

20

Sering

19

47.5

Kadang-kadang

12

30

Tidak pernah

2.5

Jumlah

10

40

100

Fungsi-fungsi manajemen meliputi planning, organizing, actuating,


dan controlling. Fungsi-fungsi manajemen tersebut selalu terlibat dalam
pelaksanaan manajemen. Dapat kita lihat dalam tabel bahwa 20% sumber
data menjawab sekolah selalu memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen
dengan baik dalam melaksanakan manajemen sekolah, 47.5% menjawab
sering, 30% menjawab kadang-kadang dan 2.5 % menjawab tidak pernah.
Dapat disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor telah memanfaatkan fungsifungsi manajemen dalam melaksanakan manajemen sekolah dengan cukup
baik.

46

15. Sekolah melaksanakan manajemen dengan baik


Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

Sering

22

55

Kadang-kadang

15

37.5

Tidak pernah

2.5

Jumlah

10

40

100

Manajemen merupakan otak dalam suatu lembaga/ organisasi. Dalam


manajemen

setiap

kegiatan

direncanakan,

diorganisasi,

dipimpin,

dilaksanakan, dipantau, dan dievaluasi dalam rangka pencapaian tujuan


yang diinginkan. Jika sekolah telah melaksanakan manajemen dengan
baik. maka akan kecil kemungkinannya mengalami hambatan dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Dapat kita lihat dalam tabel bahwa dari
sumber data yang ada 5% menjawab sekolah selalu melaksanakan
manajemen dengan baik, 55% menjawab sering, 37.5% menjawab kadangkadang dan 2.5% menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa MAN
2 Bogor telah melaksanakan manajemen sekolah dengan cukup baik.
16. Sekolah berorientasi pada mutu dalam setiap kegiatan
kependidikan
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

20

50

Sering

12

30

Kadang-kadang

20

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Kegiatan pendidikan meliputi kegiatan belajar mengajar yang dilalui oleh


siswa, baik formal maupun informal (ekstrakurikuler). Untuk dapat mencapai

47

mutu, setiap kegiatan kependidikan berorientasikan pada mutu. Dapat dilihat


dalam tabel bahwa 50%

dari sumber data menjawab sekolah selalu

berorientasi pada mutu dalam setiap kegiatan kependidikan, 30% menjawab


sering, 20% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak pernah. Sesuai dengan
hasil wawancara yang penulis dapatkan bahwa MAN 2 sebagai lembaga
pendidikan ingin menghasilkan orang-orang yang dapat menghadapi
tantangan dunia, sehingga dalam pelaksanaan pendidikan, mutu menjadi
prioritas utama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor sudah
berorientasi pada mutu dalam setiap kegiatan kependidikan yang mereka
berikan pada siswa.
17. Sekolah memberikan pelayanan yang baik bagi siswa maupun
masyarakat
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

17

42.5

Sering

17

42.5

Kadang-kadang

12.5

Tidak pernah

2.5

Jumlah

10

40

100

Dalam manajemen mutu, kepuasan konsumen dan dapat memenuhi


kebutuhan mereka

menjadi nomor satu. Salah satunya adalah dengan

memberikan pelayanan yang baik bagi para siswa dan masyarakat sebagai
pengguna jasa pendidikan. Dapat kita lihat dalam tabel, dari sumber data
yang ada 42.5% menjawab sekolah selalu memberikan pelayanan yang
baik bagi para siswa dan masyarakat, 42.5% menjawab sering,
12.5%menjawab kadang-kadang, dan 2.5% menjawab tidak pernah.
Dari hasil wawancara yang penulis dapatkan dalam memberikan
pelayanan sekolah selalu berusaha memberikan yang terbaik, mulai dari
pelayanan

pendidikan,

seperti

mengadakan

tenaga

pendidik

dan

kependidikan yang professional, yang dapat dilihat dari kedisiplinan guru

48

dalam proses pendidikan, sistem pembelajaran yang menyenangkan serta


pengadaan sarana dan prasarana, dan sebagainya, baik bagi siswa maupun
masyarakat. Untuk mndapatkan tenaga pendidik dan kependidikan yang
berkualitas, kepala sekolah rutin mengadakan pendidikan dan pelatihan
bagi staf dan karyawan. Tanggapan masyarakat cukup baik, hal ini dapat
terbukti dari jumlah siswa yang meningkat setiap tahunnya. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor telah memberikan pelayanan
yang baik bagi para siswa dan masyarakat sebagai pengguna jasa
pendidikan.
18. Seluruh komite sekolah berperan aktif dalam pengembangan
program-program pendidikan
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

10

25

Sering

13

32.5

Kadang-kadang

16

40

Tidak pernah

2.5

Jumlah

10

40

100

Dalam pengembangan program-program pendidikan, kepala sekolah


MAN 2 Bogor tidak melibatkan seluruh komite sekolah, namun hasil dari
pengembangan program tersebut akan disosialisasikan kepada seluruh
komite sekolah. Seperti dalam tabel diatas, sebanyak 25% sumber data
menjawab selalu berperan aktif dalam pengembangan program-program
pendidikan, 32.5% menjawab sering, 40% menjawab kadang-kadang, dan
2.5% menjawab tidak pernah.
19. Masyarakat berpartisipasi dalam pengembangan programprogram pendidikan
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

12.5

49

Sering

12.5

Kadang-kadang

12

30

Tidak pernah

18

45

Jumlah

10

40

100

Dari tabel diatas, sebesar 12.5% menjawab masyarakat selalu


berpartisipasi dalam pengembangan program-program pendidikan, 12.5%
menjawab sering, 30% menjawab kadang-kadang, dan 45% menjawab
tidak pernah. Menurut hasil wawancara yang penulis dapatkan, yakni
sekolah mengadakan pengembangan program-program pendidikan dengan
mengacu pada Permendiknas tentang 8 standar nasional, standar SKL dan
PP. no 11 tahun 2005. Pengembangan program-program dilakukan secara
dinamis, setiap bulan dan tahun. Sehingga dapat disimpulkan masyarakat
tidak dilibatkan dalam pengembangan program, namun tetap diberikan
wadah dalam memberikan masukan kepada sekolah.
20. Saya menyetujui ide-ide perbaikan kualitas yang disarankan oleh
seluruh pegawai
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

26

65

Sering

22.5

Kadang-kadang

12.5

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Seluruh anggota dalam suatu organisasi memiliki hak mengeluarkan


pendapatnya dalam rangka mencapai tujuan bersama, dalam sekolah tidak
hanya kepala sekolah sebagai pemimpin yang berhak mengeluarkan ideide dalam rangka perbaikan kualitas, tetapi juga para guru dan karyawan.
Dapat kita lihat dalam tabel bahwa baik kepala sekolah, guru maupun

50

karyawan MAN 2 Bogor memiliki toleransi yang tinggi terhadap ide-ide


yang dikeluarkan oleh anggotanya dalam rangka perbaikan kualitas, hal ini
dapat dilihat dari presentasi jawaban sumber data bahwa 65% menjawab
selalu menyetujui ide-ide perbaikan kualitas yang disarankan oleh
pegawai, 22.5% menjawab sering, 12.5% menjawab kadang-kadang, dan
0% menjawab tidak pernah.
21. Kepala sekolah memotivasi staf dan guru dalam bekerja
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

20

50

Sering

15

37.5

Kadang-kadang

12.5

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Kepala sekolah sebagai pemimpin tidak hanya memberikan intruksi


pada setiap bawahannya, tetapi hal yang paling penting adalah membuat
bagaimana para karyawan dapat melaksanakan intruksi dengan baik dan
hasil yang memuaskan, dengan memberikan motivasi pada karyawan,
karyawan akan terpacu untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dapat
kita lihat dalam tabel bahwa 50% dari sumber data menjawab kepala
sekolah selalu memotivasi staf dan guru dalam bekerja, 37.5% menjawab
sering, 12.5% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak pernah. Dapat
disimpulkan bahwa kepala sekolah MAN 2 Bogor memiliki komunikasi
yang baik dengan para guru dan staf, salah satunya dengan memotivasi
guru dan staf dalam bekerja.
22. Kepala sekolah mendukung dan menghargai pemikiran kreatif
guru dan staf dalam perbaikan kualitas
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

10

25

51

Sering

20

50

Kadang-kadang

10

25

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Dalam penerapan Manajemen Mutu, pimpinan memiliki peranan yang


sangat penting dalam keberhasilannya. Dalam pendidikan, kepala sekolah
yang berepran sebagai pemimpin. Seorang pemimpin harus bijak dan
menghargai setiap ide-ide yang dilontarkan bawahannya dalam mengambil
suatu keputusan. Karena ide yang cemerlang dapat timbul dari siapa saja,
tidak mengenal pimpinan maupun anggota. Dari tabel diatas dapat kita
lihat bahwa 25% dari sumber data menjawab kepala sekolah selalu
mendukung dan menghargai pemikiran kreatif guru dan staf dalam
perbaikan kualitas, 50% menjawab sering, dan 25% menjawab kadangkadang. Dapat disimpulkan bahwa demi mencapai tujuan dan kualitas
yang diinginkan, kepala sekolah MAN 2 Bogor selalu mendukung dan
menghargai ide serta pemikiran kreatif bawahannya dengan baik.
23. Komunikasi antara kepala sekolah, guru, dan karyawan berjalan
efektif
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

23

57.5

Sering

12

30

Kadang-kadang

12.5

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Komunikasi antara pimpinan dan bawahan harus berjalan efektif jika


ingin tujuan sekolah dapat tercapai dengan optimal. Dari tabel diatas dapat
dilihat bahwa 57,5% sumber data menjawab komunikasi antara kepala

52

sekolah, guru dan karyawan selalu berjalan efektif, 30% menjawab sering
dan 12,5% menjawab kadang-kadang. Dapat disimpulkan bahwa seluruh
elemen sekolah selalu menjaga komunikasi yang baik antar sesame dalam
rangka pencapaian tujuan sekolah.
24. Sekolah mengevaluasi dan memonitor setiap program dengan baik
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

12

30

Sering

18

45

Kadang-kadang

10

25

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Supervisi dan evaluasi dilakukan dengan tujuan agar setiap program


dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan dan menilai hasil
yang diperoleh dari program tersebut, apa perlu diadakan perbaikan atau
tidak. Dapat kita lihat dalam tabel bahwa dari sumber data yang ada 30%
menjawab sekolah selalu mengevaluasi dan memonitor setiap program
dengan baik, 45% menjawab sering, 25% menjawab kadang-kadang, dan
0% tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor telah
melakukan evaluasi dan monitor terhadap program-program sekolah
dengan baik.
25. Sekolah mengadakan evaluasi kinerja kerja karyawan dan guru
setiap tahunnnya
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

20

50

Sering

16

40

Kadang-kadang

10

Tidak pernah

53

Jumlah

10

40

100

Dari tabel diatas, sebanyak 50% sumber data menjawab sekolah selalu
mengadakan evaluasi kinerja kerja karyawan dan guru setiap tahunnya,
40% menjawab sering, 10% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak
pernah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor selalu
berusaha meningkatkan mutu pendidikan yang mereka jalankan, salah
satunya dengan melakukan evaluasi kinerja kerja para guru dan staf dalam
rangka perbaikan yang berkelanjutan (continue improvement).
26. Kepala sekolah memiliki komitmen yang kuat utuk melakukan
evaluasi dan tinjauan ulang
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

11

27.5

Sering

22

55

Kadang-kadang

15

Tidak pernah

2.5

Jumlah

10

40

100

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik tidak hanya dilakukan


evaluasi saja, tetapi juga komitmen kepala sekolah sebagai manajer untuk
melakukan evaluasi secara terus menerus. Dari tabel diatas, dapat kita lihat
bahwa dari sumber data yang ada 27.5% menjawab kepala sekolah selalu
memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan evaluasi dan tinjauan
ulang dalam menjalankan pendidikan, 55% menjawab sering, 15%
menjawab kadang-kadang, dan 2.5% menjawab tidak pernah. Maka dapat
disimpulkan bahwa kepala sekolah MAN 2 Bogor memiliki komitmen
yang kuat dalam peningkatan mutu pendidikan.

54

27. Prestasi-prestasi yang diperoleh sekolah dapat diraih dengan baik


Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

13

32.5

Sering

20

50

Kadang-kadang

17.5

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Prestasi sekolah merupakan hasil yang diperoleh sekolah dari apa yang
telah

mereka

berikan

kepada

siswa

baik

pengetahuan

maupun

keterampilan. Dari tabel diatas, sebanyak 32% sumber data menjawab


sekolah selalu memperoleh prestasi-prestasi dengan baik, 50% menjawab
sering, 17.5% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak pernah. Maka,
dapat disimpulkan bahwa prestasi-prestasi yang diperoleh MAN 2 Bogor
dapat diraih dengan baik.
28. Sekolah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai
pengguna jasa pendidikan
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

14

35

Sering

17

42.5

Kadang-kadang

20

Tidak pernah

2.5

Jumlah

10

40

100

55

Kebutuhan masyarakat secara praktis dari hasil pendidikan adalah


bagaimana siswa yang telah mendapatkan pendidikan dapat melanjutkan
pada pendidikan yang lebih tinggi atau bahkan dapat diterima dalam dunia
kerja. Dapat kita lihat dari tabel diatas bahwa 30% dari sumber data yang
ada menjawab sekolah selalu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
sebagai pengguna jasa pendidikan, 42.5% menjawab sering, 20%
menjawab kadang-kadang, dan 2.5% menjawab tidak pernah. Maka dapat
disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor dapat memenuhi kebutuhan
masayarakat sebagai pengguna jasa pendidikan dengan baik.
29. Sekolah menghasilkan lulusan yang diterima pada Perguruan
Tinggi Favorit
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

16

40

Sering

13

32.5

Kadang-kadang

11

27.5

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa, sebanyak 40% dari sumber data
yang ada menjawab sekolah selalu menghasilkan lulusan yang diterima
pada perguruan tinggi favorit, 32.5% menjawab sering, 27.5% menjawab
kadang-kadang, dan 0% tidak pernah. Maka, dapat disimpulkan bahwa
lulusan yang dihasilkan MAN 2 Bogor dapat diterima dan meneruskan
pendidikan pada perguruan tinggi favorit.
30. Sekolah dapat mencapai visi, misi dan tujuan sekolah dengan baik
Alternatif jawaban

Skor

Frekuensi

Selalu

11

27.5

Sering

16

40

Kadang-kadang

13

32.5

56

Tidak pernah

Jumlah

10

40

100

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa, 27.5% dari sumber data
menjawab sekolah selalu dapat mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah
dengan baik, 40% menjawab sering, 32.5% menjawab kadang-kadang, dan
0% tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa, MAN 2 Bogor dapat
mencapai visi, misi, dan tujuan yang diinginkan dengan baik.

C. Analisis Data
Dari data yang telah diperoleh oleh penulis, dapat dilihat bahwa konsep
manajemen mutu telah diterapkan dengan cukup baik oleh Madrasah
Aliyah Negeri (MAN) 2 Bogor, hal ini dapat dilihat dari data siswa yang
mengalami peningkatan setiap tahunnya sejak MAN 2 berdiri, arus
lulusan, serta prestasi yang dapat diraih. Selain itu, dapat dilihat pula data
yang penulis dapat melalui wawancara dan angket tenaga pendidik dan
kependidikan yang penulis peroleh, mereka berpendapat bahwa MAN 2
Bogor selalu berusaha dalam meningkatkan mutu pendidikan dan
melakukan perbaikan secara terus menerus (continue improvement).
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, MAN 2 Bogor memiliki
komitmen yang kuat, hal ini terbukti dengan visi, misi dan tujuan sekolah.
Selain itu, menurut data yang diperoleh penulis, dalam upayanya
meningkatkan kepuasan pelanggan, Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor
selalu berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada setiap siswa,
seperti menyediakan sarana prasarana yang diperlukan oleh peserta didik
dalam rangka menunjang proses pembelajaran saat ini, dimana teknologi
dalam pendidikan semakin maju, mengadakan tenaga pendidik dan
kependidikan yang profesional, hal ini terlihat dari kedisiplinan guru
dalam menjalankan proses pendidikan, serta memberikan sistem
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. MAN 2 Bogor pula rutin
mengadakan pemberdayaan guru dan karyawan dengan melakukan

57

pelatihan baik internal (dalam sekolah) maupun eksternal dalam rangka


meningkatkan kinerja dan kompetensi guru sebagai tenaga pendidik dan
kependidikan, sehingga kekurangan yang ada pada setiap karyawan dapat
diperbaiki/ dievaluasi untuk mencapai hasil yang maksimal.
Berdasarkan data yang diperoleh pula, kepala sekolah sebagai manajer
telah melakukan tugasnya dengan baik, memberikan intruksi dan prosedur
yang jelas pada tugas yang diberikan kepada guru dan karyawan,
komunikasi antara kepala sekolah dengan guru dan karyawan berjalan
baik, melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, serta memiliki komitmen
yang kuat dalam perbaikan mutu yang berkelanjutan.
Dari semua data yang penulis peroleh, dari usaha MAN 2 Bogor dalam
meningkatkan mutu dapat terlihat Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor
mampu meraih prestasi-prestasi, baik akademik, maupun non-akademik,
dari tingkat daerah sampai tingkat nasional. Hal ini pula menandakan
proses pendidikan dan pembelajaran yang diberikan guru dapat sampai
kepada siswa dengan baik. Selain itu, siswa juga dapat melanjutkan
pendidikan pada perguruan tinggi favorit di Indonesia.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen mutu merupakan konsep manajemen modern yang
memberikan respon secara tepat terhadap setiap perubahan yang ada.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mengetahui dan memahami
pentingnya mengupayakan lulusan pendidikan yang berkualitas.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, seperti
pengadaan sarana dan prasarana yang memadai, pemeliharaan gedung
yang baik, guru yang memiliki kompetensi dan loyalitas yang tinggi,
prestasi yang baik, lingkungan belajar yang kondusif, kekuatan
kepemimpinan, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan,
maka penulis dapat menarik kesimpulan, sebagai berikut:
1. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bogor memiliki komitmen yang
kuat dalam meningkatkan mutu pendidikan. Komitmen ini dapat
terlihat dari visi, misi, dan tujuan sekolah yang dicanangkan sejak
awal, yakni berorientasi pada Sumber Daya Manusia yang berkualitas
tinggi.
2. Pelayanan akademik yang diberikan MAN 2 Bogor cukup baik,
walaupun terdapat kekurangan pada sumber daya manusia yang ada,
khususnya tenaga tata usaha. Namun MAN 2 Bogor selalu berusaha
dalam meningkatkan mutu pendidikan dan melakukan perbaikan

58

59

secara terus menerus (continue improvement) melalui pendidikan,


pelatihan, pengawasan, serta pengarahan kepada staf dan guru.
3. Dalam menjalankan pendidikan, MAN 2 Bogor pula berusaha untuk
memenuhi kepuasan pelanggan (siswa, orang tua, dan masyarakat
sebagai pengguna jasa pendidikan), dengan mengadakan sarana dan
prasarana yang baik, tenaga pendidik dan kependidikan yang
berkompeten, serta sistem pembelajaran yang menyenangkan bagi
siswa.

B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan berkenaan dengan
manajemen mutu yang diterapkan dalam pendidikan adalah sebgai berikut:
1. Sekolah tetap berkomitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan
yang dijalankan, dan melakukan perbaikan yang berkelanjuutan agar
hasil yang diperoleh selalu dapat lebih baik.
2. Hendaknya terus berupaya dalam mengadakan pendidikan dan
pelatihan bagi staf dan guru serta pengawasan dan pengarahan kepala
sekolah terhadap kinerja bawahannya dalam rangka mencapai hasil
yang berkualitas.
3. Hendaknya terus berupaya mempertahankan apa yang menjadi
kekuatan atau kelebihan sekolah selama ini.
4. Hendaknya sekolah memperhatikan siswa yang berprestasi namun
kurang beruntung, sehingga siswa tersebut pula dapat melanjutkan
pendidikannya pada perguruan tinggi, agar arus lulusan sekolah yang
ada dapat meningkat dari segi kuantitas.

Anda mungkin juga menyukai