Ummi Saroh Salamah Fitk
Ummi Saroh Salamah Fitk
KATA PENGANTAR
Tidak ada kata yang sanggup mengungkapkan rasa syukur atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya, khususnya bagi penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan salah satu perjalanan dalam hidup. Tidak pernah ada satu ungkapan
yang paling pantas untuk Allah Swt, satu-satunya Rabb yang wajib dan pantas
disembah. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad Saw, satu-satunya kekasih hati yang rela berkorban dan menjadi teladan
bagi umatnya.
Gembira, merupakan kata yang dapat menggambarkan perasaan penulis saat
menyelesaikan tugas akhir ini, senang dan lega ketika dapat melihat senyum kedua
orang tua yang telah berjuang untuk penulis dalam menyelesaikan masa studi. Terasa
nikmat rasanya ketika semua masalah dilalui dengan sabar dan tawakal serta
dukungan dari orang-orang yang tercinta, dengan dukungan dari mereka penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis mengungkapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
2. Bpk. Rusydi Zakaria, M.Ed, M.Phil, Ketua Jurusan Kependidikan IslamManajemen Pendidikan
3. Drs. Muarif Syam, M.Pd, ketua program studi Kependidikan IslamManajemen Pendidikan.
4. Drs. H. Mudjahid AK, M.Sc, pembimbing skripsi yang telah membimbing
penulis dengan kesabaran yang luar biasa, yang telah meluangkan waktu dan
pikirannya untuk memberikan bimbingan dan motivasi bagi penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
ii
seperjuangan
Jurusan
Kependidikan
Islam-Manajemen
pendidikan angkatan 2005, special mate (opah, nana, icha, desy, nia, lely)
kebersamaan yang tidak pernah tergantikan. Kamal (thank you untuk semua
referensi yang dipinjamkan), dan semua teman-teman yang tidak mungkin
penulis uraikan satu persatu.
10. Warm regard for big family of Pesantren Pertanian Darul Fallah Bogor,
ibu&bapak Hadi, Syarah untuk segala dukungan, motivasi yang diberikan
selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
11. Big family of Global Mandiri National Plus School-Cibubur yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang telah
penulis dapat dalam masa studi, thank you so much. Special for ms. Nanik
and mr. Aviv, and students at year-4 Marco Polo, thank you for being an first
experience for me .
iii
Terima kasih atas segala bantuan, baik moril maupun materil serta motivasi yang
diberikan, semoga Allah Swt memberikan balasan yang tak ada duanya. Penulis
menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, namun penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan sedikit warna dalam dunia pendidikan dan juga bagi pembaca.
Jakarta, 29 Juli 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................
ii
vii
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................
: KAJIAN TEORI
A. Manajemen Mutu
1. Pengertian Manajemen .........................................
10
12
14
16
18
BAB III
20
24
: METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian .......................................................
25
25
BAB IV
BAB V
25
26
E.
26
F.
26
29
: HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum MAN 2-Bogor ...............................
31
35
56
: PENUTUP
D. Kesimpulan ................................................................
58
E.
Saran-saran .................................................................
59
60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Table 1. kisi-kisi pertanyaan wawancara. 27
Table 2. kisi-kisi pertanyaan angket 28
Table 3. kisi-kisi alternative jawaban angket.. 29
Table 4. keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam
perencanaan manajemen sekolah.. 35
Table 5. keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam
penetapan visi, misi, serta tujuan sekolah. 36
Table 6. kepemilikan terhadap visi, misi, dan tujuan yang sama 37
Table 7. keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam
penyusunan program-program pendidikan 38
Tabel 8. Ketersediaan sarana dan prasarana sudah sangat baik
dan sesuai dengan kebutuhan 39
Table 9. ketersediaan peralatan dan fasilitas pembelajaran
sudah memadai dan tepat.. 39
Table 10. pengadaan pendidikan dan pelatihan bagi guru dan staf.... 40
Table 11. pengadaan pemberdayaan staf dan guru dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan... 41
Table 12. sistem pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan
dan keadaan siswa ... 42
Table 13. sekolah dapat mengatasi setiap hambatan dalam
proses pembelajaran. 42
Table 14. kepala sekolah memberikan intruksi yang jelas dalam
melaksanakan tugas. 43
vii
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
di
Indonesia
sudah
cukup
baik,
namun
secara
kualitas
perkembangannya masih belum merata. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sekolah
yang belum berorientasi pada mutu. Mutu pendidikan atau mutu sekolah tertuju
pada mutu lulusan yang dihasilkan. Pendidikan yang dijalankan oleh suatu
sekolah akan menghasilkan lulusan yang bermutu jika melalui proses yang
bermutu. Proses pendidikan yang bermutu akan terjadi jika didukung oleh faktorfaktor penunjang proses pendidikan yang bermutu pula.
Makna dari mutu itu sendiri merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan-harapan 2 . Pada bidang pendidikan, mutu
pendidikan bersifat menyeluruh, melibatkan seluruh komponen, pelaksana, dan
kegiatan yang ada dalam pendidikan dan disebut sebagai Mutu Total atau Total
Quality 3 . Hasil pendidikan yang bermutu tidak akan tercapai jika hanya dengan
satu komponen dan kegiatan yang bermutu, karena kegiatan pendidikan cukup
kompleks. Suatu komponen, kegiatan, pelaku, terkait dan membutuhkan
dukungan dari kegiatan dan komponen yang lainnya.
Konsep mutu yang dikenal dengan manajemen mutu lahir beberapa dasawarsa
lalu terutama untuk mengatasi beberapa masalah di bidang bisnis dan industri.
Konsep itu telah diterapkan dengan sangat berhasil oleh dunia bisnis dan industri
di Jepang yang kemudian juga banyak di negara lain. Namun, saat ini mutu bukan
hanya menjadi masalah dalam bidang bisnis dan industri, tetapi juga dalam
bidang-bidang lainnya. Salah satunya dalam bidang pendidikan.
Dalam dunia pendidikan banyak masalah mutu yang dihadapi, seperti mutu
lulusan, mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru, serta mutu
profesionalisme dan kinerja guru. Pendidikan bermutu pasti terkait dengan mutu
Artinya:
Apabila suatu urusan dipegang dipegang selain ahlinya maka tunggulah
kehancuran (HR. Baihaqi)
Adanya globalisasi menuntut adanya perubahan paradigma dalam dunia
pendidikan. Untuk melakukan hal tersebut, peranan manajemen pendidikan sangat
signifikan untuk menciptakan sekolah-sekolah yang bermutu. Dari sini kita dapat
mengadopsi konsep dan aplikasi manajemen mutu industri untuk perbaikan dan
peningkatan mutu pendidikan, tentu saja dengan sejumlah penyesuaian baik yang
bersifat orientasi, paradigma, maupun dalam implementasinya. Sangat menarik
bahwa konsep manajemen mutu kemudian ditelaah kemungkinan penerapannya di
dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Perkembangan dan tantangan masa depan yang telah penulis uraikan, seperti:
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; globalisasi yang sangat cepat;
era informasi; dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap
pendidikan memicu sekolah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu.
Sehingga, konsep mutu menjadi perhatian para pengelola pendidikan dalam
rangka meningkatkan mutu agar dapat bersaing dalam kelas dunia. Salah satu
sekolah yang merespon tantangan serta mengambil peluang tersebut adalah
Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor.
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor terletak di jalan Pajajaran no. 6, kota
Bogor-Jawa Barat. Dalam melaksanakan pendidikan, Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 2 Kota Bogor selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan yang
diselenggarakan secara berkesinambungan. Selain itu, Madrasah Aliyah Negeri 2
Kota Bogor pula menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam
misi-misi sekolah yang telah dirumuskan. Selain itu, tidak sedikit arus lulusan
yang dihasilkan oleh MAN 2 Bogor dapat melanjutkan pendidikannya pada
perguruan tinggi favorit se-Indonesia. Semua itu tidak terlepas dari komitmen
sekolah yang selalu menciptakan kedisiplinan, lingkungan belajar yang
menyenangkan, kebersihan, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, yang
menjadikan keunggulan tersendiri bagi MAN 2 Bogor dengan sekolah-sekolah
yang lain. Dengan kelebihan yang dimiliki oleh MAN 2 tersebut menimbulkan
Animo masyarakat terhadap MAN 2 Bogor yang terlihat sangat baik, hal ini dapat
dilihat dengan bertambahnya jumlah siswa yang mendaftarkan diri setiap
tahunnya. Pertanyaannya adalah, dengan jumlah yang siswa yang sangat banyak
tersebut, apakah MAN 2 dapat memberikan pelayanan akademik yang baik bagi
seluruh siswa?
Terkait dengan penerapan manajemen mutu dalam pendidikan dengan kondisi
nyata yang ada di MAN 2 Bogor, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut
mengenai penerapan manajemen mutu pada salah satu sekolah, yakni Madrasah
Aliyah Negeri 2 Bogor. Penelitian ini penulis tuangkan dalam bentuk skrispsi
sebagai tugas akhir dengan judul:
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelayanan akademik yang diberikan MAN 2 Bogor kepada
setiap siswa?
2. Apakah pelayanan akademik yang diberikan kepada siswa sudah cukup
baik dalam rangka mencapai mutu pendidikan yang berkualitas?
3. Sejauhmana penerapan manajemen mutu dapat menghasilkan lulusan yang
bermutu?
4. Dengan pendekatan manajemen mutu, apakah sekolah dapat menjaga dan
meningkatkan mutu secara berkesinambungan?
D. Manfaat Penelitian
Harapan penulis penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan dan dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam mengelola lembaga pendidikan lain yang berorientasi pada mutu,
menambah pengetahuan bagi penulis, serta dapat dijadikan sebagai salah satu
bahan perbandingan dan bahan tambahan bagi peneliti lain yang meneliti masalah
sejenis.
E. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif, yakni dengan menggambarkan berbagai kondisi, situasi atau
berbagai variabel yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian
berdasarkan pada apa yang terjadi.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Manajemen Mutu
1. Pengertian Manajemen
Manajemen saat ini menjadi salah satu kebutuhan pokok baik bagi
individu, kelompok maupun organisasi untuk dapat mencapai tujuan.
Manajemen secara bahasa berasal dari kata to manage yang
artinya mengatur 1 , kemudian secara etimologi manajemen adalah
ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu 2 . Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen
diartikan sebagai penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran 3 . Ini berarti bahwa manajemen dipandang sebagai
suatu proses dalam memberdayakan sumber daya yang ada dengan
tepat agar apa yang harapkan dapat tercapai dengan baik.
Selanjutnya untuk lebih memahami pengertian yang lebih luas
mengenai manajemen, berikut ini akan diuraikan beberapa pendapat
dari para ahli yang berkaitan dengan pengertian manajemen.
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: CV. Haji Masagung,
1994), cet. IV, h.1.
2
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusiah.1-2.
3
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.708.
h. 8.
5
John Salindcho, Peranan Tindak Lanjut Dalam Manajemen, (Jakarta: Sinar Graha Grafika,
1989), h. 28.
6
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2009), h. 1
2. Fungsi manajemen
Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang
ditampilkan oleh seorang manajer atau pimpinan, yakni:
1. Perencanaan (planning), adalah pemilihan atau penatapan tujuan
organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program,
prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan.
2. Pengorganisasian (organizing), adalah penentuan sumber daya dan
kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, perencanaan dan
pengembangan suatu kelompok kerja, penugasan tanggung jawab
tertentu, dan pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada
individu untuk melaksanakan tugasnya.
3. Pengarahan (leading), fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan
kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan,
seperti komunikasi, motivasi dan disiplin.
4. Pengawasan (controlling), adalah penemuan dan penerapan cara
dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan
sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. 7
Selain itu, fungsi-fungsi manajemen pula sering diartikan sebagai
proses merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan
upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai
secara efektif dan efisien 8 .
Dari fungsi-fungsi pokok
10
3. Pengertian Mutu
Edward Sallis mengemukakan konsep mutu dalam tiga pengertian,
yakni:
1. Mutu sebagai konsep yang absolut (mutlak), dalam konsep ini, mutu
dianggap sesuatu yang ideal dan tidak ada duanya.
2. Mutu dalam konsep yang relatif, konsep ini menyatakan bahwa suatu
produk atau jasa telah memenuhi persyaratan atau criteria, atau
spesifikasi yang ditetapkan (standar).
3. Mutu menurut konsumen, konsep ini menganggap konsumen sebagai
penentu akhir tentang mutu suatu produk atau jasa, sehingga
kepuasan konsumen menjadi prioritas. 9
Dari konsep mutu yang dikemukakan oleh Edward Sallis dapat
disimpulkan bahwa dari konsep-konsep ini didapatkan kualitas/ mutu
bukanlah merupakan tujuan akhir, melainkan sebagai alat ukur atas
produk akhir dari standar yang ditentukan.
Selain definisi mutu yang dikemukakan oleh Edward Sallis, mutu
secara kebahasaan dapat diartikan sebagai derajat keunggulan suatu
barang atau jasa dibandingkan dengan yang lain 10 . Ini berarti jika
suatu barang atau jasa yang ada memiliki keunggulan dibanding yang
lainnya, barang maupun jasa tersebut dapat dinilai bermutu.
Dalam definisi yang lebih luas mengenai mutu/ kualitas, ada yang
menyebutkan bahwa kualitas/ mutu adalah suatu nilai atau suatu
keadaan 11 . Ini berarti bahwa suatu barang atau jasa dapat dikatakan
bermutu jika memiliki nilai yang terkandung didalamnya.
Secara substantif, menurut Sanusi Uwes dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, istilah mutu
mengandung dua hal, sifat dan taraf, sifat adalah sesuatu yang
menerangkan keadaan benda, sedangkan taraf menuju kedudukan suatu
Umaedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/ Madrasah (mengelola pendidikan dalam era
masyarakat berubah), (Jakarta: CEQM, 2004), h. 161
10
Umaedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/ Madrasah (mengelola pendidikan dalam era
masyarakat berubah), h. 157.
11
Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: PT. Grasindo, 2003), h. 68.
11
skala 12 . Dalam sifat, mutu diartikan sebagai keadaan suatu benda pada
saat itu, apakah benda tersebut dapat dinilai baik keadaannya atau
sebaliknya.
Dan
dalam
taraf,
mutu
memiliki
standar
yang
12
Sanusi Uwes, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999), cet-1, h. 27.
13
Eti Rochaety, dkk, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2006), h. 96.
14
Vincent Gaspersz, Total Quality Management, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2005), h. 5.
15
MN. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h. 2.
12
yaitu
sesuai
dengan
yang
disyaratkan
atau
4. Mutu Pendidikan
Mutu dalam pendidikan dapat dilihat dari segi relevansinya dengan
kebutuhan masyarakat, dapat tidaknya lulusan dapat melanjutkan ke
jenjang selanjutnya bahkan sampai memperoleh suatu pekerjaan yang
baik, serta kemampuan seseorang didalam mengatasi persoalan hidup.
16
13
Choirul Fuad Yusuf, Budaya Sekolah dan mutu Pendidikan, (Jakarta: PT. Pena Citrasatria,
2008), h. 21.
18
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah (dari unit birokrasi ke lembaga
akademik), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 53.
14
19
15
bermacam-macam.
Total
Quality
Management
(TQM)
atau
20
16
pentingnya
perbaikan
yang
dilakukan
secara
23
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (konsep, strategi dan aplikasi),
, h. 36.
24
Vincent Gaspersz, Total Quality Management, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2005), h. 5-6.
17
25
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (konsep, strategi dan aplikasi),
(Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 33-34.
18
19
Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu (prinsip-prinsip perumusan dan tata langkah
penerapan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 15.
28
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan Aplikasi)
,h. 36-38.
20
21
dan aplikasi
pendidikan
memahami
makna
mutu
sebelum
mengaplikasikannya.
Joseph C. Field mengatakan aplikasi TQM menjadi mutu terpadu
pendidikan atau Total Quality Education (TQE) . Ia memberi definisi mutu
terpadu dalam pendidikan everyone commited for meeting or exceeding
customers expectation , setiap orang bertanggung jawab atau berkewajiban
untuk mencapai atau mengejar kepuasan pelanggan
30
suatu mutu terpadu dalam pendidikan membuat setiap orang berjanji untuk
melayani orang lain berdasarkan setiap tuntutan kebutuhan pendidikan.
Untuk dapat mengejar mutu, ada tujuh elemen-elemen pokok yang
dikemukakan sebagai bangunan pemikiran manajemen mutu terpadu,
yakni:
1. Strategi yang terfokus pada pelanggan
2. Kepercayaan terhadap orang-orang, baik internal maupun eksternal
merupakan sumber daya yang sangat penting.
3. Aktivitasnya yang menunjukkan perbaikan terus menerus meruapakan
norma yang diharapkan.
4. Pengembangan dan pelaksanaan suatu sistem berdasarkan proyek dan
proses pengawasan dengan menggunakan alat dan teknik mutu.
5. Jaminan mutu yang terus berjalan berdasarkan penilaian kinerja.
6. Bersikap positif terhadap koreksi kegagalan.
7. Pemikiran yang berbeda terhadap segala sesuatu dalam pencarian atau
pengejaran kepuasan pelanggan. 31
29
22
Dapat
disimpulkan
bahwa
dalam
implementasi
TQM
dalam
penyusunan
program
peningkatan
mutu
dengan
School review
Suatu proses dimana seluruh komponen sekolah bekerja sama
khususnya dengan orang tua dan tenaga profesional (ahli) untuk
mengevaluasi dan menilai efektivitas sekolah, serta mutu lulusan.
School review akan menghasilkan rumusan tentang kelemahankelemahan, kelebihan-kelebihan dan prestasi siswa, serta rekomendasi
untuk pengembangan program tahun mendatang.
32
23
b. Benchmarking :
Suatu kegiatan untuk menetapkan standar dan target yang akan
dicapai
dalam
suatu
periode
tertentu.
Benchmarking
dapat
pada
monitoring
yang
berkesinambungan,
dan
24
C. Kerangka Berpikir
Manajemen mutu terpadu menekankan pada dua konsep utama, yakni
continous improvement (sebagai filosofi dari perbaikan yang terus menerus)
dan yang berhubungan dengan alat-alat dan teknik seperti brainstorming and
force field analysis (analisis kekuatan lapangan) yang digunakan untuk
perbaikan kualitas dalam tindakan manajemen untuk mencapai kebutuhan dan
harapan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.
Kondisi MAN 2 yang dilihat dari visi yang mereka miliki menggambarkan
MAN 2 Bogor memiliki komitmen yang kuat dalam meningkatkan mutu
pendidikan
yang
diselenggarakan,
namun
dalam
pengadaan
tenaga
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelayanan akademik yang diberikan MAN 2 Bogor
kepada setiap siswa dalam mencapai mutu pendidikan.
2. Untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia yang ada di MAN 2
Bogor.
3. Untuk mengetahui penerapan manajemen mutu yang diterapkan oleh
Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor.
4. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor
dari usahanya dalam meningkatkan mutu secara berkesinambungan.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif, melalui penelitian lapangan dan kepustakaan yang
bertujuaan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau
berbagai variable yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian ini
berdasarkan pada apa yang terjadi.
25
26
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian yakni penerapan
manajemen mutu terpadu yang ada pada MAN 2 Bogor.
E. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, dan 40 tenaga
pendidik dan kependidikan MAN 2 Bogor dari 97 orang yang ada.
Observasi
Observasi pengamatan terhadap sutau objek yang diteliti baik secara
langsung maupun tidak langsung utnutk memperoleh data yang harus
dikumpulkan dalam penelitian 1 . Observasi dilakukan untuk mendapatkan
data mengenai fasilitas/ sarana prasarana yang dapat menunjang
keberhasilan penerapan manajemen mutu di sekolah tersebut. Observasi
dilakukan dengan mengamati keadaaan sekolah beserta sarana dan prasara
penunjangnya.
2.
Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang dianggap perlu,
sehingga lebih menyakinkan data yang diperoleh dari sumber-sumber yang
lainnya mengenai penerapan manajemen mutu terpadu yang ada disekolah
tersebut. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan
27
Dimensi
Perencanaan
Pengorganisasian
Aspek
a) Gambaran terhadap mutu
pendidikan
b) Perencanaan manajemen
sekolah
c) Penyusunan program sekolah
d) Pengadaan sarana prasarana
a) Pengorganisasian Sumber
Daya Manusia
b) Pengorganisasian system
No. Item
1 dan 2
15
4 dan 5
7
9 dan 10
12
pembelajaran
3
3.
Pelaksanaan
Evaluasi
c) Pembagian tugas/job
description
a) Pelaksanaan manajemen mutu
b) Pemberian pelayanan terhadap
pengguna pendidikan
c) Pengembangan
programprogram pendidikan
a) Penilaian kinerja karyawan
b) Perbaikan secara terus menerus
c) Penilaian terhadap hasil
penerapan manajemen mutu
13 dan 14
3 dan 16
8
6
11
18
17
Dokumentasi
Melalui dokumentasi ini diharapkan dapat memperoleh data-data yang
valid yang berhubungan dengan arsip sekolah sebagai penunjang dalam
penelitian ini. Dengan dokumentasi ini sudah pasti dijamin kebenarannya
yang didapatkan dari pihak-pihak sekolah, seperti: bagian administrasi,
bagian kepegawaian dan terutama manajemen sekolah.
4.
Angket
Angket adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang dikirimkan
kepada sumber data baik secara langsung atau tidak langsung. Selain
observasi, wawancara dan dokumentasi, untuk mendapat informasi lebih
penulis menyebarkan angket kepada 40 orang tenaga pendidik dan
28
kependidikan dari 97 orang yang ada sebagai sumber data. Dimana angket
yang disebar adalah angket yang berbentuk pernyataan-pernyataan dengan
memilih jawaban yang telah dianggap paling tepat diantara alternative
jawaban yang telah disediakan. Adapun kisi-kisi angket yang ditujukan
kepada guru-guru adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Kisi-kisi pertanyaan angket
Variable Manajemen Mutu Terpadu
No
Dimensi
1 Perencanaan
a)
b)
c)
Pengorganisasian a)
b)
c)
Pelaksanaan
a)
b)
c)
4
Pengarahan
a)
b)
Evaluasi
a)
b)
c)
d)
Aspek
Perencanaan manajemen
sekolah
Penyusunan program sekolah
Pengadaan sarana prasarana
Pengorganisasian SDM
Pengorganisasian system
pembelajaran
Pembagian tugas/ job
description
Pelaksanaan manajemen
mutu terpadu
Pemberian pelayanan
bagi pengguna
pendidikan
Pengembangan
program-program pendidikan
Pemberian motivasi
Menjaga komunikasi yang
Baik
Evaluasi program-program
pendidikan
Penilaian kinerja karyawan
Perbaikan secara terus
menerus
Penilaian terhadap hasil
No. Item
1, 2 dan 3
4
5 dan 6
7 dan 8
9 dan 10
11
12,13,14,15
dan 16
17
18 dan 19
20, 21 dan 22
23
24
25
26
27, 28, 29 dan
30
29
Table 3
Kisi-kisi alternatif jawaban angket manajemen mutu
No
Alternatif jawaban
Nilai skor
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
Editing
Pada tahap editing penulis memeriksa daftar pertanyaan yang telah
diserahkan oleh para pengumpul data. Setelah angket diisi dan
dikembalikan kepada penulis, penulis memeriksa satu persatu angket yang
dikembalikan dari nomor satu sampai nomor terakhir.
2.
Tabulating
Dalam tahap tabulating, penulis menyusun data dalam bentuk tabel.
Tahap ini merupakan tahap lanjutan dalam proses analisis data. Melalui
tabulasi ini akan didapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item-item
pertanyaan angket. Kemudian angket tersebut diprosentasikan dan
dianalisis sehingga data yang diperoleh dari lapangan akan tampak ringkas
dan tersusun dengan baik dan dapat dengan mudah dipahami.
30
= prosentase jawaban
= Frekuensi
= Sangat baik
51% - 75%
= Baik
26% - 50%
= Cukup baik
0% - 25%
= Kurang
BAB IV
HASIL PENELITIAN
31
32
Ekstrakurikuler,
33
mengantar
34
dalam
memberikan
pelayanan
dan
melaksanakan
pendidikan.
35
B. Deskripsi Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode angket,
wawancara, dan observasi. Angket yang disebarkan sebanyak 40 angket,
dibagikan kepada guru dan karyawan. Angket tersebut mencakup
pernyataan perihal penerapan manajemen mutu. Seluruh pernyataan itu
dijawab oleh responden dengan memberikan checklist () pada salah satu
pilihan jawaban yang sudah disediakan.
Data yang dideskripsikan dan dianalisis adalah skor-skor dari
penyebaran angket tenaga pendidik dan kependidikan yang ditemukan di
lapangan, kemudian data tersebut diolah dalam persentase yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4
1. Keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam
perencanaan manajemen sekolah
Alternatif jawaban
Skor
Frekuensi
Selalu
10
25
Sering
7.5
Kadang-kadang
22
55
Tidak pernah
12.5
Jumlah
10
40
100
36
Skor
Frekuensi
Selalu
10
25
Sering
17.5
Kadang-kadang
11
27.5
Tidak pernah
12
30
Jumlah
10
40
100
Sekolah yang sehat adalah sekolah yang memiliki visi, misi, tujuan dan
program yang jelas. Pada prinsipnya visi dibangun atas dasar bagaimana
membaca masa depan kondisi sekolah agar lebih eksis. Oleh karena itu,
membangun visi bukan hanya kepentingan pimpinan, dewan guru, tetapi
juga seluruh masyarakat keluarga besar MAN 2 Bogor.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa dari sejumlah sumber data untuk
tenaga pendidik dan kependidikan yang turut serta dalam pembuatan visi,
misi serta tujuan sekolah sebesar 25% selalu terlibat dalam pembuatan
visi, misi, serta tujuan sekolah, 17,5% sering, 27,5% kadang-kadang, dan
30% tidak pernah. Ini berarti bahwa dalam penetapan visi misi kepala
37
Skor
Frekuensi
Selalu
22
55
Sering
12.5
Kadang-kadang
10
25
Tidak pernah
7.5
Jumlah
10
40
100
Sekolah akan dapat mencapai tujuan yang tepat jika seluruh elemen
yang terlibat didalamnya memiliki visi, dan misi yang sama dalam
melaksanakan pendidikan. Walaupun hampir sebagian tenaga pendidik
dan kependidikan tidak tetrlibat dalam perumusan visi, misi dan tujuan
sekolah, namun mereka memiliki visi, misi dan tujuan yang sama. Hal ini
dikarenakan mereka sadar akan pentingnya tujuan sekolah yang ingin
mereka capai. Seperti yang diperoleh dari hasil data bahwa 55% sumber
data menjawab selalu memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama, 12,5%
menjawab sering, 25% menjawab kadang-kadang dan 7,5% menjawab
tidak pernah.
38
Skor
Frekuensi
Selalu
12
30
Sering
17.5
Kadang-kadang
13
32.5
Tidak pernah
20
Jumlah
10
38
100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 30% dari sumber data yang ada
menjawab selalu terlibat dalam penyusunan program-program pendidikan
sekolah, 17.5% menjawab sering, 32.5% menjawab kadang-kadang, dan
20% menjawab tidak pernah. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam
penyusunan program-program pendidikan kepala sekolah tidak selalu
melibatkan seluruh staf dan dewan guru. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara yang penulis dapatkan, yakni dalam rangka merealisasikan
program-program, MAN 2 Bogor membagi program kedalam beberapa
bidang. Seperti bidang kurikulum yang merupakan jantung sekolah yang
bertanggung jawab secara maksimal terhadap kegiatan pembelajaran,
jadual sekolah, pendalaman materi, dan system pembelajaran. Bidang
kesiswaan yang mengurus seluruh kegiatan ekstrakurikuler, latihan
kepemimpinan, dsb. Bidang keagamaan yang mengisi spiritual anak didik,
seperti tadarus selama 15 menit sebelum memulai pelajaran, kultum dan
sebagainya. Namun, dalam penyusunan program sekolah tersebut, kepala
sekolah tidak melibatkan seluruh guru, tetapi hasil dari penyusunan
program akan disosialisasikan kepada seluruh guru dan karyawan.
39
Skor
Frekuensi
Selalu
25
62.5
Sering
22.5
Kadang-kadang
15
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
Skor
frekuensi
Selalu
20
50
Sering
15
37.5
Kadang-kadang
12.5
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
40
dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih baik. Dari tabel tersebut dapat
dilihat bahwa peralatan dan fasilitas pembelajaran yang ada sudah memadai
dan tepat dalam menunjang proses pembelajaran, dapat dilihat bahwa 50%
dari sumber data menjawab sekolah selalu menyediakan peralatan dan
fasilitas pembelajaran yang memadai dan tepat bagi siswa, 37,5% menjawab
sering, 12,5% menjawab kadang-kadang. Dari hasil wawancara yang penulis
dapatkan bahwa dalam penyediaan sarana prasarana pembelajaran MAN 2
mengacu pada standar nasional tentang penyediaan sarana dan parasarana
pendidikan, sehingga sudah dapat dikatakan memadai dan tepat dalam
mendukung proses pembelajaran.
7. Pengadaan pendidikan dan pelatihan bagi guru dan staf
Alternatif jawaban
Skor
frekuensi
Selalu
12
30
Sering
14
35
Kadang-kadang
14
35
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
hasil
wawancara
yang
penulis
dapatkan
bahwa
dalam
41
Skor
Frekuensi
Selalu
15
37.5
Sering
15
37.5
Kadang-kadang
10
25
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
42
Skor
Frekuensi
Selalu
14
35
Sering
17
42.5
Kadang-kadang
22.5
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
Dapat kita lihat dalam tabel sistem pembelajaran yang diterapkan pada
MAN 2 Bogor, dari sumber data yang ada 35% menjawab sistem
pembelajaran selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan siswa,
42.5% menjawab sering, 22.5% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak
pernah. Dapat disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor selalu berusaha
menyesuaikan sistem pembelajaran yang diterapkan dengan kebutuhan dan
keadaan siswa.
10. Sekolah dapat mengatasi setiap hambatan dalam proses
pembelajaran
Alternatif jawaban
Skor
Frekuensi
Selalu
22.5
Sering
15
37.5
Kadang-kadang
15
37.5
Tidak pernah
2.5
Jumlah
10
40
100
43
dibutuhkan tindakan preventif dari tenaga pengajar yang ada. Dari sumber
data yang ada 22,5% menjawab sekolah selalu dapat mengatasi hambatan
dalam proses pembelajaran, 37,5% menjawab sering dan kadang-kadang,
dan hanya 2,5% menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa
hambatan yang dialami oleh MAN 2 Bogor dalam proses pembelajaran
dapat diatasi dengan cukup baik oleh sekolah.
11. Kepala sekolah memberikan intruksi dan prosedur yang jelas
dalam melaksanakan tugas
Alternatif jawaban
Skor
frekuensi
Selalu
10
25
Sering
20
50
Kadang-kadang
10
25
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
44
Skor
frekuensi
Selalu
21
52.5
Sering
13
32.5
Kadang-kadang
15
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
tersebut dapat kita lihat bahwa dari sumber data yang diperoleh sebesar
52,5% menjawab seluruh elemen sekolah selalu bertanggung jawab
terhadap pengembangan dan peningkatan mutu di sekolah, 32,5%
menjawab sering, 15% menjawab kadang-kadang. Dari jawaban yang ada
dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab seluruh elemen sekolah
terhadap pengembangan dan peningkatan mutu di MAN 2 Bogor telah
berjalan dengan baik.
13. Seluruh elemen sekolah menempatkan mutu sebagai prioritas
disekolah dalam setiap kegiatan kependidikan
Alternatif jawaban
Skor
frekuensi
Selalu
25
62.5
Sering
13
32.5
Kadang-kadang
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
45
Skor
Frekuensi
Selalu
20
Sering
19
47.5
Kadang-kadang
12
30
Tidak pernah
2.5
Jumlah
10
40
100
46
Skor
Frekuensi
Selalu
Sering
22
55
Kadang-kadang
15
37.5
Tidak pernah
2.5
Jumlah
10
40
100
setiap
kegiatan
direncanakan,
diorganisasi,
dipimpin,
Skor
Frekuensi
Selalu
20
50
Sering
12
30
Kadang-kadang
20
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
47
Skor
Frekuensi
Selalu
17
42.5
Sering
17
42.5
Kadang-kadang
12.5
Tidak pernah
2.5
Jumlah
10
40
100
memberikan pelayanan yang baik bagi para siswa dan masyarakat sebagai
pengguna jasa pendidikan. Dapat kita lihat dalam tabel, dari sumber data
yang ada 42.5% menjawab sekolah selalu memberikan pelayanan yang
baik bagi para siswa dan masyarakat, 42.5% menjawab sering,
12.5%menjawab kadang-kadang, dan 2.5% menjawab tidak pernah.
Dari hasil wawancara yang penulis dapatkan dalam memberikan
pelayanan sekolah selalu berusaha memberikan yang terbaik, mulai dari
pelayanan
pendidikan,
seperti
mengadakan
tenaga
pendidik
dan
48
Skor
Frekuensi
Selalu
10
25
Sering
13
32.5
Kadang-kadang
16
40
Tidak pernah
2.5
Jumlah
10
40
100
Skor
Frekuensi
Selalu
12.5
49
Sering
12.5
Kadang-kadang
12
30
Tidak pernah
18
45
Jumlah
10
40
100
Skor
Frekuensi
Selalu
26
65
Sering
22.5
Kadang-kadang
12.5
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
50
Skor
Frekuensi
Selalu
20
50
Sering
15
37.5
Kadang-kadang
12.5
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
Skor
Frekuensi
Selalu
10
25
51
Sering
20
50
Kadang-kadang
10
25
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
Skor
Frekuensi
Selalu
23
57.5
Sering
12
30
Kadang-kadang
12.5
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
52
sekolah, guru dan karyawan selalu berjalan efektif, 30% menjawab sering
dan 12,5% menjawab kadang-kadang. Dapat disimpulkan bahwa seluruh
elemen sekolah selalu menjaga komunikasi yang baik antar sesame dalam
rangka pencapaian tujuan sekolah.
24. Sekolah mengevaluasi dan memonitor setiap program dengan baik
Alternatif jawaban
Skor
Frekuensi
Selalu
12
30
Sering
18
45
Kadang-kadang
10
25
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
Skor
Frekuensi
Selalu
20
50
Sering
16
40
Kadang-kadang
10
Tidak pernah
53
Jumlah
10
40
100
Dari tabel diatas, sebanyak 50% sumber data menjawab sekolah selalu
mengadakan evaluasi kinerja kerja karyawan dan guru setiap tahunnya,
40% menjawab sering, 10% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak
pernah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor selalu
berusaha meningkatkan mutu pendidikan yang mereka jalankan, salah
satunya dengan melakukan evaluasi kinerja kerja para guru dan staf dalam
rangka perbaikan yang berkelanjutan (continue improvement).
26. Kepala sekolah memiliki komitmen yang kuat utuk melakukan
evaluasi dan tinjauan ulang
Alternatif jawaban
Skor
Frekuensi
Selalu
11
27.5
Sering
22
55
Kadang-kadang
15
Tidak pernah
2.5
Jumlah
10
40
100
54
Skor
Frekuensi
Selalu
13
32.5
Sering
20
50
Kadang-kadang
17.5
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
Prestasi sekolah merupakan hasil yang diperoleh sekolah dari apa yang
telah
mereka
berikan
kepada
siswa
baik
pengetahuan
maupun
Skor
Frekuensi
Selalu
14
35
Sering
17
42.5
Kadang-kadang
20
Tidak pernah
2.5
Jumlah
10
40
100
55
Skor
Frekuensi
Selalu
16
40
Sering
13
32.5
Kadang-kadang
11
27.5
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa, sebanyak 40% dari sumber data
yang ada menjawab sekolah selalu menghasilkan lulusan yang diterima
pada perguruan tinggi favorit, 32.5% menjawab sering, 27.5% menjawab
kadang-kadang, dan 0% tidak pernah. Maka, dapat disimpulkan bahwa
lulusan yang dihasilkan MAN 2 Bogor dapat diterima dan meneruskan
pendidikan pada perguruan tinggi favorit.
30. Sekolah dapat mencapai visi, misi dan tujuan sekolah dengan baik
Alternatif jawaban
Skor
Frekuensi
Selalu
11
27.5
Sering
16
40
Kadang-kadang
13
32.5
56
Tidak pernah
Jumlah
10
40
100
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa, 27.5% dari sumber data
menjawab sekolah selalu dapat mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah
dengan baik, 40% menjawab sering, 32.5% menjawab kadang-kadang, dan
0% tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa, MAN 2 Bogor dapat
mencapai visi, misi, dan tujuan yang diinginkan dengan baik.
C. Analisis Data
Dari data yang telah diperoleh oleh penulis, dapat dilihat bahwa konsep
manajemen mutu telah diterapkan dengan cukup baik oleh Madrasah
Aliyah Negeri (MAN) 2 Bogor, hal ini dapat dilihat dari data siswa yang
mengalami peningkatan setiap tahunnya sejak MAN 2 berdiri, arus
lulusan, serta prestasi yang dapat diraih. Selain itu, dapat dilihat pula data
yang penulis dapat melalui wawancara dan angket tenaga pendidik dan
kependidikan yang penulis peroleh, mereka berpendapat bahwa MAN 2
Bogor selalu berusaha dalam meningkatkan mutu pendidikan dan
melakukan perbaikan secara terus menerus (continue improvement).
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, MAN 2 Bogor memiliki
komitmen yang kuat, hal ini terbukti dengan visi, misi dan tujuan sekolah.
Selain itu, menurut data yang diperoleh penulis, dalam upayanya
meningkatkan kepuasan pelanggan, Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor
selalu berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada setiap siswa,
seperti menyediakan sarana prasarana yang diperlukan oleh peserta didik
dalam rangka menunjang proses pembelajaran saat ini, dimana teknologi
dalam pendidikan semakin maju, mengadakan tenaga pendidik dan
kependidikan yang profesional, hal ini terlihat dari kedisiplinan guru
dalam menjalankan proses pendidikan, serta memberikan sistem
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. MAN 2 Bogor pula rutin
mengadakan pemberdayaan guru dan karyawan dengan melakukan
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen mutu merupakan konsep manajemen modern yang
memberikan respon secara tepat terhadap setiap perubahan yang ada.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mengetahui dan memahami
pentingnya mengupayakan lulusan pendidikan yang berkualitas.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, seperti
pengadaan sarana dan prasarana yang memadai, pemeliharaan gedung
yang baik, guru yang memiliki kompetensi dan loyalitas yang tinggi,
prestasi yang baik, lingkungan belajar yang kondusif, kekuatan
kepemimpinan, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan,
maka penulis dapat menarik kesimpulan, sebagai berikut:
1. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bogor memiliki komitmen yang
kuat dalam meningkatkan mutu pendidikan. Komitmen ini dapat
terlihat dari visi, misi, dan tujuan sekolah yang dicanangkan sejak
awal, yakni berorientasi pada Sumber Daya Manusia yang berkualitas
tinggi.
2. Pelayanan akademik yang diberikan MAN 2 Bogor cukup baik,
walaupun terdapat kekurangan pada sumber daya manusia yang ada,
khususnya tenaga tata usaha. Namun MAN 2 Bogor selalu berusaha
dalam meningkatkan mutu pendidikan dan melakukan perbaikan
58
59
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan berkenaan dengan
manajemen mutu yang diterapkan dalam pendidikan adalah sebgai berikut:
1. Sekolah tetap berkomitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan
yang dijalankan, dan melakukan perbaikan yang berkelanjuutan agar
hasil yang diperoleh selalu dapat lebih baik.
2. Hendaknya terus berupaya dalam mengadakan pendidikan dan
pelatihan bagi staf dan guru serta pengawasan dan pengarahan kepala
sekolah terhadap kinerja bawahannya dalam rangka mencapai hasil
yang berkualitas.
3. Hendaknya terus berupaya mempertahankan apa yang menjadi
kekuatan atau kelebihan sekolah selama ini.
4. Hendaknya sekolah memperhatikan siswa yang berprestasi namun
kurang beruntung, sehingga siswa tersebut pula dapat melanjutkan
pendidikannya pada perguruan tinggi, agar arus lulusan sekolah yang
ada dapat meningkat dari segi kuantitas.