Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

TINEA KORPORIS + TINEA KRURIS

Disusun Oleh:
Sumarni Aprilia
2011730106
Dokter Pembimbing:
dr. Bowo Wahyudi, Sp.KK

STASE KULIT DAN KELAMIN


KEPANITERAAN KLINIK RSUD BANJAR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat yang sangat luas kepada
kita semua. Atas pertolongan dan kekuasaan-Nya yang begitu sempurna, penulis dapat
menyelesaikan tugas laporan kasus ini. Shalawat serta salam juga penulis haturkan ke
junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman
Jahilliyah menuju zaman yang penuh cahaya bagi umat yang bertaqwa kepada-Nya.
Penulis menyadari ketidaksempurnaan laporan kasus ini. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan saran, kritik, dan koreksi untuk perbaikan penyajian laporan kasus
ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis dan teman-teman sejawat.

Jakarta, Januari 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

2 | TINEA CORPORIS + TINEA KRURIS

Skabies merupakan penyakit kulit menular yang ditandai dengan keluhan utama gatal
terutama dimalam hari yang disebabkan oleh infestasi dan sensititasi terhadap Sarcoptes scabei
var hominis dan produknya. Skabies disebut juga the itch, pamaan itch, seven year itch. Di
Indonesia, penyakit ini dikenal dengan nama gudik, kudis, budukan, dan gatal agogo. 1 Penyebab
penyakit ini adalah Sarcoptes scabei var hominis, termasuk filum arthropoda, kelas arachnida,
ordo ascarima, super family Sarcoptes. Diperkirakan sekitar 300 juta orang diseluruh dunia telah
terinfeksi tungau scabies ini. Sarcoptes scabei menyerang semua tingkat sosio ekonomi, wanita
dan anak anak lebih banyak dari pada laki laki.2
Adapun empat tanda kardinal gejala penyakit skabies yakni pruritus nocturnal artinya
gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang
lembab dan panas. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah
keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi.2 Ditemukan papul atau vesikel di
ujung terowongan yang berwarna putih atau keabu abuan berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata rata panjang 1 cm, pada tempat tempat predileksi. Menemukan tungau merupakan hal
yang paling diagnostic. Cukup dengan 2 tanda cardinal sudah dapat menegakkan diagnosis
skabies.3

BAB II
STATUS PASIEN

A. IDENTITAS
3 | TINEA CORPORIS + TINEA KRURIS

Nama

: Tn. P

Umur

: 16 tahun

Jenis Kelamin

: Laki - laki

Agama

: Islam

Alamat

: Warungbuah rt/rw: 20/10. Banjar

Tanggal Berobat : 5 Januari 2016

B. ANAMNESIS (AUTOANAMNESA)
Keluhan Utama :
Beruntus beruntus kemerahan disertai gatal terutama malam hari di sela sela jari
kedua tangan sejak 1 minggu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun datang ke poliklinik kulit kelamin
RSUD Banjar diantar oleh ibu nya, dengan keluhan beruntus beruntus sebesar kepala
jarum pentul yang disertai rasa gatal di sela sela jari kedua tangan sejak 1 minggu
sebelum datang ke rumah sakit.
Keluhan pertama kali dirasakan sejak 4 minggu yang lalu. Beruntus pertama kali
terdapat pada daerah kedua sela sela jari tangan kemudian menyebar ke kedua lengan,
perut, dan kaki, beruntus disertai gatal gatal, gatal bertambah pada malam hari dan saat
cuaca panas, setiap gatal bertambah pasien selalu menggaruk dan sampai sulit untuk
tidur. Pasien menyangkal terkena gigitan serangga, demam, pusing, dan lemas. Buang air
besar dan buang air kecil normal. Pasien menyangkal memelihara hewan peliharaan dan
ada kandang ternak di sekitar rumahnya. Ibu pasien mengaku karpet, tirai, sprei dan kasur
jarang dibersihkan atau dicuci.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah mengalami sakit dengan keluhan yang sama

4 | TINEA CORPORIS + TINEA KRURIS

Riwayat Pengobatan :
Pasien sudah berobat 2 kali ke puskesmas dan diberi obat minum dan salep tetapi keluhan
dirasa belum membaik.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pada keluarga ada yang mengalami sakit seperti ini, Ayah sejak 3 tahun, Ibu sejak 1
tahun, dan Kakak sejak 4 bulan, 1 keluarga sudah memeriksakan beberapa kali ke
puskesmas tetapi keluhan dirasa belum membaik
Riwayat Alergi :
Pasien tidak ada alergi terhadap obat obatan ataupun bahan kimia.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
: Composmentis
Keadaan Umum
: Tampak sakit ringan
Tanda Tanda Vital :
Nadi : 88 x/menit
RR
: 18 x/menit
Suhu : 36,8 oC

Status Generalisata :
Kepala
: Normocephal, rambut hitam distribusi merata
Mata
: Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/ Hidung
: Normosmia, secret -/ Mulut
: Mukosa bibir lembab, stomatitis (-)
Leher
: Pembesaran KGB (-)
Thorax
: Vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung
: BJ I dan II murni regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
: Tampak datar, BU normal, turgor kulit baik
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
D. STATUS DERMATOLOGIS

Tabel status dermatologis pasien

DISTRIBUSI
A/R

GENERALISATA
Dorsum manus dextra sinistra, brachi et antebrachi dextra sinistra,
abdominalis, dorsum pedis dextra sinistra

5 | TINEA CORPORIS + TINEA KRURIS

Lesi

Multiple, diskret, bilateral, sirkumskrip, bentuk bulat, ukuran miliar,

Efloresensi

menimbul dari permukaan kulit, kering


Papul eritema, makula hiperpigmentasi

Foto pasien pada kasus

6 | TINEA CORPORIS + TINEA KRURIS

Tidak ditemukan Sarcoptes scabiei dewasa


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 20% + Tinta Parker, mencari Sarcoptes Scabiei
dewasa, larva telur dengan preparat kaca obyek, lalu ditutup cover glass dan dilihat dengan
mikroskop.
E. RESUME
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun datang dengan keluhan beruntus beruntus
sebesar kepala jarum pentul yang disertai rasa gatal di sela sela jari kedua tangan sejak 1
minggu sebelum datang ke rumah sakit. Keluhan pertama kali dirasakan sejak 4 minggu yang
lalu. Beruntus pertama kali terdapat pada daerah kedua sela sela jari tangan kemudian
7 | TINEA CORPORIS + TINEA KRURIS

menyebar ke kedua lengan, perut, dan kaki, beruntus disertai gatal gatal, gatal bertambah
pada malam hari dan saat cuaca panas, setiap gatal bertambah pasien selalu menggaruk dan
sampai sulit untuk tidur. Pasien sudah berobat 2 kali ke puskesmas dan diberi obat minum dan
salep tetapi keluhan dirasa belum membaik. Pada keluarga pasien ada yang mengalami sakit
seperti ini, Ayah sejak 3 tahun, Ibu sejak 1 tahun, dan Kakak sejak 4 bulan, 1 keluarga sudah
memeriksakan beberapa kali ke puskesmas tetapi keluhan dirasa belum membaik.
Status Dermatologis
DISTRIBUSI
A/R

GENERALISATA
Dorsum manus dextra sinistra, brachi et antebrachi dextra sinistra,

Lesi

abdominalis, cruris dextra sinistra, dorsum pedis dextra sinistra


Multiple, diskret, bilateral, sirkumskrip, bentuk bulat, ukuran miliar,

Efloresensi

menimbul dari permukaan kulit, kering


Papul eritema, makula hiperpigmentasi

F. DIAGNOSA BANDING
Skabies
Pedikulosis
Prurigo
Dermatitis atopik
G. DIAGNOSA KERJA
Skabies
H. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin : Hemoglobin
I. PENATALAKSANAAN
Non-Medikamentosa :
Edukasi ke pasien bahwa penyakit ini menular
Menghindari orang orang yang terkenan penyakit ini dan memberitahu kepada

mereka untuk berobat ke dokter


Meningkatkan kebersihan perorangan dan lingkungan
Pakaian, handuk, sprei, yang digunakan diremndam dengan air panas lalu dicuci

secara terpisah, di jemur dan disetrika


Menjemur alat alat tidur atau yang tidak bisa dicuci dan jangan memakai pakaian

serta handuk bersama sama


Jangan menggaruk bagian yang gatal

Medikamentosa :
8 | TINEA CORPORIS + TINEA KRURIS

Topical

Permethrin krim 5% dioleskan pada seluruh tubuh dari leher ke bawah dan dibilas
setelah 8 - 12 jam, dianjurkan dioleskan pada malam hari kemudian pada keesokan
harinya
Sistemik

Colergis sirup 3 x 1 cth


J. PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam

: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam

BAB III
ANALISA KASUS
A. Mengapa pada kasus ini di diagnosis dengan skabies ?
Berdasarkan anamnesis pada pasien ini didapatkan keluhan berupa :
Beruntus yang disertai gatal muncul sejak 4 minggu sebelum datang ke rumah sakit
Beruntus pertama kali muncul di sela sela jari kedua tangan kemudian menyebar ke

lengan, perut, dan kaki


Gatal gatal dan semakin meningkat pada malam hari dan sering menggaruk nya
Semua anggota keluarganya mengalami sakit yang sama dengan pasien
Keluarga pasien mengaku karpet, tirai, sprei dan kasur jarang dibersihkan atau dicuci

BERDASARKAN TEORI :
Skabies merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei var hominis
pada kulit yang penularannya melalui kontak langsung maupun tidak langsung.1,2
Kelainan kulit disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh penderita sendiri
akibat garukan.4

9 | TINEA CORPORIS + TINEA KRURIS

Berikut adalah gambaran siklus hidup dari Sarcoptes scabiei var hominis sedangkan pasien
sudah menderita sakit ini 4 minggu. Dimana bentuk efloresensi dari skabies juga sudah
bermacam macam bisa disertai dengan efloresensi sekunder yaitu eksoriasi atau erosi.

Gejala Klinis
Tanda tanda cardinal menegakkan skabies, yaitu :
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau
ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.1
2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya
mseluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang
padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang tungau tersebut.
Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun
mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai
pembawa (carrier).1
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau
keabu-abuan. Berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung
terowongan itu didapatkan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya
menjadi polimorf (pustula, ekskoriasi, dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya
merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu: sela-sela jari tangan,
pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae
(wanita), umbilicus, bokong, genetalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi
dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki.1
10 | T I N E A C O R P O R I S + T I N E A K R U R I S

4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu atau lebih
stadium hidup tungau ini.1
Diagnosis klinis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal diatas.
Pada kasus didapatkan

Gatal dirasakan terus menerus dan semakin meningkat pada malam hari (pruritus

nocturnal)
Pada kasus ini anggota keluarga pasien mengalami keluhan yang sama (mengenai

kelompok)
Predileksi terjadinya skabies pada kasus yaitu daerah sela sela jari kedua tangan, lengan,
abdomen, dan kedua kaki (mengenai tempat predileksi)
Lesi berbentuk papul
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, terdapat 3 dari 4 tanda
kardinal, tetapi pada pemeriksaan penunjang tidak ditemukannya Sarcoptes scabiei dewasa.

B. Mengapa pada kasus ini diambil diagnosis banding Pedikulosis, Prurigo dan Dermatitis
?
Pada laporan kasus ini, diambil beberapa diagnosis kerja yaitu Pedikulosis, Prurigo dan
Dermatitis, berdasarkan gejala klinis dan teori.
1. Skabies
a. Definisi
: Penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei jenis
b. Penyebab
: Sarcoptes scabiei
c. Umur
: Banyak menyerang anak anak dan terkadang orang dewasa
d. Jenis Kelamin : Frekuensi pria sama dengan wanita
e. Daerah/musim :Populasi pada suatu tempat mempermudah penularan. (penularan :
dapat langsung dan tidak langsung melalui pakaian, handuk, tempat tidur dan alat
alat tidur)
f. Kebersihan
g. Lokalisasi

: Kumuh dan kebersihan serta hygiene yang buruk


: Sela jari tangan, pergelangan tangan, ketiak, sekitar pusat, paha

bagian dalam, genitalia pria, dan bokong. Pada bayi : di kepala, telapak tangan,
dan kaki.
h. Efloresensi

: Papula eritema, vesikel, jika ada garukan akan timbul pustule,

krusta, dan eksoriasi


11 | T I N E A C O R P O R I S + T I N E A K R U R I S

i. Gejala Klinis : Mengeluh gatal, terutama pada malam hari.4


2. Pediculosis Corporis
a. Definisi
: penyakit kulit yang disebabkan Pediculus humanus var corporis
b. Penyebab
: Gigitan Pediculus humanus var corpora, tuma. Melekat pada
lipatan pakaian dan menghisap darah pada kulit orang dewasa.
c. Umur
: Biasanya pada usia dewasa
d. Jenis Kelamin : Frekuensi pria sama dengan wanita
e. Daerah/musim : Lebih sering pada cuaca dingin dengan orang yang memakai
f.
g.
h.
i.

pakaian yang tebal


Kebersihan : Higiene kurang
Lokalisasi
: Daerah pinggang, ketiak, inguinal
Efloresensi : Papula papula miliar disertai bekas garukan yang menyeluruh
Gejala Klinis : Tuma yang menggigit dan mengeluarkan liur, sehingga timbul
papula papula dan area digaruk akan tampak bekas garukan.1,2

3. Prurigo Hebra
a. Definisi

: Reaksi kulit yang bersifat residif dengan efloresensi beraneka

ragam.
b. Penyebab

: Belum jelas, diduga ada pengaruh dari luar seperti gigitan

c.
d.
e.
f.
g.
h.

serangga, sinar matahari, udara dingin, dan pengaruh dari dalam tubuh
Umur
: Anak anak sampai dewasa muda
Jenis Kelamin : Wanita > Pria
Daerah/musim : Lebih banyak pada daerah beriklim panas
Kebersihan : Kurang baik
Lokalisasi
: Bagian ekstensor ekstremitas, dahi, dan abdomen
Efloresensi : papula eritema (urtikaria popular), selanjutnya menjadi papula

runcing dan menjadi vesikel, eksoriasi, dan linefikasi


i. Gejala Klinis : Gelisah, gatal dan mudah dirangsang

12 | T I N E A C O R P O R I S + T I N E A K R U R I S

4. Dermatitis Atopik
a. Definisi
: Peradangan kulit yang timbul akibat riwayat atopi
b. Penyebab
: Faktor keturunan, bisa karna allergen
c. Umur
: Pada bayi
: 2 bulan 2 tahun
Pada anak
: 3 10 tahun
Pada dewasa : 13 30 tahun
d. Jenis Kelamin : Frekuensi wanita lebih banyak
e. Daerah/musim : Panas dan lembab
f. Kebersihan : Kurang baik dan dapat memperberat gejala
g. Lokalisasi
: Pada bayi
: kedua pipi, kepala, badan, lipat siku, lipat lutut
Pada anak
: tengkuk, lipat siku, siku, lipat lutut
Pada dewasa : tengkuk, lipat lutut, lipat siku punggung kaki
h. Efloresensi : Pada bayi
: eritema berbatas tegas, papula/vesikel miliar, erosi
dan eksudat
Pada anak

: papula miliar, likenifikasi, tak bereksudat

Pada dewasa : hiperpigmentasi, kering dan likenifikasi

Tabel diagnosis banding :


Keterangan Pasien
Penyakit yang disebabkan

SKABIES
+

PEDICULOSIS
CORPORIS
+

13 | T I N E A C O R P O R I S + T I N E A K R U R I S

PRURIGO
+

DERMATITIS
ATOPIK
-

oleh kutu atau tungau


Anak usia 9 tahun
Jenis kelamin perempuan
Tinggal di daerah tropis
Penularan: pasien tinggal

+
+
+

+
_

+
+
+

+
+
+

bersama kedua orang tua

seluruh anggota keluarga


Tempat predileksi pasien :

sela jari tangan, lengan,

dan kakak kandung nya


yang juga terkena sakit
seperti ini
Higiene kurang
Menyerang kelompok

abdomen, kaki
Lesi pada pasien: Multiple,
diskret,

bilateral,

sirkumskrip, bentuk bulat,


ukuran miliar, menimbul
dari

permukaan

kulit,

kering
Efloresensi pada pasien :
Papul

eritema,

makula

hiperpigmentasi

C. BERDASARKAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Pemeriksaan darah rutin : hemoglobin
Pada kasus ini mengapa dilakukan pemeriksaan Hb dikarenakan menurut literature
pada kasus oleh karena infeksi kulit karena serangga sejenis tungau atau kutu dapat
menyebabkan anemia, biasanya pada Pediculosis biasanya tungau mengisap darah
pasien.
D. BERDASARKAN PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan skabies dilakukan pengobatan secara non medikamentosa dan
medikamentosa.6
14 | T I N E A C O R P O R I S + T I N E A K R U R I S

Pengobatan non medikamentosa yang diberikan pada pasien adalah :


Non medikamentosa
- Edukasi ke pasien bahwa penyakit ini menular. (pada anamnesa pasien sesuai
karena pasien tertular dari anggota keluarga nya)
- Meningkatkan kebersihan individu dan lingkungan (sesuai dirumah pasien
jarang membersihkan rumah nya)
- Pakaian, handuk, sprei yang digunakan direndam dengan air panas lalu dicuci
secara terpisah, dijemur dan disetrika. (sesuai pada anamnesa, ibu pasien
jarang mengganti handukdan sprei secara rutin)
- Jangan menggaruk luka karena bisa menjadi tempat infeksi baru dan dapat
meninggalkan bekas garukan yang permanen. (berdasarkan anamnesa, pasien
sering menggaruknya jika gatal)
- menjemur alat alat tidur atau yang tidak bisa dicuci dan jangan memakai
pakaian, handuk bersama sama. (dari anamnesa ibu pasien jarang
menjemur kasur dan karpet di bawah sinar matahari).6
Pengobatan sistemik pada scabies dapat berupa sistemik, yaitu :
Topikal
Permethrin krim : suatu skabisid berupa piretroid simetris yang efektif pada
manusia dengan toksisitas rendah, bahkan dengan pemakaian yang berlebihan
sekalipun dan obat ini telah dipergunakan lebih dari 20 tahun. Krim permetrin
ditoleransi dengan baik, diserap minimal dan tidak di absorpsi sistemik, serta
dimetabolisasi dengan cepat.7,8
a. Indikasi : permethrin cream 5% digunakan untuk terapi investasi Sarcoptes
scabiei. Permukaan kulit mulai dari kepala sampai ke jari jari kaki, terutama
daerah belakan telingan, lipatan bokong, dan sela sela jari kaki. Lama
pemakaian selama 8 12 jam. Diajurkan pengolesan pada malam hari
kemudian dicuci pada keesokan harinya.6
b. Efek samping : dapat timbul rasa panas seperti terbakar yang ringan, pedih,
gatal, eritema, hipestesi serta ruam kulit. Efek samping ini bersifat sementara
dan akan menghilang sendiri.10
c. Peringatan :
Infestasi Skabies kadang diikuti dengan adanya pruritus, edema dan
eritema.

Pengobatan

dengan

Scabimite

memperburuk kondisi ini.

15 | T I N E A C O R P O R I S + T I N E A K R U R I S

bisa

secara

sementara

Keamanan dan keefektifan pada anak anak berumur <2 bulanbelum

diumumkan.
Penggunaan selama kehamilan dan menyusui harus dengan rekomendasi

dokter.9
d. Keuntungan :
Aman dan efektif untuk di gunakan dalam beberapa tingkat skabies.
Diaplikasikan secara tunggal (sekali pemakaian).
Non neurotoxic scabicide
Medikamentosa pada pasien
Topikal
Permethrin krim 5% dioleskan pada seluruh tubuh dari leher ke bawah dan dibilas
setelah 8 - 12 jam, dianjurkan dioleskan pada malam hari kemudian pada
keesokan harinya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Handoko P Rony. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi keenam. Penyakit kulit:
penyakit parasit hewani. Jakarta: FKUI. 2010. h. 122 125
2. Kartowigno S. 10 Besar Kelompok Penyakit Kulit. Edisi Pertama. Palembang: Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2011. h. 167 173
3. Siregar R. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Cetakan 1. Jakarta: EGC.
2005. h. 102 103
4. Sungkar, S. Penyakit yang Disebabkan Artropoda. Dalam Srirasi G., H. Hery D., dan
Wita Pribadi, ed. Parasitologi Kedokteran. Edisi III. Jakarta: FKUI. 2003. h. 264 267
5. Burns DA. Diseases Caused by Arthropod and Other Noxious Animals. In: Burns T,
Breathnac S, Cox N, and Griffiths C, ed. Rooks Textbook of Dermatology. 7th ed. Oxford:
Blackwell. 2004. p. 33.37 33.46
6. Golant AK, Levitt J Scabies: A Review Diagnosis and Management Based on Mite
Biology. New York: Departemen of Dermatology, yhe mount Sinai. 2012. p. 1 12

16 | T I N E A C O R P O R I S + T I N E A K R U R I S

7. Wyatt EL, Sutter SH, Drake LA. Dermatological pharmacology. In: Hardman JG,
Limbird IE, eds. Goodman and Gillmans the pharmacological basis of theraupetic. 10th
ed. New York: McGraw Hill.2001. p.795 814
8. Johnston, G, Sladden, M. Prurigo: Diagnosis and Treathment. America: British Medical
Journal. 2005. p. 619 622
9. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA. Et al. Dermatology in General Medicine.
7th Ed. New York: McGraw Hill. 2008. p. 1205
10. Chosidow, Oliver. Scabies. England: The New England Journal of Medicine. 2006. p. 27

17 | T I N E A C O R P O R I S + T I N E A K R U R I S

Anda mungkin juga menyukai