Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
I.1

Latar belakang
Lingkungan hidup yang ada di bumi mengalami perubahan dari waktu ke

waktu. Seiring dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula perubahan


pada makhluk hidup. Perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk hidup
dipelajari dari zaman ke zaman dalam suatu teori yang disebut teori evolusi.
Teori evolusi masih dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang telah
dikemukakan para ahli, namun belum ada satu teoripun yang mampu menjawab
tentang semua fakta dan fenomena sejarah perkembangan makhluk hidup.
Evolusi dalam biologi berarti proses komplek pewarisan sifat organisme
yang berubah dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi
berusaha memahami faktor-faktor yang mendorong terbentuknya berbagai
makhluk hidup dimuka bumi ini.
Sejak abad ke-16 SM, banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan
pendapatnya tentang asal-usul berbagai makhluk hidup yang ada di dunia dan
banyak pendapat mereka menjadi fondasi teori evolusi.
I.2

Identifikasi masalah

Masalah yang kami identifikasi dalam makalah ini yaitu semua tentang evolusi,
antara lain, pengertian evolusi, teori-teori mengenai evolusi, dan teori yang
menentang evolusi.
1.3 Perumusan masalah
1.3.1 Asal-usul makhluk hidup?
1.3.2 Apa pengertian evolusi
1.3.3 Siapa saja yang mencetus tentang teori evolusi?
1.3.4 Faktor apa saja yang mempengaruhi evolusi?
1.3.5 Apa saja petunjuk bahwa adanya evolusi?
1.3.6 Teori-teori yang menentang evolusi?
1.4 Maksud dan tujuan

Untuk mengatahui :
-

Asal-usul makhluk hidup

Apa itu evolusi

Siapa saja yang mencetus teori evolusi

Faktor yang mempengaruhi evolusi

Cara tebentuknya spesies baru

Pandangan baru tentang evolusi

Teori-teori yang menetang evolusi

1.5 Manfaat penelitian


Manfaat yang dapat kita ambil dari makalah ini yaitu, kita dapat mengetahui
dari mana kita berasal lewat materi yang akan dibahas yaitu evolusi

BAB II
ISI
2.1 Pengertian evolusi
Evolusi berarti proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah
dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi secara umum
tidak dapat terlepas dari kehidupan masa lampau. Hal yang saat ini merupakan
hasil dari proses masa lampau. Evolusi juga berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,

reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa
oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi
bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya
akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan
gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada
spesies yangbereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga
dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara
organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi
lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
2.2 Pencetus-pencetus teori evolusi
1 Charles Darwin
Charles Robert Darwin (1809-1882) adalah seorang peminat ilmu
alam dari inggris. Pada tahun 1831, ia mengikuti pelayaran HMS Beagle untuk
memetakan jalur pelayaran. Selama pelayaran, Darwin banyak mendapat fosil,
batuan dan berbagai makhluk hidup. Ketika sampai di kepulauan Galapagos,
Darwin menjumpai berbagai macam makhluk yang menarik perhatiannya,
terutama burung-burung Finch. Burung Finch banyak juga ditemukan di Inggris,
namun burung Finch yang terdapat di Galapagos memiliki bentuk paru yang
beragam. Darwin menyadari bahwa struktur yang bervariasi ini karena terbentuk
karena adaptasi lingkungan tertentu. Darwin meyakini bahwa struktur paru burung
Finch bersesuaian dengan keanekaragaman makanan yang tersedia. Selain burung
Finch, Darwin juga mengamati kura-kura raksasa. kedua kura-kura ini memiliki
sedikit perbedaan morfologi yang disebabkan oleh perbedaan habitat. dari
pengamatannya, Darwin memperoleh ide tentang evolusi yang didasarkan atas
pokok-pokok pikirannya, yaitu :
A.

Makhluk hidup bervariasi dan beberapa variasi sifatnya dapat diturunkan.

Tidak ada dua individu yang sama persis dalam suatu spesies (kecuali kembar
identik)
B.

Setiap populasi cenderung bertambah banyak, karena setiap makhluk hidup

mampu berkembangbiak. Untuk berkembangbiak perlu adanya makanan yang

cukup. Dan jumlah individu yang dilahirkan lebih banyak dari pada yang dapat
bertahan hidup.
C.

Kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan populasi tidak berjalan terus-

menerus.
D.

Individu-individu berkompetisi untuk memperoleh sumber daya agar mampu

bertahan hidup.
E.

Sifat-sifat yang diwariskan milik beberapa individu membuat mereka dapat

bertahan hidup dan bereproduksi pada keadaan lingkungan tertentu.


F.

Akibat dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu yang adaptif

terhadapa lingkungan yang dapat hidup dan menurunkan sifat adaptif tersebut.
Seleksi alam akhirnya akan mengubah sifat dalam populasi, bahkan menghasilkan
spesies baru.
2. Teori evolusi Aristoteles (384-322 SM).
Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal dari Yunani, yang mencetuskan
teori evolusi. Ia mengatakan bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika
alam, maksudnya metafisika alam dapat mengubah organisme dan habitatnya dari
bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
3. Teori evolusi Anaximander (500 SM0.
Anaximander juga merupakan seorang filosof yang berasal dari Yunani. Ia
berpendapat bahwa manusia berawal dari makhluk akuatik mirip ikan dan
mengalami proses evolusi.
4. Teori evolusi Empedoclas (495-435 SM).
Empedoclas adalah seorang filosof Yunani. Ia mengemukakan teori bahwa
kehidupan berasal dari lumpur hitam yang mendapat sinar dari matahari dan
berubah menjadi makhluk hidup. Evolusi terjadi dengan dimulainya makhluk
hidup yang sederhana kemudian berkembang menjadi sempurna dan akhirnya
menjadi beraneka ragam seperti sekarang ini.
5. Teori evolusi Erasmus Darwin (1731-1802).
Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Robert Darwin, seorang tokoh
evolusi berkebangsaan Inggris. Teorinya adalah bahwa evolusi terjadi karena

bagian fungsional terhadap stimulasi adalah diwariskan. Ia menyusun buku yang


berjudul Zoonamia yang menentang teori evolusi dari Lamarck.
6. Teori evolusi Count de Buffon (1707-1788).
Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang terjadi karena pengaruh alam
sekitar diwariskan sehingga terjadi penimbunan variasi.
7. Teori evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875).
Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia dengan bukunya yang
terkenal berjudul Principles of Geology. Di dalam bukunya tersebut Lyell
berpendapat bahwa permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam
jangka waktu yang lama.
8. Teori evolusi Jean Baptise de Lamarck.
Jean Baptise de Lamarck (1744 1829) seorang ahli biologi kebangsaan Perancis,
memiliki

suatu

gagasan

dan

menuliskannya

dalam

bukunya

berjudul

Philoshopic. Dalam bukunya tersebut Lamarck mengatakan sebagai berikut.


Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat-sifat yang diwariskan
melalui proses adaptasi lingkungan.
Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunannya.
Organ yang sering digunakan akan

berkembang dan tumbuh membesar,

sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau


penyusutan, bahkan akan menghilang. Contoh yang dapat digunakan oleh
Lamarck adalah jerapah. Menurut Lamarck, pada awalnya jerapah memiliki leher
pendek. Karena makanannya berupa daun-daun yang tinggi, maka jerapah
berusaha untuk dapat menjangkaunya. Karena terbiasa dengan hal ini maka
semakin lama, leher jerapah menjadi semakin panjang dan pada generasi
berikutnya akan lebih panjang lagi. Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus
Darwin (kakek dari Charles Darwin) yang mengatakan bahwa populasi jerapah
adalah heterogen, ada yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang.
Jerapah-jerapah tersebut berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Dari
persaingan tersebut jerapah berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup,
sifat ini akan diwariskan kepada keturunannya. Jerapah yang berleher pendek
akan mati dan perlahan-lahan mengalami kepunahan.

Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles Darwin)
yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada yang berleher
pendek dan ada yang berleher panjang. Jerapah-jerapah tersebut berkompetisi
untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan tersebut jerapah berleher panjang
akan menang dan akan tetap hidup, sifat ini akan diwariskan kepada
keturunannya. Jerapah yang berleher pendek akan mati dan perlahan-lahan
mengalami kepunahan.
9. Carolus Linnaeus (1707-1778)
Membuat sebuah ketentuan cara mencari keteraturan posisi antar makhluk hidup
dengan mencari persamaan sifat, dan mengelompokkan yang mirip ke dalam satu
kelompok. Pengelompokan dilakukan secara berjenjang, mulai dari jenjang yang
paling rendah sampai jenjang yang paling tinggi. Jenjang ditentukan dari
pengelompokkan dengan kemiripan sifat-sifat khusus, menempati takson
terendah, sampai pada jenjang untuk pengelompokkan makhluk hidup dengan
kategori sifat-sifat umum pada takson yang paling tinggi. Linnaeus juga membuat
suatu cara penamaan jenis makhluk hidup dengan sistem Binomial nomenklatur.
Dengan sumbangan ilmunya ini Linnaeus disebut sebagai pendiri Taksonomi,
suatu ilmu yang membahas tentang penamaan dan pengelompokkan makhluk
hidup yang sangat beraneka ragam
10. Georges Cuvier (1769-1832)
Ahli anatomi, tetapi sangat perhatian terhadap paleontology (ilmu mengenai
fosil). Cuvier mendukung teori Katastropi yang mengatakan bahwa makhluk
hidup setiap strata tidak ada hubungan kekerabatan karena setiap strata terbentuk
akibat terjadinya bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, atau kemarau yang
panjang. Jika strata lenyap oleh bencana, muncul strata baru lengkap dengan
makhluk hidup baru, yang berpindah dari daerah lain. Dari temuan fosil dilembah
Paris, Cuvier menyimpulkan bahwa batuan yang membentuk bumi ini tersusun
berupa lapisan-lapisan. Setiap strata dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang
unik, berbeda strukturnya dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin
bahwa makhluk modern di lapisan bumi paling atas sangat berbeda dengan
makhluk di strata tua di lapisan bawah.

11. James Hutton (1726-1797)


Mengemukakan teori gradualisme, yang menyebutkan bahwa bentuk bumi dan
lapisan-lapisannya merupakan hasil perubahan yang berlangsung secara bertahap,
terus menerus, dan lamabat (dalam waktu lama)
12. Alfred Russel Wallace (1923-1913
Mengembangkan teori yang serupa dengan teori Darwin. Dasar teori Wallace
adalah penelitian biologi perbandingan di Brasilia dan Hindia Belanda (sekarang
di Indonesia), dan Malaya. Buku penelitinnya berjudul On the tendency of
varieties to depart indefinitely from the original type. Teorinya sama dengan
yang dikembangkan Darwin.
2.3 Faktor yang mempengaruhi evolusi
Evolusi pada umumnya dapat disebabkan oleh dua faktor penyebab, yaitu antara
lain :
1.

Faktor Dalam / Faktor Gen / Faktor Genetika

Pada setiap makhluk hidup pasti memiliki substansi gen pada kromosom.
Perubahan pada gen atau genetika pada makhluk tersebut akan berakibat pada
terjadinya perubahan sifat atau organisme tersebut :
a. Mutasi gen
Mutasi adalah perubahan pada struktur kimia gen yang bersifat turun-temurun
yang terjadi bisa secara spontan atau tidak spontan oleh zat kimia, radiasi sinar
radioaktif, terinfeksi virus, dan lain sebagainya.
b. Rekombinasi gen
Pengertian dan arti definisi rekombinasi gen adalah penggabungan beberapa gen
induk jantan dan betina ketika pembuahan ovum oleh sperma yang menyebabkan
adanya susunan pasangan gen yang berbeda dari induknya. Akibatnya adalah
lahirnya varian spesies baru.

2. Faktor Lingkungan Luar


Makhluk hidup dalam kesehariannya pasti berada di lingkungan habitat tempat
tinggalnya sesuai dengan kondusi fisik maupun kondisi karakteristiknya.
Organisme makhluk hidup dituntut untuk dapat menyesuaikan atau adaptasi
dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Mahluk hidup yang melakukan perubahan
fisik dan karakter secara terus-menerus untuk dapat selalu beradaptasi dengan
lingkungannya menyebabkan munculnya varian spesies baru yang bermacammacam dan beraneka ragam.
2.4 petunjuk adanya evolusi
Ada beberapa macam petunjuk adanya evolusi antara lain :
1.

Adanya variasi makhluk hidup

2.

Fosil

3.

Perbandingan fisiologi/biokimia

4.

Adanya embriologi perbandingan

5.

Petunjuk alat tubuh yang tersisa

6.

Homologi organ tubuh dan analogi organ tubuh

1. Variasi Makhluk Hidup


Adanya variasi makhluk hidup terbukti tidak ada dua individu di dunia yang
mempunyai sifat/ciri yang sama, hal ini menunjukkan adanya variasi. Bila varian
tersebut hidup pada lingkungan

yang berbeda maka akan menghasilkan

keturunan yang berbeda.


2. Fosil
Fosil dapat diartikan sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang telah membatu.
Leonardo da Vinci (Itali, 1452 1519), Ia berpendapat bahwa fosil merupakan
bukti adanya makhluk hidup di masa lampau.
3. Homologi organ tubuh dan analogi organ tubuh
Organ-organ yang mempunyai bentuk asal sama namun mempunyai fungsi yang
berbeda disebut homologi.
Contoh organ homolog.

Kaki depan kuda homolog dengan sayap burung

Tangan manusia homolog dengan kaki depan kuda

Kaki depan anjing homolog dengan sayap burung

Kaki depan kucing homolog dengan sirip dada ikan

Organ tubuh yang menunjukkan kesamaan fungsi tetapi struktur asalnya berbeda
disebut analogi.
Contoh analogi:
a. Sayap kelelawar analog dengan sayap kupu, kedua sayap berfungsi sama
untuk terbang
b. Sayap kupu-kupu analog dengan sayap burung, kedua sayap berfungsi sama
untuk terbang tetapi struktur asalnya berbeda.

4. Embriologi Perbandingan
Antara hewan vertebrata pices, reptil, amfibi, aves, dan mamalia mempunyai
kemiripan pada embrio, yaitu : mempunyai fase perkembangan embrio yg sama.
Terdiri Zigot, morulla, blastula, gastrula, janin.

5. Perbandingan Fisiologi/biokimia
secara fisiologi dari berbagai organisme dijumpai kemiripan fisiologi yang dapat
ditinjau secara kimiawi.
Contoh:
a. Atas dasar struktur tubuh yang mirip dan memiliki kesamaan seperti:
kristaloksi hemoglobin dari burung memiliki kemiripan.
b. Test presipitin untuk serum darah manusia mempunyai reaksi yang mirip jika
dibanding dengan serum darah gorilla dan simpanse.
Untuk menentukan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar makhluk hidup
dapat diuji dengan analisa biokimia. Misalnya:
1.

Uji presipitin yaitu mengetahui adanya reaksi antara antigen-antibodi pada

darah, ternyata dari pengujian serum darah manusia mempunyai kemiripan


dengan pengujian pada serum darah gorilla dan simpanse.
2.

Hormon insulin pada sapi mempunyai banyak persamaan dengan insulin

manusia.
3.
4.

Adanya kemiripan hormon tiroksin sapi dengan tiroksin manusia.


Pada sebagian manusia dalam darahnya ditemukan protein yang sama

seperti protein yang ditemukan dalam darah kera Maccacus rhesus.


6.

Petunjuk alat tubuh yang tersisa

Pada beberapa hewan maupun pada manusia dapat kita temukan beberapa organ
vestigial. Organ vestigial merupakan organ-organ yang tersisa akibat adanya
penyusutan (mereduksi) sehingga sudah tidak berfungsi sebagaimana organ yang
belum mengalami reduksi.

Contoh:
1.

Pada manusia ditemukan umbai cacing, otot penggerak telinga, rambut pada

dada dan tulang ekor, bentuk gigi taring yang runcing dan adanya selaput pada
sudut mata sebelah dalam.
2.

Pada burung kiwi dan pinguin anggota gerak depan (sayap) mengalami

penyusutan sehingga tidak dapat berfungsi untuk terbang.


3.

Pada hewan yang hidup di laut yang dalam matanya mengalami reduksi

sehingga tidak dapat melihat, sedangkan mata pada ikan yang hidup di tempat
yang terang berkembang dengan baik.
4.

Pada paus dewasa kulitnya tidak mempunyai rambut, sedangkan pada masa

embrionya mempunyai rambut


2.5 Asal-usul makhluk hidup
Seorang ahli yang meneliti asal-usul makhluk hidup adalah Francesco Redi (16281689). Dia membuktikan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
Dalam penelitiannya, Redi menggunakan beberapa contoh daging. Daging
tersebut diberi tiga perlakuan yang berbeda. Pada perlakuan I, daging ditempatkan
di dalam botol yang terbuka. Pada perlakuan II, daging ditempatkan di dalam
botol yang ditutup kain kasa. Pada perlakuan III, daging diletakkan di dalam botol
yang ditutup rapat dengan tutup botol.
Setelah beberapa hari, ternyata daging dalam botol I dan II membusuk dan
menimbulkan bau busuk. Bau tersebut menarik lalat untuk hinggap. Lalat hinggap
pada daging di botol I, dan di permukaan kain kasa di botol II, tetapi tidak
hinggap pada botol III. Beberapa hari kemudian terlihat belatung pada daging di
botol I dan pada kain kasa di botol II. Redi mengamati bahawa belatung berubah
menjadi lalat.
Dari percobaan tersebut Redi menyimpulkan belatung bukan berasal dari daging
busuk, melainkan telur lalat yang menetas. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Kesimpulan
tersebut akhirnya dianut oleh ahli-ahli berikutnya.
2.6 Penentangan terhadap evolusi
1. Evolusi hanyalah teori dan bukannya fakta

Para pengkritik evolusi seringkali menekankan bahwa evolusi "hanyalah sebuah


teori", dengan tujuan menyiratkan bahwa evolusi itu sendiri belum terbukti,
ataupun evolusi itu adalah opini dan bukan fakta ataupun bukti. Hal ini
mencerminkan kesalahpahaman pada pengertian teori dalam konteks ilmiah:
manakala pada percakapan sehari-hari teori adalah konjektur dan spekulasi, pada
ilmu pengetahuan, teori adalah penjelasan ataupun model yang dapat membuat
prediksi yang dapat diuji. Ketika evolusi dirujuk sebagai teori, ia merujuk pada
penjelasan terhadap keanekaragaman spesies dan leluhur-leluhurnya. Contoh
evolusi sebagai teori adalah sintesis modern seleksi alam Darwin dan pewarisan
Mendel. Sebagaimana dengan teori ilmiah, sintesis modern terus-menerus
diperdebatkan, diuji, dan diperbaiki oleh para ilmuwan. Terdapat konsensus yang
sangat besar di kalangan ilmuwan bahwa sintesis evolusi modern merupakan satusatunya model kuat yang dapat menjelaskan fakta-fakta mengenai evolusi. Pada
kritikus

juga

menyatakan

bahwa

evolusi

bukanlah fakta.

Dalam

ilmu

pengetahuan, sebuah fakta adalah pemantauan empiris yang telah diverifikasi;


dalam konteks percakapan sehari-hari, fakta dapat merujuk pada apapun yang
memiliki bukti yang sangat banyak. Sebagai contoh, dalam penggunaan seharihari, teori seperti "Bumi mengelilingi Matahari" dan "benda jatuh oleh karena
gravitasi" dapat dirujuk sebagai "fakta", walaupun mereka sebenarnya hanyalah
murni teoretis. Dari sudut pandang ilmiah, evolusi dapat disebut sebagai "fakta"
sama seperti gravitasi adalah fakta sesuai dengan definisi ilmiah evolusi bahwa
evolusi adalah proses perubahan genetika yang terpantau terjadi di suatu populasi
dari waktu ke waktu. Menurut definisi sehari-hari pun, teori evolusi dapat juga
disebut sebagai fakta, jika kita merujuk pada status teori evolusi sebagai teori
yang sudah berkembang dengan baik. Sehingga, evolusi secara luas dianggap
sebagai baik teori dan fakta oleh para ilmuwan. Kerancuan yang sama juga terjadi
pada keberatan bahwa evolusi "belum terbukti"; pembuktian secara cermat
hanyalah dimungkinkan dalam bidang matematika dan logika, dan tidak
dimungkinkan dalam ilmu pengetahuan (di mana istilah yang tepat adalah
"memvalidasi"). Dalam hal ini, adalah benar bahwa evolusi hanyalah disebut
sebagai "teori" dan bukanlah "teorema". Kerancuan dapat terjadi apabila

pengertian sehari-hari terhadap kata pembuktian (proof) disamaartikan dengan


"bukti" (evidence). Perbedaan ini merupakan salah satu bagian penting
dalamfilosofi sains, karena ia berhubungan dengan ketiadaan kepastian absolut
pada semua klaim empiris, dan bukan hanya pada evolusi.
2. Evolusi diperdebatkan ataupun kontroversial
Salah satu keberatan utama terhadap evolusi adalah argumen bahwa evolusi itu
kontroversial dan diperdebatkan. Tidak seperti argumen-argumen kreasionis
lainnya yang berusaha untuk menghapuskan pengajaran evolusi, argumen ini
berusaha membuat klaim bahwa evolusi memiliki posisi yang lemah oleh karena
terdapat kontroversi, sehingga pandangan alternatif lainnya haruslah dipaparkan
juga kepada para murid, dan para murid haruslah diizinkan untuk mengevaluasi
dan memilih pilihan sesuai dengan kepercayaan mereka. Seruan terhadap
"keadilan" dan "demokrasi", serta pendekatan yang "seimbang" di mana
pandangan yang saling bertolak belakang ini diberikan "waktu yang sama"
didukung oleh mantan Presiden Amerika Serikat George W. Bush.
Keberatan ini merupakan salah satu dasar dari kampanye "Ajarkan Kontroversi"
(Teach the Controversy) yang diusahakan oleh Discovery Institute untuk
mempromosikan pengajaranperancangan cerdas di sekolah umum. Usaha ini pada
akhirnya merupakan salah satu bagian dari "wedge strategy" institut tersebut
untuk secara perlahan meremehkan evolusi dan pada akhirnya "membalikkan
pandangan materialisme yang mencekik dan menggantinya dengan sains yang
sejalan dengan keyakinan Kristen dan teistik". Para ilmuwan dan pengadilan
Amerika Serikat telah menolak keberatan ini atas dasar bahwa ilmu pengetahuan
tidak didasarkan pada popularitas (Argumentum ad populum), namun berdasarkan
bukti. Konsensus ilmiah para biologiwanlah yang menentukan hal-hal apa saja
yang dapat diterima secara ilmiah, dan bukanlah permasalahan opini. Walaupun
evolusi adalah benar kontroversial di masyarakat, namun ia sepenuhnya tidak
kontroversial di kalangan ilmuwan dan orang yang ahli di bidang tersebut.
Sebagai respon, para kreasionis kemudian memperselisihkan tingkat dukungan
evolusi di kalangan ilmuwan. Discovery Institute telah mengumpulkan sekitar 600
ilmuwan sejak tahun 2001 untuk menandatangani petisi "A Scientific Dissent

From

Darwinism"

(Ketidaksepakatan

ilmiah

dari

Darwinisme)

untuk

menunjukkan bahwa terdapat sejumlah ilmuwan yang meragukan apa yang


mereka rujuk sebagai "evolusi Darwin". Pernyataan petisi ini tidak secara jelas
menyatakan ketidakpercayaan pada evolusi, melainkan skeptisisme kemampuan
"mutasi acak dan seleksi alam untuk bertanggung jawab terhadap kompleksitas
kehidupan." Beberapa petisi tandingan telah dilancarkan sebagai balasannya, di
antaranya petisi yang dibuat oleh gerakan "A Scientific Support for Darwinism"
(Dukungan ilmiah untuk Darwinisme) yang berhasil mengumpulkan 7.000 petisi
dalam empat hari. Selama satu abad, para kreasionis terus beragumen bahwa
evolusi merupakan "teori dalam krisis" yang dalam waktu dekat akan runtuh. Hal
ini didasarkan pada beragam keberatan terhadap evolusi, termasuk pula
ketidaksahihan bukti evolusi ataupun evolusi melanggar hukum alam. Keberatankeberatan seperti ini telah lama ditolak oleh banyak ilmuwan, termasuk pula klaim
bahwa teori perancangan cerdas dan penjelasan-penjelasan ciptaanisme lainnya
memenuhi standar dasar ilmiah yang diperlukan untuk menjadi teori ilmiah
"alternatif" terhadap evolusi. Selain itu, bahkan jika terdapat bukti-bukti yang
membantah evolusi, adalah salah untuk menganggap bahwa ia merupakan
bukti yang mendukung perancangan cerdas.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Evolusi

juga berarti

perubahan

pada

sifat-sifat

terwariskan

suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahanperubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi,
dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang
diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam
suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai
sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen
akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies
yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan
oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum
atau langka dalam suatu populasi.
3.2 Saran
Melalui makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat mengembangkan
maksud dari evolusi dan ikut berperan dalam menggali evolusi dimuka bumi
karena seperti yang kita tahu bahwa evolusi adalah suatu hal yang belum jelas
dan dapat dibuktikan secara langsung, namun janganlah dijadikan sebuah momen
untuk berperang dalam memikirkan karena akan menimbulkan perpecahan

Anda mungkin juga menyukai