O
L
E
H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan inayahNya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan medical bedah (KMB 2 ) ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat
serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu
berpegang teguh pada sunnahnya Amiin...
Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas
bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen pembimbing dan teman-teman yang tidak
bisa saya sebutkan satu per satu akhirnya semua hambatan dalam penyusunan makalah ini dapat
teratasi.
Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan
,makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari berbagai karya tulis dan
kajian serta interview dari orang-orang yang berkompeten dengan tema makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran
khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini.
Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik
dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
ANATOMI FISIOLOGI
PENGERTIAN
EPIDEMOLOGI
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
.GEJALA
MANIFESTASI KLINIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PELAKSANAAN
KOMPLIKASI
ASUHAN KEPERAWATAN
BAB III PENUTUP
A. SIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ginjal
Ginjal manusia berjumlah 2 buah, terletak dipinggang, sedikit dibawah
tulang rusuk bagian belakang. ( Daniel S, Wibowo, 2005 ) Ginjal kanan sedikit
lebih rendah dibanding ginjal kiri. Mempunyai ukuran panjang 7 cm dan tebal
3 cm. Terbungkus dalam kapsul yang terbuka kebawah. Diantara ginjal dan
kapsul terdapat jaringan lemak yang Ginjal mempunyai nefron yang tiap tiap
tubulus dan glomerulusnya adalah satu unit. Ukuran ginjal ditentukan oleh
sejumlah nefron yang dimilikinya. Kira kira terdapat 1,3 juta nefron dalam
tiap tiap ginjal manusia. (Ganong, 2001 )
Fungsi Ginjal :
Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme
tubuh.
Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh
bagian tubulus ginjal
Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh
Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan
sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang
Hemostasis Ginjal, mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan
2. Ureter
Ureter merupakan dua saluran dengan panjang sekitar 25 sampai 30 cm,
terbentang dari ginjal sampai vesika urinaria. Fungsi satu satunya adalah
menyalurkan urin ke vesika urinaria. ( Roger Watson, 2002 )
3. Vesika Urinaria
Vesika urinaria adalah kantong berotot yang dapat mengempis, terletak 3
sampai 4 cm dibelakang simpisis pubis ( tulang kemaluan ). Vesikaurinaria
mempunyai dua fungsi yaitu :
a. Sebagai tempat penyimpanan urin sebelum meninggalkan tubuh.
b. Dibantu uretra vesika urinaria berfungsi mendorong urin keluar tubuh.
(RogerWatson, 2002 ).
Didalam vesika urinaria mampu menampung urin antara 170 - 230 ml.
(Evelyn, 2002 )
4. Uretra
Uretra adalah saluran kecil dan dapat mengembang, berjalan dari kandung
kemih sampai keluar tubuh. Pada wanita uretra pendek dan terletak didekat
vagina. Pada uretra laki laki mempunyai panjang 15 20 cm. ( Daniel S,
Wibowo, 2005 )
B. DEFINISI
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus, dan jaringan
interstisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui
uretra dan naik ke ginjal. Meskipun ginjal menerima 20% - 25% curah jantung, bakteri
jarang mencapai ginjal melalui darah; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari
3% (Brunner & Suddarth, 2002: 1436).
Inflamasi pelvis ginjal disebut Pielonefritis, penyebab radang pelvis ginjal yang
paling sering adalah kuman yang berasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke
pelvis ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang kronis (Tambayong. 2000)
Pielonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timbul secara
hematogen atau retrograd aliran ureterik (J. C. E. Underwood, 2002: 668)
Pielonefritis adalah inflamasi atau infeksi akut pada pelvis renalis, tubula dan
jaringan interstisiel. Penyakit ini terjadi akibat infeksi oleh bakteri enterit (paling umum
adalah Escherichia Coli) yang telah menyebar dari kandung kemih ke ureter dan ginjal
akibat refluks vesikouretral. Penyebab lain pielonefritis mencakup obstruksi urine atau
infeksi, trauma, infeksi yang berasal dari darah, penyakit ginjal lainnya, kehamilan, atau
gangguan metabolic.
Secara umum terdapat dua jenis Pyelonefritis yakni:
1. Pyelonefritis Akut
Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang
karena terapi yang tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yang
berulang terjadi dua minggu setelah terapi selasai. Infeksi bakteri dari saluran
kemih bagian bawah kearah ginjal akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi
saluran urinarius bagian atas dikaitkan dengan selimut antibody bakteri dalam
urine. Ginjal biasaya membesar disertai infiltrasi interstisiil sel-sel inflamasi.
Abses dapat dijumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis dan pada
akhirnya akan menyebabkan atrofi dan kerusakan tubulus serta glomerulus.
2. Pyelonefritis Kronis
Pyelonefritis kronis dapat merusak jaringan ginjal secara permanen akibat
inflamasi yang berulang kali dan timbulnya parut dan dapat menyebabkan
terjadinya renal failure (gagal ginjal) yang kronis. Ginjal pun membentuk jaringan
parut progresif, berkontraksi dan tidak berfungsi. Proses perkembangan kegagalan
ginjal kronis dari infeksi ginjal yang berulang-ulang berlangsung beberapa tahun
atau setelah infeksi yang gawat.
C. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan hasil penelitian pielonefritis lebih sering terjadi pada anak
perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki. Karena bentuk uretranya yang lebih
pendek dan letaknya berdekatan dengan anus. Studi epidemiologi menunjukkan adanya
bakteriuria yang bermakna pada 1% sampai 4% gadis pelajar. 5%-10% pada perempuan
usia subur, dan sekitar 10% perempuan yang usianya telah melebihi 60 tahun. Pada
hampir 90% kasus, pasien adalah perempuan. Perbandingannya penyakit ini pada
perempuan dan laki-laki adalah 2 : 1.
D. ETIOLOGI
Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus besar)
merupakan penyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah sakit dan penyebab dari 50%
infeksi ginjal di rumah sakit. Selain E.coli bakteri lain yang juga turut serta dapat
mengakibatkan pielonefritis seperti klebsiella, golongan streptokokus. Infeksi biasanya
berasal dari daerah kelamin yang naik ke kandung kemih. Pada saluran kemih yang sehat,
naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh aliran air kemih yang akan membersihkan
organisme dan oleh penutupan ureter di tempat masuknya ke kandung kemih. Berbagai
penyumbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat)
atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam ureter, akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya infeksi ginjal. Infeksi juga bisa dibawa ke ginjal dari bagian
tubuh lainnya melalui aliran darah.
Keadaan lainnya yang meningkatkan resiko terjadinya infeksi ginjal adalah:
a. kehamilan
b. kencing manis
c. keadaan-keadaan yang menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh untuk
melawan infeksi.
E. PATOFISIOLOGI
Pielonefritis merupakan penyakit saluran kemih bawah yang pada mulanya
berawal dari infeksi saluran kemih bawah. Pielonefritis disebabkan oleh infasi bakteri
pada saluran kemih seperti bakteri : E.coli yang secara normal terdapat pada saluran
pencernaan, dan secara tidak sengaja dapat menginfeksi atau terbawa ke saluran kemih
karena pola kebersihan yang salah. Disamping E.coli bakteri lain yang dapat
menyebabkan pielonefritis adalah klabsiella, streptococcus. Factor lain sebagai
predisposisi Pielonefritis seperti : kehamilan, kondisi imun yang menurun, obstruksi
saluran kemih, VUR, diabetes.
Pielonefritis terjadi berawal dari invasi bakteri ke dalam saluran kemih bagian
bawah, kondisi tubuh dengan imun yang rendah, obstruksi saluran kemih, VUR dapat
menghambat eleminasi bakteri kedalam urine sehingga bakteri dapat berkembang biak
dan menginfeksi mukosa saluran kemih, di samping itu pada penderita diabetes dengan
kadar gula yang tinggi mengakibatkan glukosa yang lolos dalam filtrasi hanya dapat
direabsorbsi sebesar nilai maksimal reabsorbsi glukosa yaitu 220, sisa glukosa yang tidak
dapat direabsorbsi lagi akan terbawa dan terkandung dalam urine, hal tersebut
mengakibatkan bakteri dapat berkembang biak secara cepat dalam saluran kemih dan
menginfeksi saluran kemih. Kehamilan, pada saat kehamilan hormone estrogen
meningkat sehingga akan mengakibatkan vasodilatasi pada pembuluh darah, vasodilatasi
demam
menggigil
nyeri panggul
nyeri tekan pada sudut kostovetebral (CVA)
lekositosis
adanya bakteri dan sel darah putih pada urin
disuria
biasanya terjadi pembesaran ginjal disertai infiltrasi interstisial sel-sel inflamasi.
Pielonefritis kronis
sebelah atas
Ekspresi atau mimik wajah meringis
Pasien tampak menggigil
Pasien tampak memegang area pinggang atau abdomen
Pasien tampak tidak bisa menahan BAK
b) Palpasi
Palpasi ginjal dilakukan secara bimanual yaitu dengan memakai dua tangan. tangan
kiri diletakkan di sudut kosto-vertebra untuk mengangkat ginjal ke atas sedangkan
tangan kanan meraba ginjal dari depan.
a. Terdapat nyeri pada pinggang dan perut
b. Adanya pembengkakan ginjal (ginjal membesar)
c. Dahi dan kulit tubuh teraba panas
c) Perkusi
Dilakukan dengan memberikan ketokan pada sudut kosto-vertebra (yaitu sudut
yang dibentuk oleh kosta terakhir dengan tulang vertebra).
a. Terdengar suara tenderness
d) Auskultasi
a. Suara usus melemah seperti ileus paralitik
urine
Mikroskopik mencari kemungkinan adanya sel-sel, cast (silinder), atau bentukan
lain di dalam urine.
dimasukkan transurethra.
Pielografi Antegrad
Adalah pencitraan sistem urinaria bagian atas dengan dengan cara memasukkan
kontras melalui sistem saluran (kaliks) ginjal.
H. PENATALAKSANAAN
Pielonefritis Akut
Pasien pielonefritis akut beresiko terhadap bakteremia dan memerlukan terapi
antimikrobial yang intensif. Terapi parentral di berikan selama 24-48 jam sampai pasien
afebril. Pada waktu tersebut, agens oral dapat diberikan. Pasien dengan kondisi yang
sedikit kritis akan efektif apabila ditangani hanya dengan agens oral. Untuk mencegah
berkembangbiaknya bakteri yang tersisa, maka pengobatan pielonefritis akut biasanya
lebih lama daripada sistitis.
Masalah yang mungkin timbul dalam penanganan adalah infeksi kronik atau
kambuhan yang muncul sampai beberapa bulan atau tahun tanpa gejala. Setelah
program antimikrobial awal, pasien dipertahankan untuk terus dibawah penanganan
antimikrobial sampai bukti adanya infeksi tidak terjadi, seluruh faktor penyebab telah
ditangani dan dikendalikan, dan fungsi ginjal stabil. Kadarnya pada terapi jangka
panjang.
Pielonefritis Kronik
Agens antimikrobial pilihan didasarkan pada identifikasi patogen melalui kultur
urin, nitrofurantion atau kombinasi sulfametoxazole dan trimethoprim dan digunakan
untuk menekan pertumbuhan bakteri. Fungsi renal yang ketat, terutama jika medikasi
potensial toksik.
Pengobatan pielonefritis :
a. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif. Terapi
kausal dimulai dengan kotrimoksazol 2 tablet 2x sehari atau ampisilin 500 mg 4x
sehari selama 5 hari. Setelah diberikan terapi antibiotik 4 6 minggu, dilakukan
pemeriksaan urin ulang untuk memastikan bahwa infeksi telah berhasil diatasi.
b. Pada
penyumbatan,kelainan
struktural
atau
batu,mungkin
perlu
dilakukan
d. Di anjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
mikroorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari
depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.
Penatalaksanaan medis menurut Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith tahun 2007:
Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung kemih, meningkatkan rasa nyaman,
dan meningkatkan kapasitas kandung kemih menggunakan obat farmakologi
tambahan antispasmodic dan anticholinergic seperti oxybutinin (Ditropan) dan
propantheline (Pro-Banthine)
Pada kasus kronis, pengobatan difokuskan pada pencegahan kerusakan ginjal secara
progresif.
I. KOMPLIKASI
Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis akut (Patologi Umum &
Sistematik J. C. E. Underwood, 2002: 669):
a. Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada area
medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila ginjal, terutama pada
penderita diabetes melitus atau pada tempat terjadinya obstruksi.
b. Fionefrosis. Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter yang dekat
sekali dengan ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dan sistem kaliks
mengalami supurasi, sehingga ginjal mengalami peregangan akibat adanya pus.
c. Abses perinefrik. Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal, dan meluas ke
dalam jaringan perirenal, terjadi abses perinefrik.
Komplikasi pielonefritis kronis mencakup penyakit ginjal stadium akhir (mulai
dari hilangnya progresifitas nefron akibat inflamasi kronik dan jaringan parut), hipertensi,
dan pembentukan batu ginjal (akibat infeksi kronik disertai organisme pengurai urea,
yang mangakibatkan terbentuknya batu) (Brunner&Suddarth, 2002: 1437).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian pada klien pielonefritis menggunakan pendekatan
bersifat menyeluruh yaitu :
a. Data biologis meliputi :
1) Identitas Klien
2) Identitas penanggung
b. Riwayat kesehatan :
1) Riwayat infeksi saluran kemih
2) Riwayat pernah menderita batu ginjal
3. Intervensi
Dx. 1 : Perubahan
Intervensi
Rasionalisasi
Mandiri
1
Membantu
defisiensi
dan
dan
mengidentifikasi
kebutuhan
diet.
mempengaruhi
pemasukan
makanan.
2
pecah.
Perawatan
mulut
meminyaki
dan
menetralkan
amonea
dengan
status
uremik/menurunnya paristaltik
Kolaborasi :
4
Konsul
dengan
ahli
pendukung nutrisi
kebutuhan
nutrisi
pembatasan,dan
dalam
mengidentifikasi
Awasi
6
contoh;
pemeriksaan
BUN,
labiratorium, Indikator
albumin
serum, pembatasan,
kebutuhan
dan
efektivitas terapi.
nutrisi,
kebutuhan
Intervensi
Rasionalisasi
Mandiri :
1
Pantau intensitas, lokasi, dan factor Rasa sakit yang hebat menandakan
yang memperberat atau meringankan adanya infeksi
nyeri
Berikan waktu istirahat yang cukup Klien dapat istirahat dengan tenang
dan tingkat aktivitas yang dapat di dan dapat merilekskan otot otot
toleran.
Pantau
haluaran
perubahan
warna,
berkemih,
masukan
klien
dalam
berkemih
urine
bau
membantu
terhadap Untuk
dan
dan
mengidentifikasi
indikasi
Berikan
8
antibiotic.
Buat
berbagi Akibat
dari
haluran
urin
membilas
saluran
berkemih
Intervensi
Rasionalisasi
Mandiri :
1
Pantau suhu pasien (drajat dan pola) ; Suhu 38,90 41,10 C menunjukkan
perhatikan menggigil/diaforesis
mendekati normal.
Dapat
membantu
mengurangi
kulit.
untuk
mengurangi
Kolaborasi :
untuk
mengurangi
hipotelamus.
mungkin
Meskipun
dapat
berguna
demam
dalam
meningkatkan
autodestruksi
Intervensi
kesempatan
klien
Rasionalisasi
untuk Agar klien mempunyai semangat
mengungkapkan perasaannya
Beri
dan pengobatan
2
Intervensi :
No
Intervensi
Rasionalisasi
Mandiri :
1
tanpa
gangguan
pasien
mis : membangun untuk obat atau mungkin tidak mampu kembali tidur
terapi
3
bila terbangun
4
5
Mungkin
di
Kolaborasi :
membantu
pasien
Berikan
sedatif,
hipnotik,
indikasi
sesuai selama
periode
berikan
untuk
tidur/istirahat
dari rumah
ke
Intervensi
Rasionalisasi
Mandiri :
1
Berikan
aktifitas
kelelahan
dan
Evaluasi
respon
pasien
aktifitas.
Catat
laporan
terhadap Menetapkan
kemampuan
Intervensi
Rasionalisasi
Mandiri :
1
berkemih
akses
kebutuhan
4
haus
dehidrasi
Kolaborasi :
Awasi pemeriksaan laboratorium
sesuai indikasi
~
6
D. Implementasi
Implementasi yang dilakukan berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat dan
disesuaikan dengan kondisi pasien.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah hasil dari asuhan keperawatan yang di berikan apakah sesuai dengan
kriteria hasil ataukah masalah belum teratasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus, dan jaringan interstisial
dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke
ginjal. Meskipun ginjal menerima 20% - 25% curah jantung, bakteri jarang mencapai ginjal
melalui darah; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3%.
Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus besar)
merupakan penyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah sakit dan penyebab dari 50%
infeksi ginjal di rumah sakit. Infeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang naik ke
kandung kemih.
Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh aliran air
kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di tempat masuknya
ke kandung kemih.
B. Saran
Saran kami dalam makalah ini semoga para pembaca bisa lebih memahami isi dari
makalah ini dan dapat menerapkannya dalam melakukan asuhan keperawatan dan
membandingkan dengan referensi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC
Tambayong, jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keprawatan. Edisi 7. Jakarta : EGC