PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini, bioteknologi telah
mengalami perkembangan sangat pesat. Di beberapa negara maju,
bioteknologi mendapatkan perhatian serius dan dikembangkan secara
intensif dengan harapan dapat memberi solusi untuk mengatasi
berbagai permasalahan yang dihadapi manusia pada saat ini maupun
yang akan datang yang menyangkut; kebutuhan pangan, obat-obatan,
penelitian,
yang
pada
gilirannya
semuanya
bertujuan
untuk
suatu
menyisipkan
DNA
rekombinan
metode
(insert)
untuk
gena
(recombinant
merekayasa
yang
DNA
genetik
dikehendaki
ke
technology)
dengan
dalam
cara
suatu
telah
disisipkan
gena
insulin
manusia,
maka
ia
dapat
di
dalam
kromosom
yang
disebut.
gena.
Ekspresi
B. Rumusan Masalah
1. Apa Genetic engineering atau rekaysa genetika dalam bioteknologi ?
2. Bagaimana teknik yang digunakan dalam genetic engineering atau rekayasa
genetika dalam bioteknologi ?
3. Bagaimana hasil dari genetic engineering dalam bioteknologi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa Genetic engineering atau rekaysa genetika dalam
bioteknologi .
2. Untuk mengetahui teknik yang digunakan dalam genetic engineering atau
rekayasa genetika dalam bioteknologi .
3. Untuk mengetahui hasil dari genetic engineering dalam bioteknologi.
BAB II
ISI
A. Pengertian Genetic engineering atau rekaysa genetika
Beradasar pada fatchiyah (2011) Genetic engineering atau rekaysa genetika
merupakan teknik merekayasa atau memanipulasi gen target untuk tujuan tertentu
dengan Menyisipkan gen target baik berupa gen utuh atau sebagian ke dalam DNA
vector seperti plasmid, kromosom artifisial bakteri (BAC), yeast antrifisial kromosom
(YAC) atau wahana cloning yang lain.
Genetic engineering atau rekaysa genetika diawali ketika pada tahun 1950
Arber menemukan enzim yang dapat mendegradasi bacterial virus dan pada tahun
1970 Smith menemukan enzim retriksi yang berfungsi untuk memotong DNA pada
segmen yang spesifik. Sejak saatitulah semakin berkembangnya Genetic engineering.
Dalam rekayasa genetika enzim retriksi merupakan salah satu bahan rekayasa
genetika untuk memodifikasi DNA atau gen secara khusus. Enzim enzim ini
berperan dala proses penting di dalam sel yaitu seperti replikasi dan trasnkripsi DNA,
DNA proofreading. Enzim ini dapat mengidentifikasi, memotong dan memperbaiki
urutan basa nukleotida yang mengalami mutasi, degrasdasi DNA/RNA asing (dari
infeksi virus ), serta rekombinasi antara molekul molekul DNA yang berbeda.Enzim
enzim untuk manipulasi ini dapat di kelompokkan menjadi 5 golongan besar,
tergantung dari jenis reaksi yang di katalis:
1. Nuclease
Kelompok enzim yang
Berperan untuk menghilangkan atau mengubah gugus kimiawi. Contoh enzim ini
yaitu alkalin fosfotase; polinukleoid kinase dan deoksinukleotidil tranfase
terminal.
5. Topoisomerase
Membuat atau mengubah DNA-supercoiled yang tertutup secara kovalen.
Objek rekayasa gentika ini mencakup hampir semua golongan organisme
mulai dari bakteri fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga
tumbuh tumbuhan. Aplikasi manipulasi genetik ini biasanya berperan untuk :
1.
2.
3.
4.
ekspresikan
5. karakteriasasi keanekaragaman dan keragaman genetik
dimana aplikasi rekaysa genetika yang paling spesifik diantara adalah
vaksin rekombinan, biosensor, antibody monoclonal, serta forensic, dimana
produk dari aplikasi rekayasa genetika terseb seperti pada tabel di bawah ini.
Contoh plasmid misalnya pSC101 (58 M dal), ColE1 (4,2 M dal) dan RSF2124
(7,4M dal). Plasmid tersebut terbentuk secara in vivo pada E. coli. Contoh lain
plasmid E. colimisalnya pBR322 (4363 kb) dan pUC19 (2686 kb) yang merupakan
derivate dari pBR322yang ukurannya lebih kecil sehingga memungkinkan untuk
insersi fragmen DNA yang lebih besar.
2. Bakteriofag
Bakteriofag yang digunakan dalam teknologi DNA rekombinan pada E. coli
adalah bakteriofag yang seluruh gennya sudah diidentifikasi dam dipetakan, dan
urutankeseluruhan genomnya sudah diketahui. Seluruh derivat fag yang digunakan
sebagai vector transfer sudah direkayasa sehingga hanya siklus litik yang mungkin.
Derivat tersebut diperoleh dengan cara membuang berbagai bagian kelompok gen di
daerah tengah.
Bakteriofag lain yang digunakan sebagai vector adalah M13 yang memiliki
materigenetic berupa unting tunggal. Jika M13 menginfeksi sel bakteri, DNA unting
tunggal bereplikasi menghasilkan suatu model DNA unting ganda yang disebut RF
atau replicationform yang dipandang setara dengan plasmid. DNA asing dapat
diinsersikan ke dalam tapak-tapak pemutusan enzim restriksi tunggal pada genom.
Klon yang dihasilkan M13 dapatdigunakan untuk pengurutan DNA atau sebagai
template untuk perubahan urut-urutan klonakibat mutasi.
3. Kosmid
Kosmid adalah vector yang dibangun atau dibuat di laboratorium
memanfaatkan urut-urutan cos dan fag yang berguna untuk pemasukan/ pengumpulan
kromosom ke dalamkepala fag yang juga untuk fungsi resistensi terhadap antibiotic
serta replikasi. Suatu kosmid memiliki sebuah urut-urutan suatu penanda dominan
yang dapat dipilih seperti amp sertatapak-tapak restriksi unik untuk insersi dan
pengklonan fragmen DNA.
4. Vektor Ulang-Alik
Selain vector transfer seperti plasmid, bakteriofag dan kosmid, sudah
dikembangkan juga vector lain untuk memasukkan molekul-molekul DNA
rekombinan kedalam sel makhluk prokariotik lain maupun yang eukariotik. Sudah
terdapat vector yangdapat digunakan untuk memasukkan molekul DNA rekombinan
ke dalam dua atau lebihmacam sel makhluk hidup yang berbeda yang disebut vector
ulang alik atau shuttle vector.Vektor ulang alik adalah vector pengklon yang dapat
bereplikasi di dalam dua atau lebih makhluk hidup inang.
Injeksi Mikro
Pada injeksi mikro digunakan jarum mikroskopis untuk memasukkan DNA
melalui membran sel sasaran termasuk ke dalam inti sel. Pada fusi protoplas terjadi
pelarutan dua membran sel dari sel-sel yang berbeda sehingga dua sel dapat
bergabung menjadi satu, misalnya fusi antara sel-sel yang dikultur dengan protoplas
bakteri yang mengandung DNA eksogen. Berkaitan dengan fusi protoplas sudah
dikembangkan suatu system transformasi sederhana yang memanfaatkan liposom
yang tersusun atas lipida kationik. Liposom tidak hanya membentuk kompleks dengan
DNA tapi juga melekat pada sel hewan yang dikultur dan lapisan-lapisan itu efisien
melakukan transformasi yang mungkin terjadi melalui fusi dengan membrane plasma.
Pemanfaatan liposom sebagai system transformasi atau transfeksi disebut lipofeksi.
Elektroporasi
Pada teknik elektroporasi digunakan listrik berkekuatan 4000-8000 V untuk
menciptakan lubang kecil di membrane sel yang akan dimanfaatkan untuk
pemindahan DNA ke dalam sel. Pada teknik kopresipitasi kalsium fosfat dan
endositosis tampaknya butir kopresipitasi kalsium fosfat dan DNA masuk ke dalam
sel melalui endositosis fagositosis, teknik ini merupakan teknik umum memasukkan
DNA ke dalam sel mamalia meskipun tingkat keberhasilannya 1-2%. Pada teknik
proyektil mikro, DNA ataupun RNA ditembakkan ke dalam sel, dimana pada teknik
ini tidak dibutuhkan kultur sel ataupun perlakuan jaringan resipien.
Prosedur Dasar Teknologi DNA Rekombinan
1. Pembuatan fragmen DNA dengan bantuan enzim nuclease retriksi yang mengenal dan
memotong molekul DNA pada urutan-urutan nukleotida yang spesfifik
2. Segmen tersebut digabung ke molekul DNA lain dengan bantuan vector.
3. Vector yang sudah terinsersi segmen DNA ditransfer ke suatu sel inang, yang mana
molekl DNA rekombinan direplikasi menghasilkan salinan yang disebut KLON
4. Segmen DNA yang diKLON dapat diambil ari sel inang, dimurnikan dan dianalisis
5. Sel inang yang mengandung DNA rekombinan mewariskannya pada seluruh sel
turunan, menghasilkan suatu populasi sel yang identik yang semuanya membawahi
urutan yang diklon
6. Secara potensial DNA yang diklon dapat ditranskripsikan, RNAd-nya ditranslasikan
serta produk gennya diisolasi dan dikaji.
biru. Tetapi jika suatu plasmid memiliki DNA asing yang diselipkan ke dalam
gen lacZ-nya maka koloni sel yang mengandung DNA asing ini akan berwarna putih
karena sel tersebut tidak bisa menghasilkan -galaktosidase untuk menghidrolisis Xgal.
5. Identifikasi klon sel yang membawa gen yang diinginkan
Setelah tumbuh membentuk koloni, bakteri yang mengandung DNA
rekombinan diidentifikasi menggunakan probe asam nukleat. Probe adalah rantai
RNA atau rantai tunggal DNA yang diberi label isotop radioaktif atau
bahan fluorescent dan dapat berpasangan dengan basa nitrogen tertentu dari DNA
rekombinan. Pada langkah pembuatan insulin ini probe yang digunakan adalah RNAd
dari gen pengkode insulin pankreas manusia. Untuk memilih koloni bakteri mana
yang mengandung DNA rekombinan, caranya adalah menempatkan bakteri pada
kertas filter lalu disinari dengan ultraviolet. Bakteri yang memiliki DNA rekombinan
dan telah diberi probe akan tampak bersinar.
Setelah mengidentifikasi klon sel yang diinginkan, kemudian ditumbuhkan
dalam kultur cair dalam tangki besar dan selanjutnya dengan mudah mengisolasi gen
tersebut dalam jumlah besar. Selain itu juga dapat digunakan sebagai probe untuk
mengidentifikasi gen yang serupa atau identik di dalam DNA dari sumber lain.
C. Hasil dari Genetic Engineering
Beberapa produk pemanfaatan Genetic Engeneering
a. Manfaat di bidang Farmasi :
1. Produk Obat Sel mammalia
Mikroorganisme transgenik yang memiliki sifat dapat memproduksi :
Obat-obatan terhadap penyakit infeksi (abiotik) seperti : penisilin,
streptomysin
Hormon, sebagai contoh insulin untuk terapi penderita kencing manis
2. Produksi Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan yang berguna untuk pencegahan jenis
penyakit
protein
tertentu
antigen
sekaligus
sehingga
karena
dapat
mengandung
melindungi
dari
beberapa
serangan
obligat
intraseluler)
memerlukan
sel
hidup,
jika
terhadap manusia.
Vaksin mati (killed vaccine) dari agen yang telah dimatikan.
Biasa digunakan kultur sel dari embrio ayam (chicken
terutama
masalah
keamanan,
digunakan
teknologi
Keuntungan
teknologi
rekombinan
DNA
dapat
3. Terapi Gene
untuk
menghasilkan
antibody
tertentu
dan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Beradasar pada fatchiyah (2011) Genetic engineering atau rekaysa genetika
merupakan teknik merekayasa atau memanipulasi gen target untuk tujuan
tertentu dengan Menyisipkan gen target baik berupa gen utuh atau sebagian ke
dalam DNA vector seperti plasmid, kromosom artifisial bakteri (BAC), yeast
antrifisial kromosom (YAC) atau wahana cloning yang lain
2. Hasil produksi dari genetic engineering sangat beragam salah satunya gunakan
pada bidang farmasi ataupun di bidang pertanian dan pertenakan. Pada bisang
farmasi bisa berupa vaksin, penisilin, streptomysin sedangkan pada bidang
perternakan bisa berupa , klon gene dan transfer gene.