Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini, bioteknologi telah
mengalami perkembangan sangat pesat. Di beberapa negara maju,
bioteknologi mendapatkan perhatian serius dan dikembangkan secara
intensif dengan harapan dapat memberi solusi untuk mengatasi
berbagai permasalahan yang dihadapi manusia pada saat ini maupun
yang akan datang yang menyangkut; kebutuhan pangan, obat-obatan,
penelitian,

yang

pada

gilirannya

semuanya

bertujuan

untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup umat manusia.


Teknologi
adalah

suatu

menyisipkan

DNA

rekombinan

metode
(insert)

untuk
gena

(recombinant

merekayasa

yang

DNA

genetik

dikehendaki

ke

technology)

dengan
dalam

cara
suatu

organisme. Teknologi transgenik bertujuan untuk mengubah sifat alami


suatu individu menjadi sifat yang dikehendaki oleh manusia. Dengan
demikian, istilah transgenik digunakan untuk menyebut suatu individu
yang telah mengalami perubahan gena aslinya. Sebagai contoh;
bakteri Escherichia coli (E. coli) yang hidup simbiotik dalam kolon
manusia yang semula (aslinya) tidak dapat mensintesis hormon insulin,
karena

telah

disisipkan

gena

insulin

manusia,

maka

ia

dapat

menghasilkan insulin. Setiap organisme memiliki sifat-sifat spesifik


yang diwariskan dari nenekmoyangnya melalui suatu molekul yang
terdapat

di

dalam

kromosom

yang

disebut.

gena.

Ekspresi

(pengejawantahan) gena tersebut akan memunculkan sifat-sifat atau


gejala (fenomena) yang tampak dan dapat diamati pada suatu
organisme yang disebut fenotip (phenotype). Gena atau informasi
genetik terdapat dalam pita DNA yaitu suatu molekul yang berbentuk
benang double helix atau tangga terpilin. Dengan demikian, gena
merupakan bagian dari molekul DNA. Sebagai contoh, perbedaan selsel penyusun otot dan sel-sel penyusun saraf, bukan diakibatkan oleh

perbedaan informasi yang terkandung dalam DNA sel-sel tersebut


tetapi ditimbulkan oleh bagaimana informasi tersebut dibaca atau
diterjemahkan

B. Rumusan Masalah
1. Apa Genetic engineering atau rekaysa genetika dalam bioteknologi ?
2. Bagaimana teknik yang digunakan dalam genetic engineering atau rekayasa
genetika dalam bioteknologi ?
3. Bagaimana hasil dari genetic engineering dalam bioteknologi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa Genetic engineering atau rekaysa genetika dalam
bioteknologi .
2. Untuk mengetahui teknik yang digunakan dalam genetic engineering atau
rekayasa genetika dalam bioteknologi .
3. Untuk mengetahui hasil dari genetic engineering dalam bioteknologi.

BAB II
ISI
A. Pengertian Genetic engineering atau rekaysa genetika
Beradasar pada fatchiyah (2011) Genetic engineering atau rekaysa genetika
merupakan teknik merekayasa atau memanipulasi gen target untuk tujuan tertentu
dengan Menyisipkan gen target baik berupa gen utuh atau sebagian ke dalam DNA
vector seperti plasmid, kromosom artifisial bakteri (BAC), yeast antrifisial kromosom
(YAC) atau wahana cloning yang lain.
Genetic engineering atau rekaysa genetika diawali ketika pada tahun 1950
Arber menemukan enzim yang dapat mendegradasi bacterial virus dan pada tahun
1970 Smith menemukan enzim retriksi yang berfungsi untuk memotong DNA pada
segmen yang spesifik. Sejak saatitulah semakin berkembangnya Genetic engineering.
Dalam rekayasa genetika enzim retriksi merupakan salah satu bahan rekayasa
genetika untuk memodifikasi DNA atau gen secara khusus. Enzim enzim ini
berperan dala proses penting di dalam sel yaitu seperti replikasi dan trasnkripsi DNA,
DNA proofreading. Enzim ini dapat mengidentifikasi, memotong dan memperbaiki
urutan basa nukleotida yang mengalami mutasi, degrasdasi DNA/RNA asing (dari
infeksi virus ), serta rekombinasi antara molekul molekul DNA yang berbeda.Enzim
enzim untuk manipulasi ini dapat di kelompokkan menjadi 5 golongan besar,
tergantung dari jenis reaksi yang di katalis:
1. Nuclease
Kelompok enzim yang

dapat memotong, membedakan atau mendegradasi

molekul DNA. Enzim kelompok ini memiliki sifat eksonuklease dan


endonuclease. Contohnya S1-nuklease, DNasel, dan enzim retriksi.
2. Ligase
Menyambung potongan DNA menjadi satu. Contohnya enzim ini hanya satu
yaitu DNA ligase.
3. Polymerase
Mampu mensintesis untai DNA baru yang komplementer dari cetakan DNA.
Contoh enzim ini misalnya fragmen Klew, T4-DNA polymerase dan reverse
transcriptase.
4. Enzim modifikasi

Berperan untuk menghilangkan atau mengubah gugus kimiawi. Contoh enzim ini
yaitu alkalin fosfotase; polinukleoid kinase dan deoksinukleotidil tranfase
terminal.
5. Topoisomerase
Membuat atau mengubah DNA-supercoiled yang tertutup secara kovalen.
Objek rekayasa gentika ini mencakup hampir semua golongan organisme
mulai dari bakteri fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga
tumbuh tumbuhan. Aplikasi manipulasi genetik ini biasanya berperan untuk :
1.
2.
3.
4.

mengetahui fungsi suatu gen secara in vitro atau invivo


mengetahui ekspresi dan abnormalitas suatu gen
membuat marker (penanda) molecular
pemetaan gen dan proses pengamanan gen gen target yang akan di

ekspresikan
5. karakteriasasi keanekaragaman dan keragaman genetik
dimana aplikasi rekaysa genetika yang paling spesifik diantara adalah
vaksin rekombinan, biosensor, antibody monoclonal, serta forensic, dimana
produk dari aplikasi rekayasa genetika terseb seperti pada tabel di bawah ini.

B. Teknik Genetic Engineering


Teknik-teknik Rekayasa Genetika
Pada proses penyisipan gen diperlukan tiga faktor utama yaitu
1. Vektor, yaitu pembawa gen asing yang akan disisipkan, biasanya berupa plasmid,
yaitu lingkaran kecil AND yang terdapat pada bakteri. Plasmid diambil dari bakteri
dan disisipi dengan gen asing.
2. Bakteri, berperan dalam memperbanyak plasmid. Plasmid di dalam tubuh bakteri akan
mengalami replikasi atau memperbanyak diri, makin banyak plasmid yang direplikasi
makin banyak pula gen asing yang dicopy sehingga terjadi cloning gen.
3. Enzim, berperan untuk memotong dan menyambung plasmid. Enzim ini disebut
enzim endonuklease retriksi, enzim endonuklease retriksi yaitu enzim endonuklease
yang dapat memotong ADN pada posisi dengan urutan basa nitrogen tertentu.
1. Transfer vektor
Merupakan teknik rekayasa genetik dimana suatu gen dimasukkan ke sel baru
menggunakan pembawa khusus. Vector yang digunakan antara lain plasmid,
bakteriofag, cosmid, dan vector ulang-alik. Secara kimiawi vector merupakan molekul
DNA. Sebagai vector suatu molekul DNA harus memiliki sifat :
o Mampu melakukan replikasi sendiri maupun replikasi segmen DNA yang diinsersikan
bebas
o Mengandung sejumlah tapak pemutusan enzim restriksi khusus yang bermanfaat
untuk insersi segmen DNA
o Membawahi suatu penanda yang dapat dimanfaatkan untuk identifikasi sel inang
o Mudah terbebas kembali dari sel inang
1. Plasmid

Contoh plasmid misalnya pSC101 (58 M dal), ColE1 (4,2 M dal) dan RSF2124
(7,4M dal). Plasmid tersebut terbentuk secara in vivo pada E. coli. Contoh lain
plasmid E. colimisalnya pBR322 (4363 kb) dan pUC19 (2686 kb) yang merupakan
derivate dari pBR322yang ukurannya lebih kecil sehingga memungkinkan untuk
insersi fragmen DNA yang lebih besar.
2. Bakteriofag
Bakteriofag yang digunakan dalam teknologi DNA rekombinan pada E. coli
adalah bakteriofag yang seluruh gennya sudah diidentifikasi dam dipetakan, dan
urutankeseluruhan genomnya sudah diketahui. Seluruh derivat fag yang digunakan
sebagai vector transfer sudah direkayasa sehingga hanya siklus litik yang mungkin.
Derivat tersebut diperoleh dengan cara membuang berbagai bagian kelompok gen di
daerah tengah.
Bakteriofag lain yang digunakan sebagai vector adalah M13 yang memiliki
materigenetic berupa unting tunggal. Jika M13 menginfeksi sel bakteri, DNA unting
tunggal bereplikasi menghasilkan suatu model DNA unting ganda yang disebut RF
atau replicationform yang dipandang setara dengan plasmid. DNA asing dapat
diinsersikan ke dalam tapak-tapak pemutusan enzim restriksi tunggal pada genom.
Klon yang dihasilkan M13 dapatdigunakan untuk pengurutan DNA atau sebagai
template untuk perubahan urut-urutan klonakibat mutasi.
3. Kosmid
Kosmid adalah vector yang dibangun atau dibuat di laboratorium
memanfaatkan urut-urutan cos dan fag yang berguna untuk pemasukan/ pengumpulan
kromosom ke dalamkepala fag yang juga untuk fungsi resistensi terhadap antibiotic
serta replikasi. Suatu kosmid memiliki sebuah urut-urutan suatu penanda dominan
yang dapat dipilih seperti amp sertatapak-tapak restriksi unik untuk insersi dan
pengklonan fragmen DNA.
4. Vektor Ulang-Alik
Selain vector transfer seperti plasmid, bakteriofag dan kosmid, sudah
dikembangkan juga vector lain untuk memasukkan molekul-molekul DNA
rekombinan kedalam sel makhluk prokariotik lain maupun yang eukariotik. Sudah
terdapat vector yangdapat digunakan untuk memasukkan molekul DNA rekombinan
ke dalam dua atau lebihmacam sel makhluk hidup yang berbeda yang disebut vector
ulang alik atau shuttle vector.Vektor ulang alik adalah vector pengklon yang dapat
bereplikasi di dalam dua atau lebih makhluk hidup inang.

Injeksi Mikro
Pada injeksi mikro digunakan jarum mikroskopis untuk memasukkan DNA
melalui membran sel sasaran termasuk ke dalam inti sel. Pada fusi protoplas terjadi
pelarutan dua membran sel dari sel-sel yang berbeda sehingga dua sel dapat
bergabung menjadi satu, misalnya fusi antara sel-sel yang dikultur dengan protoplas
bakteri yang mengandung DNA eksogen. Berkaitan dengan fusi protoplas sudah
dikembangkan suatu system transformasi sederhana yang memanfaatkan liposom
yang tersusun atas lipida kationik. Liposom tidak hanya membentuk kompleks dengan
DNA tapi juga melekat pada sel hewan yang dikultur dan lapisan-lapisan itu efisien
melakukan transformasi yang mungkin terjadi melalui fusi dengan membrane plasma.
Pemanfaatan liposom sebagai system transformasi atau transfeksi disebut lipofeksi.
Elektroporasi
Pada teknik elektroporasi digunakan listrik berkekuatan 4000-8000 V untuk
menciptakan lubang kecil di membrane sel yang akan dimanfaatkan untuk
pemindahan DNA ke dalam sel. Pada teknik kopresipitasi kalsium fosfat dan
endositosis tampaknya butir kopresipitasi kalsium fosfat dan DNA masuk ke dalam
sel melalui endositosis fagositosis, teknik ini merupakan teknik umum memasukkan
DNA ke dalam sel mamalia meskipun tingkat keberhasilannya 1-2%. Pada teknik
proyektil mikro, DNA ataupun RNA ditembakkan ke dalam sel, dimana pada teknik
ini tidak dibutuhkan kultur sel ataupun perlakuan jaringan resipien.
Prosedur Dasar Teknologi DNA Rekombinan
1. Pembuatan fragmen DNA dengan bantuan enzim nuclease retriksi yang mengenal dan
memotong molekul DNA pada urutan-urutan nukleotida yang spesfifik
2. Segmen tersebut digabung ke molekul DNA lain dengan bantuan vector.
3. Vector yang sudah terinsersi segmen DNA ditransfer ke suatu sel inang, yang mana
molekl DNA rekombinan direplikasi menghasilkan salinan yang disebut KLON
4. Segmen DNA yang diKLON dapat diambil ari sel inang, dimurnikan dan dianalisis
5. Sel inang yang mengandung DNA rekombinan mewariskannya pada seluruh sel
turunan, menghasilkan suatu populasi sel yang identik yang semuanya membawahi
urutan yang diklon
6. Secara potensial DNA yang diklon dapat ditranskripsikan, RNAd-nya ditranslasikan
serta produk gennya diisolasi dan dikaji.

Proses pembuatan insulin dengan menggunakan plasmid pada bakteri sebagai


vektor pengklon:
1. Pengisolasian vector dan DNA sumber gen
Rangkaian DNA yang mengkode insulin dapat diisolasi dari gen manusia yang
sebelumnya telah ditumbuhkan dalam kultur di laboratorium. Vektor yang digunakan
berupa plasmid dari bakteri Escherichia coli. Plasmid merupakan molekul DNA kecil,
sirkuler, dapat bereplikasi sendiri dan terpisah dari kromosom bakteri. Adapun
plasmid yang digunakan mengandung gen:
a. Amp-R yang terbukti memberikan resistensi pada sel inang terhadap antibiotik
amphisilin
b. LacZ yang mengkode enzim -galaktosidase yang menghidrolisis gula laktosa.
Plasmid ini memiliki pengenalan tunggal untuk enzim restriksi endonuklease yang
digunakan dan urutan ini terletak dalam gen lacZ.
2. Penyelipan DNA ke dalam vector
Plasmid maupun DNA manusia dipotong dengan menggunakan enzim restriksi
yang sama dimana enzim ini memotong DNA plasmid pada tempat restriksi
tunggalnya dan mengganggu gen lacZ. Mencampurkan fragmen DNA manusia
dengan plasmid yang telah dipotong. Penambahan enzim ligase untuk membentuk
ikatan kovalen antara keduanya
3. Pemasukan plasmid ke dalam sel bakteri
Plasmid yang telah termodifikasi dicampurkan dalam kultur bakteri. Bakteri
akan mengambil plasmid rekombinan secara spontan melalui proses transformasi
namun tidak semua bakteri yang akan mengambil plasmid rekombinan yang
diinginkan.
4. Pengklonaan sel dan gen asing
Bakteri hasil transformasi ditempatkan pada medium nutrient padat yang
mengandung amphisilin dan gula yang disebut X-gal. Amphisilin dalam medium yang
akan memastikan bahwa hanya bakteri yang mengandung plasmid yang dapat tumbuh
karena adanya resistensi dari amp-R. Sedangkan X-gal akan memudahkan identifikasi
koloni bakteri yang mengandung gen asing yang disisipkan. X-gal ini akan
dihidrolisis oleh -galaktosidase menghasilkan produk berwarna biru, sehingga koloni
bakteri yang mengandung plasmid dengan gen -galaktosidase utuh akan berwarna

biru. Tetapi jika suatu plasmid memiliki DNA asing yang diselipkan ke dalam
gen lacZ-nya maka koloni sel yang mengandung DNA asing ini akan berwarna putih
karena sel tersebut tidak bisa menghasilkan -galaktosidase untuk menghidrolisis Xgal.
5. Identifikasi klon sel yang membawa gen yang diinginkan
Setelah tumbuh membentuk koloni, bakteri yang mengandung DNA
rekombinan diidentifikasi menggunakan probe asam nukleat. Probe adalah rantai
RNA atau rantai tunggal DNA yang diberi label isotop radioaktif atau
bahan fluorescent dan dapat berpasangan dengan basa nitrogen tertentu dari DNA
rekombinan. Pada langkah pembuatan insulin ini probe yang digunakan adalah RNAd
dari gen pengkode insulin pankreas manusia. Untuk memilih koloni bakteri mana
yang mengandung DNA rekombinan, caranya adalah menempatkan bakteri pada
kertas filter lalu disinari dengan ultraviolet. Bakteri yang memiliki DNA rekombinan
dan telah diberi probe akan tampak bersinar.
Setelah mengidentifikasi klon sel yang diinginkan, kemudian ditumbuhkan
dalam kultur cair dalam tangki besar dan selanjutnya dengan mudah mengisolasi gen
tersebut dalam jumlah besar. Selain itu juga dapat digunakan sebagai probe untuk
mengidentifikasi gen yang serupa atau identik di dalam DNA dari sumber lain.
C. Hasil dari Genetic Engineering
Beberapa produk pemanfaatan Genetic Engeneering
a. Manfaat di bidang Farmasi :
1. Produk Obat Sel mammalia
Mikroorganisme transgenik yang memiliki sifat dapat memproduksi :
Obat-obatan terhadap penyakit infeksi (abiotik) seperti : penisilin,
streptomysin
Hormon, sebagai contoh insulin untuk terapi penderita kencing manis
2. Produksi Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan yang berguna untuk pencegahan jenis
penyakit
protein

tertentu
antigen

sekaligus

sehingga

karena

dapat

mengandung

melindungi

dari

beberapa
serangan

berbagai penyakit menular. Masalah untuk memproduksi virus


(parasit

obligat

intraseluler)

memerlukan

sel

hidup,

jika

menggunakan sel hewan memerlukan banyak hewan. Solusi,


menggunakan kulturmjaringan hewan lebih efisien. Berbagai
problem dengan porduksi vaksin secara konvensional di atas,

terutama masalah keamanan, digunakan teknologimrekombinan


untuk memproduksi vaksin yang lebih aman dan potensial.
Subunit virus diproduksi oleh bakteri atau yeast (kapang). Salah
satu pemanfaatan kultur sel secara komersial pertama kali
sebagai media untuk memproduksi virus. Virus merupakan
mikroorganisme yang bersifat sebagai parasit obligat intraseluler.
Vaksin viral dapat dibedakan menjadi 2 tipe yaitu:
Vaksin hidup (life vaccine) dari virus hidup yang kurang poten

terhadap manusia.
Vaksin mati (killed vaccine) dari agen yang telah dimatikan.
Biasa digunakan kultur sel dari embrio ayam (chicken

embryo) untuk memproduksi vaksin influenza dan yellow fever.


Keuntungan teknologi rekombinan DNA dapat dihasilkan vaksin
yang melawan virus yang tidak dapat tumbuh pada medium
kultur terhadap titer tinggi untuk memberi antigen yang cukup
untuk keberhasilan vaksinasi. Sekali vaksinasi dapat memberikan
beberapa kekebalan sekaligus terhadap berbagai jenis virus
dengan cara menyisipkan gena berbagai imunogen pada plasmid
bakteri. Sebagai contoh: penyakit tetelo, Mareks, cacar ayam.
Berbagai problem dengan porduksi vaksin secara konvensioanl di
atas,

terutama

masalah

keamanan,

digunakan

teknologi

rekombinan untuk memproduksi vaksin yang lebih aman dan


potensial. Subunit virus diproduksi oleh bakteri atau yeast
(kapang).

Keuntungan

teknologi

rekombinan

DNA

dapat

dihasilkan vaksin yang melawan virus yang tidak dapat tumbuh


pada medium kultur terhadap titer tinggi untuk memberi antigen
yang cukup untuk keberhasilan vaksinasi. Sekali vaksinasi dapat
memberikan beberapa kekebalan sekaligus terhadap berbagai
jenis virus dengan cara menyisipkan gene berbagai imunogen
pada plasmid bakteri. Sebagai contoh: penyakit tetelo, Mareks,
cacar ayam.Produksi zat kebal (antibodi) monoklonal untuk
terapi, penelitian, dan diagnosis penyakit.

3. Terapi Gene

Terapi gena bertujuan untuk membetulkan kelainan metabolisme


karena bawaan sejak lahir dengan cara menyisipkan gene normal ke organisme
penderita. Terapi gene sel somatik dari sudut pandang sosial masih
menimbulkan masalah pro dan kontra. Masih dipertimbangkan dengan alasan
karena resiko dan keamanan. Untuk terapi gena dengan tujuan untuk
mereparasi gena karena cacat bawaan yang menyebabkan perubahan genotipe
keturunannya. Sel diekstrasi (dikeluarkan) dari tubuh kemudian ditumbuhkan
dalam medium kultur selanjutnya genenya dimanipulasi dikembalikan ke
pasien (penderita) yang jaringannya diambil. Permasalahan pada penderita
kelainan genetik yang dibawa sejak dalam kandungan belum ada terapi
sehingga perlu
4. Antibody monoklonal
Antibodi merupakan protein yang dihasilkan oleh sistem imunitas
vertebrata sebagai sistem pertahanan untuk melawan infeksi. Antibodi dapat
dihasilkan dengan menyuntikkan bebearpa kali suatu sampel yang berisi
antigen ke dalam seekor hewan kelinci atau kambing. Kemudian serum darah
hewan tersebut diambil karena banyak mengandung antibody (antiserum).
Antiserum tersebut mengandung campuran antibody yang dihasilkan oleh
limfosit-B
Sel-sel limfosit B yang memiliki rentang waktu hidup yang terbatas
dapat diatasi dengan menggabungkan sel-sel tumor limfosit-B yang
menghasilkan satu jenis antibody dari tikus atau mencit yang telah diimunisasi
dengan sel-sel tumor limfosit-B yang kekal. Berdasarkan campuran
heterogen sel-sel hybrid tersebut, dapat dihasilkan hybrid yang memiliki
kemampuan

untuk

menghasilkan

antibody

tertentu

dan

kemampuanmemperbanyak kultur sel tertentu dengan tak terhingga (Peimore,


2000).

Gambar : proses injeksi antibody monoklonal


b. Manfaat di bidang pertanian dan pertenakan
1. Transfer gene pada hewan
Contoh transfer gen pada hewan adalah domba Tracey. Tracey
merupakan domba betina yang sehat dan normal, namun DNA-nya telah
disisipi oleh gen manusia. Gen manusia tersebut mengkode produksi protein
alfa-1-antitripsin (ATT). Protein ATT ini disekresi oleh oleh Tracey pada air
susunya. Protein ATT sangat berharga karena berkhasiat untuk mengobati
penyakit paru-paru pada manusia, misalnya fibrosis sistik dam emfisema.
Gen manusia dapat masuk ke dalam tubuh Tracey dengan cara sebagai
berikut. Pertama-tama gen manusia yang mengkode ATT diisolasi dan diklon.
Gen ini kemudian diinjeksikan ke dalam sel telur yang telah dibuahi sperma
dan diadopsi oleh satu kromosom. Sel telur yang telah dibuahi akan membelah
secara mitosis menghasilkan sel-sel yang masing-masing mengandung gen
ATT. Bila sudah terbentuk embrio pada tahap awal kemudian embrio ini
ditanamkan ke rahim betina domba dewasa yang menjadi induk pengasuhnya.
Embrio berkembang kemudian domba Tracey lahir.
2. Klona pada embrio
Tahapan teknik klona embrio pada hewan ternak misalnya pada sapi ,
pertama sel telur yang diambil dari sapi betina dibuahi dengan sperma dari
sapi jantan terbaik. Pembuahan dilakukan di cawan petri. Pembuahan ini
disebut sebagai fertilisasi in-vitro. Sel telur yang telah dibuahi akan
membentuk kumpulan sel-sel. Pada tahapan ini embrio muda tersebut

dipisahkan menjadi beberapa bagian. Setiap bagian embrio merupakan klon


yang secara genetik identik. Embrio-embrio tersebut kemudian ditanamamkan
pada rahim sapi betina. Embrio ini akan tumbuh menjadi anak-anak sapi yang
siap dilahirkan dengan sifat yang sama seperti induknya.
3. Klona dengan transfer inti
Teknik kolna dengan transfer inti adalah klon-klon dihasilkan dari
suatu individu. Prinsip kolna dengan transfer inti adalah dengan memasukan
donor DNA dari hewan yang karakteristiknya diinginkan ke dalam sel telur
hewan yang intinya telah di hilangkan. Setelah terbentuk embrio lalu embrio
ditanamkan ke rahim induk hewan yang akan membesarkannya.
Contohnya pada domba Dolly. Dolly merupakan domba hasil klon
yang dilakukan oleh ilmuwan dari SKotlandia yang dipimpin oleh Ian Wilmot.
Wilmot dan timnya merusak nukelus satu sel telur, kemudian dimasuki
nucleus donor yang diambil dari sel-sel kelenjar susu seekor domba dewasa.
Sel telur dengan nukelus dari donor memiliki materi genetic yang sama persis
dengan induk yang mendonorkan nukelusnya. Kemudian sel tersebut
distimulasi agar membelah menjadi kumpulan sel-sel (blastomer) yang
ditanam ke dalam rahim seekor domba betina dewasa sebagai induk pengganti
(promore ,2000)
Gambar klon Domba Dolly

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Beradasar pada fatchiyah (2011) Genetic engineering atau rekaysa genetika
merupakan teknik merekayasa atau memanipulasi gen target untuk tujuan
tertentu dengan Menyisipkan gen target baik berupa gen utuh atau sebagian ke
dalam DNA vector seperti plasmid, kromosom artifisial bakteri (BAC), yeast
antrifisial kromosom (YAC) atau wahana cloning yang lain
2. Hasil produksi dari genetic engineering sangat beragam salah satunya gunakan
pada bidang farmasi ataupun di bidang pertanian dan pertenakan. Pada bisang
farmasi bisa berupa vaksin, penisilin, streptomysin sedangkan pada bidang
perternakan bisa berupa , klon gene dan transfer gene.

Anda mungkin juga menyukai