(LEMBAR KERJA)
Nomor Batch : 002A06
Disusun Oleh Kelompok 5
Juanda Agus S. (A0121019 )
Tanggal : 14-April-2015
Disetujui Oleh
Rifal Ferdiansyah S.Farm, Apt
Nama
Volume
Produk
Produk
Produk
005
Ternos
10 mL
Bentuk
Kemasan
Waktu
Pengolahan
Suspensi
Vial
08.00-11.00
WIB
I.
II.
FORMULA
Testosteron
NaH2PO4
Na2HPO4
Fenol
Tilose
Aqua pro injeksi
SPESIFIKASI
1. Bahan berkhasiat
Pemerian
10%
0,32%
0,568%
0,001%
0,1%
Kelarutan
: 119 - 123 C.
(British Pharmacopeia, 2009)
2. Bahan tambahan
Pemerian
: Oleum Arachidis
: Minyak kacang tanah adalah cairan
berwarna kuning atau kuning pucat yang
memiliki bau dan rasa samar, hampir tidak
berasa. Pada sekitar 38C menjadi
berembun, dan pada suhu yang lebih rendah
itu sebagian membeku. (Handbook of
Pharmaceutical Excipient, 2006. Halm :
505)
Arachis minyak memiliki sifat serupa
dengan minyak zaitun dan digunakan untuk
tujuan yang sama. emulsi mengandung
minyak Arachis dan dekstrosa telah
diberikan dalam infuse intragastric kontinu
sebagai bagian dari diet nitrogen bebas.
(Martindale, 1982. Halm 695)
Daftar Obat
Obat keras
Sediaan obat
Pemerian
Stabilitas
: sediaan injeksi
OTT
pH
: 4 - 7,5
: Larutan iv / Suspensi im
:
pengawet
Stabilisator
: Dapar pH 4 7,5
3. Bahan tambahan
Fungsi
Pemerian
Kelarutan
OTT
Stabilitas
pH
Fungsi
uap panas)
: 5,0-7,0
: sebagai zat pelarut
4. Bahan tambahan
Pemerian
Kelarutan
pH
Penyimpanan
Penggunaan
5. Bahan tambahan
Pemerian
Kelarutan
pH
Penyimpanan
Khasiat
6. Bahan tambahan
Pemerian
Kelarutan
pH
Penyimpanan
Khasiat
etanol (95 %)
: 9,0-9,2
: Dalam wadah tertutup rapat
: Zat tambahan
7. Bahan tambahan
Pemerian
: Phenolum
: Hablur bentuk jarum atau massahablur,
tidak berwarna atau merah jambu, bau khas
kaustik.
Kelarutan
III.
pH
Penyimpanan
Khasiat
STERILISASI
Sterilisasi alat
Alat
Cara Sterilisasi
Waktu
sterilisasi
Beaker glass
Corong dan
Oven 170oC
Autoklaf, 115-
30 Menit
30 Menit
kertas saring
Kaca arloji
Spatel logam
Batang
116 oC
Api langsung
Api langsung
Api langsung
20 detik
20 detik
20 detik
pengaduk
Vial 10 ml
Tutup vial
Oven 170oC
Autoklaf, 115-
30 Menit
30 Menit
116 oC
(karet
: n.c +6 mL
1 (10+0,5) + 6 mL
1x 10,5 + 6mL
10,5 mL + 6 mL
16,5 mL ~ 15 mL
Perhitungan Fenol
Fenol
= 0,015 mg
=
0,015mg
1000 mg
x 100%
1,5
1000 mg
= 0,0015 mL ~ 1 tetes
IV.
V.
PENIMBNGAN
BAHAN
SATUAN
VOLUME
Testosterone
NaH2PO4
Na2HPO4
fenol
tilose
DASAR
1 ml
10 mg
3,2 mg
5,7 mg
0,0001 mg
1 mg
PRODUKSI
15 mL
150 mg
48 mg
85,5 mg
0,015 mg
15 mg
PROSEDUR
Suspensi dalam air
Ditimbang NaH2PO4 sebanyak 150 mg kemudian dilarutkan
dalam sebagian aqua pro injeksi. Ditimbang Na2HPO4 sebanyak 85,5 mg
dilarutkan dalam sebagian aqua pro injeksi. Setelah itu kedua larutan
tersebut dicampurkan dan diaduk. Kemudian dilarutkan larutan fenol
kedalam campuran larutan NaH2PO4 dan Na2HPO4, ditambahkan aqua
pro injeksi sampai 15 mL.
Larutan disaring, filtrate pertama dibuang. Kemudian campurkan
tilose sebanyak 15 mg kedalam larutan tersebut. Disuspensikan
testosterone sebanyak 150 mg kedalam larutan secara aseptik, kemudian
dimasukkan dalam vial.
VI.
EVALUASI
i. Penampilan fisik wadah
Penampilan wadah vial dilihat secara organoleptis, vial tidak
menunjukan adanya kebocoran atau kerusakan.
ii. Jumlah sediaan
Sediaan yang dibuat berjumlah 1 vial
iii. Kejernihan
Pada uji kejernihan, sediaan tersebut berwarna larutan putih.
PEMBAHASAN
Praktikum yang dilakukan kali ini adalah dibuat sediaan injeksi
dengan menggunakan testosteron. Pemilihan testosterone sebagai zat aktif
karena walaupun tidak larut dalam air, alcohol maupun minyak nabati, tetapi
testosteron dapat dibuat larutan suspensi, sehingga dapad dibuat dalam
bentuk sediaan injeksi intramuskular. Dilihat dari kelarutannya maka untuk
membuat sediaan testosteron dapat dibuat sediaan oral tetapi hambatannya
adalah tidak dapat diberikan secara oral karena oleh bakteri usus gugus 17hidroksi akan dioksidasi menjadi 17-keto yang tidak aktif. Selain itu
testosteron mempuyai waktu paruh pendek karena dapat cepat diserap dalam
saluran cerna dan cepat mengalami degradasi hepatik.
Injeksi testosterone memiliki konsentrasi 10mg/mL yang bertujuan
untuk memenuhi kekurangan tubuh terhadap hormone testosterone.
Berdasarkan literatur, testosteron memiliki pH stabil antara 4-7,5. pH
optimal untuk darah atau cairan tubuh yang lain adalah 7,4 dan disebut
isohidri. Karena tidak semua bahan obat steril pada pH cairan tubuh, pH
harus berada di antara rentang 4-7,5 bertujuan untuk mencegah terjadinya
rangsangan/rasa sakit pada saat disuntikkan.
Dalam sediaan injeksi intramuskular testosterone propionat ini
tidak perlu adanya zat tambahan pengisotonis karena sediaan ini dalam
bentuk larutan minyak yang tidak memiliki titik beku. Karena bentuknya
yang merupakan larutan minyak maka pemberiannya intramuskular karena
apabila intravena maka akan terjadi penimbunan yang akhirnya pembuluh
darah bisa menjadi tersumbat. Testosterone dalam bentuk larutan suspensi
juga tidak perlu pengisotonis karena sediaan tersebut menggandung zat
pensuspensi.
Pada perbandingan testosterone dengan testosterone propionate, yang
dibuat dengan pembawa minyak (testosterone propionate) dan suspensi
(testosterone), dapat dibuktikan bahwa sediaan injeksi dengan pembawa
minyak lebih bagus dibandingkan dengan sediaan injeksi suspense, karena
tidak tahanterhadap
DAFTAR PUSTAKA
British Pharmacopeia Commission . 2009. British Pharmacopeia. Vol 1.
The Stationery Office, London
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia.
Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia.
Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Reynolds, James E. F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopoiea.
Twenty-Eigth Edition. Pharmaceutical Press : London.