Anda di halaman 1dari 12

Mutasi Gen pada Virus Flu Burung

Asriana Timang
102014081
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara nomor 6, Jakarta Barat
Email: asriana.timang31@gmail.com

Abstrak
Biologi meolekuler secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari makhluk
hidup pada tingkat molekuler. Cakupan biologi molekuler begitu luas dan

berbagai

penemuan yang terjadi dapat memicu perkembangan biologi molecular itu sendiri.
Perkembangan biologi molekuler menjadi lebih dipercepat dengan munculnya rekayasa
genetika, yang memungkinkan penggandaan, isolasi gen serta mutasi genetik.
Kata Kunci: Biologi molekuler, Rekayasa genetika, Mutasi genetik.
Abstrac
Molecular biology can be interpreted simply as the study of living organisms at the
molecular level. Coverage is so broad molecular biology and discoveries that occur can
trigger the development of molecular biology itself. The development of molecular biology
became more accelerated with the advent of genetic engineering, which allows doubling,
isolation of genes and genetic mutations.
Key Words: Molecular biology, Genetic engineering, Genetic mutations.

Pendahuluan
DNA merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses pewarisan sifat. Adanya
perubahan-perubahan pada tatanan pasangan basa DNA dapat menyebabkan adanya
perubahan fenotipe pada organisme. Hal ini akan menjadi salah satu sumber variasi gen yang
mendorong lahirnya keanekaragaman hayati. Mutasi pada gen dapat mengarah pada
munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai
munculnya variasi-variasi baru pada spesies. Mutasi berasal dari kata Mutatus (bahasa latin)
yang artinya adalah perubahan. Mutasi didefenisikan sebagai perubahan materi genetik
(DNA) yang dapat diwariskan secara genetis ke keturunannya. Peristiwa terjadinya mutasi
disebut mutagenesis. Organisme yang mengalami mutasi sehingga menghasilkan fenotip baru
disebut mutan. Dalam kajian genetik mutan biasa dibandingkan dengan individu yang tidak
mengalami perubahan sifat (individu tipe liar atau wild type).
Mutasi Gen
Mutasi adalah perubahan materi genetik yang dapat diwariskan dan memunculkan
bentuk-bentuk alternatif gen apapun. Bentuk-bentuk alternatif itu disebut alel. Secara garis
besar terdapat dua macam mutasi, yaitu mutasi yang mempengaruhi gen dan mutasi yang
mempengaruhi keseluruhan kromosom (penyimpangan kromosomal). Mutasi gen pada
tingkat nukleotida disebut mutasi titik ( point mutation).
Kesalahan apapun yang terjadi selama replikasi gen didalam molekul DNA baik yang
berupa insersi, delesi, maupun substitusi pada satu atau lebih basa dapat menyebabkan
timbulnya mutasi. Meskipun sel mempunyai suatu mekanisme untuk meningkatkan ketepatan
replikasi DNA, terkadang bisa terjadi suatu kesalahan secara spontan yang menimbulkan
perubahan sekuens DNA yang dapat diwariskan. Dilaboratorium laju mutasi dapat sangat

ditingkatkan dengan cara memaparkan agen kimiawi atau agen fisik yang disebut mutagen
kepada sel.1
Berdasarkan ukurannya, mutasi dapat terjadi hanya pada satu basa DNA sampai ke
bagian yang lebih besar lagi, misalnya pada segmen kromosom atau yang biasa disebut
dengan aberasi kromosom.
Berdasarkan letak sel terjadinya mutasi, mutasi juga dapat dibagi dua, yaitu:2,3
1. Mutasi germinal: pada saat sel berada dalam tahap germ-line (pada proses
oogenesisatau spermatogenesis) Mutasi ini akan diturunkan pada keturunannya.

2. Mutasi somatik: terjadi pada sel-sel somatis dan tidak diturunkan pada keturunannya.

Gambar 1. Mutasi Germinal dan Somatik

Mutasi juga dapat dikelompokkan berdasarkan lokasinya. Pada mutasi titik ( point mutation),
mutasi hanya terjadi pada satu tempat atau bagian kecil dari DNA. Mutasi titik dapat
dibedakan menjadi:2,3
1. Substitusi
Pasangan basa digantikan oleh pasangan basa yang lain. Misalnya, padapasangan
basa yang normal, ada pasangan basa T-A. Pada substitusi, pasangan basa
inidigantikan oleh pasangan basa G-C sehingga hasil bacaannya juga akan berubah.
2. Delesi
Satu atau lebih pasangan basa hilang. Misalnya, pasangan basa T-A hilangsehingga
pembacaan akan bergeser atau yang disebut juga frameshift mutation
3. Insersi
Adanya penambahan satu atau beberapa pasangan basa. Penambahan ini
jugamengakibatkan terjadainya perubahan dalam pembacaan (frameshift mutation).

Gambar 2. Mutasi Titik (Point Mutation)

Berdasarkan penerjemahan nukleotidanya, mutasi dibedakan menjadi:2,3


1.

Missense mutation
Kesalahan pembacaan nukloetida sehingga terjadi perubahan asam amino.
2. Silent mutation
Mutasi terjadi pada sekuens nukleotida. Namun, perubahan yang terjadi tidak
menyebabkan terjadinya perubahan pada asam amino yang terbentuk. Hal ini
disebabkan karena asam amino bersifat degeneratif, yaitu asam amino dibentuk oleh
satu atau lebih beberapa jenis triplet kodon.
3. Nonsense mutation
Mutasi terjadi dengan munculnya stop kodon saat translasi seharusnya masih
berlangsung. Hal ini menyebabkan terhambatnya ekspresi gen-gen downstream
4. Neutral mutation
Merupakan sebuah bentuk missense mutation dimana terjadi penggantian asam
amino dengan asam amino lain yang mirip secara kimiawi. Misalnya, substitusi
asamglutamat dengan asam aspartat dapat dikatakan netral karena kedua asam amino
tersebut bermuatan negatif dan memiliki struktur rantai samping yang mirip.
Faktor Terjadinya MutasiSecara umum, ada tiga faktor utama terjadinya mutasi, yaitu :2,3
1. Ketidakakuratan kerja mesin replikasi DNA.
2. Efisiensi dari mekanisme perbaikan DNA yang rusak.Mekanisme repair DNA
diklasifikasikan menjadi :
a. Excision repair
Mekanisme ini secara garis besar terdiri dari tiga proses, yaitu :
Enzim DNA glycosilasememotong bagian DNA yang rusak.
DNA polymerase mengisi nukleotida yang kosong.
Enzim DNA ligase melengkapi proses repair dengan menyambung
bagianyang rusak.
b. Proses repair yang bergantung pada cahaya (Photoreactivation)Proses ini
melibatkan DNA photolyase. DNA Photolya seakan mengikat dimertimin
kemudian memanfaatkan energi cahaya untuk membelah cross-link .
3. Derajat dari banyaknya daerah yang terkena agen mutasi.
6

Dogma Sentral
Dogma sentral adalah semua informasi yang terkandung dalam DNA kemudian akan
digunakan untuk menghasilkan molekul DNA melalui transkripsi, dan beberapa informasi
pada DNA tersebut akan digunakan untuk menghasilkan protein melalui proses yang disebut
translasi.
Replikasi
Replikasi DNA adalah proses penggandaan molekul DNA untai ganda. Pada sel,
replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-menerus melakukan replikasi
DNA. Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah diatur, yaitu pada fase S
daur sel, sebelum mitosis atau meiosis I. Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA
polimerase yang membantu pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun
polimer DNA. Proses replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitr dalam proses yang disebut
reaksi berantai polimerase.

Gambar 3. Replikasi DNA


Transkripsi

Proses transkripsi ini terjadi di dalam inti sel (nukleus). DNA tetap berada di dalam
nukleus, sedangkan hasil transkripsinya dikeluarkan dari nukleus menuju sitoplasma dan
melekat pada ribosom. Ini dimaksudkan agar gen asli tetap terlindungi, sementara hasil
kopinya ditugaskan untuk melaksanakan pesan-pesan yang dikandungnya. Jika RNA rusak,
akan segera diganti dengan hasil kopian yang baru.4
Translasi
Proses translasi terjadi dalam ribosom, pada tahap ini urutan nukleotida diterjemahkan
menjadi asam amino. Proses ini adalah bagian kedua dari tahapan biosintesis protein setelah
proses transkripsi, translasi melibatkan ribosom sebagai tempat penggabungan asam aminoasam amino menjadi polipeptida dan tRNA sebagai pembawa asam amino ke ribosom dan
penerjemah sandi genetika mRNA. Antibiotika dapat menghambat atau menghentikan
proses translasi pada biosintesis protein. Contohnya antibiotika anisomycin, cycloheximide,
chloramphenicol, dan tetracycline.

Translasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:4


1. Inisiasi (Permulaan)
Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali
transkripsi disebut sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di mana
transkripsi dimulai, juga menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA
yang digunakan sebagai cetakan.
2. Elongasi (Pemanjangan)

Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka untaian heliks


ganda DNA dengan bantuan enzim polimerase, sehingga terbentuklah molekul
RNA yang akan lepas dari cetakan DNA-nya.
3. Terminasi (Pengakhiran)
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi
urutan DNA yang disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi
merupakan suatu urutan RNA yang berfungsi sebagai kodon terminasi (kode
stop) yang sesungguhnya, Pada sel prokariotik, transkripsi biasanya berhenti
tepat pada akhir kodon terminasi, yaitu ketika polimerase mencapai titik
terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel eukariotik
polimerase terus melewati sinyal terminasi, Suatu urutan AAUAAA di dalam
mRNA". Pada titik yang jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini
dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut.

Gambar 4. Initiation, Elongation, Termination


Virus Flu Burung
Virus jenis H5N1 dikenal sebagai virus flu burung yang paling membahayakan yang
telah menginfeksi baik manusia ataupun hewan. Virus yang juga dikenal dengan A (H5N1)
9

ini merupakan virus epizootic (penyebab epidemik di mahluk non manusia) dan juga
panzootic yang dapat menginfeksi binatang dari berbagai spesies dari area yang sangat luas.
Mutasi yang terjadi dari jenis virus ini meningkatkan patogen virus yang dapat
memperparah serangan virus ke berbagai spesies dan ditakutkan nantinya mampu menularkan
virus dari manusia ke manusia lainnya. Mutasi tersebut terjadi di dalam tubuh burung yang
menyimpan virus dalam jangka waktu lama di dalam tubuhnya sebelum akhirnya meninggal
akibat infeksi.5
Kemampuan virus untuk bermutasi menghasilkan jenis yang mampu menginfeksi
berbagai jenis spesies adalah karena adanya variasi yang ada di dalam gen hemagglutinin.
Mutasi genetik dalam gen hemaglutinin menyebabkan perpindahan asam amino yang pada
akhrinya dapat mengubah kemampuan protein dalam hemagglutinin untuk mengikat reseptor
dalam permukaan sel.
Mutasi inilah yang dapat mengubah virus flu burung H5N1 yang tadinya tidak dapat
menginfeksi manusia menjadi dapat dengan mudah menular dari unggas ke manusia. Oleh
karena itu peneliti sekarang sedang giat-giatnya mencoba memahami sifat virus ini dan
berusaha melakukan rekayasa genetika dengan memasukkan 2 asam amino virus flu spanyol
H1N1 ke dalam hemaglutinin H5N1 sehingga nantinya virus H5N1 tidak menjadi pandemik
yang membahayakan manusia seperti yang terjadi pada wabah tahun 1918.5,6
Virus H5N1
Untuk menginfeksi badan, virus akan mencari jalan masuk kedalam sel dan
menghasilkan salinan dirinya yang kemudian dilepaskan untuk menginfeksi sel-sel yang lain.
Sebuah virus dapat masuk kedalam sel, dengan menempel padanya. Pada virus flu burung
yaitu H5N1, hemaglutinin bagian H dari nama itu, yang melakukan tugas ini. Setelah berada

10

di dalam, virus itu, mengambil alih sel, memaksa sel untuk membuat salinan protein dari
virus itu bukannya yang diperlukan oleh sel. Virus dapat membuat sel 100.000 - 1.000.000
salinan dari dirinya dalam waktu 10 jam. Walaupun demikian, virus ini tidak memeriksa
salinan yang dibuatnya dan banyak yang cacat (mutasi). Sebenarnya sampai dengan 99%
salinan mungkin demikian buruk, sehingga tidaak daapat menginfeksi sel lain, namun dengan
keadaan seperti itu, masih ada sampai dengan 10.000 salinan yang dapat hidup terus dari
setiap sel yang terinfeksi. Ini adalah bagian dari cara virus menyerang untuk membuat salinan
yang cacat begitulah cara virus mengalami mutasi untuk menghasilkan galur berbeda yang
tidak dikenali oleh system kekebalan tubuh. 5,6
Akhirnya salinan virus hanya memecahkan sel untuk menginfeksi lebih banyak sel
lagi. Ini adalah tugas dari Neuraminidase (N dari nama itu). Ketika virus flu memecahkan
sebuah sel, sel inang itu hancur. Sel yang mati dilepaskan dalam paru-paru menyebabkan
paru-paru menjadi kehilangan sel yang diperlukan untuk memindahkan oksigen kedalam
darah dan menyebumbatnya dengan materi mati yang menyebabkan sesak nafas dan batuk.
Cara Penularan Virus H5N1
Dengan mengetahui secara detail tentang penularan penyakit flu burung, kita akan
bisa mengetahui cara-cara untuk menghindarinya dengan tepat, tanpa membuat aksi yang
berlebihan. Berikut ini cara-cara penularan flu yang disebabkan oleh virus H5N1 ini.5,6
Secara garis besar, kita pasti mengetahui bahwa kontak langsung dengan
sumber penyakit akan membuat kita terjangkit.
Media lain untuk menularkan penyakit flu burung ini adalah lingkungan
sekitar.
Penularan flu burung juga dapat terjadi dengan perantara manusia.
Cara lain penularan flu burung adalah melewati produk dari ternak unggas.

11

Kesimpulan
Pewarisan sifat yang terjadi pada manusia itu dikarenakan manusia melengkapi keturunannya
dengan informasi yang terkode dalam gen. Sayangnya, mutasi gen dapat mengakibatkan
kelainan pada pewarisan sifat manusia, kesalahan apapun yang terjadi selama replikasi gen
didalam molekul DNA baik yang berupa insersi, delesi, maupun substitusi pada satu atau
lebih basa dapat menyebabkan timbulnya mutasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Stansfield W, Cano R, Colome J. Biologi molekuler dan Sel. Jakarta: Penerbit
Erlangga;2006.Hal 59.
2. Asmarinah. Mutasi genetik dan reparasi DNA. Jakarta: Fakultas Kedokteran
3.

Universitas Indonesia; 2012.


Brooker RJ. Genetics: analysis & principles. Ed 4. New York: McGraw-

HillCompanies, Inc; 2012.


4. Diunduh http://desybio.wordpress.com/tag/1-transkripsi/. Sabtu 23 Januari 2016
5. Harrison. 2009. Manual Kedokteran, Jilid Satu. Kharisma Publishing Group.
Tangerang, Indonesia.
6. Lyndon Saputra. 2008. Flu Burung. Kharisma Publishing Group. Tangerang,

Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai