Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu
sumbangan
nyata
ilmu
kimia
kepada
ilmu
antimikroba
dan
analisis
(proses
kualitatif,kuantitatif
dan
analisis)
informasi
untuk
suatu
memperoleh
senyawa
obat
mengidentifikasi
aspek
pada
dan
dengan
beberapa
metode,
seperti
pemeriksaan
NURASMA
ANTIBIOTIK
Dengan
dilakukan
reaksi
pendahuluan
dan
reaksi
spesifik
NURASMA
ANTIBIOTIK
identifikasi elemen, spesies, dan atau senyawa-senyawa yang ada di
dalam sampel (Gandjar, 2007).
Meskipun istilah-istilah, antibacterial, antimikroba, antibiotic
sering ditukar-tukar pemakaiannya, tetapi sebenarnya memiliki arti
yang berbeda-beda. Obat-obat antibakterial dan antimikroba adalah
substansi yang menghambat pertumbuhan atau membunuh bacteria
atau mikroorganisme lain (organism mikroskopik termasuk bacteria,
virus, jamur, protozoa dan riketsia. Untuk praktisnya, istilah-istilah ini
akan dipakai bergantian. Beberapa obat, termasuk agen-agen
antiinfeksi dan kemoterapi, mempunyai kerja serupa dengan agenagen antibacterial dan antimikroba (Joyce, 2001).
Antibiotik adalah senyawa organic yang dihasilkan oleh
berbagai spesies mikroorganisme dan bersifat toksik terhadap spesies
mikroorganisme lain. Sifat toksik senyawa-senyawa yang terbentuk
mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri (efek
bakteriostatik) bahkan ada yang langsung membunuh bakteri (efek
bakterisid) yang kontak dengan antibiotik tersebut (Sumardjo,2008).
Struktur kimia antibiotik yang diketahui telah banyak, dengan
perkecualian yang termasuk antibiotik polipeptida. Strukturnya ada
yang kompleks dan ada yang sederhana. Banyak struktur sederhana
telah dapat dibuat secara sintesis. Secara semisintetik, turunan
antibiotik yang mempunyai struktur kimia kompleks juga telh banyak
diperoleh (Sumardjo, 2008).
Antibiotik khusus didapat dari macam cendawan dan bacteria
tertentu dan dan beberapa tumbuhan tingkat tinggi. Ada bebrapa yang
dibuat secara sintesis. Penisilin (1982) dipisahkan oleh Sir Alexander
Fleming dari lumut penicillium notatum (Pringgodigdo, 2003).
Lazimnya antibiotik dibuat secara mikrobiologi, yaitu fungi
dibiakkan dalam tangki-tangki besar bersama zat-zat gizi kusus
oksigen atau udara steril disalurkan kedalam cairan pembiakan guna
mempercepat
pertumbuhan
fungi
dan
meningkatkan
produksi
NURASMA
ANTIBIOTIK
antibiotikumnya. Setelah diisolasi dari cairan kultur, antibiotikum
dimurnikan dan aktivitasnya ditentukan (Hoan, 2007).
Aktivitas atau potensi antibiotik dapat ditunjukkan pada kondisi
yang sesuai dengan efek daya hambat terhadap mikroorganisme.
Suatu penurunan aktivitas antimikroba juga dapat menunjukkan
perubahan kecil yang tidak dapat ditunjukkan oleh metode kimia
sehingga
pengujian
secara
mikrobiologi
atau
biologi biasanya
tanaman
hasil
bumi,
juga
untuk
pengawetan
makanan
(Pringgodigdo, 2003).
NURASMA
ANTIBIOTIK
Antibiotic dibagi menjadi dua kelompok, yaitu berspektrum
sempit,
umpamanya
benzyl
penisilin
dan
streptomisin,
dan
berspektrum
luas
cenderung
menimbulkan
superinfeksi oleh kuman atau jamur yang resisten. Dilain pihak pada
septicemia yang penyebabnya belum diketahui diperlukan antimikroba
yang berspektrum luas sementara menunggu hasil pemeriksaan
biologik (Ganiswara, 2012).
Penggunaan antibiotika di Indonesia yang cukup dominan
adalah turunan tetrasiklin, penisilin, kloramfenikol, eritromisin dan
streptomisin. Seperti juga dinegara lain, pola penggunaan antibiotika
tersebut telah mencapai tingkat yang telah berlebihan dab banyak
diantaranya digunakan secara tidak tepat. Perkembangan resistensi
kuman terhadap antibiotika sangat dipengaruhi oleh intenbsitas
pemaparan
antibiotika
di
suatu
wilayah,
tidak
terkendalinya
negeri
menemukan
bahwa
antibiotika
betalaktam
masih
Kegunaan
: Sebagai pelarut
NURASMA
ANTIBIOTIK
b. Asam Sulfat (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi
: Acidum sulfuricum
Nama lain
: Asam sulfat
Rumus molekul
: H2SO4
Rumus bangun
O
H - O-S - O H
O
Berat molekul
: 98,07
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai katalisator
ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain
Asam klorida
Rumus Molekul
HCl
Rumus struktur
Berat Molekul
Pemerian
berwarna,
berasap, bau
36,46
merangsang. Jika
diencerkan dengan 2 bagian air,
asap dan bau hilang.
Penyimpanan
Kegunaan
Zat tambahan
FERRI CHLORIDUM
Nama Lain
NURASMA
ANTIBIOTIK
Rumus Molekul
FeCl3
Rumus struktur
Berat Molekul
: 162,2
Pemerian
OHPenyimpanan
: Cloramphenicolum
Nama lain
RM/BM
C
H NHCOCHCl2
CH2OH
Rumus Struktur
Pemerian
: C11H12C12N2O5 / 323,13
:
: Hablur
harus
berbentuk
jarum
atau
Indikasi
: Antibiotikum
Farmakokinetik
: Setelah
Pemberian
oral,
Kloramfenikol
NURASMA
O
OH
CO
ANTIBIOTIK
CH3
O
OH
OH
C2HS
darah tercapai dalam 2 jam untuk anakanak biasanya di berikan bentuk ester
CH3
f. OH3
Eritromisin (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi
: Erytrommicinum
Sinonim
: Eritromisina
RM/BM
: C37H67Cl3N / 733, 95
C
Rumus bangun
(CH3)N
Pemerian
: Serbuk
untuk
hablur,
putih
agak
Farmakoktinetik
CH3
NURASMA
ANTIBIOTIK
OH
: Antibiotikum
warna
kuning hijjau
2 ml larutan zat + 5 tetes Cu(NO3)2 amoniakal dibiarkan 5 menit
Hijau kuning tua
2ml larutan zat + 1 tetes NaOH 10 % dinetralkan dengan HCl +
1 tetes FeCl3 10 %
ungu
2 ml larutan zat + 5 tetes pereaksi weber
CH3
muda
Baunya spesifik
2. Streptomisin
2 ml larutan zat + 2 ml H2SO4 dikocok
jingga/merah
CH3
kuning, + resorcin
padat
kuning hijau
2 ml larutan zat + 5 tetes Cu(NO3)2 amoniakal dibiarkan 5 menit
Kuning muda
2 ml larutan zat
1 tetes NaOH 1 % dinetralkan dengan HCl
+ 1 tetes FeCl3 10 %
ungu
2 ml larutan zat + pereaksi webwer 5 tetes
muda
2 ml larutan zat + 1 tetes NaOH 40 % dipanaskan, dikocok
jingga/merah
dengan piridin
lapisan merah
3. Kloramfenikol
2 ml larutan zat + 2 ml H2SO4 dikocok + difenilalanin dalam
alcohol 1 %
biru
2 ml larutan zat + 5 tetes Cu(NO3)2 amoniakal dibiarkan 5 menit
Abu-abu coklat
Lar. Diasamkan dengan HCl + serbuk Zn
dizotasi dengan
CH2 CH3
2 tetes NaNO2 10 % dikocok, kelebihan
nitrit dihilangkan dengan
NURASMA
ANTIBIOTIK
dengan piridin
lap.piridin merah, lap.air kuning
2 ml larutan zat + 10 tetes HNO3, dikocok
hijau sitrum
6. Oxytetrasiklin (Terramysin)
2 ml larutan zat + 10 tetes H2SO4 dikocok
kuning sitrum
2 ml larutan zat + 5 tetes Cu(NO3)2 amoniakal
hijau olif
coklat
2 ml larutan zat + 1 tetes NaOH 40 % dipanaskan, dikocok
dengan piridin
lap. Piridin kuning, lap. Air kuning
2 ml larutan zat + 10 tetes HNO3, dikocok
jingga
2 ml larutan zat + 2 FeCl3 10 % dalam alcohol
coklat
coklat merah
NURASMA
ANTIBIOTIK
Uji organoleptik
1. Diamati bau, warna dan bentuk dari sampel SP
b. Uji warna
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dimasukkan sedikit sampel SP kedalam tabung reaksi
3. Ditambahkan H2SO4 P dilihat perubahan warna yang terjadi
pada sampel SP
c. Uji pendahuluan
1. Penisilin
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dimasukkan sampel B13 kedalam tabung reaksi
3. Lalu ditambahkan H2SO4 P
4. Ditambahkan resorcin
5. Dipanaskan
6. Amati perubahan warna
2. Penisilin
1.
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.
Dimasukkan sampel B13 kedalam tabung reaksi
3.
Ditambahkan dengan 2 ml H2SO4 dikocok
4.
Ditambahkan dengan resorcin padat
5.
Amati perubahan warna yang terjadi
NURASMA
ANTIBIOTIK
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Uji organoleptik
-
Warna
Bau
Bentuk
: putih
: spesifik
: serbuk halus
Uji warna
Sampel SP + H2SO4 P
tidak berwarna
Uji pendahuluan
Sampel SP + H2SO4 + resorcin, kemudian dipanaskan
Sampel SP + 2 ml H2SO4 dikocok + resorcin padat
bening
putih
terhadap sampel.
NURASMA
ANTIBIOTIK
Untuk mengidentifikasi suatu senyawa pada saat praktikum
dilakukan beberapa pengujian. Pertama, uji organoleptik meliputi bau,
warna dan bentuk. Sampel SP berwana putih, berbau khas dan
berbentuk serbuk halus. Setelah itu dilakukan uji warna, sampel SP
ditambahkan dengan H2SO4 P didapatkan hasil sampel tidak
berwarna. Kemudian dilakukan reaksi pendahuluan,sampel SP +
H2SO4 lalu ditambahkan dengan resorcin, kemudian dipanaskan
menghasilkan warna bening. Dilakukan uji endahuluan dengan
pereaksi lain, sampel B13 + 2 ml H2SO4 dikocok + resorcin padat
menghasilkan warna putih.
Jadi, dapat disimpulkan sampel kode SP senyawa obat antibiotik
golongan penisilin.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
NURASMA
ANTIBIOTIK
Setelah dilakukan praktikum dapat disimpulkan pada percobaan
analisis dengan melakukan uji organoleptik, uji warna dan uji
pendahuluan, sampel SP merupakan penisilin.
5.2 Saran
Saran saya diharapkan kepada praktikan untuk berhati-hati saat
praktikum berlangsung agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
NURASMA
ANTIBIOTIK
Anonim., 2015, Penuntun Praktikum Analisis Farmasi, Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
Dirjen POM., 1979, Farmakope Indonesia Edisi III ,Depkes RI, Jakarta
Ganiswara., 2012, Farmakologi dan
Universitas Indonesia, Jakarta
Terapi,
Fakultas
Kedokteran
NURASMA