KELAS :
X-2
BAYAN AT-TAQRIR
Bayan at-taqrir disebut juga bayan at-takid dan bayan al-isbat. Yang dimaksud
dengan bayan ialah menetapkan dan meperkuat apa yang telah diterngkan dalam AlQuran. Fungsi Al-hadis dalam hal ini hanya memperkokoh isi kandungan Al-Quran.
Sebagai contoh adalah hadist yang diriwayatkan Muslim dari ibnu Umar, sebagai
berikut :
Artinya: Apabila kalian melihat ruyah bulan, maka berpuasalah, juga apabila melihat
(ruyah) itu maka berbukalah.
Hadis ini men-taqrir ayat Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 185:
Artinya: maka barang siapa yang mempersaksikan pada waktu itu bulan, hendaknya
ia berpuasa.
2.
BAYAN AT-TAFSIR
Yang dimaksud bayan at-tafsir memberikan perincian dan penafsiran terhadap
ayat-ayat Al-Quran yang masih mujmal, memberikan taqyid (persyaratan) terhadap
ayat-ayat Al-Quran yang masih mutlaq, dan memberikan taksis (penentuan khusus)
terhadap ayat-ayat Al-Quran yang masih umum. Contoh ayat-ayat Al-Quran yang masih
mujmal adalah perintah mngerjakan shalat, puasa, zakat, disyariatkan jual-beli,
pernikahan, qiyas, hudud, dan sebagainya. Ayat-ayat Al-Quran tentang masalah
tersebut masih bersifat mujmal, baik mengenai cara mengerjakan, sebab-sebabnya,
syarat-syarat, ataupun halangan-halangannya. Oleh karena itulah, Rasulullah SAW
melalui hadisnya menafsirkan dan menjelaskan seperti disebutkan dalam hadis riwayat
Bukhari dan Muslim yang berbunyi:
Artinya: Salatlah sebagaiman engkau melihat salatku
Hadis ini menerangkan tata cara menjalankan salat, sebagaimana firman Allah
SWT. Dalam surah Al-Baqarah ayat 43:
Artinya: Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukulah beserta orang-orang
yang ruku .
3.
BAYAN AT-TASYRI
Yang dimaksud dengan bayan at tasyri adalah mewujudkan suatu hukum atau
ajaran-ajaran yang tidak didapati dalam Al-Quran. Bayan ini disebut juga bayan zaid
ala Al-Kitab Al-Karim. Hadis Rasulullah SAW. dalam segala bentuknya (baik yang qauli,
fiil maupun taqriri) berusaha menunjukkan suatu kepastian hukum terhadap berbagai
persoalan yang tidak terdapat dalam Al-Quran. Beliau berusaha menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh para sahabat atau yang tidak diketahuinya, dengan
memberikan bimbingan dan menjelaskan persoalannya.
Banyak hadis Rasulullah Saw. yang termasuk dalam kelompok ini, diantaranya
adalah hadis tentang penetapan haramnya mengumpulkan dua wanita bersaudara
(antara istri dengan bibinya), hukum merajam pezina wanita yang masih perawan, dan
hukum tentang hak waris seorang anak.
Suatu contoh hadis tentang zakat fitrah sebagai berikut:
Artinya: Rasulullah SAW. telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat islam
pada bulan ramadan satu sukat (sha) kurma atau gandum untuk setiap orang, baik
merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan. (QS An-Nisa :11)
Hadis yang termasuk bayan tasyri ini, wajib diamalkan sebagai mana halnya
dengan hadis-hadis lainnya. Ibnu Al-Qayyum berkata bahwa hadis-hadis Rasulullah
SAW yang berupa tambahan terhadap Al-Quran, harus ditaati dan tidak boleh menolak
atau mengingkarinya. Ini bukanlah sikap (Rasulullah SAW) mendahului Al-Quran,
melainkan semata-mata karena perintah-Nya.
B. KEDUDUKAN
DAN FUNGSI
HADITS
TERHADAP AL-QURAN
Al-Qur'an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan Allah. Kitab al-Qur'an
adalah
sebagai
penyempurna
dari
kitab-kitab Allah
yang
pernah
diturunkan
Hadits sesuai dengan al-Qur`an dari berbagai segi, sehingga datang al-Qur`an
dan hadits
pada satu
menguatkan).
2.
Hadits
sebagai
penjelas
maksud
al-Qur`an
dan
penafsirnya.
3.
Hadits menentukan satu hukum wajib atau haran pada sesuatu yang al-Qur`an
diamkan.
As-Sunnah tidak akan keluar dari tiga kategori ini, sehingga As-Sunnah tidak akan
menentang al-Qur`an sama sekali. ('Ilam Muwaqi'in: 307, Maktabah Syamilah).
Syeikh al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin al-Albani juga berpendapat bahwa
Rasulullah Saw befungsi untuk menjelaskan al-Qur'an. Beliau memandang bahwa
penjelasan yang tertera dalam ayat al-Qur'an mencakup dua jenis penjelasan ;
1.
Penjelasan lafadz dan susunannya. Seperti firman Allah dalam surat Al-Maidah:67,
"Hai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu"
Hal ini diperkuat dengan hadits yang bersumber dari 'Aisyah ra, "Siapa yang
menceritakan kepada kalian bahwa Muhammad menyembunyikan sesuatu yang
diperintahkan untuk disampaikan maka telah berdusta besar terhadap Allah. Kemudian
beliau membaca
2.
ayat
tersebut."(HR.BukhoriMuslim).
Penjelasan pengertian lafadz atau kalimat atau ayat yang umat butuh
penjelasannya. Terbanyak terjadi pada ayat-ayat yang mujmalah (samar) atau umum
atau mutlaq, lalu datanglah hadits menjelaskan yang mujmal, mengkhususkan yang
umum dan mentaqyid yang muthlaq. Hal itu dijelaskan dengan perkataan, perbuatan
dan
persetujuan beliau.
adalah
orang-orang
yang
mendapat
petunjuk."
(Al
An'am
82)
Para sahabat telah memahami firman Allah di atas sesuai keumumannya yang
mencakup seluruh kezholiman baik yang besar ataupun yang kecil. Oleh karena itu
mereka
bertanya
tentang
ayat
tersebut
dengan
menyatakan;
kalian
mendengar
perkataan
Luqman:
Sesungguhnya
syirik
adalah
kezholiman yang besar." (QS Luqman: 13).(HR Bukhori Muslim dan lainnya).
Masih banyak lagi contoh yang beliau kemukakan dalam tulisannya tersebut terkait
dengan ayat-ayat yang membutuhkan penjelasan dari sunnah Rasulullah Saw.
Syaikh 'Imad Sayyid Muhammad Ismail Asy Syarbini mengatakan bahwa hubungan
antara al-Qur'an dengan As-Sunnah adalah dalam hal penjelasan. Hal ini bias
disimpulkan kepada
1.
Menguatkan
tiga
hukum
hal
yang ditetapkan
al-Qur`an.
"Begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang
berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras."
Ayat ini diperkuat dengan hadits riwayat Abu Musa yang maknanya hampir sama.
Rasulullah Saw bersabda:
Sesungguhnya Allah Ta'ala akan menangguhkan siksaannya bagi orang yang berbuat
zhalim,
apabila
Allah
telah
menghukumnya
maka
dia
tidak
akan
pernah
membatasi yang mutlak, mengkhususkan yang umum dan menjelaskan yang musykil.
a.
"Maka dirikanlah shalat itu sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman."
Ayat ini hanya berisi tentang perintah sholat tapi tidak menjelaskan bagaimana
pelaksanaannya, jumlah rakaatnya, syarat dan rukun, serta sebagainya sampai ada
penjelasan terperinci dari Rasulullah Saw melalui sabdanya ;
"Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihataku sholat." (H.R Bukhori)
b.
Contoh seperti ayat yang berkenaan potong tangan dalam surat Al-Maidah : 38
"Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya"
Ayat ini dibatasi oleh hadits bahwa yang dipotong hanya sampai pada
pergelangan tangan. Hadits ini bisa dilihat dalam kitab Sunan Al-Kubro Imam Baihaqi.
c.
setelah mendengar keterangan dari Nabi Saw. Bahkan ini pernah terjadi pada 'Aisyah
ra terkait dengan kata
dalam
(Barangsiapa yang diberikan kitabnya sebelah kanan, maka ia akan mendapat hisab
yang mudah), Rasulullah bersabda: Yang dimaksud ayat itu adalah amal yang
diperlihatkan, dan tidaklah seseorang hisabnya diperdebatkan, melainkan ia akan
dihisab." (H.R Bukhori) .
3.
Menetapkan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh al-Qur`an. Karena dalam al-
Qur'an terdapat ayat-ayat yang memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk taat
secara mutlak kepada apa yang diperintahkan dan dilarang Rasulullah Saw, serta
mengancam orang yang menyelisinya.
Hukum yang merupakan produk hadits/sunnah yang tidak ditunjukan oleh alQur'an banyak sekali. Seperti larangan memadu perempuan dengan bibinya dari pihak
ibu, haram memakan burung yang berkuku tajam, haram memakai cincin emas, dan
kain sutra bagi laki-laki dan lain sebagainya.Wallahu a'lam.
C. PENERAPAN FUNGSI HADITS TERHADAP AL-QURAN
Fungsi hadist sebagai pengaya terhadap khasanah hukum islam. Peran hadist terhadap
Al-Qur'an ialah sebagai bayan , ta'kid , dan bayan tafsir, mengingat sangat besar fungsi
hadist maka umat islam dapat mengaplikasikan fungsinya dalam pengambilan hukum
selain dari Al-Qur'an.Berikut ini sebagai contoh penerapak fungsi hadist terhadap alQur'an :
1. Menafsirkan ayat-ayat yang bersifat global
Dalam Al-Qur'an masih terdapat ayat-ayat yang masih bersifat ijmal (global).
Diantaranya mengenai fiqih ibadah, contohnya tentang kewajiban sholat, puasa dan
zakat. Banyak keterangan tentang teknis pelaksanaan fiqih ibadah yang tersurat dalam
Al-Qur'an masih global. maka diperoleh sunber lain dari hadist sebagai perinci
(penjelas).
2. Mencari sumber hukum dari hadist yang tidak yang tidak dijelaskan dalam Al-Quran
Adakalanya sumber suatu hukum tidak ada dalam Al-Qur'an, seseorang dapat
mencari sumber hukumnya dalam hadist. dalam hal ini Al-Qur'an sebagai konfirmasi
dan hadist sebagai perinci.
3. Mengkaji ayat-ayat tentang ibadah
perintah ibadah yang ada dalam Al-Qur'an masih banyak yang bersifat umum. Oleh
karena itu, coba terapkan fungsi hadist terhadap Al-quran sebagai Al-bayan at-tafsir,
kemudian temukanlah hadist yang sama dengan pembahasan dalam hadist.