Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
Kerja sistem kerja engine diesel sangat dipengaruhi oleh sistem pendingin,
khususnya didalam dunia pertambangan dimana jam kerja engine digunakan secara
maksimum oleh operator untuk aktifitas kerjanya, disamping itu juga dipengaruhi
oleh cuaca dan kondisi area yang tidak menutup kemungkinan terjadi suatu masalah
pada alat-alat yang digunakan seperti engine diesel yang sering kali mengalami
masalah overheating. Pembakaran yang terjadi di dalam engine akan menghasilkan
panas. Panas dari hasil pembakaran ini di dalam ruang bakar dapat mencapai 3500F
atau 1927C. dan kurang lebih 1/3 bagian dari panas ini digunakan untuk
menggerakkan engine, 1/3 bagian hilang terbawa oleh gas buang yang keluar dari
engine dan 1/3 bagian lagi diserap oleh cooling system. Adapun prinsip kerja dari
sistem pendingin engine adalah mensirkulasikan cairan pendingin atau coolant ke
seluruh bagian engine untuk menyerap panas yang dihasilkan oleh pembakaran dan
gesekan dengan memanfaatkan perpindahan panas, Jika engine mengalami
overheating, maka kinerjanya pun akan terganggu dan akibatnya yaitu engine tersebut
akan low power, usia engine akan lebih pendek, engine akan mudah rusak dan
konsumsi bahan bakar akan lebih banyak atau boros. Hasilnya akan membuat
kerugian pada pihak pemilik kendaraan atau unit itu sendiri.
System pendingin berfungsi untuk menjaga supaya temperature mesin dalam
kondisi yang ideal. Mesin pembakaran dalam maupun luar melakukan proses
pembakaran untuk menghasilkan energi dan dengan mekanisme mesin diubah
menjadi tenaga gerak. Mesin bukan instrumen dengan efisiensi sempurna, panas hasil
pembakaran tidak semuanya terkonversi menjadi energi, sebagian terbuang melalui
saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh material disekitar ruang bakar. Mesin
dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan untuk konversi panas hasil pembakaran
menjadi energi yang diubah menjadi gerakan mekanis, dengan hanya sebagian proses
pembakaran yang berlangsung terus menerus di dalam engine dapat mengakibatkan
mesin mengalami temperature yang sangat tinggi. Temperature sangat tinggi akan
mengakibatkan desain mesin menjadi tidak ekonomis, sebagian besar mesin juga

berada di lingkungan yang tidak terlalu jauh dengan manusia sehingga menurunkan
faktor keamanan. Temperature yang sangat rendah juga tidak terlalu menguntungkan
dalam proses kerja mesin. Sistem pendingin digunakan agar temperature mesin
terjaga pada batas temperature kerja yang ideal. Prinsip pendingin adalah melepaskan
panas mesin ke udara, tipe langsung dilepaskan ke udara disebut pendinginan udara
atau air cooling, tipe dengan menggunakan fluida sebagai perantara disebut pendingin
air.
Perkembangan proses industri di Indonesia terus mengalami peningkatan
khususnya pada industri kimia. Oleh karena itu, peningkatan bahan baku pun semakin
tinggi dan indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Satu-satua nya jalan
keluar yang terbaik untuk memenuhi permintaan itu yaitu dengan mengimport bahan
baku dari luar negeri. Etilen Glikol, 1,2 etanediol (HOCH2CH2OH) dengan Mr
62,07, biasa disebut glikol adalah senyawa diol yang sederhana. Senyawa ini pertama
ditemukan oleh Wurtz pada tahun 1859, dengan perlakuan (reaksi) dari 1,2
dibromoetan dengan perak asetat menghasilkan etilen glikol diasetat, dimana
kemudian dihidrolisis menjadi etilen glikol. Etilen glikol pertama digunakan di
industri selama Perang Dunia I sebagai produk antara pada pembuatan bahan peledak
(Etilen Glikol Dinitrat), tetapi kemudian dikembangkan menjadi produk utama suatu
industri. Secara luas, kapasitas produksi etilen glikol melalui proses hidrolisis dari
Etilen Oksida diperkirakan mencapai 7x106 ton/tahun. Etilen glikol adalah salah satu
bahan kimia yang jumlahnya belum mencukupi kebutuhan industri di Indonesia.
Etilen glikol sebagian besar digunakan sebagai bahan baku industri poliester yang
merupakan bahan baku industri tekstil dan plastik. Selain itu kegunaan etilen glikol
lainnya adalah sebagai bahan baku tambahan pada pembuatan cat, cairan rem, solven,
alkyl resin, tinta cetak, tinta ballpoint, foam stabilizer, kosmetik, dan bahan anti beku.
Produksi etilen glikol biasanya dilakukan dengan hidrolisis langsung etilen oksida,
tetapi banyak kekurangan dalam proses ini salah satunya konversi etilen glikol
rendah. Oleh karena itu, untuk menghasilkan etilen glikol maksimal dilakukan
produksi etilen glikol dari etilen oksida dengan proses karbonasi. Proses produksi ini

terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap awal, tahap karbonasi, tahap hidrolisis.
Konsumsi etilen glikol meningkat dari tahun ke tahun, ratarata sebesar 12,98% per
tahun(CIC No.325, September 2001).

Anda mungkin juga menyukai