LANDASAN TEORI
3.1.
Evaluasi
Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan
efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai
analisis situasi program berikutnya.
3.2.
Neraca Massa
Neraca massa mempunyai arti yang sangat penting dalam industri kimia
karena merupakan salah satu dasar penting dalam perhitungan satuan operasi
dan satuan proses. Semua perhitungan didasari oleh hukum kekekalan massa.
Dalam neraca massa, dihitung massa yang keluar dan massa yang masuk
selama operasi.
Massa masuk Akumulasi Massa keluar
Massa masuk = Massa keluar + Massa Akumulasi
3.3.
Neraca Panas
Neraca panas merupakan perhitungan panas yang masuk dan yang
menghasilkan dalam suatu proses dengan panas yang dibawa keluar dan yang
dipakai.
Panas masuk Akumulasi Panas keluar
Panas masuk = Panas keluar + Panas Akumulasi
3.4.
Raw Mill
Vertical Raw Mill. Alat ini adalah tempat pengeringan dan penghalusan
material dari bahan baku menjadi bahan mentah. Material hasil pengolahan di
raw mill ini disebut raw meal. Dan raw meal ini adalah umpan kiln (kiln
feed).
Spesifikasi alat :
General
Manufacture
Loesche Gmbh
Type
LM 50,4
Capacity
360 ton/hour
Feed to Mill
Material
Raw Meal
Size (Maximun)
120 mm
Temperatur
25 OC
Diameter table
5m
Jumlah roller
4
Jenis classifier
LCS 85 dengan 47 rpm
Performance
Product
finenees, Residu on 90 microns = 12%
Temperature
90 OC
Moistur (surface)
0,8 % by wt
Power Comsumtion mill only
8,5 KWh/ton
Power Total
19 KWh / ton
Mill Motor
Installed power
3.100 Kw
Speed
480 rpm
Cara kerjanya :
Ke empat komponen material LS, CL, IS, SS dengan proporsi tertentu / di
tentukan oleh laboratorium masuk kedalam mill yang sudah di siapkan
terlebih dahulu, misalnya sudah heating up, transport pendukung nya sudah
operasi dll. Mill feed masuk mill melewati feed gate dimana feed gate ini
berfungsi sebagai shut off dari udara luar agar tidak masuk ke dalam mill
selama beroperasi. Feed gate terdiri dari 6 buah flap gate yang bekerja secara
outomatic dicontrol oleh hydroulic system, membuka dan menutup secara
bergantian. Material yang masuk mill menuju centre table dan bergerak
menuju arah luar dari centre table yang di sebabkan oleh adanya gaya
centripugal dari putaran table. Pada saat inilah material digiling oleh empat
buah roller mill sambili mengalami pemanasan oleh gas panas yang di alirkan
secara terus menerus selama mill ber operasi. Gas panas ini di ambil dari gas
sisa pembakaran dan atau di bangkitkan tersendiri dengan heat generator.
Heat generator di operasikan pada awal operasi dulu ketika belum ada raw
36
meal sama sekali. Artinya untuk operasi kiln belum dapat dilakukan. Pada
saat inilah raw mill dioperasikan dengan menggunakan gas panas dari heat
generator. Selanjutnya heat generator tdk di fungsikan lagi karena raw mill
hanya akan beroperasi setelah kiln operasi terlebih dahulu. Selama proses
penggilingan
tinggi
38
Gas Duct adalah ruangan yang sejajar dengan Ring Duct yang berada
di kiri kanan ruangan ring duct dan berfungsi tempat lewatnya gas
panas dari Kiln.
m. Hydraulic Cabinet HSLM ( HYDRAULIC ROLLER ) R1M08M1
DAN R1M08M2.
Hydraulic Cabinet HSLM adalah unit penyuplai untuk system Spring
Hydropnuematic roller pada mill .
Fungsi dari Spring Hydropneumatic adalah :
1. Menaikkan dan mengurangi tekanan operasi
2. Menaikkan dan mengurangi counter pressure
3. Menaikkan dan menurunkan roller - roller
n. Mill Gear Box Lubrication
Berfungsi sebagai system penyuplai oli untuk Gear Unit sebagai
pelumasan , baik sebagai system pelumasan low pressure maupun
sebagai system pelumasan high pressure .
o. Mill Roller Lubrikasi Hsms ( Lubrikasi Untuk Roller ) R1M06M1
DAN RIM06M2
Roller roller Loesche Mill dilumasi dengan perputaran oli untuk
pelumasan ini digunakan system pelumasan oli Hydraulic Cabinet
HSMS .
p. Main Drive ( R1M03M1 )
Main Drive berfungsi sebagai penggerak utama pada Vertical Mill .
q. Sealing Air Fan ( R1M11M1 )
Berfungsi untuk melindungi bearing bearing dalam roller .
3.5.
Teknik Perhitungan
39
40
41
5. Heat Loss
a. Heat Loss = Panas Masuk Panas Keluar
b. Efisiensi Pengeringan = Panas Evaporasi/panas input x 100%
c. Efisiensi Panas=Panas Output/Panas Input x 100%
42