Teknik perencanaan agregat adalah sebuah metodologi yang dibutuhkan oleh departemen
Perencanaan dan Pengendalian Produksi untuk membuat jadwal induk. Agregat berarti
penjadwalan dilakukan secara keseluruhan dari semua produk yang menggunakan
sumberdaya terbatas yang sama. Perencanaan agregat ditujukan agar mendapatkan utilisasi
maksimal sumberdaya manusia dan peralatan. Proses penetapan tingkat output/kapasitas
produksi secara keseluruhan guna memenuhi tingkat permintaan yang diperoleh dari
peramalan dan pesanan dengan tujuan meminimalkan total biaya produks
Berikut diberikan contoh untuk memberikan gambaran awal perencanaan agregat. Pabrik
kecil membuat beberapa model video player. Untuk menjadwalkan sebuah produk,
diperlukan data berapa pekerja yang dibutuhkan, kapasitas produksi, kelompok produk, dan
lainnya. Pada intinya, dibutuhkan sebuah jadwal yang dapat memenuhi demand yang
berfluktuasi dari waktu ke waktu. Sebagai gambaran, terdapat beberapa pilihan, misalnya
yang pertama adalah dengan memproduksi lebih banyak produk daripada demand pada waktu
demand rendah, dan bekerja sesuai standar pada waktu demand tinggi. Pendekatan ini
menghasilkan tingkat produksi yang relatif konstan tetapi memerlukan biaya penyimpanan.
Salah satu pilihannya adalah dengan mempekerjakan dan menghentikan karyawan tepat
sesuai dengan demand saat tersebut. Shift dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan
kebutuhan. Dengan pendekatan ini, biaya penyimpanan rendah, tetapi biaya karyawan
menjadi tinggi. Pendekatan lainnya adalah dengan menggunakan lembur. Tetapi ada
peraturan yang membatasi waktu lembur. Pilihan lainnya adalah melakukan subkontrak pada
saat demand tinggi dengan biaya lebih mahal daripada membuat sendiri. Seorang penjadwal
produksi dapat menggunakan kombinasi pendekatan ini untuk dapat membuat sebuah
perencanaan agregat yang baik
Kapasitas pabrik adalah 38 produk per hari. Setiap unit yang tidak dikirim dikenai biaya
penyimpanan $10 per bulan. Setiap unit back-order dikenai biaya $25 per bulan hingga unit
tersebut dikirimkan. Biaya produksi adalah $800 per unit pada waktu regular dan $1000
dengan menggunakan lembur. Tabel berikut menggambarkan satu perencanaan agregat yang
dapat digunakan untuk memenuhi demand yang telah diramalkan untuk produk tersebut.
Demand ramalan terlihat pada kolom 2, bervariasi dari 400 hingga 1500 unit per bulan.
Kolom 3 merupakan demand kumulatif bulanan. Jumlah hari produksi yang tersedia untuk
waktu reguler dan lembur terdapat pada kolom 4 dan 5. Kapasitas produksi bervariasi
bergantung kepada panjang bulan. Pada bulan Agustus, kapasitas rendah karena terdapat hari
libur. Satu perencanaan agregat yang mungkin diberikan pada kolom 6 dan 7.
Pada bulan Januari, untuk memproduksi 836 unit dibutuhkan waktu produksi reguler
sebanyak 38 unit per hari selama 22 hari. Pada bulan Oktober, November dan Desember,
jadwal memproduksi lebih sedikit dari waktu produksi regular, yang berimplikasi pada
penghentian beberapa orang karyawan pada bulan-bulan tersebut. Produksi kumulatif jadwal
produksi diberikan pada kolom 8. jika produksi kumulatif pada suatu bulan melebihi demand
kumulatif, kelebihan unit disimpan dan menghasilkan biaya penyimpanan. Jika demand
kumulatif melebihi produksi, maka demand yang tidak dapat terpenuhi tersebut harus di
back-order. Kolom 9 dan 10 memperlihatkan jumlah unit yang disimpan dan back order pada
setiap bulan. Lima kolom terakhir memberikan gambaran biaya, dalam ribuan dollar, yang
digunakan untuk mengevaluasi jadwal potensial ini. Kolom 11 adalah biaya produksi regular.
Untuk bulan Januari, biaya waktu regular adalah $668,800 yang dihasilkan dari 836 unit
dikalikan $800 per unit. Kolom 12 adalah biaya lembur. Kolom 13 adalah biaya penyimpanan
yang terjadi, yang sama dengan $10 untuk setiap unit yang disimpan. Kolom 14 memberikan
biaya back-order, yang sama dengan $25 dikalikan dengan unit yang harus di back-order.
Kolom terakhir memberikan biaya produksi total untuk setiap bulan. Total biaya untuk jadwal
ini adalah $7,814,270.
Jadwal dibuat dengan cara memetakan demand kumulatif sebagai garis terputus. Kapasitas
waktu regular ditambah dengan waktu lembur digambarkan sebagai garis tebal. Setiap jadwal
yang berada di bawah garis kapasitas ini feasible untuk dilaksanakan. Salah satu dari jadwal
feasible yang ada adalah garis bertitik, yang mewakili sebuah jadwal untuk memproduksi
pada kapasitas maksimum hingga bulan Agustus dan kemudian lebih rendah dari kapasitas
regular dan lebih rendah lagi selama bulan Desember.
Pertanyaan yang timbul: apakah ada jadwal lain yang memberikan biaya lebih rendah?
Apakah ada model lain yang menghasilkan solusi berbiaya minimum? Apakah ada
pendekatan heuristic yang sederhana yang mudah digunakan dan akan menghasilkan solusi
yang mendekati biaya minimum? Terdapat beberapa pendekatan. Misalnya pendekatan secara
grafis/tabel seperti yang ditunjukkan di atas. Menggunakan analisis empiris model yang
disederhanakan, yang kemudian dapat diselesaikan dengan teknik yang telah diketahui seperti
pemrograman linier. Menggunakan model yang lebih realistis dan lengkap yang diuji
menggunakan computer untuk mengevaluasi solusi alternatif yang sangat banyak.
Tidak ada jaminan bahwa yang terbaik yang ada dalam sampel merupakan solusi optimal.
Walaupun demikian, jika hasil mendekati optimal, pendekatan tersebut sangat mungkin dapat
berjalan dengan baik pada dunia nyata.
Manufaktur seperti GE, Yamaha, dsb menghadapi keputusan yang berat ketika berusaha
untuk menjadwalkan produk seperti alat pendingin, jet ski, dsb. di mana permintaan sangat
bergantung pada variasi musiman. Jika perusahaan meningkatkan output dan pada saat
tersebut musim panas lebih hangat daripada biasanya, maka mereka dapat meningkatkan
penjualan dan pangsa pasar. Bagaimanapun, jika musim panas agak dingin, maka bisa jadi
banyak produk mahal yang tertahan tidak terjual. Mengembangkan rencana yang dapat
memperkecil biaya yang berkaitan dengan peramalan adalah satu fungsi utama manajer
produksi.
B. Tujuan Perencanaan Agregat
Perencanaan agregat memperhatikan penentuan kuantitas dan waktu produksi pada jangka
menengah, biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan. Para manajer produksi berusaha
untuk menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diramalkan dengan
menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur,
tingkat subkontrak, dan variabel lain yang dapat dikendalikan. Pada umumnya, tujuan
perencanaan agregat adalah memperkecil biaya pada perioda perencanaan. Bagaimanapun,
terdapat isu strategis lain yang mungkin lebih penting daripada biaya rendah. Strategi tersebut
mungkin untuk memperlancar tingkat ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, atau
memenuhi tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa
tujuan perecanaan agregate antara lain:
4. Setelah satuan unit ditetapkan maka factor konversi juga harus ditetapkan
5. Horizon perencanaan cukup panjang (5 tahun)
E. Proses Perencanaan Agregat
Peramalan permintaan menjawab permasalahan pada jangka pendek, menengah, dan
jangka panjang. Peramalan jangka panjang membantu para manajer berhadapan dengan isu
kapasitas dan strategis dan menjadi tanggung jawab manajemen puncak, sebagaimana
ditunjukkan pada gambar. Manajemen puncak merumuskan pertanyaan yang terkait dengan
kebijakan, seperti perluasan dan penempatan fasilitas, pengembangan produksi baru,
pembiayaan riset, dan investasi dalam perioda beberapa tahun. Perencanaan jangka menengah
dimulai setelah keputusan kapasitas jangka panjang dibuat. Perencanaan tersebut menjadi
pekerjaan seorang manajer produksi.
Penjadwalan keputusan mengatasi permasalahan dalam menyesuaikan produktivitas
terhadap permintaan yang berubah-ubah. Rencana tersebut harus konsisten dengan strategi
jangka panjang manajemen puncak dan bekerja dengan sumberdaya yang dialokasikan oleh
keputusan strategis sebelumnya. Perencanaan jangka menengah dapat dipenuhi dengan
membuat sebuah rencana produksi agregat.
Perencanaan jangka pendek dapat diperpanjang hingga satu tahun tetapi pada umumnya
kurang dari 3 bulan. Rencana tersebut adalah juga merupakan tanggung jawab karyawan
produksi, yang bekerja dengan para penyelia dan mandor untuk "menguraikan" perencanaan
jangka menengah menjadi jadwal mingguan, harian, dan jam-an. Taktik untuk berhadapan
dengan perencanaan jangka pendek meliputi pemuatan, pengurutan, percepatan, dan
pengiriman.
Pada gambar ditunjukkan horison waktu dan fitur untuk perencanaan jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang.
F. Sifat Alami Perencanaan Agregat
Sebagaimana tersirat pada istilah agregat, perencanaan agregat berarti mengkombinasikan
sumberdaya yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan. Dengan peramalan permintaan,
kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input yang saling
berhubungan, perencana harus memilih tingkat output untuk suatu fasilitas selama 3 hingga
18 bulan yang akan datang. Rencana tersebut dapat digunakan mungkin bagi perusahaan
manufaktur seperti GE, Whirpool, dan sebagainya.
Contoh perusahaan komputer yang masing-masing memproduksi model komputer mikro
yang berbeda. Mereka membuat (1) laptop (2) desktop (3) komputer notebook, dan (4) mesin
teknologi unggul dengan chip berkecepatan tinggi. Untuk setiap bulan pada tiga triwulan
yang akan datang, perencanaan agregat untuk "keluarga" komputer mikro mungkin memiliki
output berikut (dalam unit produksi):
Jan
Triwulan 1
Feb
Mar
Apr
Triwulan 2
Mei
Jun
Jul
Triwulan 3
Agt
Sep
Penanaman modal
Lokasi/perluasan fasilitas
Lain dari itu Manajer produksi juga bertugas dan bertanggung jawab layaknya para penyelia
dan mandor
Tugas dan tanggung jawab dari para penyelia, mandor antara lain dalah sebagai berikut:
Rencana jangka pendek (hingga 3 bulan)
Penugasan pekerjaan
Pemesanan
Penjadwalan kerja
Pengiriman
Lembur
Tanggung jawab
Perhatikan bahwa rencana produksi dalam agregat, tidak diuraikan per produk.
Demikian juga, sebuah rencana agregat untuk GM menunjukkan pada pabrik berapa banyak
mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil dua-pintu atau empat-pintu atau
berapa banyak mobil berwarna merah atau hijau. Hal tersebut menunjukkan pada Nucor Steel
berapa banyak ton baja yang akan diproduksi, tetapi tidak membedakan kelas bajanya.
Perencanaan agregat menjadi bagian dari suatu sistem perencanaan produksi yang lebih
besar. Oleh karena itu sangat bermanfaat untuk dapat memahami hubungan antara rencana
dan beberapa faktor internal dan eksternal. Manajer produksi tidak hanya menerima input
dari peramalan permintaan bagian pemasaran, tetapi harus pula berhadapan dengan data
keuangan, personil, kapasitas, dan ketersediaan bahan baku, sebagaimana ditunjukkan pada
gambar. Di dalam sebuah lingkungan manufaktur, proses untuk menguraikan rencana agregat
secara lebih terinci disebut disagregasi. Disagregasi menghasilkan sebuah master production
schedule, yang menyediakan input bagi sistem perencanaan kebutuhan material (MRP).
Master production schedule menangani pembelian atau memproduksi komponen yang
diperlukan untuk membuat produk akhir. Jadwal rencana kerja yang terinci bagi orang-orang
dan penjadwalan prioritas bagi produk menghasilkan tahap akhir sistem perencanaan
produksi
*****