Anda di halaman 1dari 3

Proses Sintesis H2SO4 dengan Metode Kamar Timbal

Sekar Utami (13/348280/TK/40862)

Proses bilik timbal adalah proses pembuatan asam sulfat ( H2SO4). Langkahlangkahnya adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram alir proses Kamar timbal.


1. Belerang dibakar dengan udara membentuk belerang dioksida.
Tahap yang paling penting adalah reaksi ke.2 Pada proses kontak, digunakan suhu sekitar 500
derajat celcius. dan katalis V2O5. Pada reaksi ke2, tekanan yang digunakan adalah tekanan
normal, 1 atm.
S (s) + O2 (g) ----> SO2 (g)
2. Belerang dioksida kemudian dioksidasi lebih lanjut menjadi belerang trioksida.
2SO2 (g) + O2 (g) <----> 2SO3 (g)
3. Belerang trioksida dilarutkan kedalam asam sulfat pekat membentuk asam
pirosulfat.
H2SO4(aq) + SO3(g)---> H2S2O7 (l)
4. Asam pirosulfat direaksikan dengan air membentuk asam sulfat pekat.
H2S2O7 (l) + H2O (l) ---> H2SO4 (aq)
Kepekatan H2SO4 yang dihasilkan kira-kira 62,5 % dan dipekatkan lagi hingga 77,6
%.

Kegunaan Belerang
1. Untuk membuat asam sulfat
2. Untuk membuat gas SO2 yang biasa dipakai untuk mencuci bahan yang terbuat dari wool
dan sutera.
3. Pada industri ban , belerang untuk vulkanisasi karet yang berkaitan agar ban bertambah
ketegangannya serta kekuatannya.
4. Belerang juga digunakan pada industri obat-obatan, bahan peledak, dan industri korek api
yang menggunakan Sb2S3
Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, dan sebenarnya pula,
produksi asam sulfat suatu negara merupakan indikator yang baik terhadap kekuatan industri
negara tersebut. Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat
adalah dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk membuat pupuk
fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen. Pada metode ini, batuan fosfat digunakan dan
diproses lebih dari 100 juta ton setiap tahunnya.
Bahan-bahan baku yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini merupakan fluorapatit,
walaupun komposisinya dapat bervariasi. Bahan baku ini kemudian diberi 93% asam suflat
untuk menghasilkan kalsium sulfat, hidrogen fluorida (HF), dan asam fosfat. HF dipisahan
sebagai asam fluorida. Proses keseluruhannya dapat ditulis:
Ca5F(PO4)3 + 5 H2SO4 + 10 H2O 5 CaSO42 H2O + HF + 3 H3PO4
Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja untuk
menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri otomobil. Asam yang
telah digunakan sering kali didaur ulang dalam kilang regenerasi asam bekas (Spent Acid
Regeneration (SAR) plant).
Kilang ini membakar asam bekas dengan gas alam, gas kilang, bahan bakar minyak, ataupun
sumber bahan bakar lainnya. Proses pembakaran ini akan menghasilkan gas sulfur dioksida
(SO2) dan sulfur trioksida (SO3) yang kemudian digunakan untuk membuat asam sulfat yang
"baru".
Amonium sulfat, yang merupakan pupuk nitrogen yang penting, umumnya diproduksi
sebagai produk sampingan dari kilang pemroses kokas untuk produksi besi dan baja.
Mereaksikan amonia yang dihasilkan pada dekomposisi termal batu bara dengan asam sulfat
bekas mengijinkan amonia dikristalkan keluar sebagai garam (sering kali berwarna coklat
karena kontaminasi besi) dan dijual kepada industri agrokimia.
Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk pembuatan aluminium sulfat.
Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah kecil sabun pada serat pulp kertas untuk
menghasilkan aluminium karboksilat yang membantu mengentalkan serat pulp menjadi
permukaan kertas yang keras. Aluminium sulfat juga digunakan untuk membuat aluminium
hidroksida. Aluminium sulfat dibuat dengan mereaksikan bauksit dengan asam sulfat:
Al2O3 + 3 H2SO4 Al2(SO4)3 + 3 H2O

Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai contoh, asam sulfat
merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk mengubah sikloheksanonoksim
menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk membuat nilon. Ia juga digunakan untuk
membuat asam klorida dari garam melalui proses Mannheim. Banyak H2SO4 digunakan
dalam pengilangan minyak bumi, contohnya sebagai katalis untuk reaksi isobutana dengan
isobutilena yang menghasilkan isooktana.
Walaupun asam sulfat tidak mudah terbakar, kontak dengan logam dalam kasus tumpahan
asam dapat menyebabkan pelepasan gas hidrogen. Penyebaran aerosol asam dan gas sulfur
dioksida menambah bahaya kebakaran yang melibatkan asam sulfat.
Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Resiko utama asam sulfat
adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan luka bakar dan penghirupan aerosol asap.
Paparan dengan aerosol asam pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan iritasi mata, saluran
pernafasan, dan membran mukosa yang parah.
Iritasi akan mereda dengan cepat setelah paparan, walaupun terdapat risiko edema paru
apabila kerusakan jaringan lebih parah. Pada konsentrasi rendah, simtom-simtom akibat
paparan kronis aerosol asam sulfat yang paling umumnya dilaporkan adalah pengikisan gigi.
Indikasi kerusakan kronis saluran pernafasan masih belum jelas. Di Amerika Serikat, batasan
paparan yang diperbolehkan ditetapkan sebagai 1 mg/m. Terdapat pula laporan bahwa
penelanan asam sulfat menyebabkan defisiensi vitamin B12 dengan degenarasi gabungan sub
akut.

Daftar Pustaka
http://putrakalimas.blogspot.co.id/2010/10/proses-bilik-timbal.html , diakses pada
Senin 28 September 2015.
http://devisologi.blogspot.co.id/2014/03/pembuatan-asam-sulfat-menurut-proses.html
, diakses pada Senin 28 September 2015.
http://setyo225.blogspot.co.id/2013/02/pembuatan-asam-sulfat.html , diakses pada
Senin 28 September 2015.

Anda mungkin juga menyukai