PENDAHULUAN
13
1.2.RumusanMasalah
Berdasarkan pada latar belakang makalah ini, permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian diksi?
2. Apakah kegunaan diksi?
3. Ada berapa klasifikasi kata berdasarkan Diksi?
1 . 3 Tuj u a n
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti diksi atau pilihan kata dalam
Bahasa Indonesia. Dan menghasilkan tulisan yang indah dan enak di baca. sehingga makna
dengan tepat pada setiap pilihan kata yangingin disampaikan.
1.4Manfaat
Adapun manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1 . M a h a s i s w a d a p a t m e n g e t a h u i p i l i h a n k a t a y a n g b a i k d a l a m p e n g o l a h a n kata.
2.Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi
sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti
3. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
4.Dapat mengetahui kegunaan diksi dalam kegiatan berbahasa baik bahasa tulis maupun bahasa lisan.
13
BAB II
2.ISI
2.1 Pengertian Diksi
Dalam KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat
dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti
yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi
kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.
Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan
makna kata bisa saja diubah saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan
bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa saja
menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda.
Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untuk
mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai.
13
Pemilihan diksi dalam ucapan dan penulisan menjadi bagian yang sangat penting. Dalam ucapan, seorang
penutur seharusnya dituntut untuk berbicara tanpa ada ambigu dalam kata yang diucap. Mengapa? Supaya
pendengar dapat mudah memahami. Begitupun dalam menulis artikel atau opini, memilih kata yang pasti
dan tidak ambigu adalah hal yang harus dan wajib.
Diksi terdiri dari delapan elemen: Fonem, Silabel, Konjungsi, Hubungan, Kata benda, Kata kerja,
Infleksi, dan Uterans.
13
Contoh :
Mahasiswa tingkat akhir harus mengadakan penelitian untuk membuat karya ilmiah sebagai tugas
akhir dalam studinya.
Dari segi kesopanan, kata mati, meninggal, gugur, mangkat, wafat, dan pulang ke rahmatullah,dipilih
berdasarkan jenis mahluk, tingkat sosial, dan waktu.
Contoh :
Kucing saya mati setelah makan ikan busuk; Ayahnya meninggal tadi malam.
Kita pernah mendengar orang berkata, Setelah menjadi Islam dia rajin bersedekah. Seharusnya,
Setelah masuk Islam dia rajin bersedekah. Kalau mau menggunakan kata menjadi maka selanjutnya
harus menggunakan kata muslim.
Contoh, Setelah menjadi muslim dia rajin bersedekah. Islam adalah nama agama yang berarti lembaga,
sedangkan muslim adalah orang yang beragama Islam. Kata menjadi dapat dipasangkan dengan orangnya
dan kata masuk tepat dipasangkan dengan lembaganya.
Agar usaha mendayagunakan teknik penceritaan yang menarik lewat pilihan kata maka diksi yang baik
harus :
1) Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang diamanatkan,
2) Untuk memilih tepat seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara
tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
3) Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya mungkin kalau ia menguasai sejumlah besar kosa kata
(perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat, serta mampu pula menggerakkan dan mendayagunakan
kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif. Contoh-contoh pengunaan diksi
dalam cerita fiktif misalnya penggunaan metafora, anafora, litotes, simile, personafikasi dan sebagainya.
13
13
13
Contoh:
Dia adalah wanita cantik (denotatif)
Dia adalah wanita manis (konotatif)
Kata cantik lebih umum dari pada kata manis. Kata cantik akan memberikan gambaran umum tentang
seorang wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung suatu maksud yang lebih bersifat memukau
perasaan kita.
Nilai kata-kata itu dapat bersifat baik dan dapat pula besifat jelek. Kata-kata yang berkonotasi jelek dapat
kita sebutkan seperti kata tolol (lebih jelek dari pada bodoh), mampus (lebih jelek dari pada mati), dan
gubuk (lebih jelek dari pada rumah). Di pihak lain, kata-kata itu dapat pula mengandung arti kiasan yang
terjadi dari makna denotatif referen lain. Makna yang dikenakan kepada kata itu dengan sendirinya akan
ganda sehingga kontekslah yang lebih banyak berperan dalam hal ini.
Contoh lain:
Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh kepercayaaan masyarakat.
Kata membanting tulang (makna denotatif adalah pekerjaan membanting sebuah tulang) mengandung
makna berkerja keras yang merupakan sebuah kata kiasan. Kata membanting tulang dapat kita masukan
ke dalam golongan kata yang bermakna konotatif.
Kata-kata yang dipakai secara kiasan pada suatu kesempatan penyampaian seperti ini disebut idiom atau
ungkapan. Semua bentuk idiom atau ungkapan tergolong dalam kata yang bermakna konotatif.
Kata-kata idiom atau ungkapan adalah sebagai berikut:
Keras kepala
Panjang tangan,
Sakit hati, dan sebagainya.
2.Kata Konkrit dan Kata Abstrak
Kata yang acuannya semakin mudah diserap pancaindra disebut kata konkrit.
Contoh:meja, rumah, mobil, air, cantik.
Jika acuannya sebuah kata tidak mudah diserap pancaindra, kata itu disebut kata abstrak.
Contoh: ide, gagasan, kesibukan, keinginan, angan-angan, kehendak dan perdamaian.
13
Kata abstrak digunakan untuk menggungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara
halus gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau
dihambur-hamburkan dalam suatu karangan, karangan itu dapat menjadi samar dan tidak cermat.
Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata konkrit mempunyai referensi objek
yang dapat diamati. Pemakaian dalam penulisan bergantung pada jenis dan tujuan penulisan. Karangan
berupa deskripsi fakta menggunakan kata-kata konkrit, seperti: hama tanaman penggerak, penyakit
radang paru-paru, Virus HIV. Tetapi karangan berupa klasifikasi atau generalisasi sebuah konsep
menggunakan kata abstrak, seperti: pendidikan usia dini, bahasa pemograman, High Text Markup
Language (HTML). Uraian sebuah konsep biasanya diawali dengan detil yang menggunakan kata abstrak
dilanjutkan dengan detil yang menggunakan kata konkrit.
Contoh:
1.APBN RI mengalami kenaikan lima belas persen (kata konkrit)
2.Kebaikan (kata abstrak) seseorang kepada orang lain bersifat abstrak. (tidak berwujud atau tidak
berbentuk)
3.kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak.
3.Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya
berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.
Sinonim ini dipergunakan untuk mengalihkan pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga kalimat itu
tidak membosankan. Dalam pemakaianya bentuk-bentuk kata yang bersinonim akan menghidupkan
bahasa seseorang dan mengonkritkan bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi (lewat bahasa itu)
akan terwujud. Dalam hal ini pemakai bahasa dapat memilih bentuk kata mana yang paling tepat untuk
dipergunakannya sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapinya.
Contoh:
agung, besar, raya.
mati, mangkat, wafat, meninggal.
cahaya, sinar.
ilmu, pengetahuan.
penelitian, penyelidikan.
13
4.Antonim
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan
kata.
Contoh:
keras, lembek
naik, turun
kaya, miskin
surga, neraka
laki-laki, perempuan
atas, bawah
5.Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang sama, dan ejaannya sama.
Contoh:
Bu Andi bisa membuat program perangkat lunak komputer dengan berbagai bahasa pemrograman (bisa =
mampu).
Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun).
6.Homofon
Homofon adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang sama, dan ejaannya berbeda.
Contoh:
Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)
Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa = masyarakat umum)
7.Homograf
Homograf adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang beda, dan ejaannya sama.
Contoh:
Bapak dia seorang pejabat teras pemerintahan yang menjadi tersangka korupsi (teras= pejabat tinggi).
Kami tidur di teras karena kunci rumah dibawa oleh Andi (teras = bagian rumah).
8.Polisemi
Polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak pengertian.
13
Contoh:
Kepala desa
Kepala surat
9.Hipernim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari
penyebutan kata-kata lainnya.
Contoh hipernim :
Hantu, ikan, kue
10.Hiponim
Hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim.
Contoh hiponim:
Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul, genderuwo, dan lain-lain.
Lumba-lumba, tenggiri, hiu, nila, mujair, sepat, dan lain-lain.
Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi, tete, cucur, lapis, bolu kukus, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
13
3.1 KESIMPULAN
Kreatifitas dalam me milih kata merupakan kunci utama bagi
s e o r a n g pengarang maupun untuk penulisan gagasan serta ungkapan. Penguasaan
dalammengolah kata juga menjadi faktor penting untuk menghasilkan tulisan yangindah
dan enak di baca. sehingga makna dengan tepat pada setiap pilihan kata yang ingin
disampaikan.D i k s i a d a l a h k e m a m p u a n p e n u l i s u n t u k m e n d a p a t k a n k a t a a g a r
d a l a m pembacaan dan pengertiannya tepat. Diksi memegang peranan penting dalam mencapai
efektivitas penulisan. Dalam diksi harus diperhatikan dalam membedakan antara makna konseptual atau
denotatif, makan asosiatif atau makna konotatif, antara kata umum dan kata professional, dan sebagainya.
3.2 SARAN
Makalah ini belumlah sempurna tanpa kritik dan saran yang membangun, oleh karena
kami mengharapkan agar pembaca dapat memberikan kritikan maupun saran kepada penulis
demi kesempurnaan makalah ini,dan semoga makalah ini bermanfaat dan memberikan sedikit
pemahaman dan pengetahuan kepada pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
13
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed.
2, cet. 8 , Balai Pustaka, Jakarta.
Lanur, Alex.1998. Logika Selayang Pandang . Kanisius, Yogyakarta.
Mundiri.1994. LOGIKA, ed. 1, cet. 1. Rajawali Press, Jakarta.
W. Poespoprodjo, EK T Gilarso.1999.Logika Ilmu Menalar : Dasar-dasar Berpikir
Tertib, Logis, Kritis, Analitis, Dialektis, cet. 1. Pustaka Grafika, Bandung,
http://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/04/08/definisi/
http://pbsindonesia.fkip-uninus.org/media.php?module=detailmateri&id=63
Chaer, Abdul. 1993. Gramatika Bahasa Indonesia. Jakarta: Bineka Cipta
Endarmoko, Eko. 2007. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Keraf, Gorys. 1988. Komposisi. Cetakan ke-14. Enoe: Nusa Indah
13