P Heru Uts
P Heru Uts
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam mengembangkan perusahaan, bukan hanya bahan baku saja yang penting
melainkan manusia juga penting. Karena untuk mengembangkan produk serta menggunakan
fasilitas seperti peralatan serta perlengkapan membutuhkan manusia sebagai factor utama
untuk mengolah semua masukan produksi sehingga menjadi produk yang siap untuk dijual.
Masalah penting yang menjadi perhatian berbagai kalangan berkaitan dengan pendidikan
adalah masalah kualitas. Sejalan dengan perkembangan zaman dan persaingan global,
tuntutan akan kualitas pendidikan semakin mengemuka. Kekhawatiran akan beratnya
persaingan sumber daya manusia Indonesia di era global mendatang menjadi salah satu
alasan tuntutan tersebut. Oleh karena itu upaya melahirkan sumber daya manusia yang
unggul, kompetitif, dan berkarakter merupakan sebuah keharusan untuk dapat bersaing di era
global itu.
Untuk mendapatkan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan
perusahaan maka, perlu menggunakan sumber daya manusia y6ang unggul serta berkualitas.
Semberdaya manusia yang unggul dan berkualitas diperoleh dari pengmbangan sumber daya
manusia
Pengembangan sumbe daya manusia yaitu dapat dilakukan dengan pendidikan dan
pelatihan. Dengan program pelatihan yang efektif dan efisien, maka kemampuan yang
diperoleh melalui pendidikan formal dan nonformal yang dimiliki manusia akan turut
meningkatkan kemampuan dan penguasaan akan pekerjaannya yang pada akhirnya
berdampak pada produktivitas kerja yang baik.
Oleh karena itu SDM diperlukan oleh setiap institusi kemasyarakatan dan organisasi.
Berbagai institusi kemasyarakatan, seperti institusi keluarga, institusi ekonomi, dan institusi
keagamaan, SDM merupakan unsur penting dalam pembinaan dan pengembangannya.
Demikian pula dalam organisasi, SDM berperan sangat penting dalam pengembangannya,
terutama bila diinginkan pencapaian tujuan yang optimal. Bila tujuan akhir setiap kegiatan
pembangunan, baik dalam konteks makro maupun mikro, adalah peningkatan taraf hidup,
maka optimalisasi pencapaian tujuan itu adalah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia secara
optimal. Berdasarkan konsep di atas, dukungan SDM yang berkualitas sangat menentukan
keoptimalan keberhasilan pencapaian tujuan itu.
dari
pembuatan
makalah
ini
yaitu
supaya
para
pembaca
lebih
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
dan/atau sikap anggota organisasi serta penyediaan jalur karir yang didukung oleh
fleksibilitas organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
Mengingat tujuan Pengembangan SDM berkaitan erat dengan tujuan organisasi, maka
program-program yang dirancang harus selalu berkaitan erat dengan berbagai perubahan
yang melingkupi organisasi, termasuk kemungkinan adanya perubahan-perubahan dalam hal
pekerjaan serta yang lebih penting berkaitan erat dengan rencana strategis organisasi sehingga
sumber-sumber daya organisasi yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Salah satu bidang penting dalam manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan
sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Intensitas dunia pendidikan
berhubungan dengan manusia dapat dipandang sebagai suatu perbedaan penting antara
lembaga pendidikan dengan organisasi lainnya. Anggapan ini sejalan dengan pernyataan
Sergiovanni, et.al dalam
2.3 Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan
Pengembangan SDM yang membawa misi sebagaimana disebutkan di atas difokuskan
pada peningkatan ketahanan dan kompetensi setiap individu yang terlibat atau akan terlibat
dalam proses pembangunan. Peningkatan ketahanan dan kompetensi ini di antaranya
dilaksanakan melalui pendidikan. Bila dikaitkan dengan pengembangan SDM dalam rangka
meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri, pendidikan juga merupakan upaya
meningkatkan derajat kompetensi dengan tujuan agar pesertanya adaptable terhadap berbagai
perubahan dan tantangan yang dihadapi. Selain itu, pendidikan yang diselenggarakan
seharusnya juga memberi bekal-bekal kemampuan dan keterampilan untuk melakukan suatu
jenis pekerjaan tertentu yang dibutuhkan agar dapat berpartisipasi dalam pembangunan
(Boediono, 1992). Program semacam ini harus dilaksanakan dengan disesuaikan dengan
keperluan dan usaha yang mengarah kepada antisipasi berbagai perubahan yang terjadi, baik
di masa kini maupun yang akan datang (Han, 1994; Dertouzas, Lester, dan Solow, 1989).
Sebagaimana dijelaskan di atas, pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses
melakukan perubahan, dalam rangka perbaikan, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
dan kualitas sumber daya manusia (SDM). Kesejahteraan terkait dengan terpenuhinya
kebutuhan dasar hidup rakyat, baik material maupun mental dan spiritual. Adapun kualitas
SDM terkait dengan derajat kemampuan, termasuk kreatifitas, dan moralitas pelaku-pelaku
pembangunan. Atas dasar ini, proses perubahan yang diupayakan melalui pembangunan
seharusnya menjangkau perbaikan semua sektor secara menyeluruh dan berimbang, pada satu
sisi, dan pada sisi lain merupakan upaya meningkatkan kualitas SDM.
Perbaikan pemenuhan kebutuhan dasar rakyat adalah fokus dari pembangunan sektor
ekonomi, dengan tujuan meningkatkan pemenuhan kebutuhan yang bersifat fisik dan
material, baik kebutuhan primer, sekunder, tertier maupun kuarter. Pemenuhan kebutuhan ini
seharusnya seimbang dengan pemenuhan kebutuhan mental dan spiritual. Bebas dari rasa
takut, adanya rasa aman, dihargai harkat dan martabatnya, dilindungi kebebasan dan hakhaknya, serta tersedianya kesempatan yang sama untuk mewujudkan cita-cita dan potensi diri
adalah bentuk-bentuk kebutuhan mental yang seharusnya diperbaiki kondisinya melalui
pembangunan. Adapun pemenuhan kebutuhan spiritual terkait dengan kebebasan dan
ketersediaan prasarana, sarana dan kesempatan untuk mempelajari, mendalami dan
menjalankan ajaran agama yang dianut, sehingga komunikasi dengan Sang Pencipta dapat
terpelihara.
Pada sisi peningkatan kualitas SDM, pembangunan diarahkan untuk menjadikan
rakyat negeri ini kreatif, menguasai serta mampu mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni (IPTEKS), dan memiliki moralitas. Kreatifitas diperlukan untuk bisa
bertahan hidup dan tidak rentan dalam menghadapi berbagai kesulitan. Dengan kreatifitas,
seseorang menjadi dinamis dan bisa menemukan jalan keluar yang positif ketika menghadapi
kesulitan atau masalah.
Penguasaan dan kemampuan mengembangkan IPTEKS sangat dibutuhkan untuk
peningkatan taraf hidup, dan agar bangsa ini bisa disandingkan dan ditandingkan dengan
bangsa-bangsa lain. Ini mengingat, globalisasi dalam berbagai bidang kehidupan sudah tidak
bisa dihindari dan berdampak pada terjadinya persaingan yang ketat, baik dalam kehidupan
sosial, ekonomi, maupun politik. Untuk bisa memasuki pergaulan dalam kehidupan global
(persandingan dengan masyarakat global) maupun untuk meraih keberhasilan dalam berbagai
kesempatan yang tersedia (pertandingan dalam kehidupan global) diperlukan pengusaan dan
kemampuan mengembangkan IPTEKS. Adapun moralitas sangat diperlukan agar dalam
menjalani kehidupannya prilaku bangsa ini dikendalikan oleh nilai-nilai kebenaran dan
keadilan yang bersifat nasional dan universal. Karena nilai-nilai ini berkait dengan batasbatas antara baik dan tidak baik, benar dan tidak benar, serta antara yang menjadi haknya dan
bukan haknya, maka tingginya moralitas dapat meningkatkan keterpercayaan dan keandalan
individu dan masyarakat, baik di mata bangsanya sendiri maupun dalam pergaulan global.
Jadi, kualitas SDM bukan hanya ditentukan oleh kemampuan dan kreativitasnya saja tetapi
juga oleh derajat moralitasnya. Selain berkaitan dengan sistem masyarakat secara umum,
6
kualitas SDM mempunyai keterkaitan erat dengan kualitas pendidikan sekolah. Karena SDM
berkualitas adalah keluaran sistem pendidikan, proses pendidikan harusnya menjadikan
kreativitas, penguasaan dan kemampuan mengembangkan IPTEKS, serta moralitas sebagai
acuan dasar. Unsur penguasaan dan kemampuan mengembangkan IPTEKS bisa dicapai
melalui proses pembelajaran sejumlah mata ajaran secara berjenjang. Unsur kretivitas bisa
dirajut dalam sebagian dari mata ajaran tertentu, misalnya matematika, IPA dan IPS, namun
dengan penerapan model pembelajaran yang kondusif, seperti keterampilan proses (melalui
penemuan).
Adapun
unsur
moralitas
dibangun
melalui
proses
yang
kompleks,
yang
mengutamakan pada pembentukan sikap yang berkait dengan norma dan nilai-nilai. Unsur ini
bisa juga dirajut melalui isi berbagai mata ajaran, tidak mesti menjadi suatu mata ajaran
tersendiri dalam kurikulum. (Fogarty, 1991).
Persoalan ketenagakerjaan selalu mendapat perhatian yang serius dari berbagai
kalangan, baik pemerintah, swasta maupun dari masyarakat. Kompleksitas permasalahan
ketenagakerjaan ini dapat dipandang sebagai suatu upaya masing-masing individu untuk
memperoleh dan mempertahankan hak-hak kehidupan yang melekat pada manusia agar
memenuhi kebutuhan demi kelangsungan hidup.
Tujuan pembangunan nasional, yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai,
demokratis, berkeadilan dan berdaya saing maju dan sejahtera dalam wadah negara kesatuan
republik indonesia yang didukung oleh manusia yang sehat, mandiri dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa.
Dari tujuan tersebut tercermin bahwa sebagai titik sentral pembangunan adalah
pemberdayaan sumber daya manusia termasuk tenaga kerja, baik sebagai sasaran
pembangunan maupun sebagai pelaku pembangunan. Dengan demikian, pembangunan
ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek pendukung keberhasilan pembangunan nasional.
Di sisi lain, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan
nasional tersebut, khususnya dibidang dibidang ketenagakerjaan, sehingga diperlukan
kebijakan dan upaya dalam mengatasinya.
Sehubungan hal tersebut di atas pengembangan SDM di Indonesia dilakukan melalui
tiga jalur utama, yaitu pendidikan, pelatihan dan pengembangan karir di tempat kerja.Jalur
pendidikan merupakan tulang punggung pengembangan SDM yang dimulai dari tingkat dasar
sampai perguruan tinggi. Sementara itu, jalur pelatihan dan pengembangan karir di tempat
kerja merupakan jalur suplemen dan komplemen terhadap pendidikan.
3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat karena
melibatkan para pegawai yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatankegiatan operasional dan tidak sekedardiperintah oleh para manajer.
4. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi dengan
komitmen organisasional yang lebih tinggi.
5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial dan
parsitipasif
6. Memperlancar jalannya komunikasi yang efekfif yang pada gilirannya memperlancar
proses perumusa kebijaksanaan organisasi dan operasionalisasi
7. Penyelesaian konflik secara frungsional yang dampaknya adalah tumbuh suburnya
rasa persatuan dan suasana kekeluargaan dikalangan para anggota organisasi
2.4.2 Manfaat bagi karyawan/pegawai
Di samping manfaat bagi organisasi, pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan yang
baik sudah barang tentu bermanfaat pula bagi para anggota organisasi. Pengalaman fdan
penelitian menunjukkan adanya paling sedikit sepuluh manfaat bagi para karyawan suatu
organisasi yaitu:
1. Membantu para pegawai membuat keputusan dengan baik
2. Meningkatkan kemampuan para pekerja menyelesaikan pelbagai masalah yang
dihadapinya
3. Terjadinya internalisasi dan operasional factor-faktor multivasional
4. Timbulnya dorongan dalam diri para pekerja untuk terusd meningkatkan kemampuan
kerjanya
5. Peningkatan kemampuan pegtawai untuk mengatasi stress, frustasi dan konflik yang
pada gilirannya mempoerbesar rasa percaya pada diri sendiri
6. Tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh para
pegawai dalam rangka pertumbuhan masingt-masing secara teknikal dan intelektual.
7. Meningkatkan kepuasan kerja
8. Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang
9. Makin besarnya tekad pekerja untuk lebih mandiri
10. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa depan
Seperti telah disinggung di atas, manfaat besar lainnya yang dapat dipetik melalui
penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusia secara baik dalam rangka
penumbuhan dan pemeliharaan hubungan yang serasi antara para anggota organisasi. Hal
demikian terjadi karena:
1. Terjadinya proses komunikasi yang efektif
9
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai suatu bentuk upaya dalam pengembangan SDM, pendidikan merupakan salah
satu sektor terpenting dalam pembangunan Pendidikan dan Perspektif nasional. Hal ini
mengingat pendidikan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang menjadi
faktor input dominan dalam pembangunan tersebut.
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan pembangunan nasional, pendidikan
seharusnya mendapat prioritas, karena melalui upaya ini dapat dihimpun stok modal manusia
dan stok modal sosial yang memadai secara kualitas untuk melaksanakan pembangunan.
Tanpa tersedianya stok modal manusia dan stok modal sosial yang memadai, terutama secara
kualitas, keberhasilan pembangunan patut dipertanyakan.
Pengembangan SDM adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam
memfasilitasi pegawai agar memiliki pengetahuan, keahlian, dan/atau sikap yang dibutuhkan
dalam menangani pekerjaan saat ini atau yang akan datang.
Penyelenggraan pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangat
bermanfaat bukan hanya untuk organisasi melainkan juga para karyawan.penyelenggaraan
pengembangan sumber daya manusia pada karyawan sebagai investasi organisasi bukan
hanya wajar akan tetapi mutlak dilakukan.
3.2 Saran
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan
kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam
segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin
ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya
terlebih dahulu.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir
akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat
dalam segala bidang di dunia internasional.
11
DAFTAR PUSTAKA
A.A Anwar prabu Mangkunegara.2001. Manajemen sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Armstrong, Michael.1994.Seri Pedoman Manjemen, Manajemen Sumber Daya Alam.
Jakarta:Gramedia
Malayu S.P. Hasibuan.2000.Manajaman Sumber Daya Manusia. Jakarta:Bumi Aksara
M.M Papayungan.1995.Pengembangan dan Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia
Menuju Masyarakat Industrial Pancasila.Bandung:Mizan
Soekidjo Notoatmodjo.2003.Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta
Sondang P. Siagian.1991. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara
Tb. Sjafri Mangkuprawira.2011. Manajemen sumber Daya Manusia Strategik Edisi Kedua.
Bogor:Ghalia Indonesia
Simanjuntak, P., (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Suryadi, A. (1995). Kebijaksanaan Pendidikan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia:
Transisi Menuju era Indonesia Modern. Jakarta: Pusat Informatika, Balitbang Dikbud
12