Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Rei Remanso
(135100600111015)
(135100600111017)
(135100600111019)
Astriviana Santiari
(135100600111021)
(135100600111023)
Eliza Fazira
(135100600111025)
(135100600111027)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai
tertinggi adalah kata, frase, klausa, kalimat. Ketika anda menulis dan berbicara, kata adalah
kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa
Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti
dengan baik. Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks
alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunakan kata-kata sesuka hati, tetapi yang harus
mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Memang
harus
diakui,
kecenderungan
orang
semakin
mengesampingkan
pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Terkadang
kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan yang
benar,
sehingga
ketika
kita
berbahasa,
baik
lisan
maupun
tulisan,
sering mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan wacana. Pemilihan
kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi.
Tidak dapat disangkal bahwa dalam penggunaan kosa kata adalah bagian yang sangat
penting dalam dunia perguruan tinggi. Prosesnya mungkin lamban dan sukar, tapi orang akan
merasa lega dan puas sebab tidak akan sia-sia semua jerih payah yang telah diberikan.
Manfaat dari kemampuan yang diperolehnya itu akan lahir dalam bentuk penguasaan terhadap
pengertian-pengertian yang tepat bukan sekedar mempergunakan kata-kata yang hebat tanpa
isi. Dengan pengertian-pengertian yang tepat itu, kita dapat pula menyampaikan pikiran kita
secara sederhana dan langsung.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik dalam
penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital,
terutama untuk menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata
dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga
frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca
atau pendengarnya.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
1.3.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian diksi.
2. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana pembagian makna kata.
3. Mahasiswa mampu mengetahui penyebab kesalahan pemakaian gabungan kata dan
kata.
4. Mampu menggunakan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi
1.4.
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam pembahasan makalah ini meliputi pengertian diksi atau
pilihan kata, syarat-syarat ketepatan diksi, gaya bahasa dan idiom. Pemilihan kata yang tepat
merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi.
1.5.
Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini adalah kajian pustaka, yakni dengan mengkaji buku-buku
BAB II
PEMBAHASAN
Diksi : Pengertian dan Macam-Macamnya
Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Indonesia adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Fungsi
dari diksi antara lain :
Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham
koordinasi.
Menggunakan kata-kata idomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar,
issue
berarti
publikasi,
kesudahan,
perkara)
isu
(dalam
bahasa
menulis,
menuliskan,
membaca,
membacakan,
bekerja,
1. Fonem
Sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang
masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi.
2. Silabel
Merupakan sebuah bentuk dari suku kata, dimana merupakan sub fonem yang
ditandai oleh satu puncak kenyaringan bunyi fonem yang terletak pada vokal. Atau satuan
ritmis terkecil dalam suatu arus ujaran atau runtutan dari bunyi ujaran. Satu Silabel
biasanya meliputi satu vokal dan satu konsonan atau lebih. Silabel mempunyai puncak
kenyaringan (Sonoritas) yang utuh pada vokal.
3. Konjungsi
Lebih dikenal sebagai kata sambung, definisinya adalah kata tugas yang
menghubungi dua klausa atau lebih. Jenis-jenis Konjungsi diantaranya adalah:
4. Infleksi
Pengertiannya adalah suatu proses penambahan Morpheme Infleksional kedalam
sebuah kata yang mengandung indikasi gramatikal seperti jumlah, orang, gender, tenses,
atau aspek, dibandingkan dengan Derivasi menghasilkan kata baru yang diambil dari kata
dasar.
5. Uterans
Merupakan sub elemen dari fungsionalitas Diksi, dan mempengaruhi Diksi
berdasarkan kemampuan bahasa dengan kriteria penggunaan dan pemahaman yang jelas
dan efektif.
Macam macam hubungan makna :
1. Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai
ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama
dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
2. Antonim
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap
kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata
buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
3. Polisemi
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih
dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti
terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau
depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian darberbentuk
bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
4. Hiponim
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai
ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan
bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap
kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
5. Hipernim
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
6. Homonim
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
7. Homofon
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
8. Homograf
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya
berbeda.
Pembagian Makna Kata
1. Kata-kata denotatif dan konotatif
1) Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas
untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang
denotatif tidak mengalami perubahan makna. Contoh kata denotatif :
- membicarakan
- memperlihatkan
- penonton
2) Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat
sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan. Contoh
kata konotatif :
- Membahas, mengkaji
- Menelaah, meneliti, menyelidiki
- Pemirsa, pemerhati
2. Kata umum dan kata khusus
a. Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari
kata yang lain.
b. Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit
dari kata yang lain.
Contoh kata umum dan kata khusus
Kata umum
Kata khusus
- Ikan
- Bunga
Cerdas
Besar
= agung, raya
Mati
= mangkat,wafat,meninggal
Ilmu
= pengetahuan
Penelitian
= penyelidikan
Imbau
Himbau
Andal
Handal
Utang
Hutang
pengurangan fonem
Kata baku
Terap
Trap
Terampil
Trampil
Tetapi
Tapi
Tidak
Tak
pengubahan fonem
Kata baku
Telur
Telor
Ubah
Obah
Tampak
nampak
b. Ranah morfologis
Kata baku yang memiliki kata nonbaku karena hasil proses morfologis.
pengurangan fonem
Kata baku
Kata non-baku
Memfokuskan
Memokukan
Memprotes
Memrotes
Memfitnah
Memitnah
pengubahan fonem
Kata baku
Kata non-baku
Mengubah
merubah
penggantian afiks
Kata baku
Kata non-baku
Menangkap
Nangkap
Menatap
Natap
Mengambil
Ngambil
Menahan
Nahan
kelebihan fonem
Kata baku
Kata non-baku
Beracun
Berracun
Beriak
Berriak
Beribu
Berribu
Becermin
Bercermin
c. Ranah leksikon
Kata (frasa) baku yang memiliki kata (frasa) non-baku yang terdapat
dalam ragam percakapan.
Contoh pasangan kata (frasa) baku dan kata (frasa) non-baku sebagai berikut :
Frasa baku
Frasa non-baku
Tidak terlalu
Tidak begitu
Belum masak
Belum matang
Tidak mau
Enggak mau
Hanya nasi
Nasi doang
Frasa non-baku
waktu lain
lain waktu
amat besar
besar amat
amat mahal
mahal amat
pertama kali
kali pertama
Dalam kalimat ragam formal, kita sering membuat kata-kata yang maknanya
redundan. Artinya, kata-kata yang di gunakan sudah melebihi makna,
contohnya :
Frasa baku
Frasa non-baku
Sangat pedih
Paling kaya
Dalam bahasa indonesia, karena adanya penyerapan bahasa asing atau bahasa
daerah (sanskerta) terdapat pasangan kata baku dan non-baku. Maka harus
memilih dan menggunakan kata serapan yang sudah di bakukan.
Kata baku
Kata non-baku
Apotek
apotik
Asas
azas
Asasi
azasi
Analisis
analisa
di siang hari
Pada kita
di kita
Kapada kami
ke kami
Kapada kita
ke kita
Kepada ibu
ke ibu
Dalam penggunaan kata depan dan kata penghubung harus digunakan secara tepat,
yang sesuai dengan jenis keterangan dalam jenis kalimat:
Untuk keterangan tempat di gunakan kata di, ke, dari, di dalam, pada.
Untuk keterangan tujuan digunakan kata agar, supaya, untuk, bagi, demi.
Untuk keterangan cara digunakan kata dengan, secara, dengan cara, dengan
jalan.
Dalam kalimat ragam formal, harus menuliskan kata secara benar seperti :
- Penulisan kata depan di yang benar adalah di tulis secara terpisah dari kalimat
yang sesudahnya.
- Penulisan kata depan ke yang benar adalah di tulis secara terpisah dari kalimat
yang sesudahnya.
- Penulisan kata depan dari yang benar adalah di tulis secara terpisah dari
kalimat yang sesudahnya.
Selain kesalahan
penulisan
kata
depan
(preposisi),
sering
pula
kesalahan
sebagai berikut :
- penulisan partikel non seperti pada contoh :
penulisan yang benar
Non-Indonesia
non Indonesia
Non-batak
non batak
Nonformal
subbab
subbagian
per jam
perjam
per bulan
perbulan
per tahun
pertahun
Perbesar
per besar
Persingkat
per singkat
Dalam bahasa indonesia, kata pun yang mempunyai arti juga harus dituliskan
secara terpisah dengan kata yang diikutinya
Penulisan yang benar
aku pun
akupun
sedikit pun
sedikitpun
kata pun pada kata tertentu yakni ungkapan yang sudah padu harus dituliskan
serangkai dengan kata yang diikutinya.
Penulisan yang benar
meskipun
meski pun
bagaimanapun
bagaimana pun
Dalam kata pasca, bentuk terikat pasca di tulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
Penulisan yang benar
pascasarjana
pascapanen
betolak belakang
betolakbelakang
mendarah daging
mendarahdaging
Terdapat dua kesalahan dalam pemakaain bentuk gabungan itu, kesalahan pertama, dalam
sebagian kalimat itu terdapat kata yang berlebih atau mubazir yang mengakibatkan
terjadinya polusi bahasa. Kata mana dalam kalimat pertama tidak diperlukan, cobalah
baca kalimat pertama tanpa kata mana, jadi bunyinya berubah seperti ini. Dalam rapat
yang dihadiri oleh para ketua RT dan RW.
Kalimat 2 (dua), pada bagian besar kalimat ini terjadi salah pakai bentuk gabung di
mana tidak boleh dipakai dalam bentuk kalimat. Fungsi di mana dan yang mana bukan
sebagai penghubung klausa-klausa, baik dalam sebuah kalimat maupun penghubung antar
kalimat. Kalimat ini harus dipecah menjadi dua, yaitu :
Demikian tadi sambutan Pak Lurah dan Beliau telah menghimbau kita untuk lebih
tekun dan bekerja
Mari
kita
tanyakan
langsung
dengan
dokter
ahlinya
Kata dengan pada kalimat diatas harus diganti dengan kepada, jika tidak kepada siapa
salam ditujukan. Kata dengan tidak cocok dipakai untuk kalimat diatas karena dengan
dapat berarti bersama. Senada dengan kekeliruan pemakaian kata sambung dengan,
pemakaian yang keliru juga sering terjadi untuk kata depan di dan ke yang seharusnya diisi
oleh kata pada dan kepada. Kata depan di dan ke harus diikuti oleh tempat, waktu,
sedangkan kepada harus diikuti nama/jabatan orang atau kata ganti orang. Contoh:
(1) Buku agendaku tertinggal di rumah Andi
(2) Jangan menoleh ke kiri
(3)
Permohonan
cuti
diajukan
kepada
direktur
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi
pilihan kata mengandung pengertian upaya atau kemampuan membedakan secara tepat
kata-kata yang memiliki nuansa makna serumpun. Ketiga, pilihan kata mengangkut
kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat dan cocok untuk situasi dan konteks
tertentu.
3.2.
SARAN
Sebagai mahasiswa, perlu sekali mempelajari dan memahami bagaimana penggunaan
diksi yang tepat dan cermat karena seorang mahasiswa itu selalu dibebankan dan berkelut
dengan karya-karya tulis dalam setiap tugas perkuliahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zainal dan Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Cetakan ke-6. Jakarta:Akademika Pressindo.
Daniel Parera, Jos. 1987. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta:Erlangga.
Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengenmbangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta:Grasindo.
Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta:Gramedia.
Mila. 2010. Kaidah Bahasa Indonesia. Yogyakarta:Kanwa Publisher.
Muawanah Siti. 2012. Bahan Ajar Bahasa Indonesia. Palangkaraya:STAIN Palangkaraya.