Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

PERANAN AUDIT MANAJEMEN DALAM MENINGGKATKAN GOOD CORPORATE


GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN

DISUSUN OLEH :
DESTRI UTAMI
NIM. 140353111551
STIE RIAU

2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan

penyusunan

makalah

yang

berjudul

Peranan

Audit

Manajemen

Dalam

Meninggkatkan Good Corporate Governance Pada Perusahaan. Penulisan makalah ini


merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen saya di Universitas STIE Riau Pekanbaru.
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
0

pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah


ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
Pekanbaru,

Maret 2016

Tim Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
i
DAFTAR ISI........................................................................................................
ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.

Latar
Belakang
Penelitian
................................................................................................
1

1.2.

Rumusan
Masalah
................................................................................................
2

1.3.

Tujuan
Masalah
................................................................................................
2

BAB II : PEMBAHASAN
2.1.

Pengertian
Good
Corporate
Governance
(GCG)
................................................................................................
3

2.2.

Pengertian
Komite
Audit
................................................................................................
4
2.3.

Maksud dan tujuan penerapan Good Corporate


Governance
di
Perusahaan
.......................................................................................
4

2.4.

Prinsip-prinsip Dasar Good Corporate Governance


.......................................................................................
6

2.5.

Peran

Komite

Audit

dalam

Penciptaan

Good

Corporate
Governance
.......................................................................................
9
2.6.

Peran
dan
Tanggungjawab
Komite
Audit
................................................................................................
13

2.7.

Peran penting komite audit untuk menciptakan good


corporate
governance
................................................................................................
15

BAB III : PENUTUP


3.1.

Kesimpulan
................................................................................................
17

3.2.

Saran
................................................................................................
17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
18

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kondisi kesehatan sebuah perusahaan merupakan hasil interaksi
kinerja manajemen dalam mengelola dana dengan kondisi lingkungan
usaha perusahaan. Lingkungan perusahaan merupakan keseluruhan dari
faktor-faktor di luar perusahaan yang berpengaruh terhadap perusahaan
baik organisasi maupun kegiatannya.
Lingkungan perusahaan dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan
umum (politik, hukum, sosial, perekonomian, kebudayaan, pendidikan,
teknologi, dan demografi) dan lingkungan khusus (supplier, pelanggan,
pesaing, teknologi, dan sosio politik). Tujuan perusahaan tidak hanya
sekedar

mendapatkan

keuntungan

sebesar-besarnya

tetapi

juga

memberikan kesejahteraan bagi lingkungannya, dan untuk mencapai


tujuannya tersebut, perusahaan perlu menerapkan strategi yang tepat.
Dengan adanya corporate governance diharapkan komite audit akan
menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak memihak untuk kepentingan
mereka sendiri dan manajemen perusahaan yang melakukan manajemen
laba. Sehingga perusahaan tetap memiliki kondisi keuangan yang baik
dan terhindar dari financial distress dan kebangkrutan.
Di Indonesia, masalah corporate governance menarik perhatian
untuk dikaitkan dengan kesulitan keuangan sejak krisis finansial pada
tahun 1998. Banyak para ahli berpendapat kelemahan di dalam corporate
governance merupakan salah satu sumber utama kerawanan ekonomi
yang menyebabkan memburuknya perekonomian negara-negara di Asia
(termasuk Indonesia) pada tahun 1997 dan 1998 (Husnan, 2001 dalam
Tifani, 2010). Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwagood
corporate governance menjadi bagian untuk pembenahan pengelolaan
korporasi agar terhindar dari permasalahan keuangan.
Kondisi keuangan yang tidak sehat pastinya dihindari oleh
perusahaan. Salah satu cara untuk mengurangi kemungkinan perusahaan
terkena financial distress adalah dengan cara memperketat pengawasan
yang dilakukan oleh komite audit terhadap aktifitas perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.
Pengertian Good Corporate Governance
2.
Karakteristik Komite Audit
3.
Peran Dan Tanggungjawab Komite Audit
4.
Prinsip Dasar Corporate Governance
5.
Peran Penting Komite Audit Untuk Menciptakan Good Corporate
Governance
1.3 Tujuan Masalah
1.
Mengetahui Pengertian Good Corporate Governance
2.
Mengetahui Komite Audit
3.
Mengetahtui Peran Utama Corporate Governance
4.
Mengetahui Prinsip Dasar Corporate Governance
5.
Mengetahui Peran Penting Komite Audit Untuk Menciptakan Good
Corporate Governance

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Good Corporate Governance (GCG)
Menurut program World Bank dan UNDP, orientasi pembangunan
sektor publik adalah untuk menciptakan Good Governance. Pengertian
Good Governance sering diartikan sebagai kepemerintahan yang baik.
Sementara itu, World Bank mendefinisikan Good Governance sebagai
suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar
efisien, menghindarkan salah alokasi dana investasi dan pencegahan
korupsi baik secara politik maupun administratif menjalankan disiplin
anggaran serta menciptakan legal and
aktivitas usaha.
Pengertian

Good

Corporate

framework
Governance

bagi pertumbuhan
(GCG)

menurut

Muhammad dalam bukunya yang berjudul Manajemen Bank Syariah,


adalah sebagai berikut:
Good Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai sistem
hak, proses dan kontrol secara keseluruhan ysng ditetapkan secara
internal dan eksternal atas manajemen yang sebuah entitas bisnis
dengan

tujuan

untuk

melindungi

kepentingan semua stakholders.

(2005:404).
Sedangkan pengertian Good Corporate Governance (GCG) menurut
Mas Ahmad Daniari dalam bukunya yang berjudul Good Corporate
Governance: Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia,
adalah sebagai berikut:
Good Corporate Governance (GCG) didefinisikan sebagai suatu
pola hubungan, sistem dan proses yang digunakan oleh organ
perusahaan (Direksi, Dewan Komisaris, RUPS) guna memberikan nilai
tambah kepada pemegang saham secara berkesinambungan dalam
jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan Stakholders
lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku.
(2005 : 8)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Good Corporate


Governance merupakan pola hubungan, sistem dan proses yang
digunakan dalam perusahaan untuk mendorong terciptanya tata kelola
perusahaan yang efisien, transparan dan konsisten

dengan

perundangan yang dapat membantu tercapainya


kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan

peraturan

berdasarkan

prinsip-prinsip Good Corporate Governance.


2.2 Pengertian Komite Audit
Pengertian komite audit menurut Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG, 2006) dalam Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia yaitu:
Komite audit adalah

sekelompok

orang

yang

dipilih

oleh

kelompokyang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau


untuk melakukantugas-tugas khusus atau sejumlah anggota dewan
komisaris perusahaan klienyang bertanggungjawab untuk membantu
auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen.
Komite audit merupakan salah satu unsur kelembagaan dalam
konsepGood

Corporate

Governance

yang

diharapkan

mampu

memberikan kontribusitinggi dalam level penerapannya. Keberadaannya


diharapkan

mampumeningkatkan

kualitas

pengawasan

internal

perusahaan, serta mampumengoptimalkan mekanisme checks and


balances, yang pada akhirnya ditujukanuntuk memberikan perlindungan
yangoptimum kepada para pemegang saham danstakeholder lainnya
(IKAI, 2010).
2.3 Maksud dan tujuan penerapan Good Corporate Governance di
Perusahaan
Maksud dan tujuan penerapan Good Corporate Governance di
1.

Perusahaan adalah sebagai berikut:


Memaksimalkan nilai Perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan
adil agar Perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara
nasional maupun internasional.

2.

Mendorong pengelolaan Perusahaan secara profesional, transparan


dan

efisien,

serta

memberdayakan

fungsi

dan

meningkatkan

kemandirian.
Mendorong agar manajemen Perusahaan dalam membuat keputusan

3.

dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan


kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku,
serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial Perusahaan
terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar
Perusahaa.
Meningkatkan kontribusi Perusahaan dalam perekonomian nasional.
Meningkatkan nilai investasi dan kekayaan Perusahaan.

4.
5.

1) Faktor Eksternal
Yang dimakud faktor eksternal adalah beberapa faktor yang
berasal dari luar perusahaan yang sangat mempengaruhi keberhasilan
penerapan GCG. Di antaranya:
a.
Terdapatnya sistem hukum yang baik sehingga mampu menjamin
b.

berlakunya supremasi hukum yang konsisten dan efektif.


Dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publik/

lembaga

pemerintahaan yang diharapkan dapat pula melaksanakan Good


Governance dan Clean Government menuju Good Government
c.

Governance yang sebenarnya.


Terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat (best practices)
yang dapat menjadi standard pelaksanaan GCG yang efektif dan

d.

profesional. Dengan kata lain, semacam benchmark (acuan).


Terbangunnya sistem tata nilai sosial yang mendukung penerapan
GCG di masyarakat. Ini penting karena lewat sistem ini diharapkan
timbul

e.

partisipasi

aktif

berbagai

kalangan

masyarakat

untuk

mendukung aplikasi serta sosialisasi GCG secara sukarela.


Hal lain yang tidak kalah pentingnya sebagai prasyarat keberhasilan
implementasi GCG terutama di Indonesia adalah adanya semangat
anti korupsi yang berkembang di lingkungan publik di mana
perusahaan

beroperasi

disertai

perbaikan

masalah

kualitas

pendidikan dan perluasan peluang kerja. Bahkan dapat dikatakan

bahwa perbaikan lingkungan publik sangat mempengaruhi kualitas


dan skor perusahaan dalam implementasi GCG.
2) Faktor Internal
Maksud faktor

internal

adalah

pendorong

keberhasilan

pelaksanaan praktek GCG yang berasal dari dalam perusahaan.


a.

Beberapa faktor dimaksud antara lain:


Terdapatnya budaya perusahaan

(corporate

culture)

yang

mendukung penerapan GCG dalam mekanisme serta sistem kerja


b.

manajemen di perusahaan.
Berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan

c.

mengacu pada penerapan nilai-nilai GCG.


Manajemen pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan pada

d.

kaidah-kaidah standar GCG.


Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan)

yang

efektif

dalam

perusahaan untuk menghindari setiap penyimpangan yang mungkin


e.

akan terjadi.
Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami
setiap gerak dan langkah manajemen dalam perusahaan sehingga
kalangan publik dapat memahami dan mengikuti setiap derap
langkah perkembangan dan dinamika perusahaan dari waktu ke
waktu.
Di luar dua faktor di atas, aspek lain yang paling strategis dalam

mendukung penerapan GCG secara efektif sangat tergantung pada


kualitas,

skill,

kredibilitas,

dan

integritas

berbagai

pihak

yang

menggerakkan organ perusahaan


2.4 Prinsip-prinsip Dasar Good Corporate Governance
Prinsip Good Corporate Governance diharapkan menjadi titik terang
dalam pembuat kebijakan (pemerintah) dalam membangun kerangka kerja
penerapan Corporate Governance. Bagi pelaku usaha dan pasar modal,
prinsip ini dapat menjadi pedoman mengolaborasi praktek terbaik bagi
peningkatan nilai dan keberlangsungan perusahaan.
Menurut Sedarmayati dalam bukunya yang
Governance

(Kepemerintahan

yang

baik)

dan

berjudul
Good

Good

Corporate

Governance (Tata Kelola Perusahaan yang baik) di kemukakan SK


Menteri Nomor : KEP-117/117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek
Good Corporate Governance diutarakan bahwa Prinsip Good Corporate

Governance meliputi:
Transparency (Keterbukaan)
Accountability (Akuntabilitas)
Responsibility (Pertanggungjawaban)
Independency (Kemandirian)
Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran)
Prinsip-prinsip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Transparency (Keterbukaan)
Transparency yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi
yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan
proses pengambilan keputusan. Dalam mewujudkan transparansi,
perusahaan harus menyediakan informasi yang cukup, akurat dan tepat
waktu kepada pihak yang berkepentingan dengan perusahaan
tersebut.Selain itu, para investor harus dapat mengakses informasi
penting perusahaan secara mudah pada saat diperlukan.
b) Accountability (Akuntabilitas)
Accountability (Akuntabilitas) yaitu kejelasan fungsi
pelaksanaan

pertanggungjawaban

organ

perusahaan

dan

sehingga

pengelolaanya berjalan secara efektif. Bila prinsip accountability


(akuntabilitas) ini diterapkan secara efektif, maka perusahaan akan
terhindar dari agency problem (benturan kepentingan peran).
c) Responsibility (Pertanggungjawaban)
Responsibility (Pertanggungjawaban) adalah kesesuaian atau
kepatuhan didalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi
yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang
berlaku termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak, hubungan
industrial, perlindungan lingkungan hidup, kesehatan/ keselamatan
kerja, standar penggajian dan persaingan yang sehat.
d) Independency (Kemandirian)
Independency atau (Kemandirian) adalah suatu keadaan dimana
perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan
dan

pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat. Independensi penting sekali dalam proses
pengambilan

keputusan.

Hilangnya

independensi

dalam

proses

pengambilan keputusan akan menghilangkan objektivitas dalam


pengambilan keputusan tersebut.
e) Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran)
Fairness yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakholder

yang

timbul

perundang-undangan

berdasarkan

perjanjian

dan

peraturan

yang berlaku. Fairness diharapkan membuat

seluruh aset perusahaan dikelola secara baik dan hati-hati,sehingga


muncul perlindungan kepentingan pemegang saham secara jujur dan
adil. Fairness menjadi jiwa untuk memonitor dan menjamin perlakuan
yang adil diantara beragam kepentingan dalam perusahaan.
Menurut
Governance

Sedarmayanti

dalam

(Kepemerintahan

yang

bukunya
baik)

yang
dan

berjudul

Good

Good

Corporate

Governance (Tata Kelola Perusahaan yang baik), pelaksanaan prinsip


Good Corporate Governance dimaksudkan untuk mencapai beberapa hal
berikut:
1.

Memaksimalkan nilai perseroan bagi pemegang saham dengan cara


meningkatkan

prinsip

transparansi,

kemandirian,

akuntabilitas,

kewajaran dan responsibilitas agar perusahaan memiliki daya saing


kuat, baik secara nasional maupun internasional, serta menciptakan
2.

iklim yang mendukung investasi.


Mendorong pengelolaan perseroan secara profesional, transparan dan
efisien serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian

3.

dewan komisaris, direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham.


Mendorong agar pemegang saham, anggota dewan komisaris dan
anggota direksi dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan
dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya
tanggung jawab sosial perseroan terhadap pihak yang berkepentingan
maupun kelestarian lingkungan di sekitar perseroan.
Diterapkannya prinsip-prinsip good corporate governance pada
perusahaan karena dapat meningkatkan nilai perseroan, memaksimalkan

tata pengelolaan perusahaan dan menghasilkan keputusan yang terbaik


bagi pihak yang berkepentingan dalam perusahaan.
2.5 Peran Komite Audit dalam Penciptaan Good Corporate Governance
Keberadaan dari komite audit hendaknya dapat dimanfaatkan
dengan maksimal dalam rangka penerapan good corporate governance,
karena komite audit mampu memberikan peran yang besar dalam
penerapan good corporate governance. Komite audit pada dasarnya
mampu mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan berbagai
pengembangan berkaitan dengan upaya-upaya untuk memenuhi prinsipprinsip good corporate governance. Kemampuan komite audit untuk
memenuhi prinsip-prinsip good corporate governance, membuat citacita
untuk menciptakan good corporate governance bukan hanya cita-cita
yang tertulis saja tetapi sungguh-sungguh dapat diwujudkan.
Peran komite audit untuk menciptakan good corporate governance
melalui pemenuhan prinsip-prinsip good corporate governance dapat
dipahami dari pembahasan yang dipaparkan sebagai berikut ini:
1) Peran komite auditmemenuhi prinsip fairness (kesetaraan)
Manajemen perusahaan dalam kegiatan opera-sional yang
dilakukan membutuhkan kerja sama dengan banyak pihak. Dalam
rangka menjalin kerja sama yang baik, manajemen perusahaan
hendaknya berlaku adil terhadap seluruh pihak yang ada, di mana tidak
ada pihak yang lebih dipentingan atau semua dianggap sama, sesuai
dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak. Kemampuan untuk
berlaku fair kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kerja sama
membuat manajemen perusahaan terhindar dari tuntutan pihak tertentu
yang dirugikan.
Pada praktik yang terjadi, umumnya manajemen perusahaan
mementingkan pihak tertentu akibat ketergantungan yang besar
terhadap

pihak

tersebut.

Hal

ini

menyebabkan

manajemen

perusahaan harus mengorbankan kepentingan dari pihak yang lain.


Suatu contoh adalah perhatian yang lebih besar kepada investor
sebagai pemegang saham membuat manajemen perusahaan berusaha

10

untuk memberikan keuntungan yang besar dengan melakukan


manipulasi pajak, sehingga pemerintah menjadi pihak yang dirugikan
dan suatu saat akan menuntut perusahaan bila dapat dibuktikan. Hal
tersebut bukan merupakan pengelolaan usaha yang sehat atau
menyalahi aturan fairness sebagai upaya untuk menciptakan good
corporate governance.
Komite audit memiliki kemampuan untuk memenuhi prinsip
kewajaran

di

mana

komite

audit

memiliki

kemampuan

untuk

memberikan dorongan kepada manajemen perusahaan dalam rangka


memberikan perlakuan yang wajar atau setara kepada seluruh pihak
yang berkaitan dengan perusahaan. Kondisi yang ada mendatangkan
kemampuan untuk memperlakukan seluruh pihakstakeholders secara
adil.
2) Peran

komite

audit

memenuhi

prinsip

responsibility

( pertanggungjawaban)
Perusahaan dalam menjalankan kegiatan ope-rasional dibatasi
oleh adanya aturan atau undang-undang yang harus ditaati. Hal ini
dimaksudkan agar perusahaan juga melakukan bisnis yang sehat,
bukan

untuk

kepentingan

perusahaan

sendiri

tetapi

juga

memperhatikan nilai-nilai etika dalam bisnis. Kondisi yang ada


membuat adanya prinsip responsibility merupakan bagian dari prinsip
good corporate governance, sebab dalam prinsip responsibility
diupayakan perusahaan tidak melakukan pelanggaran terhadap aturan
atau undang-undang yang berlaku atau mampu memenuhi tanggung
jawab sosial yang seharusnya dimiliki.
Keberadaan komite audit di perusahaan diharapkan mampu
mewujudkan hal tersebut, sebab dengan adanya komite audit ada
pengawasan bagi opearsional bisnis perusahaan yang dilakukan oleh
anggota manajemen dengan tujuan untuk tidak melakukan pelanggaran
terhadap

aturan

atau

undang-undang

yang

berlaku,

sehingga

perusahaan tidak melakukan pelanggaran terhadap pihak-pihak lain,


sesuai dengan aturan atau undang-undang yang berlaku. Hal ini
membuktikan bahwa keberadaan komite audit mampu menciptakan

11

good

corporate

governance

dengan

upaya

memenuhi

prinsip

pertanggung-jawaban.
3) Peran komite audit memenuhi prinsip accountability (akuntabilitas)
Akuntabilitas merupakan salah satu prinsip yang harus dipenuhi
untuk menciptakan good corporate governance, di mana ada rincian
terhadap hak dan kewajiban yang dimiliki oleh manajemen perusahaan
dalam rangka mengembangkan bisnis perusahaan. Komite audit
memiliki peran untuk memenuhi prinsip akuntabilitas dalam usaha
melakukan pengawasan terhadap proses manajemen risiko dan
keberlangsungan fungsi pengawasan di perusahaan.
Komite audit memiliki kekuatan untuk melaku-kan pemeriksaan
terhadap laporan dari auditor internal perusahaan. Hal tersebut
membuat

komite

audit

memiliki

kesempatan

untuk

melakukan

peninjauan terhadap struktur organisasi dan deskripsi kerja masingmasing bagian di perusahaan, beserta dengan sistem pengendalian
internal yang sudah dimiliki oleh perusahaan. Hal ini dimaksudkan guna
melihat apakah ada kemampuan untuk mengelola risiko terutama yang
berkaitan dengan peluang yang akan dimanfaatkan oleh anggota
manajemen perusahaan dalam rangka melakukan kecurangan untuk
mendatangkan keuntungan bagi pihak itu sendiri.
Manfaat lain dari peran komite audit

untuk

melakukan

pemeriksaan terhadap laporan auditor internal adalah kemampuan


meninjau anggota manajemen perusahaan yang harus bertanggung
jawab atas kesalahan atau kecurangan yang mendatangkan kerugian
bagi perusahaan, sehingga dengan demikian upaya untuk menciptakan
kelejalasan

akuntabilitas

di

perusahaan

semakin

jelas

dengan

keberadaan komite audit.


4) Peran komite audit memenuhi prinsip transparency (keterbukaan
informasi)
Pengawasan yang dilakukan oleh komite audit merupakan
pengawasan menyeluruh tentang hal-hal yang dilakukan oleh dewan
direksi dalam menjalankan operasional perusahaan. Pengawasan
menyeluruh tersebut bukan hanya pengawasan dalam bidang laporan
keuangan saja, tetapi juga perilaku-perilaku yang ada saat menjalankan

12

operasional perusahaan. Tugas komite audit tersebut pada akhirnya


akan mendatangkan dorongan bagi direksi untuk lebih terbuka terhadap
informasi yang dimiliki terutama untuk menyeimbangkan informasi yang
akhirnya

tidak

ada

indikasi

bagi

direksi

perusahaan

untuk

menggunakan informasi lebih yang dimiliki untuk tindak kecurangan.


Pengawasan yang dilakukan oleh komite audit akan membuat ada
banyak informasi yang dilaporkan atau diungkapkan, sehingga sesuai
dengan informasi tersebut tidak ada pihak-pihak yang terkait dengan
perusahaan (stakeholders) yang dirugikan. Pengelolaan secara sehat
untuk meningkatkan nilai yang

dimiliki dari

stakeholders atau

penciptaan good corporate governance akan dapat dipenuhi oleh


adanya fungsi dari komite audit tersebut.
Keberadaan komite audit di perusahaan diharapkan akan
mendorong
penelahaan,

manajemen
pemeriksaan

perusahaan
dan

untuk

melakukan

proses

terhadap

upaya

pengawasan

penyusunan laporan keuangan. Hal tersebut diharapkan juga membuat


manajemen perusahaan untuk terbuka dalam penyajian laporan
keuangan bahkan informasi-informasi lain yang dipandang penting
yang disajikan bersama dengan laporan keuangan.
Peranan komite audit berkaitan dengan

good

corporate

governance dapat juga disebabkan oleh kemampuan dari komite audit


untuk mengelola risiko. Ali (2006) menyatakan bahwa perusahaan
memiliki risiko dalam menjalankan kegiatan operasional yang dimiliki.
Risiko tersebut hendaknya dapat diminalisasi atau dikelola dengan baik
oleh manajemen perusahaan termasuk di dalamnya berbagai risi-ko
yang

menyebabkan

adanya

berbagai

kecurangan

sehingga

menghambat adanya good corporate governance. Komite audit akan


menjalankan fungsi berkaitan dengan tata kelola dunia usaha yang
sehat,

sebagai

indikator

good

corporate

governance

melalui

kemampuan dari komite audit dalam rangka menjalankan peran


sebagai supervisi atau penga was. Berdasarkan paparan dari Ali (2006)
tersebut maka komite audit memiliki fungsi penting dengan tindakan
pengawasan

opearsional

perusahaan

yang

dilakukan

untuk

13

menghindari atau mengelola risiko usaha yang timbul dengan


memberikan dorongan melakukan pengelolaan usaha yang sehat
sebagai bentuk dari good corporate governance.
2.6 Peran dan Tanggungjawab Komite Audit
Peranan dan tanggungjawab Komite Audit harus dengan jelas
tercantum dalam ketentuan-ketentuan Audit Committee Charter. Peran
dan tanggungjawab Komite Audit dapat berlainan tergantung kondisi suatu
perusahaan tertentu, namun, pada dasarnya mengarah pada pemberian
bantuan kepada Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya tentang
internal kontrol, pelaporan keuangan dan manajemen.
Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate

Governance

(KNKCG, 2002) peran dan tanggungjawab Komite Audit harus termasuk :


1.
Pelaporan keuangan
Dalam hal pelaporan keuangan, peran dan tanggungjawab Komite
Audit adalah:
Mengawasi atas proses pelaporan keuangan dengan menekankan

agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi,


Memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan
standar dan kebijksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten

2.

dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota Komite Audit dan,
Mengawasi audit laporan keuangan eksternal dan menilai mutu

pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal.


Manajemen Risiko dan Kontrol
Dalam hal manajemen risiko dan kontrol, peran dan tanggung jawab
Komite Audit adalah:
Mengawasi proses manajemen

risiko

dan

kontrol,

termasuk

identifikasi risiko dan evaluasi kontrol untuk mengecilkan risiko

tersebut,
Mengawasi laporan auditor internal dan auditor eksternal untuk
memastikan

bahwa

diperhatikan,
Menjamin bahwa

semua
pihak

bidang

kunci

manajemen

risiko

dan

kontrol

melaksanakan

semua

rekomendasi yang terkait dengan risiko dan kontrol, yang dibuat oleh
3.

auditor internal dan auditor eksternal.


Corporate Governance

14

Tanggungjawab Komite Audit di bidang Corporate Governance


adalah memberikan kepastian, bahwa perusahaan tunduk secara layak
pada undang-undang dan peraturan yang berlaku, melaksanakan
urusannya dengan pantas dan mempertahankan kontrol yang efektif
terhadap benturan kepentingan dan manipulasi terhadap pegawainya.
Dalam hal Corporate Governance peran dan tanggungjawab Komite
Audit harus termasuk juga :
Mengawasi proses Corporate Governance,
Memastikan bahwa manajemen senior membudayakan Corporate

Governance,
Memonitor bahwa perusahaan tunduk pada Code of Conduct,
Mengerti semua pokok persoalan yang mungkin dapat

mempengaruhi kinerja finansial atau non-finansial perusahaan,


Memonitor bahwa perusahaan tunduk pada tiap undang-undang dan

peraturan yang berlaku,


Mengharuskan auditor internal melaporkan secara tertulis hasil
pemeriksaan Corporate Governance dan temuan lainnya.
Peran Komite Audit menurut Forum Corporate Governance in

Indonesia (FCGI, 2002) adalah :


Mengawasi dan memberi masukan kepada dewan komisaris dalam
hal terciptanya mekanisme pengawasan.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tugas dan
tanggungjawab Komite Audit yaitu :
Komite

Audit

melakukan

pemantauan

dan

evaluasi

atas

perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut


hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk
kecukupan proses pelaporan keuangan.
2.7 Peran penting komite audit untuk menciptakan good corporate
governance
Peran penting komite audit untuk menciptakan good corporate
governance,

membuat

independensi

komite

pengawasan.

Komite

adanya
audit
audit

tuntutan

dalam
harus

untuk

rangka
independen

mempertahankan

menjalankan
yaitu

tidak

fungsi
dapat

15

dipengaruhi oleh pihak lain dalam menjalankan peran pengawasan. Hal ini
dibutuhkan agar temuan dalam tindak pengawasan yang dilakukan oleh
komite audit mampu bersifat obyektif dalam arti sesuai dengan kondisi
sebenarnya, sehingga terus mendapatkan upaya perbaikan bagi manajemen perusahaan agar selalu mampu menjalankan operasi usaha sesuai
dengan tata nilai yang seharusnya berlaku. Komite audit yang independen
akan berlaku adil kepada setiap pihak yang berkaitan dengan perusahaan.
karena tidak membawa kepentingan dari pihak manapun tetapi berlaku
adil kepada seluruh pihak berkaitan dengan kegiatan pemeriksaan yang
dilakukan. Peran penting komite audit dalam good corporate governance
tersebut mendatangkan tuntutan untuk memasukkan komite audit sebagai
bagian dari pengembangan usaha.

16

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Corporate governance merupakan seperangkat peraturan yang
mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola)
perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan, serta para pemegang
kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak
dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan
dan mengendalikan perusahaan. Komite audit bertugas membantu dewan
komisaris untuk memonitor proses pelaporan keuangan oleh manajemen
untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan.
3.2 Saran
Dikarenakan pembahasan saya terbatas, saya mohon maaf apabila
ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas,
mengerti, dan lugas. Penulis banyak berharap kepada para pembaca
yang budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada saya
demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis para pembaca khusus pada penulis.

17

DAFTAR ISI

Indriani, dan Nurkholis. 2002, Manfaat dan FungsiKomite Audit dalam


Mewujudkan Tata Pengelolaan Perusahaan yang Baik (Good Corporate
Governance): Persepsi Manajemen Perusahaan Go Public, Tema,
Volume III, Nomor 1, Maret: 3758.
Toha, A. 2004. Efektivitas Peranan Komite Audit Dalam Mewujudkan Good
Corporate Governance Studi Kasus Pada PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk, Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 8 No. 3, September:
1741.
http://putusukmakurniawan.blogspot.com/2014/09/good-corporate-governancedalam.html

18

LAMPIRAN I
PEMIKIRAN TEORITIS

Anda mungkin juga menyukai