11724532
11724532
Analisa Perhitungan Susut Teknik pada PT PLN (Persero) UPJ Semarang Tengah
Abstrak - Pada saat ini , PT PLN (Persero) Semarang Tengah sedang berupaya keras melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam rangka upaya penekanan Susut Energi pada Jaringan Distribusi .Susut Energi pada Jaringan Distribusi secara umum
dibagi menjadi dua yaitu Susut Teknis dan Non Teknis .
Kajian mengenai Susut Teknis pada UPJ Semarang tengah disini akan dibahas dengan cara pendekatan kurva beban .
serta mempergunakan bantuan program Microsoft Excel sehingga semua dapat diproses, adapun langkahnya adalah
berurutan dari perhitungan JTM, Trafo, JTR, SR dan APP.
Dari hasil analisa perhitungan susut teknik pada bulan Januari dan Pebruari 2005 ini didapatkan nilai susut tenik total
di PT PLN (Persero) UPJ Semarang Tengah pada range 4,95 % s/d 6,08 % dengan nilai susut terbesar pada JTR sebesar
2,60 % , dengan diketahuinya nilai susut teknik maka diharapkan akan lebih memudahkan PT PLN (Persero) UPJ Semarang
Tengah dalam melaksanakan Analisa dan Evaluasi susut energi diwilayah kerjanya.
1. Kasus diambil pada PT PLN (Persero) UPJ Semarang
I. Pendahuluan.
Tengah.
I.1 . Latar Belakang
2. Pembahasan perhitungan susut teknis bukan per feeder
Jaringan, namun secara global per Unit /UPJ.
Perhitungan susut energi pada jaringan distribusi 3. Analisa perhitungan susut teknis dengan metode lain
listrik merupakan salah satu perhitungan yang rumit dalam
tidak dibahas.
penyelesaian masalah-masalah pendistribusian energi listrik. 4. Analisa perhitungan susut teknis pada UPJ Semarang
Perhitungan susut energi jaringan distribusi yang tepat hanya
Tengah dilakukan pada bulan Januari 2005 dan Pebruari
dapat dilaksanakan dengan jalan mengukur energi mengalir
2005.
dalam fungsi waktu untuk periode waktu tertentu di setiap 5. Dalam Perhitungan susut teknik ini diambil asumsi
komponen atau seksi peralatan jaringan distribusi. Hal ini
sebagai berikut :
tentu saja membutuhkan alat ukur energi dalam jumlah yang
Panjang gawang sama
banyak.
Beban merata atau Faktor kepadatan beban (LDF
salah satu kemungkinan penyebab besarnya susut
/Load Density Factor) sama sepanjang jurusan.
jaringan distribusi antara lain keadaan alamiah jaringan itu
Arus beban di ketiga fasa seimbang dengan Cos
sendiri seperti panjang jaringan yang cenderung terus
sama yaitu 0,85
bertambah, , beban yang melebihi standardnya diduga lebih
Untuk perhitungan susut SR diasumsi pelanggan
memperburuk lagi kinerja penyulang itu dilihat dari aspek
pelanggan 3 fasa adalah dengan daya >2200 VA
susut teknis jaringan.
dengan penampang kawat 4 x 16 mm2
I.2. Tujuan
Rgw
Igw
LsF
t
Fkor
Susut(APP)
Susut(TRF)
Susut(JTM)
Susut(SR)
Susut(JTR)
SR
JTM
Trafo
E plg TM
JTR
APP
PF
Vpp
E (kWh) = V. Ipp .
E (kWh)
(kWh)
Ipp =
Ipp
L gw
I3
L gw
Node
Trafo
N5
L gw
Node
Trafo
N4
I2
I1
L gw
L gw
Node
Trafo
N3
Node
Trafo
N2
55 . I
(2I)
.R
S (%)
.R
gw
(3I)
.R
gw
(4I)
.R
gw
(5I)
.R
gw
gw
S (kWh) 3 fasa= 3 x
n x I
2
2
gw
Dimana:
Ipp
n
Lgw
Rtotal
gw
Node
Trafo
N1
.R
n x I
1
I4
I5
(kWh)
Model JTM
3 . PF. LsF . t
S (watt)
penyulang dapat
Trafo 3 fasa
E masuk Trafo
n
K =
1 (KVATrf MTrf ) PF LF t
i
i
Jurusan
Jurusan
Titik beban SR
Trafo 1 fasa
K VA 3 fasa
E masuk
kelompok
trafo 1 fasa
KVA 1 fasa
(kWh)
( KVA 3 fasa + KVA 1 fasa )
EJTR =
E masuk JTR
Jumlah jurusan (NJR)
[kWh]
STrf Total % =
KVA 3 fasa
E (kWh) 3 fasa = E (kWh) masuk trafo x
EJTM
IJTR3 =
[Amp]
LF PF t 3 0,38
Dimana:
E (kWh) 3 fasa = Energi yang masuk ke kel. trafo 3 fasa
E (kWh) 1 fasa = Energi yang masuk ke kel. trafo 1 fasa
MTrfi
= Jumlah trafo
KVA 3 fasa = Jumlah KVA trafo 3 fasa
2.3.Perhitungan Susut Jaringan Tegangan Rendah (SJTR)
JTR 1 fasa
[1]
IJTR1 =
PF
JTR 3 fasa
[1]
ISR = Arus
n
S (kWh) JTR3f = 3x
n xI
2
2
gwj3
rata-rata
per
RL = Tahanan
penghantar
dengan
panjang L (asumsi 35 meter)
ditambah
dengan
resistan
konektor
kWh
JTR 1 fasa
beban
konsumen
[1]
S (kWh) JTR1f = 2 x
n x I
2
gw1
kWh
Dimana:
n
L2
L1
I
S (watt )nk
S (watt )1k
ESR =
[kWh]
Jumlah Trafo
k SR =
S JTR (%)
L3
ISR =
ESR
[Ampere]
LF PFSR T 0,220
Gambar 3.7 SR 1 fasa 1 konsumen
Susut yang terjadi pada 1 konsumen : [1]
S(watt) = 2 . ISR 2 . RL
S(kWh) = 2 . ISR 2 . RL . LsF . t .10-3 kWH
SSR3fasa + SSR1fasa
[%]
EJTM
Dimana :
SAPP1
[kWh]
SAPP3
[kWh]
Bulan
SAPP1 + SAPP3
[%]
EJTM
Setelah semua data dikumpulkan maka dengan
bantuan program Microsoft Excel, semua dapat diproses.
Langkahnya adalah urut dari perhitungan JTM, Trafo, JTR,
SR dan APP
Perhitungan untuk UPJ. Semarang tengah dilakukan
untuk bulan Januari 2005 dan Pebruari 2005.
III. Hasil Perhitungan dan Pembahasan
3.1.
Komposisi Susut teknis JTM bulan Januari dan
Pebruari 2005 PLN (Persero) UPJ. Semarang Tengah
Tabel 3.1 Komposisi Susut teknis JTM bulan Januari dan
Pebruari 2005 UPJ. Semarang Tengah
Bulan
kWh
Jan-05
Feb 05
50.935.318
44.392.227
275.658
231.820
0,5%
0,5%
kWh
28.327
23.822
0,06%
0,05%
303.985
255.642
14.294.358
% thd E
trf
% thd E
TM
Jml Trf 3
Jml KVA
fasa
Jml Trf
1 fasa
Jml KVA
580.347
1,59%
1,14%
374
62.105
2.095
81.797
485.625
1,63%
1,09%
374
62.105
2.095
81.797
Susut Total
Kwh
S(kwh)
2 Feb 2005
SAPP % =
P TM
0,60%
0,58%
247,164
503,18
R=0,1370
R=0,4380
247,16
503,18
R=0,1370
R=0,4380
Dari tabel 3.1 tersebut terlihat bahwa susut teknis JTM 3 fasa
dan 1 fasa rata-rata bulan Januari 2005 dengan jumlah
penyulang 24 buah adalah sebesar 0.60% atau setara dengan
energi 303.985 kWH. Sedangkan susut teknis JTM 3 fasa
dan 1 fasa rata-rata bulan Pebruari 2005 dengan jumlah
penyulang 24 buah adalah sebesar 0.58% atau setara dengan
energi 255.642 kWH.
Komposisi susut teknis antara JTM 3 Fasa dan JTM 1
fasa yang diperlihatkan dalam Tabel 4.1 pada bulan Januari
2005, tampak bahwa JTM 1 fasa menyebabkan susut teknis
sebesar 0,06 % atau hanya memberi kontribusi sebesar 12%
dibandingkan total susut teknis JTM
Jenis
NO
Bulan
(kwh)
Penghantar
1.
Jan 2005
34.552.594
Golongan
Jumlah
Kwh Jual
R SR
Panjang
R total
Susut
Susut
Pelanggan
TUL-3-09
( Ohm /
Km )
SR
L (Kms)
=R*L+Rk
(Ohm)
rentet 1
(kwh)
rentet
( kwh )
100.220
15.823.450
2,1883
2.
DX # 6
2,1883
3.
4.
DX # 4
LVTC 4x16 > 2200 VA
1,3743
0,8653
JUMLAH
10.223
12.682.479
110.443
28.505.929
3.508
12.062
50.132
358
575
38.563
67.486
88.695
857.060
3.866
789.574
Bulan
E masuk sr
(kwh)
Jenis
Penghantar
Golongan
NO
Jumlah
Pelanggan
1.
2.
3.
4.
Feb 2005
28.557.445
100.187
Kwh Jual
TUL-3-09
15.148.045
10.241
12.748.549
JUMLAH
110.428
27.896.594
SusutTeknik SR Terhadap Energi Masuk SR :
2,48%
R SR
Panjang
( Ohm /
SR
Km )
L (Kms)
2,1883
3.507
2,1883
1,3743
0,8653
358
3.865
R total
=R*L+Rk
(Ohm)
12.058
Susut
rentet 1
(kwh)
36.286
Susut
rentet
( kwh )
571.512
576
30.712
53.746
66.998
625.257
2,19%
140.340
Konsumsi
Arus
(mA)
17,81
2.
Kwh 3 Phasa
2.138
19,59
Kvarh 3 Phasa
249
19,59
JUMLAH
142.727
KWH masuk APP
SUSUT TEKNIK APP Terhadap Energi Masuk APP
NO
NO
1.
2.
3
JTR
Jenis
APP
Bulan
Jenis
APP
Bulan
Jumlah
APP
Jumlah
APP
Konsumsi
Arus
(mA)
17,81
19,59
19,59
Konsumsi
VA
3,97
Konsumsi
Daya
(Watt)
0,28
Susut
perbulan
( kwh )
29.363
4,37
0,31
492
4,37
0,31
57
29.913
33.694.659
0,09%
Konsumsi
Daya
(Watt)
0,28
0,31
0,31
Susut
perbulan
( kwh )
26.522
444
52
27.018
27.929.149
0,10%
Konsumsi
VA
3,97
4,37
4,37
TOTAL
No
Bln
E masuk JTR
(kwh)
1 Jan
35.891.161
JTR
Jml UB
Jml Only
553
462
1.015
2005
532.414
SUSUT 3p
SUSUT 1p
794.175
SUSUT Tot
1.326.589
3,70%
JTR
TOTAL
No
Bln
E masuk JTR
(kwh)
2 Feb
27.213.799
JTR
Jml UB
553
Jml Only
462
1.015
2005
SUSUT 3p
SUSUT 1p
SUSUT Tot
%
321.954
480.242
802.196
2,73%
Dari tabel 3.5 tersebut terlihat bahwa susut teknis APP 3 fasa
dan 1 fasa rata-rata bulan Januari 2005 dengan jumlah KWH
3 fasa 140.340 buah , KWH 1 fasa 2.138 buah, serta KVARH
3 fasa 249 buah adalah sebesar 0,09% atau setara dengan
energi 29.913 kWH.
Susut teknis APP rata-rata 0.09 % terhadap energi yang
masuk APP apabila dibandingkan dengan energi yang masuk
TM maka susut teknis APP rata-rata sebesar 0.06 %.
Susut APP terlihat dalam tabel 3.5, menyebabkan susut
teknis yang relatif kecil. Sebagai bahan referensi susut teknis
per APP adalah data percobaan pengukuran beberapa kWH
meter elektromekanik di laboratorium (sesuai di lampiran).
Sedangkan susut teknis APP 3 fasa dan 1 fasa rata-rata bulan
Pebruari 2005 dengan jumlah KWH 3 fasa 140.340 buah ,
KWH 1 fasa 2.138 buah, serta KVARH 3 fasa 249 buah
adalah sebesar 0,06% atau setara dengan energi 27.018
kWH.
Komposisi susut teknis pada bulan Januari 2005(
terhadap jumlah kWH susut ) dapat dilihat dalam gambar 4.2,
terlihat bahwa penyumbang susut teknis terbesar dalam
perhitungan ini (bulan Januari) adalah Jaringan Tegangan
Rendah (48%).
Komposisi susut teknis
SR
28%
APP
1%
JTM
10%
TRAFO
19%
JTR
42%
JTM
TRAFO
JTR
IV.
[4]
4.1. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan pembahasan pada Bab III dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Perhitungan susut teknis berdasarkan kWH masuk dapat
dilakukan dengan pendekatan kurva beban dipangkal
penyulang
2. Perhitungan susut teknis di UPJ. Semarang tengah bulan
Januari dan Pebruari tahun 2005 menghasilkan angka susut
teknis total dalam range 4,95 % s/d 6.08 % terhadap kWH
yang masuk di Jaringan Tegangan Menengah
3. Komposisi susut teknis pada bulan Januari 2005 terdiri
dari : Susut JTM 0,60%, susut trafo 1,14% ,Susut SR 1,68%,
Susut APP 0,06 % dan penyumbang susut teknis terbesar
adalah pada JTR yaitu sebesar 2,60 % (atau sebesar 42 %
dari jumlah kWH total susut teknis)
4. Perhitungan susut teknis total pada UPJ Semarang
Tengah bulan januari 2005 sebesar 6,08 % sedangkan pada
bulan Pebruari 2005 sebesar 4,95 % Hubungan antara jumlah
energi masuk total dengan besarnya susut teknis per bulan
untuk UPJ. Semarang tengah trend-nya adalah relatif
menurun tetapi tidak selalu linier karena komposisi energi
yang masuk ke masing-masing penyulang sifatnya dinamis
sehingga besar susut teknisnya juga berubah ubah.
a.
Saran
1. Susut yang terjadi di JTR perlu diperhatikan ,antara lain
dengan perbaikan jaringan TR (reconductor ,perbaikan
penyambungan dengan sistem press dll ) .
2. Susut di Sambungan Rumah perlu mendapat perhatian
(antara lain perbaikan SR rentet, rekonduktor dan perbaikan
kondisi sambungan-sambungan SR)
3. Keakuratan perhitungan susut teknis tergantung rincinya
data yang ada, maka disarankan kolekting data sedetail
mungkin, untuk itu apabila sudah ada sistem basis data
berdasar GIS maka diharapkan dapat membantu hal tersebut.
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
DAFTAR PUSTAKA
1] Komari , Pedoman Perhitungan Susut
Jaringan, Lokakarya XI Pembakuan PLN 1992
Teknis
Mengetahui
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Ir.Tejo Sukmadi, MT
Power
System