Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Pendahuluan
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting
maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga
dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi
radang yang disebut meningitis. Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah
sebagai berikut. 1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak. 2.
Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya
terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran
araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya
kerusakan mekanik.3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat
dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi
serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sistim saraf pusat dan mekanisme
terjadinya kejang demam sesuai dengan skenario yang telah saya dapat.
Isi
Skenario
Seorang anak usia 6 tahun menderita kejang-kejang, setelah 1 minggu. Panas tinggi
disertai batuk pilek, setelah dilakukan lumbal pungsi diketahui terdapat tanda-tanda infeksi.
Pembahasan
Lumbal Pungsi
Pungsi lumbal dikerjakan untuk menentukan adanya perdarahan susunan saraf pusat
seperti perdarahan subarakhnoidea apabila kecurigaan hal tersebut kuat sekali tetapi
pemeriksaan CT-scan otak tidak memperlihatkan gambaran perdarahan subrakhnoidea, atau
guna menyingkirkan kemungkinan perdarahan susunan saraf pusat sebelum pemberian
antikoagulansia pada keadaan dimana CT-scan tidak dapat dikerjakan. Pungsi lumbal
dikerjakan bila analisa kimiawi cairan serebrospinalis mempunyai nilai diagnostik seperti
pemeriksaan gama globulin pada sklerosis multipleks.1
Pungsi lumbal diperlukan guna pemeriksaan sirkulasi cairan seresbrospinalis,
misalnya untuk mengetahui adanya sumbatan spinal (spinal block) dengan pemeriksaan
Queckenstedt, atau pada hidrosefalus normotensi (NPH) dengan pemeriksaan infusi Katzman
atau sisternografi radionukleotida. 1
Metode pengambilan
- Tusukkan dilakukang pada garis tengah diantara L3-L4 atau L4-L5 yang dapat
-
panjang vertebra
Bila tidak dilakukan pemeriksaan manometer dan mielografi, gunakan jarum
dilakukan bila terdapat peningkatan tekanan dasar (awal) atau dicurigai adanya
-
lesi masaa.
Posisi penderita sangat membantu keberhasilan pungsi lumbal. Penderita harus
dalam posisi fetal dengan punggung tegak lurus terhadap tempat tidur. Masukkan
jarum ke bawah kulit ( setelah diberikan anestesi lokal ) dan tentukan sudut
tusukan jarum tersebut. Pastikan arah jarum sejajar terhadap tempat tidur dan
menyudut kearah umbilikus penderita. Pada penusukan lebih lanjut, bila jarum
tidak masuk ke ruang subarkhnoidea atau bila membentur tulang, arah jarum tidak
akan berubah. Jarum tersebut ditarik kembali hingga sedikit dibawah kulit dan
coba arahkan kembali. Dengan berbagai pengalaman dapat dirasakan saat jarum
masuk ruang subarakhnoidea. Bila pungsi lumbal tidak mungkin dilakukan dalam
posisi fetal, penderita didudukkan dengan memeluk bantal, coba kembali pada
posisi duduk ( lebih mudah untuk menentukan garis tengah ). Perlu diingat bahwa
pengukuran tekanan pada posisi duduk sulit diinterprestasikan, untuk itu penderita
Cairan Cerebrospinalis
Seluruh ruang yang melingkupi otak dan ledulla spinalis memiliki volume kira-kira
1600 sampai 1700 mililiter dan sekitar 150 mililiter dari volume ini ditempati oleh cairan
serebrospinal, dan sisanya oleh otak dan medulla. Cairan ini seperti yang diperlihatkan pada
gambar, ditemukan dalam vintrikel otak, dalam sisterna sekitar otak, dan di dalam ruang
subarakhnoid sekitar otak dan medulla spinalis. Seluruh ruangan berhubungan satu sama lain,
dan tekanan cairan diatur pada tingkat yang konstan.2
Pleksus koroideus adalah pertumbuhan pembuluh darah seperti kembang kol yang
dilapisi oleh selapis tipis sel. Pleksus ini menjorok ke dalam kornu temporal dari setiap
ventrikel lateral, bagian posteror ventrikel ketiga dan atap ventrikel keempat.
Sekresi cairan oleh pleksus koroideus terutama bergantung pada transpor aktif dari
ion natrium melewati sel epitel yang membatasi bagian luar pleksus. Ion- ion natrium pada
waktu kembali akan menarik sejumlah besar ion-ion klorida, karena ion natrium yang
bermuatan positif akan menarik ion klorida yang bermuatan negatif. Keduanya bersama sama
meningkatkan kuantitas osmotis substansi aktif dalam cairan serebrospinal, yang kemudian
segera menyebabkan osmosis air melalui membran, jadi menyertai sekresi cairan tersebut.
Transpor yang kurang begitu penting memindahkan sejumlah kecil glukosa ke dalam cairan
serebrospinal dan ion kalium dan bikarbonat keluar dari cairan serebrospinal ke dalam
kapiler. Oleh karena itu, sifat khas dari cairan serebrospinal adalah sebagai berikut: tekanan
osmotik kira-kira sama dengan plasma; konsentrasi ion natrium kira-kira sama dengan
plasma; klorida kurang lebih 15% lebih besar dari plasma; kalium kira-kira 40% lebih kecil;
dan glukosa kira-kira 30% lebih sedikit. Inhibitor carbonic anhidrase (acetazolamide),
kortikosteroid, spironolactone, furosemide, isoflurane dan agen vasokonstriksi untuk
mengurangi produksi CSS.2
Absorpsi Cairan Serebrospinal Melalui Vili Arakhnoidalis2
Absorpsi CSS melibatkan translokasi cairan dari granulasi arachnoid ke dalam sinus
venosus otak. Vili arakhnoidalis, secara mikroskopis adalah penonjolan seperti jari dari
membran arakhnoid ke dalam dinding sinus venosus. Kumpulan besar vili-vili ini biasanya
ditemukan bersama-sama, dan membentuk suatu struktur makroskopis yang disebut granulasi
arakhnoid yang terlihat menonjol ke dalam sinus. Dengan menggunakan mikroskop elektron,
terlihat bahwa vili ditutupi oleh sel endotel yang memiliki lubang-lubang vesikular besar
yang langsung menembus badan sel. Telah dikemukakan bahwa lubang ini cukup besar untuk
menyebabkan aliran yang relatif bebas dari cairan serebrospinal, molekul protein, dan bahkan
partikel partikel sebesar eritrosit dan leukosit ke dalam darah vena. Sebagian kecil diabsorpsi
di nerve root sleeves dan limfatik meningen. Walaupun mekanismenya belum jelas diketahui,
absorpsi CSS ini tampaknya berbanding lurus terhadap
tekanan intra kranial (TIK) dan berbanding terbalik dengan tekanan vena serebral (Cerebral
Venous Pressure = CVP). Karena otak dan medula spinalis sedikit disuplai oleh sistem
limfatik, absorpsi melalui CSS merupakan mekanisme utama untuk mengembalikan protein
perivaskuler dan interstitiil ke dalam aliran darah.2
pada pipa kaca sampai setinggi-tingginya. Jika nilainya naik sampai setinggi 136 mm di atas
tingkat jarum tersebut, tekanannya dikatakan 136 mm air atau, dibagi dengan 13,6 yang
merupakan berat jenis air raksa, kira-kira 10 mmHg.2
Fungsi Cairan serebrospinal
Cairan serebrospinal mengelilingi ruang subaraknoid di sekitar otak dan medulla
spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak.2
Komposisi
Cairan serebrospinal menyerupai plasma darah dan cairan intersisial ( air, elektrolit, oksigan,
karbondioksida, glukose, beberapa lekosit ( terutama limfosit ) dan sedikit protein.
Produksi
Cairan serebrospinal dihasilkan oleh pleksus koroid yaitu jaring-jaring kapiler berbentuk
bunga kol yang menonjol dari pia mater ke dalam dua ventrikel otak
Sirkulasi
Cairan bergerak dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikuler ( foramen munro )
menuju ventrikel ketiga otak,kemudian mengalir melalui akuaduktus serebral ( Sylvius )
menuju ventrikel keempat cairan mengalir melalui tiga lubang langit-langit ventrikel keempat
kemudan bersirkulasi melalui ruang subaraknoid. Setelah mencapai ruang subaraknoid,maka
cairan serebrospinal akan bersirkulasi sekitar otak dan medulla spinalis,lalu keluar menuju
sistem vaskular. Sebagian besar cairan serebrospinal direabsorpsi ke dalam darah melalui
struktur khusus yang dinamakan villi araknoidalis kedalam sinus vena pada dura mater dan
kembali ke aliran darah tempat asal produksi cairan tersebut2
Fungsi
Cairan serebrospinal berfungsi sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak dan medulla
spinalis,juga sebagai media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta
medulla spinalis. Secara klinis cairan serebrospinal dapat diambil untuk pemeriksaan melalui
prosudur pungsi lumbal , yaitu jarum berongga diinsersi ke dalam ruang subaraknoid di
antara lengkung saraf vertebra lumbal ke tiga dan ke empat.2
Medulla Spinalis
Medulla spinalis adalah struktur putih yang berawal dari foramen magnum, tempat ia
bersambung dengan medulla oblongata. Dan berakhir setinggi tepi bawah L1 pada orang
dewasa. Pada anak kecil, ia relatif lebih panjang dan berakhir setinggi tepi atas L3. Medulla
spinalis berbentuk hampir silindris. Namun di daerah cervical, tempat keluarnya plexus
brachialis, dan di daerah thoracal bawah dan lumbal, tempat keluar plexus lumbosacralis,
terdapat pembesaran fusiformis yang disebut intumescentia cervicalis dan lumbosacralis.4
Ke inferior, medulla spinalis meruncing menjadi conus medullaris, dan dari aspeknya
berjalan turun lanjutan piamater, yaitu filum terminale, yang kemudian melekat pada
punggung coccyx. Di anterior garis tengah terdapat suatu fissura longitudinal yang dalam,
yaitu fissura mediana anterior, dan pada permukaan posterior terdapat alur dangkal, yaitu
sulcus medianus posterior. Sepanjang medulla spinalis melekat tiga puluh satu pasang
n.spinalis melalui radix ventralis, atau motoris dan radix dorsales, atau sensoris. Tiap radix
melekat pada medulla melalui sederetan radix kecil, yang berjajar sepanjang segmen medulla
yang bersangkutan. Tiap radix dorsalis memiliki sebuah ganglion radix dorsalis, yang selselnya menjulurkan serabut saraf perifer dan pusat.4
Radices n.spinalis berjalan dari medulla spinalis menuju ke foramen intervertebrale
yang sesuai, dimana keduanya menyatu membentuk n.spinalis. Begitu muncul dari foramen
intervertebrale, tiap n.spinalis segera bercabang menjadi ramus ventralis dan ramus dorsalis,
yang mengandung serabut-serabut motoris maupun sensoris. Karena pertumbuhan
memanjang columna vertebralis berlangsung tidak proporsional dibandingkan dengan
pertumbuhan medulla spinalis, maka radices ini makin ke bawah makin panjang. Di daerah
cervical atas, radix n.spinalis itu pendek-pendek dan berjalan hampir horisontal, namun
radices n.lumbalis dan sacralis yang terletak dibawah ujung medulla (setinggi tepi bawah
vertebra lumbalis pertama ada orang dewasa) membentuk seberkas saraf vertikal di sekitar
filum terminale. Berkas radices ini disebut cauda equina.4
Meninges
Medulla spinalis, seperti halnya cerebrum, dikelilingi oleh tiga lapis meninges yaitu,
duramater, arachnoideamater, dan piamater.4
Duramater Spinalis
Duramater adalah membran fibrosa padat dan kuat yang membungkus medulla
spinalis dan cauda. Ke atas ia berlanjut melalui foramen magnum sebagai duramater
encephali. Ke bawah berakhir pada filum terminale setinggi batas bawah vertebra S2.
Selaput dura melekat longgar dalam canalis vertebralis dan terpisah dari dinding
canalis oleh cavitas epidural. Di dalam ruang ini terdapat jaringan ikat longgar dan
plexus venosus vetebralis internus. Duramater meluas mengikuti tiap radiks saraf dan
menyatu dengan jaringan ikat di sekitar tiap n.spinalis. permukaan dalam duramater
melekat pada arachnoideamater.
Arachnoideamater Spinalis
Arachnoideamater adalah membran halus yang kedap air yang menutupi medulla
spinalis dan terletak di antara piamater (di dalam) dan duramater (diluar). Ia terpisah
dari piamater oleh celah lebar yaitu cavum subarachnoidea, yang terisi liquor
cerebrospinalis. Cavum subarachnoidea dilintasi sejumlah untaian halus jaringan ikat.
Arachniodeamater berhubungan ke atas melalui foramen magnum dengan
Cerebrum
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak. Terdiri atas dua hemispher cerebri, yang
dihubungkan oleh massa substantia alba yang disebut corpus callosum. Tiap hemispher
meluas dari os frontale sampai os occipitale, di atas fossa cranii anterior dan media dan di
posterior, di atas tentorium cerebeli. Hemispher dipisahkan oleh suatu celah dalam yaitu
fissura longitudinalis cerebri, dimana ke dalamnya terjulur falx cerebri. Lapisan permukaan
hemispher disebut cortex, disusun oleh substantia grisea. Cortex cerebri berlipat-lipat, yang
disebut gyri, dipisahkan oleh fissura atau sulci. Dengan demikian permukaan cortex
bertambah luas. Sejumlah sulci dalam membagi-bagi permukaan tiap hemispher menjadi
lobus. Lobus diberi nama sesuai dengan tulang cranium di atasnya. Lobus frontalis terletak di
depan sulcus centralis dan di atas sulcus lateralis. Lobus parietalis terletak di belakang sulcus
centralis dan di atas sulcus lateralis. Lobus occipitalis terletak di bawah sulcus parietooccipitalis. Sedangkan lobus temporalis terletak dibawah sulcus lateralis. Gyrus precentralis
terletak tepat anterior terhadap sulcus centralis dan dikenal sebagai area motoris. Sel saraf
motoris besar dalam daerah ini mengendalikan gerakan volunter sisi tubuh berlawanan.
Hampir seluruh serabut saraf menyebrang ke kontralateral setinggi medulla oblongata,
sewaktu turun ke medulla spinalis. Pada area motoris, tubuh dipresentasikan dalam posisi
terbalik, sel-sel saraf yang mengendalikan gerakan kaki berlokasi di bagian atas, sedangkan
yang mengendalikan gerakan muka dan tangan terletak di bagian bawah.4
Gambar 3 : Cerebrum 6
Gyrus postcentralis terletak tepat posterior terhadap sulcus centralis, dikenal sebagai
area sensoris. Sel-sel saraf kecil dalam daerah ini menerima dan menafsirkan sensasi nyeri,
suhu, raba dan tekan dari sisi tubuh kontralateral.4
Gyrus temporalis superior terletak tepat di bawah sulcus lateralis. Bagian pusat gyrus
ini menerima dan menginterprestasi suara, dan dikenal sebagai area auditiva. Area Broca atau
area bicara motoris, terletak tepat di atas sulcus lateralis. Ia mengatur gerakan berbicara. Area
Broca hemispher kiri lebih dominan pada orang bertangan kanan sedangkan pada orang kidal,
yang kanan lebih dominan. Area visualis terletak pada polus posterior dan aspek medial
hemispher cerebri di daerah sulcus calcanius. Merupakan adalah daerah penerima kesan
visual. Rongga yang terdapat di dalam tiap hemispher cerebri disebut ventriculus lateralis.
Ventriculus
lateralis
berhubungan
dengan
ventriculus
tertius
melalui
foramina
interventricularis.4
Diencephalon
Diencephalon hampir seluruhnya tersembunyi di bawah permukaan otak. Terdiri atas
thalamus di dorsal dan hypothalamus di ventral. Thalamus adalah massa substantia
grisea yang besar, terletak di kiri-kanan ventriculus tertius. Merupakan stasiun
prantara besar untuk jaras sensoris aferen yang menuju cortex cerebri. Hypothalamus
membentuk bagian bawah dinding lateral dan dasar ventriculus tertius. Struktur
berikut ini terdapat pada dasar ventriculus tertius, dari depan ke belakang: chiasma
opticum, tuber cinereum dan infundibulum, corpora mammilaria, dan substantia
perforata posterior.4
Otak Tengah
Otak tengah adalah bagian sempit otak yang berjalan melewati incisura tentorii dan
menghubungkan otak depan dengan otak belakang. Otak tengah terdiri atas dua
belahan lateral yang disebut pedunculus cerebri, masing-masing dibagi menjadi pars
anterior atau crus cerebri dan pars posterior atau tegmentum, oleh sabuk substantia
grisea berpigmen, yaitu substantia nigra. Rongga sempit otak tengah adalah
aqueductus cerebri, yang menghubungkan ventriculus tertius dan quartus. Tectum
adalah bagian otak tengah posterior terhadap aqueductus cerebri memilki empat
tonjolan kecil, yaitu dua colliculus superior dan dua colliculus inferior. Colliculuc ini
terletak di antara cerebellum dan hemisphere cerebri.4
Corpus pinealis adalah struktur kelenjar kecil yang terletak di antara colliculus
superior. Melekat melalui suatu tungkai pada dinding posterior ventriculus tertius.
Lekuk kecil pada ventriculus disebut recessus pinealis, meluas ke dalam basis tangkai.
Corpus pinealis ini seringkali mengalami perkapuran pada usia pertengahan, dengan
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
2000.
5. Diunduh dari medicinabih.info. April 2012.
6. Diunduh dari edoctoronline.com. April 2012.
7. Diunduh dari www.artikel-kedokteran.net. 2012.