Anda di halaman 1dari 34

Tekanan Darah

Togana Junisar Paniro Sinaga


102011184
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida wacana

Pendahuluan
Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke klinik untuk kontrol tekanan darah.
Pada pemeriksaan fisik didapat: Tekanan darah : 160/90 mmHg, denyut nadi : 80x/menit,
pernapasan : 20x/menit, suhu : 35,5C. Setelah melakukan pemeriksaan fisik dokter
memberikan resep untuk mengontrol tekanan darahnya.
Bedasarkan kasus diatas, dapat diketahui tekanan darah yang dimiliki perempuan
tersebut tinggi sementara denyut nadi, pernapasan dan suhu normal. Tekanan darah merujuk
kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa
oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua
ukuran dan biasanya diukur seperti sesuai dengan kasus - 160 /90 mmHg. Nomor atas (160)
menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut
tekanan sistole. Nomor bawah (90) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara
pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan
darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Dalam malakalah
ini akan kita bahas hal-hal yang berhubungan dengan tekanan darah diantaranya : struktur
secara Anatomi baik makroskopis dan mikroskopis, sistem sirkulasi di Jantung, pembuluh
darah, darah, dan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah.

Alamat Korespondensi:
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Telephone: (021) 5694-2061 (hunting),
Fax: (021) 563-1731
Email: ghana_holick@yahoo.com

I.

Struktur Secara Anatomi


Makroskopis
Jantung ( COR )1
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua
paru.Terdapat selaput yang mengitari jantung yang disebut perikardium, terdiri dari dua
lapisan:
-

Perikardium parietalis : lapisan luar melekat pada tulang dada dan paru

Perikardium viseralis : lapisan permukaan jantung/epikardium

Diantara kedua lapisan ini terdapat cairan perikardium.

Gambar 1: Anatomi Jantung


Struktur Jantung1
Dinding jantung terdiri dari 3lapisan :
1.

Lapisan luar (epikardium)

2.

Lapisan tengah (Miokardium)

3.

Lapisan dalam (endokardium)

Ruang Ruang Jantung1


Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebutatrium(serambi) dan 2
berdinding tebal disebut ventrikel (bilik)
1.

Atrium
a.

Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh
tubuh. Kemudian darah dipompakan keventrikel kanan melalui katub dan
selanjutnya ke paru.

b.

Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4
buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katub
dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.

Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.


2.

Ventrikel
Merupakan

alur

disebut muskulus
katub

alur

otot

papilaris,

yang
ujungnya

disebut trabekula. Alur


dihubungkan

yang

dengan

menonjol

tepi

daun

atrioventrikuler oleh serat yang disebut korda tendinae.

a.

Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru
melalui arteri pulmonalis

b.

Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh
melalui aorta

Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.


Katup Katup Jantung1
1.

Katup atrioventrikuler

Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium kanan
dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup ( trikuspid). Sedangkan katup
yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun
katup ( Mitral). Memungkinkan darah mengalir dariatrium ke ventrikel pada
fase diastole dan mencegah aliran balik pada fase sistolik.
2.

Katup Semilunar
a.

Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalisdan memisahkan


pembuluh ini dari ventrikel kanan.

b.

Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri danaorta.

Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun katup
yang simetris. Danya katup ini memungkinkan darah mengalir dari masingmasing ventrikel ke arteri selama sistole dan mencegah aliran balik pada
waktu diastole.
Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi,
dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan didalam pembuluh darah arteri.

Persyarafan Jantung2
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom mengatur kerja
jaringan dan organtubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh
kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah
pembuluh darah dan jantung.
Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Saraf simpatis mempercepat frekuensi jantung dan memperkuat kontraksi. Dan Sistem
saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf
simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut
jantung, sedangkan pada sistem saraf para simpatik akan memperlambat denyut
jantung. Persarafan ganda terhadap jantung ini dikoordinasi oleh pusat jantung di
medula oblongata otak. Apabila tekanan darah meningkat, maka akan terjadi
penurunan rangsang simpatis dan peningkatan rangsang parasimpatis, sehingga
frekuensi jantung melambat dan tekanan darah menurun. Ini adalah salah satu contoh
mekanisme homeostatik yang bekerja melalui umpan balik negatif. Setiap kerja
jantung diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan melalui pengendalian persarafan
pada keadaan istirahat, pengaruh nervus vagus lebih besar daripada nerfus
simpatikus.2

Arteri3
Arteri merupakan pembuluh yang bertugas membawa darah menjauhi jantung.
Tujuannya adalah sistemik tubuh, kecuali a.pulmonalis yang membawa darah menuju
paru untuk dibersihkan dan mengikat oksigen. Arteri terbesar yang ada dalam tubuh
adalah aorta, yang keluar langsung dari ventrikel kiri jantung.
Aorta yang keluar keluar dari ventrikel kiri jantung sebagai aorta ascendens.
Kemudian, aorta ascendens mengalami percabangan yaitu arcus aorta sebelum
melanjutkan diri sebagai aorta descendens. Arcus aorta memiliki tiga percabangan
yaitu:
1. A.brachiocephalic/a.anonyma. Arteri ini akan bercabang menjadi a.carotis communis
dextra, a.subclavia dextradan a.thyroidea ima (yang mendarahi kelenjar thyroid
bagian inferior).
2. 2. A.carotis communis sinistra.
3. 3. A. subclavia sinistra.

Gambar 1:Aorta dan cabang-cabangnya


Setiap a.carotis communis (baik dextra maupun sinistra) akan bercabang
menjadi a.carotis interna (yang mendarahi otak) dana.carotis externa (yang mendarahi
wajah, mulut, rahang dan leher) . Sedangkan setiap a.subclavia (baik dextra dan
5

sinistra) akan bercabang antara lain menjadi a.vertebralis (mendarahi otak dan medula
spinalis). Kedua a.vertebralis (dextra dan sinistra) akan menyatu menjadi arteri-arteri
spinal yang segmental, dan sebelum naik ke otak akan membentuk a.basilaris.
A.basilaris lalu bercabang menjadi a.cerebralis posterior dan beranastomosis dengan
a.communicating posterior dan a.cerebralis anterior membentuk circulus Willisi yang
khas di otak.
A. subclavia sendiri tetap berjalan ke ekstremitas atas sebagaia.aksilaris dan
mempercabangkan

a.subscapularis,

yang

mana

akan

mempercabangkan a.circumflexa scapulae. Selain itu, a.subclavia juga akan


bercabang menjadi a.mammaria interna (memperdarahi dinding dada depan dan
kelenjar susu),a.thyrocervicalis dan a.costocervical. Cabang dari a.thyrocervical
adalah a.thyroidea

inferior yang

mendarahi

kelenjar

thyroid, a.suprascapular (a.transversa scapulae) dana.transversa colli (a.transversa


cervical).
Pendarahan arteri ekstremitas atas3
Pendarahan ekstremitas atas disuplai oleh a.aksilaris, yang merupakan cabang dari
a.subclavia (baik dextra maupun sinistra). A.aksilaris ini akan melanjutkan diri
sebagai a.brachialis di sisi ventral lengan atas, selanjutnya pada fossa cubiti akan
bercabang menjadi a.radialis (berjalan di sisi lateral lengan bawah, sering digunakan
untuk mengukur tekanan darah dan dapat diraba padaanatomical snuffbox)
dan a.ulnaris (berjalan di sisi medial lengan bawah).

Gambar 2: Pendarahan lengan atas


A.radialis terutama akan membentuk arkus volaris profundus, sedangkan a.ulnaris
terutama akan membentuk arkus volaris superfisialis, yang mana kedua arkus tersebut
akan mendarahi daerah tangan dan jari-jari.

Gambar 3: Arcus volaris


Pendarahan arteri ekstremitas bawah3
Pendarahan ekstremitas bawah disuplai oleh a.femoralis, yang merupakan kelanjutan
dari a.iliaka eksterna (suatu cabang a.iliaka communis, cabang terminal dari aorta
abdominalis). Selanjutnya a.femoralis memiliki cabang yaitu a.profunda femoris,
sedangkan a.femoralis sendiri tetap berlanjut menjadi a.poplitea. A.profunda femoris
sendiri memiliki empat cabang a.perfontrantes. Selain itu juga terdapat a.circumflexa
femoris lateral dan a.circumflexa femoris medial yang merupakan percabangan dari
a.profunda femoris.

Gambar 4: Arteri femoralis


A.poplitea akan bercabang menjadi a.tibialis anterior dan a.tibialis posterior. A.tibialis
anterior akan berlanjut ke dorsum pedis menjadia.dorsalis pedis yang dapat diraba di
antara digiti 1 dan 2. A.tibialis posterior akan membentuk cabang a.fibular/peroneal,
dan a.tibialis posterior pedis sendiri tetap berjalan hingga ke daerah plantar pedis dan
bercabang

menjadi a.plantaris

medial dana.plantaris

lateral.

Keduanya

akan

membentuk arcus plan3tarisyang mendarahi telapak kaki.


Sedangkan

di

daerah

inferior dan a.pudenda

gluteus,

terdapat a.gluteus

interna. Ketiganya

merupakan

superior,

percabangan

a.gluteus
dari a.iliaca

interna.
Pendarahan arteri organ-organ visera3
Pendarahan organ-organ visera disuplai oleh aorta abdominalis, suatu terusan dari
aorta descendens. Cabang-cabang dari aorta abdominalis tersebut adalah: a.phrenicus
inferior, a.coeliaca, a.mesenterica superior, a.suprarenal media, a.renalis, a.gonadal
(a.ovarica/a.testicular), a.lumbar, a.mesenterica inferior, a.sacral mediana, dan a.iliaca
communis. Organ-organ dalam seperti hati, lambung, dan limpa disuplai oleh
a.coeliaca, kelenjar anak ginjal disuplai oleh a.suprarenal media, ginjal disuplai oleh
a.renalis, intestinum disuplai oleh a.mesenterica superior dan inferior.

Gambar 5: Aorta abdominal


Vena3
Vena merupakan pembuluh yang mengalirkan darah dari sistemik kembali ke jantung
(atrium dextra), kecuali v.pulmonalis yang berasal dari paru menuju atrium sinistra.
Semua vena-vena sistemik akan bermuara pada vena cava superior dan vena cava
inferior.
Pendarahan vena kepala3
Vena yang ada di kepala seperti v.emisaria dan v.fasialis sebagian akan bermuara
pada v.jugularis interna, sebagian lagi padav.jugularis eksterna. Nantinya v.jugularis
eksterna akan bermuara pada v.subclavia, di mana v.subclavia akan beranastomosis
dengan

v.jugularis

interna

membentuk v.brachiocephalica. Terdapat

dua

v.brachiocephalica, masing-masing dextra dan sinistra. Keduanya akan menyatu


sebagai v.cava superior.

Gambar 6: Vena jugularis


Pendarahan vena ekstremitas atas3
Vena-vena yang ada di tangan, seperti v.intercapitular, v.digiti palmaris dan
v.metacarpal dorsalis akan bermuara pada v.cephalicadan v.basilica di lengan bawah.
Dari distal ke proksimal, kedua vena ini akan mengalami percabangan dan penyatuan
membentukv.mediana cephalica, v.mediana basilica, v.mediana cubiti, v.mediana
profunda dan v. mediana antebrachii sebelum mencapai regio cubiti. Setelah regio
cubiti, vena-vena tersebut kembali membentuk v.cephalica dan v.basilica. V.basilica
akan bersatu dengan v.brachialis (yang merupakan pertemuan v.radialis dan v.ulnaris)
membentuk v.aksilaris di mana nantinya v.cephalica juga akan menyatu dengannya
(v.aksilaris). V.aksilaris akan terus berjalan menuju jantung sebagai v.subclavia lalu
beranastomosis

dengan

v.jugularis

interna

dan

eksterna

(dari

kepala)

membentukv.brachiocephalica untuk selanjutnya masuk ke atrium dextra sebagai vena


cava superior.

10

Gambar 7: Pendarahan vena ekstremitas atas

Pendarahan vena ekstremitas bawah3


Arcus vena dorsalis yang berada di daerah dorsum pedis akan naik melalui v.saphena
magna di bagian anterior medial tungkai bawah.V.saphena magna tersebut akan
bermuara di v.femoralis. Sedangkan v.saphena parva yang berasal dari bagian
posterior tungkai bawah akan bermuara pada v.poplitea dan berakhir di v.femoralis.
V.tibialis anterior dan v.tibialis posterior juga bermuara pada v.poplitea.
Dari v.femoralis, akan berlanjut ke v.iliaca externa lalu menujuv.iliaca communis dan
selanjutnya v.cava inferior.
Selain itu terdapat juga v.glutea superior, v.glutea inferior danv.pudenda interna di
daerah gluteus, yang bermuara ke v.iliaca interna.
Pendarahan vena organ-organ visera3
Vena-vena yang keluar dari organ visera, seperti v.hepatica (organ lambung, pankreas,
usus halus dan kolon) , v.suprarenal, v.renalis (ginjal), v.lumbar dan v.testicular akan
bermuara ke v.cava inferior.

11

Mikroskopis
Sistem kardiovaskular adalah system transportasi yang mebawa darah dana limf ke
dan dari jaringan tubuh.Sistem kardiovaskular terdiri dari komponen :4
1. Jantung Berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk
menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan.
2. Pembuluh Darah Berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan mendistribusikan
darah darai jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian mengembalikan ke jantung.
Jantung4

Gambar 8 : Jantung
Jantung memiliki 3 lapisan :4
1. Endokardium merupakan lapisan jantung yang paling dalam berbatasan dengan
lumen. Di bawah lapisan endokardium merupakan lapisan subendokardium, pada
lapisan ini terdapat serat purkinje yang berfungsi sebagai sel autoritmik.
2. Miokardium lapisan miokardium jantung terdiri dari jaringan otot jantung. Ciri-ciri
otot jantung : inti sel banyak, letaknya di tengah bercabang, memiliki diskus
interkalaris.
3. Epikardium merupakan lapisan jantung yang paling luar yang berbatasan dengan
lapisan pericardium visceral.

12

Gambar 9 : Otot Jantung dan Serat Purkinye

Gambar 10 : Otot Jantung

Gambar 11 : Serat Purkinye

13

Pembuluh Darah4

Gambar 12 : 1. Potongan melintang lapisan dinding pembuluh darah , 2. Lapisan pada


dinding pembuluh darah
Arteri4
Tiga kategori arteri adalah arteri elastis, arteri muskular dan arteriol kecil. Diameter
arteri secara berangsur mengecil setiap kali bercabang sampai pembuluh terkecil,yaitu
kapiler. Arteri elasstis adalah pembuluh paling besar di dalam tubuh. Diantaranya
adalah trunkus pulmonal dan aorta serta cabang-cabang utamanya. Dinding pembuluh
initerutama terdiri atas serat elastis yang memberi kelenturan dan daya pegas selama
aliran darah. Arteri elastis bercabang menjadi arteri berukuran sedang yaitu arteri
muskular yang merupakan pembuluh darah terbanyak di tubuh. Arteri muskular
mengandung lebih banyak serat otot polos pada dindingnya. Sedangkan arteriol
adalah cabang terkecil sistem arteri. Dindingnya terdiri atas satu sampai lima lapisan
serat otot polos.

14

Gambar 13 : Potongan melintang lapisan dinding arteri


Arteri secara khas mengandung tiga lapisan tunika konsentris. Lapisan terdalam
adalah tunika intima; terdiri atas endotel dan jaringan ikat subendotel dibawahnya.
Lapisan tengah adalah tunika media, terutama terdiri atas serat otot polos yang
mengitari lumen pembuluh. Lapisan terluar adalah tunika adventisia; terutama terdiri
atas serat-serat jaringan ikat longgar. Gambar potongan melintang lapisan dinding
arteri. Pada arteri muskular berukuran sedang juga memiliki sbuah pita berombak tipis
dari serat elastis yang disebut lamina elastika interna yang bersebelahan dengan
tunika intima. Pita lain terdiri atas serat-serat elastis berombak terdapat pada perifer
tunika media, disebut sebagai tunika elastika eksterna.

Vena4
Ketika kapiler berangsur-angsur venul yang lebih besar; venul biasanya menyertai
arteriol. Darah balik mula-mula mengalir ke dalam vena yang semakin membesar.
Untuk mudahnya, vena digolongkan sebagai kecil, sedang, dan besar. Dibandingkan
dengan arteri, vena lebih banyak, berdinding lebih tipis, berdiameter lebih besar,
struktur bervariasi lebih besar. Vena ukuran kecil dan sedang terutama di ekstremitas,
memiliki katup. Saat darah mengalir kearah jantung, katup terbuka. Saat akan
mengalir balik, katup menutup lumen dan mencegah aliran balik darah. Darah vena
diantara katup pada ekstremitas mengalir kearah jantung akibat kontraksi otot. Katup
tidak terdapat pada vena SSP, vena cava inferior atau superior, dan vena visera.
Dinding vena juga terdiri atas tiga lapisan, namun lapisan ototnya jauh lebih tipis.
Tunika intima pada vena besar terdiri atas endotel dan jaringan ikat subendotel.
15

Tunikamedia tipis dan tunika adventisia adalah lapisan paling tebal pada dindingnya.
Gambar lapisan pada vena

Gambar 14 : Lapisan pada vena


Vasa Vasorum4
Pada dinding arteri dan vena yang lebih besar terlalu tebal untuk menerima nutrien
langsung melalui difusi dari lumennya. Itulah sebabnya dinding pembuluh darah besar
dipasok oleh pembuliuh darahnya sendiri yang kecil, pembuluh darah ini disebut vasa
vasorum (pembuluh darah yang memperdarahi pembuluh darah).
Kapiler4
Kapiler adalah pembuluh darah terkecil dengan diameter rata-rata 8 m, hampir sama
dengan diameter eritrosit. Terdapat tiga jenis kapiler: kapiler kontinu, kapiler
bertingkap, dan sinusoid. Kapiler kontinu paling umum ditemukan pada kebanyakan
organ dan jaringan. Pada kapiler ini, sel endotel saling menyambung membentuk
lapisan yang utuh. Sebaliknya, kapiler bertingkap memiliki lubang-lubang bulat atau
fenestra (pori) pada sitoplasma sel endotel. Kapiler bertingkap demikian ditemukan
dalam organ endokrin, usus halus dan glomeruli ginjal. Sinusoid adalah pembuluh
darah yang berjalan berkelok-kelok tidak teratur dengan diameter yang jauh lebih
besar dari kapiler lain. Sinusoid ditemukan didalam hati, limpa, dan sumsum tulang.
Tautan sel endotel jarang ada pada sinusoid, dan celah-celah lebar terdapat diantara
sel endotel. Membran basalnya juga tidak utuh bahkan kadang-kadang tidak ada pada
sinusoid.
16

II. Jantung5
1. Sistem Sirkulasi Darah
Sistem sirkulasi sistemik menyalurkann darah ke seluruh tubuh atau jaringan tubuh
dan dari seluruh tubuh menuju jantung.
Sistem sirkulasi pulmonal menyalurkan darah dari jantung menuju paru-paru dan dari
paru-paru menuju jantung.
2. Siklus Jantung
Siklus jantung merupakan periode dari akhir kontraksi jantung sampai akhir
kontraksi. Tiap-tiap siklus dimulai oleh tinbulnya potensial aksi secara spontan pada
simpul SA, simpul ini terletak pada dinding posterior atrium kanan dekat muara vena
cava superior, dan potensial aksi berjalan dengan cepat melalui atrium dan kemudian
melalui berkas arteri-vena dalam ventrikel. Akan tetapi, karena susunan khusus sistem
penghantar dari atrium ke dalam ventrikel, terdapat perlambatan yang lebih dari 1/10
detik waktu impuls jantung melalui atrium dan kemudian melalui ventrikel, karena itu
memompa darah ke dalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel yang sangat kuat.
Jadi, atrium bekerja sebagai pompa primer bagi ventrikel, dan ventrikel kemudian
menyediakan sumber tenaga utama bagi pergerakan darah melaluisistem vaskuler.
Siklus jantung terdiri atas periode relaksasi yang dinamakan diastolik diikuti oleh
periode kontraksi yang dinamakan sistolik.

Gambar 15: Siklus Jantung


http://oktavie.files.wordpress.com/2010/05/fig-3-cardiac-cycle.jpg

Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan diastol terpisah. Kontraksi terjadi
akibat penyebaran eksitasi (mekanisme listrik jantung) ke seluruh jantung. Sedangkan
relaksasi timbul setelah repolarisasi atau tahapan relaksasi otot jantung. Kontraksi sel
17

otot jantung untuk memompa darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar
melalui membran-membran sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara
berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri. Hal ini disebabkan karena
jantung memiliki mekanisme aliran listrik yang dicetuskannya sendiri guna
berkontraksi atau memompa dan berelaksasi.
Potensial aksi ini dicetuskan oleh nodus-nodus pacemaker yang terdapat di jantung
dan dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+, dan Ca++. Gangguan
terhadap kadar elektrolit tersebut di dalam tubuh dapat mengganggu mekanisme aliran
listrik jantung. Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung menyebar ke jaringan di
sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan-cairan tubuh. Sebagian kecil aktivitas
listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi menggunakan alat khusus.
Rekaman aliran listrik jantung disebut dengan elektrokardiogram atau EKG. EKG
adalah rekaman mengenai aktivitas listrik di cairan tubuh yang dirangsang oleh aliran
listrik jantung yang mencapai permukaan tubuh. Jadi EKG bukanlah rekaman
langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya. Berbagai komponen pada rekaman
EKG dapat dikorelasikan dengan berbagai proses spesifik di jantung. EKG dapat
digunakan untuk mendiagnosis kecepatan denyut jantung yang abnormal, gangguan
irama jantung, serta kerusakan otot jantung. Hal ini disebabkan karena aktivitas listrik
akan memicu aktivitas mekanis sehingga kelainan pola listrik biasanya akan disertai
dengan kelainan mekanis atau otot jantung sendiri.5
3. Aktivitas Listrik Jantung
Kontraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan darah dipicu oleh potensial aksi
yang menyapu ke seluruh membran sel otot. Jantung berkontraksi, atau berdenyut,
secara ritmis akibat potensial aksi yang dihasilkannya sendiri, suatu sifat yang
dinamai otoritmisitas. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung:4,6
-

Sel kontraktil, yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja
mekanis memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk
sendiri potensial aksinya.

Sebaliknya, sel-sel jantung sisanya yang sedikit tetapi sangat penting, sel
otoritmik, tidak berkontraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial
aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil.
18

Berbeda dari sel saraf dan sel otot rangka, yang membrannya berada pada potensial
istirahat yang konstan kecuali jika sel dirangsang, sel otoritmik jantung tidak memiliki
potensial istirahat. Sel-sel ini malah memperlihatkan aktivitas pemacu yaitu, potensial
membrannya secara perlahan terdepolarisasi, atau bergeser, antara potensial-potensial
aksi sampai ambang tercapai, saat membran mengalami potensial aksi. Pergeseran
lambat potensial membran sel otoritmik ke ambang disebut potensial pemacu. Melalui
siklus berulang tersebut, sel-sel otoritmik tersebut memicu potensial aksi, yang
kemudian menyebar ke seluruh jantung untuk memicu denyut berirama tanpa
rangsangan saraf apapun.4,6
4. Pengaturan Kerja Jantung5
Jantung adalah sebuah organ penting yang berfungsi sebagai pompa yang memiliki
empat bilik. Dua bilik yang terletak di atas disebut Atrium, dan dua yang lainnya di
bawah disebut dengan Ventrikel. Jantung juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
bagian kanan yang bertugas memompa darah ke paru-paru, dan bagian kiri yang
bertugas memompa darah ke seluruh tubuh manusia. Atrium dan ventrikel ini masingmasing akan dipisahkan oleh sebuah katup, sedangkan sisi kanan dan kiri jantung
akan

dipisahkan

oleh

sebuah

sekat

yang

dinamakan

dengan

septum.

Septum atau sekat ini adalah suatu partisi otot kontinue yang mencegah percampuran
darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting karena separuh jantung
janan menerima dan memompa darah beroksigen rendah sedangkan sisi jantung
sebelah kiri memompa darah beroksigen tinggi. Sedangkan katup jantung dalam hal
ini berfungsi terutama agar darah yang telah terpompa tidak kembali masuk ke dalam
lagi.
sistem sirkulasi darah jantung. Sirkulasi darah dalam jantung mempunyai 3
komponen yang penting. Dan ketiga komponen tersebut adalah :5

Jantung itu sendiri yang mempunyai fungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan
terhadap darah agar timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh.

19

Pembuluh darah yang mempunyai fungsi sebagai saluran untuk mendistribusikan


darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan mengembalikannya kembali ke dalam
jantung sendiri.

Darah yang mempunyai fungsi sebagai medium transportasi dimana darah akan
membawa oksigen dan nutrisi.
cara kerja jantung5
Jantung ketika bekerja secara berselang-seling berkontraksi untuk mengosongkan isi
jantung dan juga berelaksasi dalam rangka mengisi darah kembali. Siklus
jantung terdiri atas periode sistol ( kontraksi dan pengosongan isi ) dan juga periode
diastol ( relaksasi dan pengisian jantung ). Atrium dan ventrikel mengalami siklus
sistol dan diastol terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi ( mekanisme
listrik jantung ) ke seluruh jantung. Sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi
atau

tahapan

relaksasi

dari

otot

jantung.

Jantung berfungsi sebagai pompa ganda. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik
(dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai
vena kava. Darah yang masuk ke atrium kanan berasal dari jaringan tubuh, telah
diambil O2-nya dan ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut
mengalir dari atrium kanan melalui katup ke ventrikel kanan, yang memompanya
keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung
memompa darah yang miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan
kehilangan CO2-nya dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri
melalui

vena

pulmonalis.

Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir ke dalam
ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semus sistim
tubuh kecuali paru. Jadi, sisi kiri jantung memompa darah yang kaya akan O2 ke
dalam sirkulasi sistemik. Arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri
adalah aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan
tubuh.
Sirkulasi sistemik kerja jantung memompa darah ke berbagai organ, yaitu ginjal, otot,
20

otak, dan semuanya. Jadi darah yang keluar dari ventrikel kiri tersebar sehingga
masing-masing bagian tubuh menerima darah segar. Darah arteri yang sama tidak
mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan mengambil O2 dari darah dan
menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam prosesnya, sel-sel jaringan akan
membentuk CO2 sebagai produk buangan atau produk sisa yang ditambahkan ke
dalam darah. Darah yang sekarang kekurangan O2 dan mengandung CO2 berlebih
akan kembali ke sisi kanan jantung. Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang
siklus

yang

sama

setiap

saat.

Kontraksi sel otot jantung untuk memompa darah dicetuskan oleh potensial aksi yang
menyebar melalui membran-membran sel otot. Kerja jantung berkontraksi atau
berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri. Hal ini
disebabkan karena kerja jantung memiliki mekanisme aliran listrik yang
dicetuskannya sendiri guna berkontraksi atau memompa dan juga berelaksasi.
Potensial aksi ini dicetuskan oleh nodus-nodus pacemaker yang terdapat di jantung
dan dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+, dan Ca++. Gangguan
terhadap kadar elektrolit tersebut di dalam tubuh dapat mengganggu mekanisme aliran
listrik jantung dan juga bisa menyebabkan disritmia pada gambaran EKG. 5
Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung ini akan menyebar ke jaringan di dalam
sekitar jantung dan lantas dihantarkan melalui cairan-cairan tubuh. Sebagian kecil
aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi menggunakan alat
khusus. Rekaman aliran listrik jantung disebut dengan elektrokardiogram atau EKG.
EKG adalah rekaman mengenai aktivitas listrik di cairan tubuh yang dirangsang oleh
aliran listrik jantung yang mencapai permukaan tubuh. Jadi EKG bukanlah rekaman
langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.5
5. Bunyi Jantung7
Dengan stetoskop kita dapat mendengar bunyi jantung normal, yang biasanya
dideskripsikan sebagai 'lub,dub,lub,dub..' Bunyi 'lub' dikaitkan dengan penutupan
katup atrioventrikular (A-V) pada permulaan sistol, dan bunyi 'dub' dikaitkan dengan
penutupan katup semilunaris (aorta dan pulmonaris) pada akhir sistol. Bunyi 'lub'
disebut bunyi jantung pertama dan 'dub' sebagai bunyi jantung kedua, karena siklus
normal jantung dianggap dimulai pada permulaan sistol ketika katup A-V menutup.
21

Penyebab bunyi jantung ialah getaran pada katup yang tegang segera setelah
penutupan bersama dengan getaran darah yang berdekatan, dinding jantung, dan
pembuluh-pembuluh utama sekitar jantung. Jadi, dalam mencetuskan bunyi jantung
pertama, kontraksi ventrikel menyebabkan aliran balik darah secara tiba-tiba yang
mengenai katup A-V ( katup mitral dan katup trikuspidal ), sehingga katup ini
mencembung ke arah atrium sampai korda tendinea secara tiba-tiba menghentikan
pencembungan ini. Elastisitas katup yang tegang kemudian akan mendorong darah
kembali ke ventrikel-ventrikel yang bersangkutan. Peristiwa ini menyebabkan darah
dan dinding ventrikel serta katup yang tegang bergetar dan terjadi turbulensi getaran
dalam darah. Getaran kemudian merambat melalui jaringan didekatnya ke dinding
dada, sehingga dapat terdengar sebagai bunyi melalui stetoskop. Bunyi jantung kedua
ditimbulkan oleh penutupan katup semilunaris yang berlangsung tiba-tiba. Ketika
katup semilunaris menutup, katup ini menonjol ke arah ventrikel dan regang elastis
katup akan melentingkan darah kembali ke arteri, yg menyebabkan pantulan yang
membolak balikkan darah antara dinding arteri dan katup semilunaris serta
antara katup dan dinding ventrikel. Getaran yg terjadi di dinding arteri kemudian
dihantarkan di sepanjang arteri. Bila getaran dari pembuluh atau ventrikel mengenai
'dinding suara' misalnya dinding dada, getaran ini menimbulkan suara yg dapat di
dengar. Lama dari setiap bunyi jantung sedikit lebih dari 0,1 detik, bunyi pertama
kira-kira 0,14 detik dan kedua kira-kira 0,11 detik. Penyebab dari lebih singkatnya
bunyi kedua adalah katup semilunaris yg lebih tegang daripada katup A-V, sehingga
katup-katup ini bergetar selama masa waktu yg lebih pendek daripada katup A-V.
Kisaran frekuensi yang dapat didengar (tinggi nada) pada bunyi jantung pertama dan
kedua, dimulai pada frekuensi yang paling rendah yang dapat dideteksi oleh telinga
dan terus naik sampai sekitar 500 siklus/detik. Bila digunakan alat elektronik khusus
untuk merekam suara, sejauh ini bagian terbesar dari suara yg dapat terekam adalah
pada frekuensi di bawah kisaran suara yg dapat didengar, terus terus sampai 4 bahkan
3 siklus/detik dan memuncak pada sekitar 20siklus/detik. Untuk alasan ini, beberapa
bunyi jantung dapat direkam secara elektronik bila tidak dapat didengar dengan
stetoskop. Bunyi jantung kedua secara normal memiliki frekuensi lebih tinggi
daripada bunyi jantung pertama karena :7
-

Ketegangan katup semilunaris jauh lebih besar daripada katup A-V.2.

Koefisien

elastisitas

arteri

lebih

besar

sehingga

ruang-ruang

utama

jantung bergetar selama bunyi kedua bila dibandingkan dengan ruang ventrikel
22

yang jauh lebih longgar saat menimbulkan sistem getaran pada bunyi jantung
pertama.
-

Kadang-kadang terdengar bunyi jantung ketiga yang lemah dan bergemuruh pada
awal 1/3 bagian tengah diastol. Bunyi ini timbul karena adanya ketegangan korda
tendinae dan mengembangnya ventrikel pada fase pengisian. Bunyi tersebut
merupakan hal normal pada anak dan dewasa muda.

Kecepatan pengisian ventrikel dan besarnya amplitudo dari getaran dinding ventrikel
mempengaruhi bunyi yang terdengar. Bunyi jantung ketiga sisi kiri dapat didengar
pada apeks jantung dengan posisi pasien berbaring miring ke kiri. Sebaliknya bunyi
jantung ketiga sisi kanan dapat didengar pada batas bawah sternal kiri. Bunyi jantung
keempat (bunyi atrium) pada beberapa orang dapat terekam di fonokardiogram tetapi
dengan stetoskop hampir tidak dapat terdengar karena frekuensinya yang rendah,
biasanya 20 siklus/detik atau kurang. Bunyi ini timbul pada akhir fase diastolik dan
bersamaan dengan kontraksi atrium (atrial kick). Penyebab timbulnya bunyi ini
karena atrium kiri maupun kanan menghadapi kekakuan ventrikel. Dengan demikian,
adanya bunyi jantung keempat merupakan pertanda ada kelainan jantung yaitu
berkurangnya daya regang ventrikel sebagai akibat hipertrofi ventrikel ataupum
iskemia miokard. Bunyi ini paling baik terdengar dengan stetoskop yang diletakkan
pada apeks jantung dengan posisi pasien berbaring miring ke kiri.7
6. Enzim Jantung8
1. Enzim fungsional
Umumnya dibuat dalam hati
Terdapat dalam sirkulasi darah
Substratnya juga dalam sirkulasi:
Kontiniu / intermiten
Kadarnya lebih dari dalam jaringan
Contoh: lipoprotein lipase, pseudocholinesterase, proenzim pembekuan
darah & pemecahan bekuan darah.
2. Enzim nonfungsional
Tak berfungsi dalam darah
Substratnya tidak ada dalam darah
Kadarnya kurang jika dibanding di jaringan

23

Kehadirannya dalam plasma dengan kadar lebih daripada N merupakan


indikasi :kenaikan kecepatan kerusakan jaringan.
Indikator ini dpt membantu D/ & P/ suatu penyakit.
III. Pembuluh Darah9
Pembuluh darah dapat kita ibaratkan sebagai selang yang bersifat elastis, yaitu
diameternya dapat membesar atau mengecil. Sifat elastis ini sangat bermanfaat untuk
mempertahankan tekanan darah yang stabil. Pada keadaan normal, apabila tekanan di
dalam pembuluh darah meningkat, maka diameter pembuluh darah akan melebar
sebagai bentuk adaptasi untuk menurunkan tekanan yang berlebih agar menjadi
normal. Sebaliknya diameter pembuluh darah akan mengecil bila tekanan darah turun.
Bila pembuluh darah mengalami kekakuan maka ia menjadi kurang fleksibel sehingga
tidak dapat melakukan antipasi terhadap kenaikan/penurunan tekanan darah.
Elastisitas pembuluh darah tidak tetap, pembuluh darah akan menjadi kaku seiring
bertambahnya usia (misalnya oleh karena terjadi pengapuran pada dindingnya) oleh
karena itu tekanan darah pada orang usia lanjut cenderung sedikit lebih tinggi dari
pada orang muda. Penyebab lain dari kekakuan pembuluh darah adalah karena adanya
tumpukan kolesterol pada dinding sebelah dalam pembuluh darah, kolesterol juga
menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pembuluh darah yang kaku akan
menyebabkan hipertensi (penyakit darah tinggi), walau sebenernya tidak semua
penyakit darah tinggi disebabkan karena kekakuan pembuluh darah. Apabila
pembuluh darah menjadi kaku dan disertai penyempitan pada sebagian besar
pembuluh darah dalam tubuh seseorang, maka tekanan darahnya menjadi sangat
tinggi (hipertensi berat).
Dalam keadaan normal darah ada didalam pembuluh darah, ujung arteribersambung
dengan kapiler darah dan kapiler darah bertemu dengan venaterkecil (venula)
sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah walaupunterjadi pertukaran zat,
hal ini disebut sistem peredaran darah tertutup.Peredarandarah ganda pada manusia,
terdiri peredaran darah kecil (jantung paru-paru kembali ke jantung) dan peredaran
darah besar (jantung seluruh tubuh dankembali ke jantung). Peredaran ini melewati
jantung sebanyak 2 kali. Ada 3 macam pembuluh darah yaitu: arteri, vena, dan kapiler
(yang merupakanpembuluh darah halus)Arteri adalah pembuluh darah yang
membawa darah ke jantung. Semua arterikeculi arteri pulmonis dan percabangannya
membawa darah yang dioksigenasi.Arteri kecil dinamakan arteriola. Vena adalah
24

pembuluh darah yang membawadarah ke jantung, semua vena kecuali vena vulmonis
berisi darah yangdideoksigenasi atau dikarbosilasi. Vena-vena kecil dinamakan
venula. Baik arterimaupun vena berstruktur makroskopis. Kapiler merupakan
pembuluh darahmikroskopis yang membawa darah dari arteriola ke vena. Walaupun
tampaknyasederhana, bila dibandingkan dua pembuluh lainnya, karena ukurannya
yangsangat

kecil

namun

fungsinya

sangat

penting.

Singkatnya

seluruh

mekanismesirkulasi berputar padas satu kepentingan ini yang menjaga agar kapiler
terusdipasok dengan sejumlah darah yang cukup untuk keperluan sel.
a.Pembuluh Nadi9
Pembuluh nadi yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari jantungke seluruh tubuh.
Pembuluh ini dibedakan menjadi aorta, arteri dan arteriole.Ciri-ciri pembuluh nadi
adalah :
1) Tempat Agak ke dalam
2) Dinding Pembuluh Tebal, kuat, dan elastis
3) Aliran darah Berasal dari jantung
4) Denyut terasa
5) Katup Hanya disatu tempat dekat jantung
6) Bila ada luka Darah memancar keluar.

b. Pembuluh Vena9
Pembuluh balik (vena) yaitu pembuluh yang mengangkut darah dariseluruh organ
tubuh menuju ke jantung. Ciri-ciri pembuluh vena adalah :
1) Dinding Pembuluh Tipis, tidak elastis
2) Dekat dengan permukaan tubuh (tipis kebiru-biruan)
3) Aliran darah Menuju jantung
4) Denyut tidak terasa
5) Katup Disepanjang pembuluh
6) Bila ada luka Darah Tidak memancar.
25

c. ArtioleArteriole9
merupakan pembuluh darah kecil yang menghubungkankapiler dengan arteri.
d.VenuleVenule9
merupakan pembuluh darah kecil yang menghubungkankapiler dengan vena.
e.Pembuluh kapiler9
Pembuluh kapiler yaitu pembuluh halus yang menghubungkanarteriole dengan
venule. Pada pembuluh inilah terjadi pertukaran oksigendari darah dengan
karbondioksida jaringan memungkinkan terjadi pertukaranzat antara darah dengan sel
jaringan tubuh.
IV. Cairan dalam Tubuh10
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan.
Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang
terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi
dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini
dinamakan homeostasis.
Kompartemen Cairan10

Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu : cairan
intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat 70
kg, Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L.
persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat
obesitas.
1.

Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total10


Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari

26

cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa
(70 kg). Sebaliknya, hanya dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.
2.

Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total10


Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan
usia. Pada bayi baru lahir, kira-kir cairan tubuh terkandung didalam (CES).
Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari
volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70
kg). Lebih jauh (CES) dibagi menjadi :
(a) Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada
orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap
ukuran tubuh, volume (CIT) kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru
lahir dibanding orang dewasa.
(b) Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh
darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak. Ratarata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari
jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah
merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai bufer
tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Tapi nilai
tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung pada
jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. Adapun fungsi dari darah adalah
mencakup:
- pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan oksigen) ke jaringan
- transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
- pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
- transpor hormon ke tempat aksinya
- sirkulasi panas tubuh

3.

Cairan Transelular (CTS) :10


Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS)
meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular
serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L. Namun,
sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular

27

setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal


mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 16 : Skema jenis dan cairan tubuh


V. Darah11
Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rerata 5 liter
pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh
yangberfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh
tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah.
28

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai
merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan
oleh hemoglobin, protein

pernapasan

(respiratory

protein)

yang

mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekulmolekul oksigen.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir
dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung
menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan
menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke
jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh
saluran pembuluh darah aorta. Darah membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui
saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali
ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia
asing ke hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Komposisi11
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari
darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah
yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa
cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:

Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).


Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap
sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan
oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang
kekurangan eritrosit akan menderita penyakit anemia.
Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
29

Sel darah putih atau leukosit (0,2%)

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal
virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap.
Orang yang kelebihan leukosit akan menderita penyakit leukimia, sedangkan orang
yang kekurangan leukosit akan menderita penyakitleukopenia.
Plasma11
Air plasma berfungsi sebagai medium bagi bahan-bahan yang dibawa oleh darah.
Karena air juga memiliki kapasitas besar untuk menahan panas, maka plasma dapat
menyerap dan menyebarkan sebagian besar dari panas yang dihasilkan oleh proses
metabolisme di dalam jaringan, sementara suhu darah itu sendiri hanya mengalami
sedikit perubahan. Sewaktu darah mengalir mendekati permukaan kulit, energi panas
yang tidak dibutuhkan untuk mempertahankan suhu tubuh dikeluarkan ke lingkungan.
Sejumlah besar bahan inorganik dan organik terlarut dalam plasma. Konstituen
inorganik membentuk sekitar 1% dari berat plasma. Elektrolit (ion) paling banyak
dalam plasma adalah Na+ dan Cl-, komponen garam dapur. Terdapat juga HCO 3-, K+,
Ca2+, dan bahan-bahan lain dalam jumlah yang lebih kecil.
Protein plasma adalah suatu kelompok konstituen plasma yang tidak sekedar
terangkut dalam plasma. Komponen penting ini dalam keadaan normal tetap berada
dalam plasma, dan melakukan banyak fungsi penting. Inilah fungsi-fungsi terpenting
tersebut:
1. Protein plasma ikut berperan dalam kemampuan plasma menyangga
perubahan pH.
2. Tiga kelompok protein plasma Albumin, Glonulin, dan Fibrinogen
diklasifikasikan berbagai sifat fisika dan kimiawi nya.
a. Fibrinogen : untuk pembekuan darah (0,3%)
b.

Albumin : menjaga tekanan osmotik darah (4%)

c. Globulin : membentuk zat kebal / zat antibodi (2,7%)

30

VI. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah12


1. Pengembalian darah melalui vena/jumlah darah yang kembali ke jantung melalui
vena. Jika darah yang kembali menurun, otot jantung tidak akan terdistensi,
kekuatan ventrikular pada fase sistolik akan menurun dan tekanan darah akan
menurun. Hal ini bisa disebabkan oleh pendarahan berat. Pada keadaan tidur atau
berbaring dimana tubuh dalam keadaan posisi horizontal, pengembalian darah ke
jantung melalui vena bisa dipertahankan dengan mudah. Tapi ketika berdiri aliran
darah vena kembali ke jantung mengalam tahanan lain, yaitu gravitasi. Terdapat
tiga mekanisme membantu pengembalian darah melalui vena, yakni kontruksi
vena, pompa otot rangka, dan pompa respirasi.
2. Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung. Secara umum, apabila frekuensi dan
kekuatan kontraksi jantung meningkat, tekanan darah ikut meningkat. Inilah yang
terjadi saat exercise. Akan tetapi, apabila jantung berdetak terlalu kencang,
ventrikel tidak akan terisi sepenuhnya diantara detakan, sehingga curah jantung
dan tekanan darah akan menurun.
3. Resistensi perifer, yaitu resistensi dari pembuluh darah bagi aliran darah. Arteri
dan vena biasanya sedikit terkontruksi, sehingga tekanan darah diastol normal.
4. Elastisitas arteri besar. Saat ventrikel kanan berkontraksi, darah yang memasuki
arteri besar akan membuat dinding arteri berdistensi. Dinding arteri bersifat elastis
dan dapat menyerap sebagian gaya yang dihasilkan aliran darah. Elastisitas ini
menyebabkan tekanan diastol yang meningkat dan sistol yang menurun. Saat
ventrikel kiri berelaksasi, dinding arteri juga akan kembali ke ukuran awal,
sehingga tekanan diastol tetap berada di batas normal.
5. Viskositas darah. Voskositas darah normal bergantung pada keberadaan sel darah
merah dan protein plasma, terutama albumin. Kadar sel darah merah yang terlalu
tinggi pada seseorang, sehingga menyebabkan peningkatan viskositas darah dan
tekanan darah, sangatlah jarang, akan tetapi masih dapat terjadi pada kondisi
polisitemia vena dan perokok berat. Kekurangan sel darah merah, seperti pada
kondisi anemia, akan menyebabkan kondisi berbalik dari sebelumnya. Pada saat
kekurangan, mekanisme penjaga tekanan darah seperti vasokontriksi akan terjadi
untuk mempertahankan tekanan darah normal.
31

6. Kehilangan darah. Kehilangan darah dalam jumlah kecil, seperti saat donor darah,
akan menyebabkan penurunan tekanan darah sementara, yang akan langsung
dikompensasi dengan peningkatan tekanan darah dan peningkatan vasokontriksi.
Akan tetapi, setelah perdarahan berat, mekanisme kompensasi ini takkan cukup
untuk mempertahankan tekanan darah normal dan aliran darah ke otak. Walaupun
seseorang dapat selamat dari kehilangan 50% dari total darah tubuh, kemungkinan
terjadinya cedera otak meningkat karena banyaknya darah yang hilang dan tidak
dapat diganti segera.
7. Hormon. Beberapa hormon memiliki efek terhadap tekanan darah. Contohnya,
pada saat stress, medula kelenjar adrenal akan menyekresikan norepinefrin dan
epinefrin,

yang

keduanya

akan

menyebabkan

vasokontriksi

sehingga

meningkatkan tekanan darah. Selain dari vasokontriksi, epinefrin juga berfungsi


meningkatkan heart rate dan gaya kontraksi. Hormon lai yang berperan adalah
ADH yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis posterior saat tubuh mengalami
kekurangan cairan. ADH akan meningkatkan reabsorbsi cairan pada ginjal
sehingga kekurangan cairan. ADH akan meningkatkan reabsorbsi cairan pada
ginjal sehingga tekanan darah tidak akan semakin turun. Hormon lain, aldosteron,
memiliki efek serupa pada ginjal, dimana aldosteron akan mempromosikan
reabsopsi Na+, lalu air akan mengikuti ion Na+ ke darah.

Penutup
Bedasarkan dari pembahasan diatas mengenai materi-materi yang berkaitan dengan
skenario dapat disimpulkan Hipotesis diterima, bahwa tekanan darah yang tinggi pada
pasien dapat dipengaruhi oleh darah, jantung, dan pembuluh darah. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah tersebut.

32

Daftar Pustaka
1. Anatomi

Sistem

Cardiovaskuler.

Diunduh

http://fraxawant.wordpress.com/2008/07/16/anatomi-fisiolgi-sistem-cardivasculer/.

dari
4

Juni 2012
2. Basmajian JV, Slonecker CE. Grant metode anatomi. Edisi ke-11 jilid 1. Jakarta:
Binarupa Aksara;2002.
3. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies; 2001
4. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik
histologi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti; 2009.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke ke sistem. Ed-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011
6. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC;
2003.

33

7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke ke sistem. Ed-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011.hal.347.
8. Hall J, Guyton A. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC;2010.
9. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke ke sistem. Ed-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011.hal.369-413.
10. Cairan

dalam

Tubuh.

Diunduh

dari

http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/17/konsep-dasar-cairan-dan-elektrolit/. 08
Juni 2012.
11. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke ke sistem. Ed-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011.hal.421-88.
12. Tekanan Darah. Diunduh dari http://www.medicinesia.com/harian/tekanan-darah/. 08
Juni 2012.

34

Anda mungkin juga menyukai