Anda di halaman 1dari 14

DIARE

Disusun Oleh:
SITI NUR FATHIAH
123151004

FAKULTAS KESEHATAN STRATA 1 GIZI


UNIVERSITAS MH. THAMRIN
JAKARTA 2015

A. LATAR BELAKANG
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5 tahun)
terbesar didunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita meninggal karena diare.
Diare sering kali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional
fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh 2 juta anak didunia
setiap tahun, sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu
penyebab kematian ke 2 terbesar pada balita.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2007 dari Kementerian Kesehatan, tingkat kematian
bayi berusia 29 hari hingga 11 bulan akibat diare mencapai 31,4 persen. Adapun pada bayi
usia 1-4 tahun sebanyak 25,2 persen. Bayi meninggal karena kekurangan cairan tubuh. Diare
masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Walaupun angka mortalitasnya telah
menurun tajam, tetapi angka morbiditas masih cukup tinggi. Kematian akibat penyakit diare
di Indonesia juga terukur lebih tinggi dari pneumonia (radang paru akut) yang selama ini
didengungkan sebagai penyebab tipikal kematian bayi.
B. PENGERTIAN
Diare (diarrheal disease) berasal dari kata diarroia (bahasa Yunani) yang berarti
mengalir terus (to flow through), merupakan keadaan abnormal pengeluaran tinja yang terlalu
sering. Hal ini disebabkan dengan adanya perubahan-perubahan dalam transport air dan
elektrolit dalam usus, terutama dalam keadaan-keadaan dengan gangguan intestinal pada
fungsi digesti, absorbsi dan sekresi. Diare sering di definisikan sebagai tinja lembek cair
sampai cair sebanyak 3 kali perhari.
Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya
defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan
perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Sedangkan menurut
menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya

perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja, berbentuk cairan atau setengah
cairan (setengah padat), dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari
biasanya (normal : 100-200 ml/jam tinja)
C. JENIS-JENIS DIARE
1. Diare Akut
Merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotaviru yang ditandai
dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya
biasanya (3kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare
Rotavirus ini merupakan virus usus patogen yang menduduki urutan pertama sebagai
penyebab diare akut pada anak-anak.
Patogenesis diare akut yaitu masuk nya jasad renik yang masih hidup kedalam usus
halus setelah melewati rintangan asam lambung.jasad renik itu berkembang biak
didalam usus halus kemudian jasad renik mengeluarkan toksik. Akibat toksin tersebut
2.

terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.


Diare Bermasalah (disentri)
Merupakan yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi laktosa,
alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal-oral, kontak dari orang ke orang atau
kontak orang dengan alat rumah tangga. Diare ini umumnya diawali oleh diare cair
kemudian pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan maupun tanpa lendir,
sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya nafsu makan dan

3.

badan terasa lemah.


Diare Persisten
Merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare persisten
adalah keruskan mukosa usus. diare persisten ini merupakan istilah yang dipakai di luar
negri yang menyatakan diare yang berlangsung 15-30 hari dan berlangsung terus
menerus.
Penyebab diare persisten sama dengan diare akut. Sebagai akibat diare akut maupun
diare bermasalah akan terjadi kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang

mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa (asidosis, metabolic,


hipokalemi,dan sebagainya) gangguan gizi akibat kelaparan (masukan makanan kurang,
pengeluaran bertambah),hipoglikemia, gangguan sirkulasi darah.
D. ETIOLOGI
Penyebab diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasite.
- Virus (Ratovirus, Adenovirus, Norwalk)
- Bakteri (Shigelia, Salmonella, E. Coli, Vibrio)
- Parasit (Protozoa, E. Histolitica, G. Lamblia, Balantidium Coli, Cacing perut,
2)
3)
4)
5)

Ascaris, Trichiuris, Strongilucdes)


Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi
- Karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak dan protein
Alergi.
Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.

6) Sebab sebab lain


- Rasa takut dan cemas
- Inflamasi usus atau penyakit abdominalis gangguan fungsi usus seperti sindroma
iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara normal.
E. EPIDEMIOLOGI
1) Penyebaran Kuman yang menyebabkan diare
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui
makanan/minunan yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita.
Beberapa perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan
risiko terjadinya diare perilaku tersebut antara lain :
a) Tidak memberikan ASI ( Air Susi Ibu ) secara penuh 4-6 bulan pada pertama
kehidupan pada bayi yang tidak diberi ASI risiko untuk menmderita diare lebih
besar dari pada bayi yang diberi AsI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi
berat juga lebih besar. Menggunakan botol susu , penggunakan botol ini
memudahkan pencernakan oleh Kuman , karena botol susah dibersihkan.

b) Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Bila makanan disimpan beberapa
jam pada suhu kamar makanan akan tercemar dan kuman akan berkembang biak.
c) Menggunakan air minum yang tercemar . Air mungkin sudah tercemar dari
sumbernya atau pada saat disimpan di rumah, Perncemaran dirumah dapat terjadi
kalau tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan tercemar menyentuh
air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.
d) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak
atau sebelum makan dan menyuapi anak,
e) Tidak membuang tinja ( termasuk tinja bayi ) dengan benar Sering beranggapan
bahwa tinja bayi tidaklah berbahaya padahal sesungguhnya mengandung virus atau
bakteri dalam jumlah besar sementara itu tinja binatang dapat menyebabkan infeksi
pada manusia.
2) Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diare
Beberapa faktor pada penjamu dapat meningkatkan insiden beberapa penyakit dan
lamanya diare.
Faktor-faktor tersebut adalah :
a) Tidak memberikan ASI sampai 2 Tahun. ASI mengandung antibodi yang dapat
melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab diare seperti : Shigella dan v
cholerae
b) Kurang gizi beratnya Penyakit , lama dan risiko kematian karena diare meningkat
pada anak-anak yang menderita gangguan gizi terutama pada penderita gizi buruk.
c) Campak diare dan desentri sering terjadi dan berakibat berat pada anak-anak yang
sedang menderita campak dalam waktu 4 minggu terakhir hal ini sebagai akibat
dari penurunan kekebalan tubuh penderita.
d) Imunodefesiensi /Imunosupresi. Keadaan ini mungkin hanya berlangsung
sementara, misalnya sesudah infeksi virus ( seperti campak ) natau mungkin yang
berlangsung lama seperti pada penderita AIDS ( Automune Deficiensy
Syndrome ) pada anak imunosupresi berat, diare dapat terjadi karena kuman yang
tidak parogen dan mungkin juga berlangsung lama,
e) Segera Proposional , diare lebih banyak terjadi pada golongan Balita ( 55 % )
3) Faktor lingkungan dan perilaku :

Penyakit diare merupakan salah satu penyakiy yang berbasis lingkungan dua faktor
yang dominan, yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja kedua faktor ini akan
berinteraksi bersamadengan perilaku manusia Apabila faktor lingkungan tidak sehat
karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak
sehat pula. Yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian
penyakit diare.

F. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:`
a) Gangguan Osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam
rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
b) Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinnding usus akan terjadi
peningkatan sekresi

air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare

timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus


c) Gangguan Motalitas Usus
hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurang nya kesempatan usus untuk menyerap
makanan

,sehingga

timbul

diare,sebaliknya

jika

peristaltik

menurun

akan

mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan diare.


PERTAHANAN TUBUH
Flora normal
- Sejumlah bakteri yang normal berada dalam usus yang berfungsi mencegah
kolonisasi kuman enterik patogen
- > 99% merupakan bakteri anaerob
- pH asam dan asam lemak volatil dihasilkan oleh flora normal
Asam lambung
- pH asam merupakan barier terhadap kuman enterik patogen
- Kecuali Rotavirus sangat tahan terhadap asam.
Motilitas usus

Peristaltik normal: mekanisme utama untuk membersihkan bakteri dari usus

kecil bagian proksimal


Imunitas
- Respon imun selular dan produksi antibodi: berperan penting dalam
melindungi host yang rentan terhadap infeksi enterik.

G. TANDA DAN GEJALA


1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial
dan wiata.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja menjadi lebih asam
akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubunubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung
cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora komatus)
sebagai akibat hipovokanik.
7. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan
dalam.
DEHIDRASI
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal
ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum).
Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat
elektrolit tubuh.
Volume cairan yang hilang melalui tinja dalam 24 jam dapat bervariasi dari 5 ml
/ kg (dekat normal) sampai 200 ml/kg, atau lebih. Konsentrasi dan jumlah elektrolit
yang hilang juga bervariasi. Total defisit natrium tubuh pada anak-anakdengan
dehidrasi berat akibat diare biasanya sekitar 70-110 milimol per liter air defisit.

Hilangnya kalium dan klorida berada dalam kisaran yang sama. Defisit sebesar ini
dapat terjadi pada diare akut dengan etiologi apapun. Penyebab dehidrasi paling umum
adalah rotavirus, enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC) dan, selama epidemi, Vibrio
cholerae
MALNUTRISI
Anak-anak yang meninggal saat diare, biasanya dapat disebabkan juga
kekurangan gizi dan sering berat, meskipun telah dilakukan manajemen yang baik
pada dehidrasinya. Selama diare terjadi berkurangnya asupan makanan, penurunan
penyerapan gizi, dan peningkatan kebutuhan gizi sering bergabung menyebabkan
penurunan berat badan dan gagalnya pertumbuhan, anak dengan status gizi buruk
sebelumnya menjadi dibuat menjadi lebih buruk lagi. Malnutrisi memberikan
kontribusi terjadi diare yang lebih parah, berkepanjangan, dan mungkin lebih sering
pada anak-anak dengan kurang gizi.
H. PENATALAKSANAAN DIARE
Ada 4 pilar utama tatalaksana diare :
a) Rehidrasi
b) Terapi nutrisi
c) Terapi medikamentosa
d) Edukasi pada orang tua
1. REHIDRASI
I.
Pemberian Cairan
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam mengatasi
seseorang diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau oral rehidration
solution (ORS) Seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini segera apabila gejala
diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukan nya sendiri dirumah . kesalahan yang
sering terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukan setelah gejala dehidrasi nampak.
Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara
intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh , atau dengan kata lain
perlu diinfus. Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang tidak ingin
untuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagai alasan, mulai dari biaya, kesulitan

dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit dan lainlain.pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi masalah
diare semakin lama ,dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah yang fatal.
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS . apabila
kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab diare dapat di atasi
sendiri ole tubuh (self-limited disease).
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti salmonella sp,giardia lamblia.,
entamoeba coli perlu mendapat terapi antibiotic yang rasional, artinya antibiotik yang
diberikan dapat membasmi kuman.oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus
yang tidak memerlukan antibiotic, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorium
perlu dilakukan untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan parah
pengobatan suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih
lanjut kalau kondisi sudah membaik.
Metode pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) :
- Masukan kedalam botol yang bersih Seujung sendok garam dapur, Empat sendok
teh gula, Setengah liter air mendidih yang sudah didinginkan dan bersih.
- Kocoklah botol dengan baik untuk melarutkan garam dan gula.
Metode pembuatan larutan rehidrasi
- Ambilah satu liter air minum bersih dan masukkan kedalam botol. Gunakan botol
-

apapun yang dapat diperoleh asalkan bersih.


Tuangkan serbuk oralit dan campur kan dengan air lalu larutkan hingga serbuk itu

bercampur.
Minumkan larutan rehidrasi ini pada penderita secara terus menerus sesering
mungkin (setidaknya 1 liter selama 24 jam hingga diare berhenti).

2. TERAPI NUTRISI
Diare dapat mencetuskan malnutrisi pada anak karena:
a. Anoreksia,
b. Ibu memuasakan anaknya atau pantang makanan tertentu,
c. Katabolisme,

d. Malabsorpsi nutrien dan


e. Protein losing enteropathy
Prinsip utamanya :
1. Pemberian ASI harus dilanjutkan
2. Beri makan segera setelah anak mampu makan
3. Jangan memuasakan anak
4. Kadang-kadang makanan tertentu diperlukan selama diare
5. Diet rendah sisa
Diet rendah sisa adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah serat
dan hanya sedikit meninggalkan sisa. Yang dimaksud dengan sisa adalah bagianbagian makanan yang tidak diserap sepeti yang terdapat didalam susu dan produk
susu. Disamping itu, makanan yang merangsang saluran cerna harus dibatasi.
Diet ini diberikan kepada penderita diare berat, ileitis, colitis ulserosa dan
diverticulitis akut, obstipasi spastik, penyumbatan sebagian dari saluran pencerna,
hemoroid berat serta sebelum dan sesudah operasi hemoroid, colon (usus besar)
atau rektum.
Tujuan:
Pemberian diet jenis ini adalah untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan
gizi yang sedikit mungkin merangsang alat pencerna dan sedikit mungkin
meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses.
Syarat diet:
1) Energi cukup
2) Protein cukup, 10-15% dari TE
3) Lemak sedang, 10-25% dari TE
4) Karbohidrat cukup
5) Menghindarkan makanan tinggi serat, asupan maksimal 8g/hari.
6) Menghindari susu, produk susu
7) Menghindarkan makanan tinggi lemak, terlalu manis, terlalu asam, dan
terlalu berbumbu
Menurut macamnya:
- Diet Rendah Sisa I
a) Makanan diberikan dalam bentuk saring.
b) Makanan yang mengandung banyak

serat

sama

sekali

tidak

diperbolehkan, begitu juga dengan bumbu. Kandungan serat maksimal


4gram.
c) Lemak dan gula diberikan dalam jumlah terbatas (bila penderita tahan).

d) Hanya diberikan selama beberapa hari karena rendah kalori, protein,


kalsium, besi, thiamin dan vit. C.
e) Makanan yang boleh diberikan:
- Sumber hidrat arang: beras dibubur saring, roti dibakar, kentang
dipure; makaroni, mi, bihun direbus; biskuit, krakers; tepung-

tepungan dibubur atau dipuding.


Sumber protein hewani: daging, hati digiling halus; ikan dicincang;
telur direbus, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan dan

minuman.
Sumber protein nabati: tahu ditim atau direbus.
Lemak: margarin dan mentega dalam jumlah terbatas.
Sayuran: sari sayuran.
Buah: air jeruk.
Minuman: teh, sirop, kopi encer.
Bumbu: garam, vetsin, gula

Diet Rendah Sisa II


a) Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Rendah Sisa I atau
kepada penderita diare kronis. Makanan diberikan dalam bentuk cincang
atau lunak.
b) Makanan mengandung serat diperbolehkan dalam jumlah terbatas,
begitupun lemak dan gula.
c) Bumbu-bumbu yang merangsang tidak diperbolehkan.
d) Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi.
e) Makanan yang boleh diberikan:
- Sumber hidrat arang: beras dibubur, roti dibakar, kentang direbus,
dipure; makaroni, mi, bihun direbus; krakers; tepung-tepungan dibubur
-

atau dipuding.
Sumber protein hewani: daging, hati, ayam, ikan direbus, ditumis,
dikukus, dipanggang; telur direbus, ditim, diceplok air dan dicampur

dalam makanan dan minuman; susu 2 gelas sehari.


Sumber protein nabati: tahu, tempe ditim, direbus, ditumis; keju; kacang

tanah; sari kedelai.


Lemak: margarin dan mentega dalam jumlah terbatas.
Sayuran: sayuran yang tak banyak serat: kacang panjang, buncis muda,
bayam, labu siam, tomat masak, wortel, direbus, dikukus, ditumis.

Buah: buah yang tak banyak serat dan tidak menimbulkan gas: pepaya,
pisang, jeruk, sawo, sari jambu biji, sari nenas, sari sirsak; apel dikupas

dan disetup.
Minuman: teh, kopi, minuman yang mengandung soda.
Bumbu: garam, vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci dalam

jumlah terbatas.
3. TERAPI MEDIKAMENTOSA
Terdiri dari :
a. Antibiotik
Antibiotik pada diare akut hanya diberikan atas indikasi. Pemberian antibiotik yang
tidak rasional hanya akan memperburuk keadaan: menambah biaya tidak perlu,
meningkatkan resistensi obat, dan meningkatkan risiko diare persisten
Indikasi antibiotik pada diare akut :
- Tersangka kolera
- Tersangka disenteri
- Terbukti amebiasis usus
- Terbukti giardiasis
b. Probiotik
Probiotik juga dapat diberikan pada anak dengan diare akut. Penelitian metaanalisis menunjukkan manfaat probiotik dalam mempersingkat masa diare dan
mencegah diare karena penggunaan antibiotik.

Cara kerja Probiotik :

c.

a) inhibition of adhesion of pathogens


b) immunomodulation
c) competition for nutrients
Terapi Zn.
- Ter buktikan bermanfaat dalam mempersingkat lama diare
- Mencegah berulangnya diare 3 bulan ke depan.
- Zn diberikan dalam dosis 20 mg untuk anak di atas 6 bulan dan 10 mg untuk

bayi berusia kurang dari 6 bulan selama 10 hari.


4. EDUKASI PADA ORANG TUA
a) Diare merupakan penyakit, bukan kutukan, atau petanda mau pintar
b) Diare dapat menyebabkan kematian
c) Gejala dan tanda dehidrasi
d) Terapi dimulai di rumah
e) Bagaimana membuat cairan rehidrasi oral di rumah
f) Kapan membawa anak ke rumah sakit
g) Terus memberikan makan pada anak dengan diare

h) Bagaimana mencegah diare


I. PENCEGAHAN
Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting :
1) sebelum makan
2) setelah buang air besar,
3) sebelum memegang makanan,
4) setelah membersikan anak sehabis buang air besar atau kecil dan
5) sebelum menyiapkan makanan.
Meminum air minum sehat,atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara
merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi.
Pengolahan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa,
kutu, lipas dan lain-lain)
Membuang air besar dan air kecil pada tempat nya, sebaik nya menggunakan jamban
dengan tangki septic.
Bayi yang minum susu botol lebih mudah diserang diare dari pada bayi yang disusui
ibunya, tetaplah anak disusui walaupun anak menderita diare.
Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang.
Imunisasi campak

Daftar Pustaka

1. Almatsier, Sunita. 2004.Penuntun Diet. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta


2. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Ketiga, Penerbit FKUI, Jakarta, 1998
3. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Edisi ketiga, Depkes RI, Direktorat Jenderal
PPM dan PL tahun 2007.
4. 1999. Buku Ajar Diare. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan
Pemukiman. Hal. 81,154.
5. Anonymus: 2009. Dehidrasi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Dehidrasi
diakses 29 Maret 2016. Pukul 22.01 wib
6. http://study.com/academy/lesson/general-motility-disorders-diarrhea-andconstipation.html
diakses 27 Maret 2016. Pukul 21.28 wib
7. https://youtu.be/N-wdl4u0eck
diakses 27 Maret 2016. Pukul 22.15 wib

Anda mungkin juga menyukai