Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
SITI NUR FATHIAH
123151004
A. LATAR BELAKANG
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5 tahun)
terbesar didunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita meninggal karena diare.
Diare sering kali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional
fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh 2 juta anak didunia
setiap tahun, sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu
penyebab kematian ke 2 terbesar pada balita.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2007 dari Kementerian Kesehatan, tingkat kematian
bayi berusia 29 hari hingga 11 bulan akibat diare mencapai 31,4 persen. Adapun pada bayi
usia 1-4 tahun sebanyak 25,2 persen. Bayi meninggal karena kekurangan cairan tubuh. Diare
masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Walaupun angka mortalitasnya telah
menurun tajam, tetapi angka morbiditas masih cukup tinggi. Kematian akibat penyakit diare
di Indonesia juga terukur lebih tinggi dari pneumonia (radang paru akut) yang selama ini
didengungkan sebagai penyebab tipikal kematian bayi.
B. PENGERTIAN
Diare (diarrheal disease) berasal dari kata diarroia (bahasa Yunani) yang berarti
mengalir terus (to flow through), merupakan keadaan abnormal pengeluaran tinja yang terlalu
sering. Hal ini disebabkan dengan adanya perubahan-perubahan dalam transport air dan
elektrolit dalam usus, terutama dalam keadaan-keadaan dengan gangguan intestinal pada
fungsi digesti, absorbsi dan sekresi. Diare sering di definisikan sebagai tinja lembek cair
sampai cair sebanyak 3 kali perhari.
Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya
defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan
perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Sedangkan menurut
menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya
perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja, berbentuk cairan atau setengah
cairan (setengah padat), dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari
biasanya (normal : 100-200 ml/jam tinja)
C. JENIS-JENIS DIARE
1. Diare Akut
Merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotaviru yang ditandai
dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya
biasanya (3kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare
Rotavirus ini merupakan virus usus patogen yang menduduki urutan pertama sebagai
penyebab diare akut pada anak-anak.
Patogenesis diare akut yaitu masuk nya jasad renik yang masih hidup kedalam usus
halus setelah melewati rintangan asam lambung.jasad renik itu berkembang biak
didalam usus halus kemudian jasad renik mengeluarkan toksik. Akibat toksin tersebut
2.
3.
b) Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Bila makanan disimpan beberapa
jam pada suhu kamar makanan akan tercemar dan kuman akan berkembang biak.
c) Menggunakan air minum yang tercemar . Air mungkin sudah tercemar dari
sumbernya atau pada saat disimpan di rumah, Perncemaran dirumah dapat terjadi
kalau tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan tercemar menyentuh
air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.
d) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak
atau sebelum makan dan menyuapi anak,
e) Tidak membuang tinja ( termasuk tinja bayi ) dengan benar Sering beranggapan
bahwa tinja bayi tidaklah berbahaya padahal sesungguhnya mengandung virus atau
bakteri dalam jumlah besar sementara itu tinja binatang dapat menyebabkan infeksi
pada manusia.
2) Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diare
Beberapa faktor pada penjamu dapat meningkatkan insiden beberapa penyakit dan
lamanya diare.
Faktor-faktor tersebut adalah :
a) Tidak memberikan ASI sampai 2 Tahun. ASI mengandung antibodi yang dapat
melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab diare seperti : Shigella dan v
cholerae
b) Kurang gizi beratnya Penyakit , lama dan risiko kematian karena diare meningkat
pada anak-anak yang menderita gangguan gizi terutama pada penderita gizi buruk.
c) Campak diare dan desentri sering terjadi dan berakibat berat pada anak-anak yang
sedang menderita campak dalam waktu 4 minggu terakhir hal ini sebagai akibat
dari penurunan kekebalan tubuh penderita.
d) Imunodefesiensi /Imunosupresi. Keadaan ini mungkin hanya berlangsung
sementara, misalnya sesudah infeksi virus ( seperti campak ) natau mungkin yang
berlangsung lama seperti pada penderita AIDS ( Automune Deficiensy
Syndrome ) pada anak imunosupresi berat, diare dapat terjadi karena kuman yang
tidak parogen dan mungkin juga berlangsung lama,
e) Segera Proposional , diare lebih banyak terjadi pada golongan Balita ( 55 % )
3) Faktor lingkungan dan perilaku :
Penyakit diare merupakan salah satu penyakiy yang berbasis lingkungan dua faktor
yang dominan, yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja kedua faktor ini akan
berinteraksi bersamadengan perilaku manusia Apabila faktor lingkungan tidak sehat
karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak
sehat pula. Yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian
penyakit diare.
F. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:`
a) Gangguan Osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam
rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
b) Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinnding usus akan terjadi
peningkatan sekresi
,sehingga
timbul
diare,sebaliknya
jika
peristaltik
menurun
akan
Hilangnya kalium dan klorida berada dalam kisaran yang sama. Defisit sebesar ini
dapat terjadi pada diare akut dengan etiologi apapun. Penyebab dehidrasi paling umum
adalah rotavirus, enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC) dan, selama epidemi, Vibrio
cholerae
MALNUTRISI
Anak-anak yang meninggal saat diare, biasanya dapat disebabkan juga
kekurangan gizi dan sering berat, meskipun telah dilakukan manajemen yang baik
pada dehidrasinya. Selama diare terjadi berkurangnya asupan makanan, penurunan
penyerapan gizi, dan peningkatan kebutuhan gizi sering bergabung menyebabkan
penurunan berat badan dan gagalnya pertumbuhan, anak dengan status gizi buruk
sebelumnya menjadi dibuat menjadi lebih buruk lagi. Malnutrisi memberikan
kontribusi terjadi diare yang lebih parah, berkepanjangan, dan mungkin lebih sering
pada anak-anak dengan kurang gizi.
H. PENATALAKSANAAN DIARE
Ada 4 pilar utama tatalaksana diare :
a) Rehidrasi
b) Terapi nutrisi
c) Terapi medikamentosa
d) Edukasi pada orang tua
1. REHIDRASI
I.
Pemberian Cairan
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam mengatasi
seseorang diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau oral rehidration
solution (ORS) Seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini segera apabila gejala
diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukan nya sendiri dirumah . kesalahan yang
sering terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukan setelah gejala dehidrasi nampak.
Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara
intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh , atau dengan kata lain
perlu diinfus. Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang tidak ingin
untuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagai alasan, mulai dari biaya, kesulitan
dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit dan lainlain.pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi masalah
diare semakin lama ,dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah yang fatal.
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS . apabila
kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab diare dapat di atasi
sendiri ole tubuh (self-limited disease).
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti salmonella sp,giardia lamblia.,
entamoeba coli perlu mendapat terapi antibiotic yang rasional, artinya antibiotik yang
diberikan dapat membasmi kuman.oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus
yang tidak memerlukan antibiotic, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorium
perlu dilakukan untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan parah
pengobatan suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih
lanjut kalau kondisi sudah membaik.
Metode pembuatan Larutan Gula Garam (LGG) :
- Masukan kedalam botol yang bersih Seujung sendok garam dapur, Empat sendok
teh gula, Setengah liter air mendidih yang sudah didinginkan dan bersih.
- Kocoklah botol dengan baik untuk melarutkan garam dan gula.
Metode pembuatan larutan rehidrasi
- Ambilah satu liter air minum bersih dan masukkan kedalam botol. Gunakan botol
-
bercampur.
Minumkan larutan rehidrasi ini pada penderita secara terus menerus sesering
mungkin (setidaknya 1 liter selama 24 jam hingga diare berhenti).
2. TERAPI NUTRISI
Diare dapat mencetuskan malnutrisi pada anak karena:
a. Anoreksia,
b. Ibu memuasakan anaknya atau pantang makanan tertentu,
c. Katabolisme,
serat
sama
sekali
tidak
minuman.
Sumber protein nabati: tahu ditim atau direbus.
Lemak: margarin dan mentega dalam jumlah terbatas.
Sayuran: sari sayuran.
Buah: air jeruk.
Minuman: teh, sirop, kopi encer.
Bumbu: garam, vetsin, gula
atau dipuding.
Sumber protein hewani: daging, hati, ayam, ikan direbus, ditumis,
dikukus, dipanggang; telur direbus, ditim, diceplok air dan dicampur
Buah: buah yang tak banyak serat dan tidak menimbulkan gas: pepaya,
pisang, jeruk, sawo, sari jambu biji, sari nenas, sari sirsak; apel dikupas
dan disetup.
Minuman: teh, kopi, minuman yang mengandung soda.
Bumbu: garam, vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci dalam
jumlah terbatas.
3. TERAPI MEDIKAMENTOSA
Terdiri dari :
a. Antibiotik
Antibiotik pada diare akut hanya diberikan atas indikasi. Pemberian antibiotik yang
tidak rasional hanya akan memperburuk keadaan: menambah biaya tidak perlu,
meningkatkan resistensi obat, dan meningkatkan risiko diare persisten
Indikasi antibiotik pada diare akut :
- Tersangka kolera
- Tersangka disenteri
- Terbukti amebiasis usus
- Terbukti giardiasis
b. Probiotik
Probiotik juga dapat diberikan pada anak dengan diare akut. Penelitian metaanalisis menunjukkan manfaat probiotik dalam mempersingkat masa diare dan
mencegah diare karena penggunaan antibiotik.
c.
Daftar Pustaka