Anda di halaman 1dari 6

https://chindy201131183.wordpress.

com/2012/04/11/asuhan-keperawatan-hipertiroid/

i.

Pengkajian Keperawatan
i.

Pengkajian

i. Aktivitas/istirahat
Tanda dan gejala : insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah gangguan koordinasi, kelelahan
berat, atrofi otot.
i.
Sirkulasi
Tanda dan gejala : disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah
dengan tekanan nada yang berat, takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis palpitasi, nyeri dada (angina).
i.
Eliminasi
Tanda dan gejala : urine dalam jumlah banyak, perdarahan dalam feses, diare.
i.
Integritas ego
Tanda dan gejala : mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil,
(euphoria sedang sampai delirium), depresi.
i.
Makanan dan cairan
Tanda dan gejala : kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat makan
banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah, pembesaran tiroid, goiter, edema non
pitting terutama daerah pretibial
i.
Neurosensori
Tanda : bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku seperti :bingung,
disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan,
tanpa tujuan beberapa bagian tersentak-sentak, hiperaktif, reflex tendon dalam (RTD).
i.
Nyeri atau kenyamanan
Gejala : nyeri orbital, fotofobia.
i.
Pernafasan
Tanda : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada krisis
tirotoksikosis).
i.
Keamanan
Gejala: tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap iodium
(mungkin digunakan pada pemeriksaan)

Tanda: suhu meningkat diatas 374oc, diaphoresis, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis,
mengkilap dan lurus, eksoftalmus retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi
eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.
i.
Seksualitas
Tanda: penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten.
i.
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : adanya riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid, riwayat hipotiroidisme, terapi
hormone tiroid/pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian.
i.
Pemeriksaan Diagnostik
:
1) Tes ambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan toksik
pada tiroiditis.

goiter noduler, menurun

2)

T4 dan T3 serum : meningkat

3)

T4 dan T3 bebas serum : meningkat

4)

TSH : tertekan dan tidak berespons pada TRH (tiroid relasing hormon)

5)

Tiroglobulin : meningkat

6)
Elektrolit : hiponatremia mungkin sebagai akibat dari respon adrenal atau efek dilusi
dalam terapi cairan pengganti hipokalemia terjadi dengan sendirinya pada kehilangan melalui
gastrointestinal dan dieresis.
7)

Katekolamin serum : menurun

8)

Kreatinine urine

9)

EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardimegali.

: meningkat

10) USG dan thorak foto

F. Diagnosa Keperawatan
1)
Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol,keadaan hipermetabolisme: peningkatan beban jantung.
2)
Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh

energi,

3)
Resiko tinggi perubahan nutrisi berhubungan dengan peningkatan metabolisme, mual
muntah, diare, hiperglikemi.

4)
Resiko tinggi kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan mekanisme perlindungan
mata: eksoftalmus.
5) Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis:status metabolik (stimulasi ssp), efek
psudokatekolamin dari hormon tiroid.
6)
Resti perubahan proses fikir berhubungan dengan perubahan fisiologis : peningkatan
stimulasi ssp, mempercepat aktivitas mental, perubahan pola tidur.
7)
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan, mengingat, kesalahan
interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi.

G. Perencanaan Keperawatan
1) Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol,
kedaan hipermetabolisme, peningkatan beban jantung.
Tujuan : Penurunan curah jantung tidak terjadi
Kriteria Hasil : Mempertahankan curah jantung yang adekwat sesuai dengan kebutuhan tubuh
yang ditandai dengan tanda-tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal status mental baik,
tidak ada distritmia
Perencanaan :
a. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika
memungkinkan.Pertahankan besarnya tekanan nadi.
b.

Periksa/teliti kemungkinan adanya nyeri dada atau adanya angina yang

dikeluhkan pasien
c. Kaji nadi atau denyut jantung, perhatikan adanya denyut jantung, perhatikan
adanya irama galop dan murmur sistolik.
d.
Pantau EKG, catat atau perhatikan kecepatan atau irama jantung dan adanya
distritmia.
e.

Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yab tidak normal (krekels).

f.

Catat adanya riwayat asma/ bronkokontiksi, kehamilan, sinus bradikardi/ blok

jantung berlanjut menjandi gagal jantung


g.

Berikan cairan melalui IV sesuai indikasi.

h.

Berikan obat sesuai dengan indikasi seperti: penyekat beta: propanolol (inderal,

antenolol/fenormin, nadolol/corgard, hormon tiroid antagonis, seperti


propiltiurazil (PTU),
metimazol (tapazole), natrium iodida(lugols) atau saluran kalium iodida RAI (131 INAI
atau 125 INAI), kostikosteroid seperti dexametazone (dekadron), digoksin (lanoksin), furosemid
(lasix), asetaminofen (tylenol), sedatif,barbiturat, relaksan otot.
i.

Pantau hasil laboratorium sesuai indikasi : kalium serum

j.

Berikan oksigen sesuai indikasi.

1)
Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi,
peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.
Tujuan : Kelelahan tidak terjadi
Kriteria hasil : menetapkan secara verbal tentang tingkat energi peka rangsang dari saraf
sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.
Perencanaan :
i.

Pantau tanda-tanda vital dan catat nadi baik saat istirahat maupun saat melakukan
aktivitas.

ii.

Catat berkembangnya takipnea, dipsnea, pucat saat sianosis

iii.

Berikan/ciptakan lingkungan yang terang

iv.

Sarankan pasien pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan aktivitas


dan meningkatkan istirahat ditempat tidur sebanyak-banyaknya jika
memungkinkan

v.

Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti sentuhan/ massase, bedak
sejuk.

vi.

Berikan obat sesuai indikasi : sedatif (fenobarbital/luminal),transquilizer misal


klordiazepoxsida (librium).
2) Resiko tinggi perubahan nutrisi berhubungan dengan peningkatan metabolisme,
mual muntah, diare, hiperglikemia.
Tujuan : Penurunan nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil : Menunjukan berat badan yang stabil, disertai nilai laboratorium normal dan
terbebas dari tanda-tanda malutrisi.
Perencanaan :
i.

Auskultasi bising usus

ii.

Catat dan laporkan adnya anoreksia kelemahan umum/ nyeri abdomen mual
muntah.

iii.

Pantau masukan makanan setiap hari. Timbang berat badan setiap hari serta
laporkan adanya penurunan berat badan

iv.

Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diit tinggi kalori, tinggi
protein, karbohidrat dan vitamin

i. Berikan obat sesuai indikasi : glukosa, vitamin B kompleks.


4.Resiko tinggi kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan mekanisme perlindungan
mata / eksoftalmus
Tujuan : kerusakan integritas jaringa tidak terjadi
Kriteria hasil : mempertahankan kelembaban membran mukosa terbebas dari ulkus dan mampu
mengidentufikasi tindakan untuk memberikan perlindungan pada mata
Perencanaan :
i.
Observasi edema periorbital, gangguan penutupan kelopak mata,
gangguan penutupan kelopak mata, lapang pandang penglihatan sempit, air mata yang
berlebihan. Catatadanya fotophobia, rasa adanya benda di luar mata dan nyeri pada mata
i.

Evalusi ketajaman mata, laporkan adanya pandangan mata kabur atau pandangan
ganda (diplopia).

ii.

Bagian kepala tempat tidur di tinggikan dan batasi pemasukan garam jika ada
indikasi
i.

Instruksikan agar pasien melatih otot mata ekstraokuler jika


memungkinkan.

ii.

Kolabrasi berikan obat sesuai indikasi : obat tetes mata metilselulosa,


ACTH, prednison, obat anti tiroid, diuretik.

i. Siapkan pembedahan sesuai indikasi


2) Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status metabolik (stimulasi ssp) efek
pseudokatekolamin dan normal tiroid
Tujuan : Ansietas tidak terjadi.
Kriteria hasil : Melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi. Klien mampu
mengidentifikasi cara hidup sehat
Perencanaan :
i.

Observasi tingkah laku yang menunjukan tingkat ansietas.

ii.

Pantau respon fisik, palpitasi, gerakan yang berulang-ulang, hiperventilasi,


insomnia.

i.

Kurangi stimulasi dari luar : tempatkan pada ruangan yang tenang

ii.

Terangkan bahwa pengendalian emosi itu harus tetap diberikan sesuai


dengan perkembangan terapi obat.

i. Berikan obat ansietas (transquilizer,sedatif) dan pantau efeknya.


3) Resiko tinggi perubahan proses fikir berhubungan dengan perubahan fisiologis : peningkatan
stimulasi ssp/mempercepat aktivitas mental, perubahan pola tidur.
Tujuan : Perubahan Proses fikir tidak terjadi
Kriteria hasil : Mempertahankan orientasi realita yang umum mengenai perubahan dalam
pikiran/prilaku dan faktor penyebab.
Perencanaan :
i.

Kaji proses fikir pasien seperti memori, rentang perhatian orientasi terhadap
tempat, waktu, orang

ii.

Catat adanya perubahan tingkah laku

iii.

Ciptakan lingkungan yang tenang turunkan stimulasi ruangan yang sejuk dan
batasi pengunjung

iv.

Anjurkan keluarga atau orang terdekat lainya untuk mengunjungi pasien dan
memberi dukungan

v.

Berikan obat sesuai indikasi seperti sedatif, transquilizer dan anti psikotik.

Anda mungkin juga menyukai