2.
3.
4.
5.
Menurunkan resiko
Meningkatkan nilai saham
Menjamin kepatuhan
Memiliki daya tahan (sustainability)
Memacu kinerja
Membantu penerimaan negara
Sedangkan manfaat secara makro yaitu terjadinya pemulihan ekonomi yang akan
dirasakan oleh seluruh masyarakat secara nasional antara lain:
1. Pertumbuhan ekonomi meningkat secara wajar
2. Kesempatan kerja semakin besar dan
3. Daya saing lokal maupun internasional meningkat.
II.1.5 Elemen-elemen Penting Pendukung Efektivitas Good Corporate Governance
Good Corporate Governance pada dasarnya memberikan arahan kepada
pengurus perusahaan agar dalam mengejar keuntungan dan mengembangkan usahanya,
perusahaan juga harus dikelola secara etis dan bertanggung jawab, dan tidak sematamata mengejar keuntungan finansial belaka. Ada beberapa elemen yang perlu
dikembangkan oleh perusahaan supaya penerapan GCG dapat berjalan efektif. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mas Ahmad Daniri (2005:158) yaitu Elemenelemen penting yang perlu secara sistematik dikembangkan di perusahaan agar
implementasi GCG berjalan secara efektif adalah sistem pengendalian internal, sistem
audit, manajemen risiko, dan pelaporan perusahaan .
Elemen-elemen penting GCG tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sistem Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal dimaksudkan untuk melindungi perusahaan
terhadap penyelewengan finansial dan hukum, serta untuk
mengidentifikasi dan menangani resiko dengan tujuan untuk
memaksimalkan penggunaan sumber daya perusahaan secara etis, efektif,
dan efisien, dalam upaya mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Sistem
pengandalian internal yang dirancang secara komprehensif dan
diimplementasikan secara efektif dapat menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundangan
11
perusahaan yang berjalan dengan baik dan dipatuhi oleh pegawai dan mana
program perusahaan yang belum dilaksanakan dengan baik oleh pegawai.
2. Memperbaiki efektifitas proses pengendalian risiko.
Fungsi SPI harus membantu organisasi dalam memperbaiki efektifitas proses
pengendalian resiko dengan cara memberikan saran kepada pihak yang terkait.
3. Melakukan evaluasi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan, pelaksanaan GCG
dan perundang-undangan.
Fungsi SPI harus menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk
meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuan-tujuan berikut:
a. Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai di dalam organisasi.
b. Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan akuntabilitas
c. Secara efektif mengkomunikasikan risiko dan pengendalian kepada unitunit yang tepat di dalam organisasi.
d. Secara efektif mengkomunikasikan informasi di antara pimpinan, dewan
pengawas, auditor internal dan eksternal serta manajemen.
4. Memfasilitasi kelancaran pelaksanaan audit oleh auditor eksternal
Satuan pengawasan intern harus memfasilitasi kelancaran pelaksanaan audit oleh
audit eksternal dikarenakan informasi yang dihasilkan oleh audit eksternal akan
menjadi dasar penilaian kondisi perusahaan dan akan diketahui oleh stakeholder.
II.2.3 Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Pengawasan Intern
Menurut Gunadi Eddi (2006) tugas dan tanggung jawab yang harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh satuan pengawasan intern sebagai berikut:
1. Melakukan kajian dan analisis terhadap rencana investasi perusahaan, khususnya
sejauh mana aspek pengkajian dan pengelolaan resiko telah dilaksanakan oleh
unit yang bersangkutan.
2. Melakukan penilaian terhadap sistem pengendalian pengelolaan, pemantauan
efektifitas efisiensi sistem dan prosedur, dalam bidang-bidang: keuangan,
operasi, pemasaran, sumber daya manusia, dan pengembangan.
3. Melakukan penilaian dan pemantauan mengenai sistem pengendalian informasi
dan komunikasi untuk memastikan bahwa:
a. Informasi penting perusahaan terjamin keamanannya
b. Fungsi sekretariat perusahaan dalam pengendalian informasi dapat
berjalan dengan efektif.
c. Penyajian laporan-laporan perusahaan memenuhi peraturan perundangundangan.
4. Melaksanakan tugas khusus dalam lingkungan pengendalian intern yang
ditugaskan oleh Direktur Utama.
II.2.4 Wewenang Satuan Pengawasan Intern
Menurut Moh. Wahyudin Zarkasyi (2008:103) satuan pengawasan intern
mempunyai kewenangan dalam hal:
a. Menyusun, mengubah dan melaksanakan kebijakan audit internal termasuk
antara lain menentukan prosedur dan lingkup pelaksanaan pekerjaan audit.
b. Akses terhadap semua dokumen, pencatatan, personal dan fisik, informasi atas
objek audit dilaksanakannya untuk mendapatkan data dan informasi yang
berkaitan dengan melaksanakan tugasnya.
13
15
4. Computer Audit
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data
akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data Processing system
(EDP).
II.3.3 Fungsi Internal Audit
Fungsi internal audit adalah:
b. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian
akuntansi, keuangan serta operasi.
c. Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijakan, rencana dan
prosedur yang ditetapkan.
d. Meyakinkan apakah kekayaan perusahaan dipertanggungjawabkan dengan
baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan resiko kerugian
serta menentukan sejauh mana perlindungan pencatatan dan pengamanan
harta kekayaan perusahaan terhadap penyelewengan.
e. Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah
dibebankan dan menentukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari
kebijaksanaan manajemen.
f. Menentukan baik tidaknya pengendalian internal dengan memperhatikan
pemisahaan fungsi.
g. Melaporkan secara objektif apa yang diketahuinya kepada manajemen
disertai rekomendasi perbaikannya.
II.4 Sistem Pengendalian Internal
II.4.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapatkan
keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut: keandalan
pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undang-undang, dan peraturan yang berlaku,
efektifitas dan efisiensi operasi.
Menurut Mulyadi (2001:183), Sistem pengendalian internal meliputi organisasi,
metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipenuhinya kebijakan manajemen.
Menurut Warren, Reeve, & Fees (2005:226), Pengendalian internal merupakan
kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan
bahwa informasi akurat dan memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan
dipatuhi sebagaimana mestinya.
Berdasarkan definisi di atas, dapat dipahami pengendalian intern adalah
kebijakan atau prosedur yang bertujuan untuk menjaga aset perusahaan dengan cara
mematuhi peraturan yang dibuat sebagaimana mestinya.
16
18