Anda di halaman 1dari 4

CINTA TAK KUNJUNG DATANG

Pagi yang cerah menyambut hati yang ceria dari seorang gadis cantik bernama Ve. Disaat
dia terbangun, matanya langsung tertuju pada sebuah kotak pink berpita yang ada di depannya.
Tanpa berpikir panjang dia langsung membuka kotak itu yang ternyata berisi kalung cantik
dengan sebuah surat di dalamnya.
Di tanggal ini kita telah memiliki komitmen bersama tepatnya 6 bulan yang lalu, aku dan
kamu. Walau tempat memisahkan kita, namun ku harap cinta kita akan tetap bersatu. Mungkin
sekarang hanya kalung yang ku lingkarkan di lehermu namun akan datang waktunya aku
melingkarkan cincin di jari manismu. Insya allah tahun depan aku akan datang untuk mengikat
cinta kita dalam ikatan pernikahan. Happy aniv yang ke 6 bulan. Salam rindu dari kekasihmu
Dito
Selama membaca surat itu senyumnya tak pernah hilang dari wajahnya yang ayu. Seakan
merasakan kembali saat pertama kali jatuh cinta padanya. Dito selalu mengatakan walaupun
aku tak di sampingmu, namun aku akan selalu ada di setiap kamu membutuhkanku yaitu
dihatimu. Perkataan itulah yang selalu membuat Ve rindu padanya. Namun Ve harus menunggu
hingga pekerjaan Dito selesai tahun depan. Dito yang sekarang berada di London, selalu
memberinya kejutan di setiap tanggal yang sama, namun suatu hari ada seseorang yang
mengiriminya hadiah di luar tanggal jadian mereka. Ve tetap berpikir bahwa Dito yang
mengirimnya walaupun Ve sempat tidak yakin. Namun kejadian itu sering terulang seiring
berjalannya waktu. Tanpa memikirkan orang lain Ve tetap yakin kalau Dito lah yang mengirim
hadiah-hadiah itu.

6 bulan kemudian, akhirnya penantian Ve akan berakhir. Dito akan segera berangkat
kekediaman Ve. Hari itu Ve terlihat sangat bahagia karena akan segera bertemu dengan orang
yang sangat dicintainya. Ve sudah sangat tidak sabar menanti calon suaminya itu. Sebelum Dito
berangkat, dia sempat mengabari Ve bahwa dia akan segera naik pesawat secepatnya. Detik
demi detik, jam demi jam telah menunjukkan waktu bahwa Dito akan segera mendarat. Namun
hingga jam kemudian menunjukkan waktu yang menandakan kedatangannya, Dito tak kunjung
datang. Ve ingin menghubungi Dito namun Ve takut jika Dito masih di pesawat. Dengan
perasaan khawatir Ve tetap menunggunya. Beberapa jam telah berlalu, perasaan Ve mulai
gelisah. Dito yang tak kunjung datang membuat gadis berwajah ayu itu meneteskan air mata.
Demi menghilangkan pikiran negatifnya, Ve pun menyalakan TV sembari menanti Dito yang
daritadi tak menampakkan batang hidungnya. Selang beberapa waktu Ve tak sengaja melihat
berita di Tv bahwa pesawat yang di tumpangi Dito tersebut mengalami kecelakaan dan tak ada
satupun penumpang yang selamat. Hari bahagia yang sangat dinantinya itu menjadi hari yang
sangat kelabu baginya. Tangispun tak mampu dibendungnya lagi. Langit seakan runtuh
mendengar berita itu. Semua rencana yang telah disusunnya bersama Dito, kini tak berarti lagi.
Hanya hadiah dan surat-surat cintanyalah yang kini menjadi kenangan.

Beberapa minggu kemudian setelah kepergian Dito. Ve menerima sebuah kiriman yang
dulu hanya Dito yang sering mengirimnya. Namun mengapa setelah kepergian Dito masih ada
barang yang selalu dikirim untuknya. Apa ada orang lain yang mengirim ini selain Dito? Tapi
siapa? Tanyanya dalam benaknya. Ve yang penasaran kemudian mencari tahu siapa orang yang
sering mengirimkannya hadiah jika bukan Dito. Ve mencari tahu di kantor pengiriman barang

lebih dulu. Tak lama kemudian akhirnya Ve mendapatkan informasi tentang alamat orang itu.
Dengan tergesa-gesa Ve langsung berangkat ke alamat itu. Sesampainya di alamat itu, dia
menemukan sebuah rumah yang sesuai dengan alamatnya. Ve kemudian berusaha mengetok
pintu rumah itu. Dan herannya ternyata ada seseorang yang di kenalnya keluar dari rumah
tersebut. Orang itu adalah Rian. Teman kuliahnya dulu yang sempat menyukai Ve. Tanpa
sepatah kata keluar dari mulutnya, Ve langsung pergi dan berlari menjauhi Rian. Rian seakan
tahu apa yang membawa Ve hingga ke rumahnya. Rianpun berusaha mengejar Ve dan ingin
menjelaskan semuanya, namun Ve menolak. Dia tahu bahwa Rian melakukan itu karena Rian
masih berharap kepadanya. Tapi dengan lantang Rian berkata aku tidak akan memaksamu, aku
akan menunggumu sampai kapanpun . terserah kamu, aku nggak peduli dan satu lagi please
jangan ngirim-ngirim hadiah lagi untukku. kenapa? Apa karena aku mengingatkanmu pada
Dito?. iya puas. Karena kamu, aku selalu teringat akan Dito. Jadi please jauhin aku.
Mendengar perkataan Ve seperti itu, raut wajah Rian jadi tampak begitu kecewa dan matanya
berkaca-kaca. Sementara Ve pun pergi meninggalkan Rian sendirian.

Ve yang berlari dengan berlinang air mata, begitu menyesal telah berkata seperti itu pada
Rian. Tapi dia terpaksa agar Rian tidak terlalu berharap dengannya, Ve juga belum bisa
melupakan Dito. Namun dari hatinya yang paling dalam Ve mulai merasakan detak detak cinta
untuk Rian. Tapi disisi lain Ve tidak mau mengait-ngaitkan Rian dengan Dito. Ve masih butuh
waktu untuk bisa menerima cinta lagi setelah kepergian Dito yang begitu menyakitkan hatinya.
Keesokan harinya, Ve mendapat kiriman surat dari Rian.
Ve aku harap kamu bisa menemui aku kali ini di taman dekat kampus kita dulu, aku akan
menunggumu. Setelah membaca surat itu, Ve merasa bimbang. Ia tidak tahu apa yang harus Ia

lakukan. Apakah dia harus pergi menuruti hatinya? Atau tidak demi Dito. Selama berjam-jam Ve
melawan kebimbangannya, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi. Setelah ia tiba di
taman itu, ia tidak menemukan Rian disana. Ve hanya melihat taman yang telah dirias oleh Rian.
Ve terus memanggil-manggil nama Rian, namun tak ada tanda akan kedatangan Rian. Air
matapun mengalir di wajahnya. Tak beberapa lama kemudian, Ve menemukan sebuah surat di
bangku taman itu. Ve, aku daritadi nungguin kamu, tapi setelah berjam-jam aku nunggu, kamu
nggak datang-datang, aku pikir mungkin kamu memang nggak akan pernah membuka hati buat
aku, jadi aku memilih untuk pergi. Tapi jika kamu datang dan membaca surat ini , aku cuma
mau bilang Makasih. Karena kamu aku jadi tahu apa artinya cinta yang tulus, karena kamu aku
jadi tahu apa artinya setia. Makasih juga untuk cinta yang pernah kamu tanam di hatiku. Dan
makasih karena kamu udah biarin aku memupuk rasa ini sampai sekarang. Tapi maaf, tadinya
aku Cuma mau ngucapin selamat tinggal buat kamu soalnya aku mau ngelanjutin kuliah di luar,
tapi kamu nggak datang-datang. Aku harap kamu bisa bahagia disini. Rian. Setelah membaca
surat itu Ve hanya terdiam. Dia baru menyadari bahwa cinta itu datang disaat orang yang
mencintai kita telah pergi dan seharusnya kita tidak boleh menyia-nyiakan cinta yang diberikan
seseorang.
TAMAT

Anda mungkin juga menyukai