Anda di halaman 1dari 2

NAMA

: MUHAMMAD ROBI MAULANA

NIM

: F1D213026

PRODI

: TEKNIK GEOLOGI

REVIEW JURNAL TENTANG HUBUNGAN FORAMINIFERA DAN GEOLOGI

Stratigrafi sikuen adalah metode pcndekatan yang multidisiplin serta berorientasi pada
sejumlah proses untuk menginterpretasi paket sedimen. Paket sedimen tersebut diberi nama
sikuen dan dibatasi oleh bidang ketidakselarasan atau bidang kemenerusannya yang selaras
dan bersifat regional. Secara teknis konsep ini bertujuan mengelompokkan urutan susunan
batuan sedimen kedalam suatu sikuen yang didasarkan pada kronologi sebagai pembatas
selang ganesanya.
Pola sebaran foraminifera dapat membantu dan juga dapat digunakan sebagai alat
dalam analisis stratigrafi sikuen. Peran tersebut terutama diperlukan dalam penentuan umur,
identifikasi batas sikuen. Cara terbaik untuk mengenali sikuennya adalah dengan
menganalisis secara rinci umur dan lingkungan pengendapan (terutama perubahan batimetri,
ekologi dan iklim purba) serta pola kurva kelimpahan dan keragaman totalnya.
Di daerah pantai berpasir, dikenal banyak macam organisme, salah satunya adalah
meiofauna. Meiofauna dapat pula diartikan sebagai kelompok metazoa kecil yang berada
diantara mikrofauna dan makrofauna. Dari seluruh jenis Meiofauna yang ada, salah satu di
antaranya adalah yang hidup pada substrat lunak (lumpur pasir) yaitu Foraminifera bentik.
Foraminifera bentik termasuk dalam Filum Protozoa yang mulai berkembang pada jaman
Kambrium. Keberadaan foraminifera bentik di sebuah lingkungan perairan merupakan hasil
adaptasi terhadap perubahan lingkungan sekitarnya seperti kedalaman, salinitas, pH,
kecerahan, intensitas cahaya matahari, temperatur, kadar oksigen, dan makanan. Penelitian ini
dilakukan pada di perairan dangkal pantai timur Semenanjung Ujung Kulon, kawasan Taman
Nasional Ujung Kulon, Banten. Tujuan penelitian ini adalah untuk menginventarisasi serta
mengetahui kelimpahan foraminifera bentik (modern) yang ada di perairan dangkal pantai
timur Semenanjung Ujung Kulon. Berdasarkan hasil pengamatan sampel, ditemukan total
foraminifera mencapai 58.683 individu yang terdiri dari 34 spesies foraminifera bentik dan 2
foraminifera planktonik. Dari 36 spesies yang ditemukan, terdiri dari 22 famili, 13
superfamili, dan 4 subordo yang didominasi oleh subordo Rotaliina (80,29%). Spesiesspesies

dari subordo Rotaliina yang ditemukan cukup melimpah pada penelitian ini adalah Ammonia
beccari

(Linne),

Discorbinella

bertheloti

(d'orbigny),

Elphidium

craticulatum

(Fitchel&Moll), Elphidium sp. 2 dan Cibicides sp.


Foraminifera bentik yang ditemukan di perairan dangkal pantai timur Semenanjung Ujung
Kulon termasuk dalam spesies dari Subordo Milioliina yang ditemukan cukup melimpah
dalam penelitian ini yaitu Quinqueloculina sp.1 dan Quinqueloculina subpolygonna (Parr).
Spesimen dari subordo Rotaliina yang ditemukan cukup melimpah pada penelitian ini adalah
Ammonia beccari (Linne), Discorbinella bertheloti (d'orbigny),bElphidium craticulatum
(Fitchel&Moll), Elphidium sp. 2 dan Cibicides sp. Secara umum, spesimen anggota Subordo
Rotaliina ditemukan mencapai 80,29%, sehingga mendominasi habitat di perairan dangkal
pantai timur Semenanjung Ujung Kulon. Sedangkan superfamily yang dominan adalah
Rotaliacea yaitu mencapai 54,05% dari seluruh spesimen yang ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai