Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Nama
NRP
No. Meja
Kelompok
Tanggal Praktikum
Asisten
: Siti Armilah
: 133020265
: 5 (Lima)
:J
: 11 April 2016
: Pika Apriyance
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pengolahan es krim adalah untuk diversifikasi produk
olahan pangan (susu), salah satu untuk mengawetkan susu, meningkatkan nilai
ekonomis, dan untuk mengetahui cara pembuatan es krim.
Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pengolahan es krim adalah berdasarkan proses
homogenisasi lemak untuk memperkecil ukuran globula lemak dan proses
pembekuan sehingga terjadi over run yaitu terbentuknya unit kristal es dan
peningkatan volume es krim.
Susu
Pendidihan
T=1000C t=15-40
Tempering
Ice Cream
HASIL PENGAMATAN
Hasil percobaan teknologi pengolahan ice cream dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Ice Cream
Keterangan
Basis
Bahan Utama
Hasil
1000 gram
Susu murni 71,14%
Whipping cream 7,55%
Sukrosa 15,50%
Bahan Tambahan
Berat Produk
1150 gram
% Over run
35,29%
Organoleptik:
1. Warna
Kuning
2. Rasa
Es krim mangga
3.
Aroma
4. Tekstur
Lembut
5. Kenampakan
Menarik
Gambar produk
hanya berfungsi sebagai pemberi rasa manis pada ice cream, tapi juga
menurunkan titik beku adonan, sehingga adonan tidak terlalu cepat membeku saat
diproses. Ini penting agar udara yang masuk kedalam adonan bisa lebih banyak
sehingga tekstur menjadi lebih lembut. Kadar gula dalam ice cream adalah 15%
(Buckle et. al., 1987).
Maizena berfungsi sebagai memberi tekstur halus dan lembut pada
pembuatan ice cream. Essence pada pembuatan es krim digunakan untuk
meningkatkan cita rasa produk es krim. Berbagai flavor yang ditambahakan pada
pembuatan ice cream, umumnya berasal dari buah-buahan atau tanaman
hortikultura seperti strawberry, cokelat, vanila, anggur dan lain-lain (Saleh, 2004).
Kuning telur berfungsi sebagai stabilizer. Stabilizer juga biasa digunakan
dalam setiap pembuatan es krim. Stabilizer berfungsi untuk menstabilkan
pengadukan dan molekul udara pada adonan. Stabilizer juga berfungsi sebagai
penambah rasa, memperbaiki tekstur, dan penghambat pengkristalan. terdapat dua
macam stabilizer yang biasanya digunakan dalam pembuatan es krim, yaitu : Telur
(sebagai stabilizer alami) dan stabilizer es krim buatan (Skwetiau, 2013).
Emulsi adalah campuran antara dua jenis cairan yang secara normal tidak
dapat bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase pendispersi.
Kuning telur juga merupakan emulsi minyak dalam air. Kuning telur mengandung
bagian yang bersifat surface active yaitu lesitin, kolesterol dan lesitoprotein.
Lesitin mendukung terbentuknya emulsi minyak dalam air (o/w), sedangkan
kolesterol cenderung untuk membentuk emulsi air dalam minyak (w/o)
(Muchtadi, 1992).
Unsur pokok pembentuk ice cream adalah :
1. Lemak susu : berasal dari susu krim (sweat cream), krim beku, krim
plastik, mentega tidak mengandung garam atau minyak mentega.
2. Bahan pemanis : Gula, berbagai macam sirup, madu, dextrosa, laktosa,
fruktosa dan lain-lain.
3. Milk Solids Non Fat (MSNF) : Skim susu segar, sweat cream, buttermilk,
susu skim bubuk, susu skim manis kondensasidan whey padat.
4. Bahan penstabil (stabilizer).
5. Bahan pengemulsi (emulsifier).
9. Bau akibat pemanasan yaitu bau gosong, bila terlalu lama dimasak atau
kurang pengadukan selama pemanasan (Saleh, 2004).
Kerusakan Penampilan dan tekstur (Body and texture defect): Body
berhubungan dengan ketahanan untuk mencair bila ice cream dikonsumsi, hal ini
tergantung dari komposisi adonan dan jumlah udara selama pembekuan. Texture
dapat dijelaskan adalah kehalusan pada lidah bila ice cream dikonsumsi. Body
defects dapat diklasifikasikan senagai berikut:
1. Encer (weak) atau ada benang halus (fluffy).
2. Lembek (soggy), tetapi ini bukan merupakan kerusakan yang serius karena
konsumen lebih suka body berat dengan overrun rendah.
3. Bergetah (gummy).
4. Rapuh/mudah hancur (crumbly), hal ini disebabkan kandungan gula
rendah (Saleh, 2004).
Tekstur kasar pada Ice cream merupakan kerusakan yang sangat serius, hal
ini disebabkan oleh:
1. Stabilisasi tidak benar.
2. Homogenisasi tidak benar.
3. Pembekuan lambat dengan membiarkan ice cream menunggu lama
sebelum dimasukkan ke freezer, fluktuasi suhu pada retail cabinet dan
freezer di rumah (Saleh, 2004).
Es krim juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Modern Ice Cream ( Es Krim Modern )
Teknologi pembuatan es krim terbaru memungkinkan produksi es krim
dilakukan dengan mudah. Bahan dasar telur sebagai penstabil bisa digantikan
dengan emulsifer buatan. Emulsifer buatan ini dibuat dari bahan alami yang
diproses khusus menjadi bubuk. Tingkat kestabilannyapun lebih baik dari pada
menggunakan telur. Emulsifier adalah bahan tambahan yang berfungsi
melembutkan dan tidak mencairkan.
b. Ice Cream Base ( Es Krim)
Eskrim berbahan dasar susu dan fresh cream, yang ditambah telur sebagai
bahan penstabil. Sebelum masuk proses pendinginan, campuran bahan ini juga
bisa disebut dengan dasar cream custard.
c. Soft Ice Cream
Eskrim yang lembut ini digunakan menggunakan mesin khusus yang
berbeda dengan mesin es krim biasa. Dengan mesin khusus ini, udara yang
terkandung di dalam es krim akan digandakan sehingga hasilnya lebih lembut dan
volumenya menjadi lebih besar. Selain itu, kandungan lemaknya menjadi tidak
terlalu tinggi.
d. Sorbet
Sorbet lebih ringan dan segar dibandingkan dengan es krim biasa karena
terbuat dari jus buah yang ditambah pemanis. Adonan sorbet tidak perlu dimasak
agar kesegaran dan rasa buahnya tetap terjaga. Sorbet tidak mengandung susu,
krim, dan kuning telur sehingga kandungan kalorinya rendah. Namun karena tidak
mengandung lemak, adonan sorbet sebaiknya juga ditambah emulsifier agar
teksturnya lebih baik.
e. Sherbet
Sherbet hampir sama dengan sorbet, hanya adonannya ditambah dengan
lemak.
f. Gelato
Gelato terbuat dari susu, gula, telur dan perasa makanan. Bisa juga
ditambahkan dengan buah dan coklat. Adonan Gelato lebih kental daripada
adonan es krim yang berasal dari kandungan kuning telur atau putih telur (Saputri,
2012).
CCP pada proses pembuatan es krim taitu terdapat pada proses
pencampuran, proses homogenisasi dengan menggunakan ice cream maker. Pada
proses homogenisasi merupakan tahap akhir yang harus diperhatikan CCP nya,
alat yang digunakan seperti ice cream maker harus dibersihkan terlebih dahulu
sebelum digunakan, pengaturan kontrol terhadap ice cream maker juga harus
diperhatikan sehingga ice cream yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan teknologi pengolahan pangan yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa produk ice cream dengan basis 1000 gram
menghasilkan berat produk sebesar 1150 gram dan % over run sebesar 35,29%.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle et al. (1987). Ilmu Pangan Edisi ke-2. Penerbit Universitas Indonesia :
Jakarta.
Muchtadi, Tien.R., Sugiyono. (1992). Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Institut
Pertanian Bogor : Bogor
Saleh, E., 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak.
Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara.
Saputri,
Fifi
Diana.
2012.
Jenis-Jenis
Es
Krim.
Es
Krim.
2013.
Macam-macam
Resep
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Perhitungan Pembuatan Ice Cream
W susu murni
Basis
W sukrosa
=
71,14
x 1000
100
Basis
=
= 78,4 gram
W whipping cream=
=
7,55
x 1000
100
= 75,5 gram
15,5
x 1000
100
Basis
= 155 gram
W kuning telur
Basis
4,79
x 1000
100
0,02
x 1000
100
= 47,9 gram
W gelatin
= 0,2 gram
Basis
% Over run
1
x 1000
100
VaVb
x 100
Vb
1150850
x 100
=
850
= 10 gram
W essence
Basis
= 35,29%
7.
8.
9.
Penampakan
Bau
Rasa
Lemak
Gula dihitung sebagai sukrosa
Protein
Jumlah Padatan
Bahan Tambahan Makanan :
Satuan
Persyaratan
Normal
Normal
%b/b
%b/b
%b/b
%b/b
Normal
Min. 5,0
Min. 8,0
Min. 2,7
Min. 3,4
Negatif
mg/kg
Maks. 1,0
mg/kg
mg/kg
Maks. 20,0
Maks. 0,5
Koloni/gr
Maks. 2 x 105
APM/g
<3
Koloni/25 gr
Negatif
Koloni/25 gr
Negatif