Geomertik
Geomertik
PENDAHULUAN
Perencanaan Geometrik Jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang
dititik beratkan pada pernecanaan bentuk fisik, sehingga dapat memenuhi fungsi
dasar jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan
sebagai akses ke rumah-rumah. Dalam ruang lingkup Perencanaan Geometrik tidak
termasuk perencanaan tebal perkerasan jalan, begitu pula drainase jalan. Meskipun
perkerasan termasuk bagian dari perencanan geometrik sebagai bagian dari
perencanaan jalan seutuhnya. Dengan tujuan untuk menghasilkan infrastruktur yang
aman, efisiensi pelyanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat
penggunaan/biaya pelaksaanan. Ruang, bentuk dan ukuran jalan dikatakan baik, jika
dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan.
Yang menjadi dasar perencanaan geometrik adalah sifat gerakan dan ukuran
kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, dan
karakteristik arus lalu lintas. Hal-hal tersebut haruslah menjadi pertimbangan
perencanaan untuk menghasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak
kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan.
Dengan demikian haruslah memperhatikan elemen penting dalam
perencanaan geometrik jalan, diantaranya :
Alinyemen Horizontal (trase jalan)
Alinyemen Vertikal (penampang memanjang jalan)
Penampang melintang jalan
BAB II
STANDAR PERENCANAAN JALAN RAYA
Ketentuan Dasar
Ketentuan dasar Perencanaan Geometrik Jalan Raya telah tercantum dalam daftar I
buku No. 13/1970 merupakan syarat batasan yang dijadikan sebagai pedoman untuk
Perencanaan Geometrik Jalan Raya.
Lalu Lintas
Setiap jenis kendaraan dapat mempengaruhi terhadap keseluruhan arus lalu lintas,
yang diperhitungkan dengan membandingkannya terhadap pengaruh dari suatu mobil
penumpang. Yaitu dengan Satuan Mobil Penumpang (SMP).
Kelas Jalan II B
Jalan ini merupakan jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi
permukaan jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf dimana dalam komposisi
lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat, tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.
Keadaan Topografi
Keadaan
Topografi/medan
yang
akan
duganakan
untuk
perencanaan
pembangunan jalan terbagi dalam tiga golongan umum yang dibedakan menurut
besarnya lereng melintang dalam arah yang kurang lebih tegak lurus sumbu jalan
raya.
Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang adalah sebagai berikut :
No
Golongan Medan
Lereng Melintang
.
1.
Datar (D)
0 sampai 9,9 %
2.
Perbukitan (B)
10,0 sampai 24,5 %
3.
Pegunungan (G)
25,0 %
Jalan Utama
I
D
B
>20.000
IIA
G
Jalan
Penghubung
III
IIB
G
6000-20.000
IIC
G
1500 8.000
B
<2000
B
-
Lintas
Harian
Rata-Rata
(LHR)
Dalam
SMP
Kecepata
n
Rencana
(Km/Jam)
Lebar
Daerah
Penguasa
an
Minimun
(M)
Lebar
Perkerasa
n (M)
Lebar
Median
Minimum
(M)
Lebar
Bahu (M)
Lereng
Melintang
Perkerasa
n
Lereng
Melintang
Bahu
Jenis
Lapisan
Permukaa
n Jalan
Miring
Tikungan
Maksimu
m
Jari-Jari
Lengkung
Minimum
(m)
12
0
10
0
80
10
0
80
60
80
60
40
60
40
30
60
40
30
60
60
60
40
40
40
30
30
30
30
30
30
20
20
20
Minimum
2(2x3,75)
2x3,50 atau
2x(2x3,50)
2x3.50
2x3,0
3,50 6,00
*10
150**
3,5
0
3,0
0
3,0
0
3,0
0
2,5
0
2,5
0
3.0
0
2,5
0
2,5
0
2,5
0
1,5
0
1,0
0
1,50-2,50**
2%
2%
2%
3%
4%
4%
4%
6%
6%
6%
Aspal beton
(hot mix)
Aspal beton
Penetrasi
berganda atau
setaraf
Paling tinggi
penetrasi
tunggal
Paling tinggi
peleburan
dengan aspal
10%
10%
10%
10%
10%
56
0
35
0
21
0
35
0
21
0
11
5
21
0
11
5
50
115
50
30
115
50
30
Landai
Maksimu
m
3% 5%
4% 6% 7% 5% 7% 8%
6%
8%
10
%
6%
8%
12
%
V2
127 (e + m)
(km/jam)
(%)
: Miring tikungan..
peruban miring tikungan yang tergantung pada besarnya landai relatif maksimum
antara kedua sisi perkerasan.Besar landai relatif maksimum antar kedua sisi
perkerasan. Besar landai maksimum tesebut adalah sebagaimana tercantum dalam
daftar II.
Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan
Untuk membuat tikungan pelayanan suatu jalan selalu tetap sama, baik dibagian
lurus maupun di tikungan, perlu diadakan pelebaran pada perkerasan
tikungan.Besarnya dapat ditentukan dengan menggunakan grafik I .
Pandangan Bebas Pada Tikungan
Untuk memenuhi kebebasan pandangan pada tikungan sesuai dengan syarat
panjang jarak pandangan yang diperlukan, harus diadakan kebebasan samping
yang besarnya dapat ditentukan dengan menggunakan grafik II .
Alinyemen Vertikal
Umum
Alinyemen
hubungannya dengan besarnya biaya
vertikal
sangat
erat
harus
idrencanakan
Landai Maksimumum
Landai
maksimum
sebagai
mana
perencanaan
landai
perlu
10
12
Panjang Kritis
480
330
250
200
170
150
135
120
I arcTg
TITIK
STASION
A
1
2
3
4
5
6
7
8
60 + 350
60 + 400
60 + 450
60 + 500
60 + 550
60 + 600
60 + 650
60 + 700
60 + 700
BEDA
TINGGI
1,250
1,460
2,624
0,558
1,734
1,612
2,280
3,460
2,890
KELANDAIAN
RELATIF ( % )
4,167
4,867
8,747
1,860
5,780
5,373
7,600
11,533
9,633
9( I )
10
11
12
13
14 ( II )
15
16
17
18
19
C
60 + 750
60 + 800
60 + 850
60 +900
60 + 950
60 + 992
61 + 000
61 + 50
61 + 100
61 + 150
61 + 200
61 +250
30
213,800
30
212,440
30
212,000
30
212,590
30
212,530
30
212,080
30
213,430
30
213,460
30
215,020
30
218,460
30
215,070
30
214,230
JUMLAH
RATA - RATA
217,950
214,130
212,930
212,520
214,290
213,620
213,960
214,790
215,700
215,860
213,320
214,720
4,150
1,690
0,930
0,070
1,760
1,540
0,530
1,330
0,680
2,600
1,750
0,490
13,833
5,633
3,100
0,233
5,867
5,133
1,767
4,433
2,267
8,667
5,833
1,633
117,960
5,617
Dari perhitungan Kelandaian setiap Stasion mulai dari Sta A Sta C, maka dapat
117,960%
5,617%
21
diketahui Kemiringan rata-rata :
5,617%
Dengan Kemiringan rata-rata
didapat dari Klasifikasi Medan, maka Medan
jalan tersebut termasuk pada Golongan Medan Datar (0 - 9,9 %).
Menentukan Tikungan
Tikungan I dari titik 4;5;6;7;8;9;10;11,12
66.954 5.265 5.833 6.897 8.460 8.205 6.350 7.407 9.465
Tg
7.203%
9
Kemiringan rata-rata Tikungan I = 7.203% ( 0 9.9 % ), maka tergolong pada Medan
Datar.
Tikungan II dari titik 12;13;14;15;16;17;18;19;20
9.465 3.193 5.783 4.860 3.578 2.390 2.745 0.657 0.685
Tg
3.706%
9
Kemiringan rata-rata Tikungan II = 3.706% ( 0 9.9 % ), maka tergolong pada
Medan Datar.
Perhitungan Tikungan
Alur pemilihan tikungan yang direncanakan oleh Bina Marga
Tikungan spiral-lingkaran spiral
Lc
ya
25 m
tidak
ya
p
0,10 m
Tikungan lingkaran
tidak
ya
e
min(0,04 atau
1,5e )
Tikungan lingkaran
tidak
Tikungan spiral-lingkaran spiral
Tikungan PI1
Data : peta topografi
Kelas jalan III B ( kolektor)
Klasifikasi medan : medan datar
Dari table TPGJAK 1997
Vr = 60 km/jam
emax = 8%
en = 2%
lebar perkerasan = 2 3,5 m
I
C
II
V2
127 (e maks+ f m )
Rmin =
Dimana :
Rmin
V2 : Kecepatan Rencana
emaks
(km/jam)
: Miring tikungan..
(%)
fmaks
= -0,00065 . 60 + 0,192
= 0,153
Rmin
V2
127 . (e maks f maks )
Dmaks =
maks+f maks
e
181913,53 x
60 2
127 . (0,08 0,153)
=
181913,53 x (0,08+0,153)
602
= 121,66 m ~ 122 m
= 11,74
Direncanakan Rd = 239 m > Rmin 122m
Super elevasi desain
1432,4
Dd
Rd
Dd
etjd
1432,4
5,99 6
239
e max Dd 2 2 e max Dd
D max
D max
0,08 6 2 2 0,08 6
etjd
0,0608 0,061
11,74
11,74 2
6,1%
60
3 50m
3,6
Ls
0,08 0,02
60 28,57m
3,6 0,035
60
239.0,4
24,75m 25m
2,727.
60.0,061
0,4
Menghitung Ls Minimum
m. (ed + en).B
m = 176
176.(0,061+0,02).3,50
= 49,89 m = 50 m
Pengeceknan dengan menggunakan acuan AASHTO
Panjang peralihan selama 3 detik
Ls 3 60 1000 3600 50m
Ls > Lsminimal maka Rd = 239 m dapat dipergunakan
Menghitung s , c , dan Lc
s =
Ls 360
x
2 R 2
50
360
x
2.239 2.3,14
=
= 55946,76
c = P1 - 2s
= 14311,79 (2. 55946,76)
= 23128,27
c Rd
Lc
180
231'28,27"3,14 239
180
= 10,525 m
Syarat tikungan S-C-S :
c > 0 ok
Lc >20 m = 10,525 m < 20.. tidak memenuhi
Maka kita akan coba dengan jenis tikungan Spiral Spiral (S-S)
Langkah perhitungan besaran tikungan tikungan
Menghitung sudut lengkung spiral ( s
s 1 2 PI 1
s 1 2 1431'1,79"
= 71530,89
s Rd
Ls
90
715'30,89"3,14 239
90
= 58,37 m
P
Ls
Rd .(1 cos)
6 Rd
58,37 2
239.(1 cos 715'30,89" )
6 239
0,46m
Ls 2
K Ls
Rd . sin s
40 Rd
58,37
58,37 3
239 sin 715'30,89"
40 239
30,195
STm 30,2m
Ts ( Rd p) tan
2%
SC
2
k
2
1431'1,79"
30,2m
2
60,699m 60,7 m
Es
z
( Rd p)
Rd
2
cos
2
(239 0,46)
239
1431'1,79"
cos
2
2,3945m 2,4m
TS
SC
KIRI
TS
KANAN
Ls = 60 m
Lc = 31,35 m
Potongan I I
Untuk Sta z :
x =
CS
2%
Ls
(2+10)%
x = 2%
60 12%
x = 10 m
as Y
3.5
2%
3.5 m
Ls = 60 m
as
Maka Sta I :
Sta I = Sta
TS + y
2%
= 2x
= 2*10 e = +10%
a=..?
+8%
= 20 m
2% e = -10%
x
10%
2%
= Sta TS + 20 m
Landai Maksimum
1 (e en).B
m
Ls
1 (0,100 0,02).3,00
m
60
1
0,006
m
m = 166,67
Pelebaran Perkerasan pada Tikungan I / Kebebasan Samping
Jalan kelas III B (kolektor) dengan muatan sumbu terbesar 8 ton sehingga
direncanakan kendaraan terberar yang melintas adalah kendaraan sedang
Table menurut klasifikasi jalan
fungsi
kelas
Muatan sumbu terberat
MST (ton)
I
>10
arteri
II
10
III A
8
kolektor
III A
8
III B
Sumber: Bina Marga TPGJAK 1 997
Tabel Dimensi kendraan rencana
Data :
R
= 239 m
Vr = 60 km/jam
n = 2 ( Jumlah jalur lintasan )
c = 0.8 m (Kebebasan samping)
b = 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan sedang pada jalan lurus)
p = 7.6 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan sedang)
A = 2.1 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan sedang)
Secara analitis :
B = n(b+c) + (n-1) Td+z
dimana :
B = Lebar perkerasan pada tikungan
n = Jumlah lajur Lintasan (2)
b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan (2,6 m)
c = Kebebasan samping (0,8 m)
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
Langkah perhitungan :
Rd
2
b = Rd ( 2 p )
239
2
= 239 - ( 27,6 )
= 0,121 m
b = b + b
= 2,6 + 0,121
= 2,72 m
2
Td = Rd + A (2 p+ A ) Rd
=
239
= 0,076 m
Z 0,105
0,105
Rd
60 2
239
0,4075m 0,41m
Lebar Perkerasan pada Tikungan I (B) :
B = n(b+c) + (n-1) Td+z
= 2(2,72 + 0,8) + (2 - 1) 0,076 + 0,41
7,526m 7,53m
Lebar perkerasan pada jalan lurus W = 2x3,5 = 7 m
Ternyata B >W
7,53 m > 7 m
7,53 7,00 = 0,53 m
karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan PI1
sebesar = 0,53 m
Penebasan Tingkungan I / Kebebasan Samping
V = 60 Km/jam
Ls = 58,37
W = 2 3,5 m = 7 m
Rd = 239 m
Jarak pandang henti dengan (Jh) secra analysis menggunakan rumus
Vr 2
254 fp
. Vr. T +
Jh = 0,278
60 2
254 0,43
= 74,66 m = 75 m
fp = koefisieun gesekan memanjang menurut Bina Marga , fp = 0,35 0,55
T = waktu tamnggap (2,5 detik)
50-65
30
= 53,378 m = 53,38 m
= 0,278 x Vr x T2
= 0,278 x 60 x (6,56+(0,048 x 60))
= 157.46 m
= antara 30 100 m
65-80
80-95
55
75
d3 = antara 30 100 m
= 30 m
2
d4 = 3 x d2
=
2
3
x 157.46
= 104,97 m = 105 m
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
= 53,38 m+ 157.46 m + 30 m +105 m = 345,84 m = 346 m
Maka Jarak Pandang Menyiap (Jd) terbesar diambil = 346 m
95-110
90
Rd 1 cos
R'
28,65 82,2
235,5 1 cos
235,5
3,85m
Berdasarkan jarak pandang menyiap
Jh = 346 m
Lt = 116,74 m Jd > Lt
28,65 Jd Jd Lt
28,65 Jd
m Rd 1 cos
sin
R'
2
R'
m 235,5 1 cos
sin
235,5
2
235,5
137,46m
= 58,37 m
= 10,53 m
= 0,46 m
= 30,2 m
= 60,7 m
= 2,4 m.