TINJAUAN KEPUSTAKAAN
HAID DAN KELAINANNYA
PENDAHULUAN
FISIOLOGI HAID
Siklus menstruasi berlangsung di UTERUS dan OVARIUM
SIKLUS UTERUS : berupa pertumbuhan dan pengelupasan endometrium
(deskuamasi). Pada akhir fase menstruasi, endometrium kembali menjadi
tebal - fase proliferasi . Pasca ovulasi, pertumbuhan endometrium
berhenti dan kelenjar endometrium menjadi aktif - fase sekresi .
SIKLUS OVARIUM : mengendalikan perkembangan endometrium. Durasi
rata-rata siklus menstruasi 28 hari dan terdiri dari :
Fase Folikuler
Ovulasi Fase
Luteal (pasca ovulasi)
Pada siklus menstruasi yang memanjang ( > 28 hari ), fase luteal tetap
selama 14 hari, yang berubah adalah fase folikuler
Haid normal
Siklik: 25 31 hari sekali
Lama: 3 6 hari
Banyaknya: 30 60 cc (ganti
pembalut 2 5 pembalut/hari) sulit
dinilai
Variasi tinggi
FISIOLOGI HAID
Fungsi menstruasi normal merupakan hasil
interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan
ovarium
dengan
perubahan-perubahan
terkait pada jaringan sasaran pada saluran
reproduksi normal
Ovarium memainkan peranan penting
dalam proses ini, karena tampaknya
bertanggung jawab dalam pengaturan
perubahan-perubahan siklik maupun lama
siklus menstruasi
FISIOLOGI HAID
SIKLUS MENSTRUASI AKAN
BERLANGSUNG SECARA NORMAL BILA :
Poros endokrin hipotalamus hipofisis
ovarium berlangsung normal
Terdapat folikel yang responsive
dalam ovarium
Uterus berfungsi dengan baik
SIKLUS MENSTRUASI
Bagian-bagian Siklus Menstruasi :
Siklus Endomentrium
Fase menstruasi
Fase proliferasi
Fase sekresi/luteal
Fase iskemi/premenstrual
Siklus Ovulasi
Siklus Hipofisis-hipotalamus
SIKLUS ENDOMENTRIUM
Fase menstruasi
Endometrium terlepas dari dinding uterus
dengan disertai pendarahan dan lapisan yang
masih utuh hanya stratum basale.
Pada awal fase menstruasi kadar estrogen,
progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun
atau pada kadar terendahnya selama siklus
dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon)
baru mulai meningkat.
SIKLUS ENDOMENTRIUM
Fase proliferasi
Fase proliferasi Pada fase folikuler , endometrium
terpapar hormon estrogen.
Proses regenerasi endometrium pada akhir
menstruasi berlangsung dengan cepat fase
proliferasi
Bentuk kelenjar lurus dan teratur sejajar satu sama
lain dengan sekresi kelenjar yang minimal
SIKLUS ENDOMENTRIUM
Fase sekresi/luteal
Setelah ovulasi, produksi progesteron
memicu perubahan sekretorik pada
kelenjar endometrium
Kelenjar
semakin
panjang
dan
berkelok-kelok dan sel epitel kelenjar
mengandung
mengandung
banyak
vakuole
Fase iskemi/premenstrual
Fase menstruasi Penurunan estrogen
dan progesteron terjadi pada akhir fase
luteal. Penurunan diikuti dengan
kontraksi spasmodik arteri spiralis
terjadi nekrosis iskemik pada
endometrium terjadi pengelupasan
endometrium - HAID
SIKLUS MENSTRUASI
Siklus Ovulasi
Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen
SIKLUS MENSTRUASI
SIKLUS MENSTRUASI
Siklus Hipofisis-hipotalamus
Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen
dan progesteron darah menurun.
Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah ini menstimulasi
hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone
(Gn-RH). Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel
stimulating hormone (FSH).
FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan
produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH
hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan
lutenizing hormone (LH).
SIKLUS MENSTRUASI
LH mencapai puncak pada sekitar hari
ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari.
Apabila tidak terjadi fertilisasi dan
implantasi ovum pada masa ini, korpus
luteum menyusut, oleh karena itu
kadar
estrogen
dan
progesteron
menurun, maka terjadi menstruasi.
Faktor enzim
Faktor vaskuler
Faktor prostaglandin
PREMENSTRUAL TENSION
Etiologi
Belum Jelas
Mungkin faktor penting ialah
ketidakseimbangan esterogen dan
progesteron
Faktor kejiwaan, masalah dalam
keluarga, masalah sosial, dll.juga
memegang peranan penting.
PREMENSTRUAL TENSION
Patofisiologi
Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya
kadar progesteron di dalam darah, yang akan
menyebabkan gejala deprese dan khususnya
gangguan mental.
Manifestasi klinis
berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala,
perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri
pada mammae, dsb. Sedang pada kasus yang
berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan
konsentrasi.
PREMENSTUAL TENSION
Terapi
Progesteron sintetik dosis kecil dapat diberikan
selama 8 jam sampai 10 hari
sebelum haid
Metiltestosteron 5mg sebagai tablet isap,
jangan lebih dari 7 hari
Pemberian diuretik selama 5 hari dapat
bermanfaat
Pemakaian garam dibatasi dan minum seharihari dikurang selama 7-10 hari sebelum haid
Psikoterapi suportif
DYSMENORRHEA
DYSMENORRHEA
Menurut Jones (2001), dysmenorrhea
berdasarkan penyebabnya diklasifikasikan
menjadi dua yaitu :
Dysmenorrhea primer :
merupakan nyeri haid tanpa kelainan anatomis
genitalis yang dapat diidentifikasi. Dysmenorrhea
primer diduga sebagai akibat dari pembentukan
prostaglandin yang berlebih, yang menyebabkan
uterus untuk berkontraksi secara berlebihan dan
juga mengakibatkan vasospasme anteriolar.
DYSMENORRHEA
Dysmenorrhea sekunder
Dysmenorrhea sekunder merupakan nyeri haid sebelum
menstruasi yang disertai kelainan anatomis genitalis.
Secara umum, nyeri datang ketika terjadi proses yang
mengubah tekanan di dalam atau di sekitar pelvis, perubahan
atau terbatasnya aliran darah, atau karena iritasi peritoneum
pelvis
Penyebab dysmenorrhea sekunder seperti: endometriosis,
adenomiosis, radang pelvis, sindrom menoragia, fibroid dan
dapat pula disertai dengan dispareuni, kemandulan, dan
perdarahan yang abnormal.
Patofisiologis
Dysmenorrhea terjadi pada saat fase
pramenstruasi (sekresi). Pada fase ini
terjadi peningkatan hormon prolaktin
dan hormon estrogen. Sesuai dengan
sifatnya, prolaktin dapat meningkatkan
kontraksi uterus.
DYSMENORRHEA
Faktor Resiko Dysmenorrhea
Menurut Damianus (2006), ada beberapa faktor resiko
yang bisa meningkatkan terjadinya dysmenorrhea yaitu :
Wanita yang merokok
Wanita yang minum alkohol selama menstruasi karena
alkohol akan memperpanjang nyeri pada saat menstruasi
Wanita yang kelebihan berat badan dan obesitas
Wanita yang tidak memiliki anak
Menarche dini (wanita yang pertama menstruasi
sebelum umur 12 tahun)
Mempunyai riwayat yang sama dalam keluarga
DYSMENORRHEA
Gejala Dysmenorrhea
Rasa sakit yang dimulai pada hari pertama menstruasi
Terasa lebih baik setelah pendarahan menstruasi mulai
Terkadang nyerinya hilang setelah satu atau dua hari.
Namun, ada juga wanita yang masih merasakan nyeri
perut meskipun sudah dua hari haid.
Nyeri pada perut bagian bahwa, yang bisa menjalar ke
punggung bagian bahwa dan tungkai.
Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau
sebagai nyeri tumpul yang terus menerus.
DYSMENORRHEA
Penatalaksanaan
Terapi Farmakologi :
Obat anti peradangan non-steroid
Obat anti mual
Pil KB dosis rendah
DYSMENORRHEA
Terapi nonfarmakologi
Istirahat yang cukup
Olah raga yang teratur (terutama berjalan).
Pemijitan
Yoga
Orgasme pada aktivitas seksual
Kompres hangat di daerah perut
TENS ( Transcutaneus Elektrical Nerve
Stimulation).
Distraksi pendengaran.
KELAINAN HAID
Hipermenore (Menorraghia)
Adalah perdarahan berkepanjangan
atau berlebihan pada waktu menstruasi
teratur. Pada hipermenore perdarahan
menstruasi berat berlangsung sekitar
8-10 hari dengan kehilangan darah
lebih dari 80ml.
HIPERMENORE (MENORRAGHIA)
Etiologi
Penyebab lokal
Penyakit sistemik
Penggunaan IUCD (Intra Uterine Contraceptive Device).
Hypopalsia Uteri
Astheni
Selama atau sesudah menderita suatu penyakit
Hypertensi
Decompensatio cordis
Infeksi : endometriosis, salphingitis
Retroflexio uteri, karena kandungan pembuluh darah balik
Penyakit darah : Hemofili
HIPERMENORE (MENORRAGHIA)
Manifestasi klinis
Menorrhagia yang berat dapat menyebabkan
anemia, Gejala lain yang dapat menyertainya
antara lain :
Sakit kepala
Kelemahan
Kelelahan
Kesemutan pada kaki dan tangan
Meriang
Penurunan konsentrasi
HIPERMENORE (MENORRAGHIA)
Terapi
Terapi spesifik untuk menorrhagia diberikan berdasarkan :
1. Umur dan riwayat kesehatan
2. Kondisi sebelumnya
3. Toleransi pada terapi pengobatan spesifik
Terapi untuk menorrhagia, yaitu :
1. Suplemen zat besi (jika kondisi menorrhagia disertai anemia, kelainan
darah yang disebabkan oleh defisiensi sel darah merah atu hemoglobin).
2. Prostaglandin inhibitor seperti medications (NSAID), seperti aspirin atau
ibuprofen.
3. Kontrasepsi oral (ovulation inhibitor)
4. Progesteron (terapi hormon)
5. Hysteroctomy (operasi untuk menghilangkan uterus)
AMENORE
Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan
gejala. Amenore adalah tidak adanya haid selama 3
bulan atau lebih
Klasifikasi amenore :
Amenore primer, tejadi apabila seseorang wanita belum pernah
mendapat menstruasi dan tidak boleh didiagnosa sebelum pasien
mencapai usia 18 tahun
AMENORE
Penyebab amenore sekunder :
1. Kehamilan
2. Kecemasan akan kehamilan
3. Penurunan berat badan yang drastis
4. Olah raga yang berlebihan
5. Lemak tubuh kurang dari 15 17 % extreme
6. Mengkonsumsi hormon tambahan
7. Obesitas
8. Stres emosional
9. Menopause
10. Kelinan endrokin ( misalnya sindorma Cushing yang
menghasilkan sejumlah besar hormon kortisol oleh kelenjar
adrenal )
11. Obat obatan ( misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid,
pil KB, fenotiazid )
12. Prosedur dilatasi kuratesa
13. Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa ( tumor
plasenta ) dan sindrom Asherman ( pembentukan jaringan
parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan
AMENORE
Manifestasi klinis
Manifestasi klinisnya bervariasi, tergantung penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas,
maka tidak akan ditemukan tanda tanda pubertas seperti
pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan
rambut ketiak serta perubahan bentuk tubuh.
Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning
sickness dan pembesaran perut.
Jika penyebabnya adalah kadar hoemon tiroid yang tinggi
maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat,
kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ),
perut buncit, dan lengan serta tungkai yang lurus.
AMENORE
AMENORE
Terapi
Pengobatan untuk kasus amenore tergantung kepada
penyebabnya. Jika penyebanya adalah penurunan berat badan
yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk
menjalani diet yang tepat. Jika penyebabnya adalah olah raga
yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk menguranginya.
Jika seorang anak perempuan yang belum pernah mengalami
menstruasi ( amenore primer ) dan selama hasil pemeriksaan
normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3 6 bulan untuk
memantau perkembangan pubertasnya
TERIMA
KASIH