1 SDFF
1 SDFF
Dalam prakteknya perawatan preventif yang dilakukan oleh suatu perusahaan dapat dibedakan
lagi sebagai berikut :
Perawatan rutin , yaitu aktivitas pemeliharaan dan perawataan yang dilakukan secara
rutin ( setiap hari ) . Misalnya pembersihan peralatan pelumasan oli , pengecekan isi
bahan bakar , dan lain sebagainya .
Perawatan periodic , yaitu aktivitas pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara
periodic atau dalam jangka waktu tertentu , misalnya setiap 100 jam kerja mesin , lalu
meningkat setiap500 jam sekali , dan seterusnya . Misalnya pembongkaran silinder ,
penyetelan katup katup , pemasukan dan pembuangan silindermesin dan sebagainya .
Distribusi dari kerusakan Pada penjadwalan dan pelaksanaan perawatan preventif harus
memperlihatkan jenis distribusi dari kerusakan yang ada , karena dengan mengetahui
jenis distribusi kerusakan dapat disusun suatu rencana perawatan yang benar benar
tepat sesuai dengan latar belakang mesin tersebut .
menyelesaikan kerusakan tiba tiba , maka tidak ada manfaatnya yang nyata untuk
mengadakan perawatan preventif , lebih baik ditunggu saja sampai terjadi kerusakan .
Walaupun masih ada suatu factor lainyang perlu diperhatikan yaitu apabila ternyata jumlah
kerugian akibat rusaknya mesin cukup besar yang meliputi bianya biaya :
1. Buruh menganggur
2. produksi terhenti
3. biaya penggantian spare part
4. Kekecewaan konsumen
maka walaupun waktu untuk menyelesaikan perawatan preventif sama dengan waktu untuk
menyelesaikan kerusakan , perawatan preventif masih dapat dipertimbangkan untuk
dilaksanakan .
2 . Perawatan yang bersifat korektif
Perawatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki perawatan yang rusak . Pada dasarnya aktivitas
yang dilakukan adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu
kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan . kegiatan ini sering disebut sebagai
kegiatan perbaikan atau reparasi .
Perawatan korektif dapat juga didefinisikan sebagai perbaikan yang dilakukan karena adanya
kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukanya perawatan preventif maupun telah
dilakukan perawatan preventif tapi sampai pada suatu waktu tertentu fasilitas dan peralatan
tersebut tetap rusak . jadi dalam hal ini , kegiatan perawatan sifatnya hanya menunggu sampai
terjadi kerusakan , baru kemudian diperbaiki atau dibetulkan
Tujuan Perawatan
Secara umum perawatan m,empunyai tujuan tujuan yang menurut A. S Corder adalah untuk :
1. Memungkinkan tercapainya mutu produksi dan kepuasan
penyesuaian , pelayanan dan pengoperasian peralatan secara tepat .
pelanggan
melalui
tugas
tugas
perawatan
Pengertian
Pemeliharaan
Menurut Para Ahli
(maintenance)
Jenis-jenis pemeliharaan
1.
Prefentive
Maintenance
Prefentive Maintenance disebut juga tindakan pencegahan atau overhaul, yaitu kegitaan
pemeliharaan dan perawatan untuk mencegah kerusakan yang tak terduga dan menemukan
kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas operasi lebih tepat. Pemeliharaan prefentif
apabila direncanakan dengan baik dapat mencegah terjadinya kegagalan atau kerusakan, sebab
apabila terjadi kerusakan peralatan operasi dapat berakibat kemacetan produksi secara total.
Alternatif dalam Prefentive Maintenance adalah:
1. Berdasar waktu, yaitu melakukan pemeliharaan pada periode secara teratur, misalnya
penggantian oli mesin setiap 3 bulan.
2. Berdasar pekerjaan, yaitu pemeliharaan setelah sejumlah jam operasi atau volume
produksi tertentu, misalnya setelah mobil berjalan 2.000 km, atau mesin bekerja selama
500 jam.
3. Berdasar kesempatan, yaitu pemeliharaan yang dilakukan
kesempatan untuk itu, misalnya pada jam kerja istirahat, atau hari libur.
apabila
ada
4. Berdasar kondisi terencana, yaitu tergantung pada hasil pemantauan kondisi fasilitas
produksi, misalnya penggantian kampas rem mobil apabila telah mencapai ketebalan
tertentu.
Home Pemeliharaan Seputar Pengertian Pemeliharaan (maintenance)
Pengertian
Pemeliharaan
Menurut Para Ahli
(maintenance)
Tujuan
Pemeliharaan
(maintenance)
Suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang pemeliharaan dan bagian lainnya
bagi suatu pabrik adalah pemeliharaan ( maintenance ) murah sedangkan
perbaikan ( repair ) mahal. (Setiawan F.D, 2008).
Menurut Daryus A, (2008) dalam bukunya manajemen pemeliharaan mesin Tujuan
pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai berikut:
1. Untuk memperpanjang kegunaan asset,
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin,
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan
dalam keadaan darurat setiap waktu,
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Sedangkan Menurut Sofyan Assauri, 2004, tujuan pemeliharaan yaitu :
1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi,
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu,
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar
batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut,
4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan
para pekerja
6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi - fungsi utama
lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama
perusahaan yaitu tingkat keuntungan ( return on investment ) yang sebaik
mungkin dan total biaya yang terendah.
Fungsi
Pemeliharaan
(maintenance)
yang
dengan
baik,
maka
Jenis-jenis pemeliharaan
1. Prefentive Maintenance
Prefentive Maintenance disebut juga tindakan pencegahan atau overhaul,
yaitu kegitaan pemeliharaan dan perawatan untuk mencegah kerusakan
yang tak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan
fasilitas operasi lebih tepat. Pemeliharaan prefentif apabila direncanakan
dengan baik dapat mencegah terjadinya kegagalan atau kerusakan, sebab
apabila terjadi kerusakan peralatan operasi dapat berakibat kemacetan
produksi
secara
total.
Alternatif dalam Prefentive Maintenance adalah:
1. Berdasar waktu, yaitu melakukan pemeliharaan pada periode secara teratur,
misalnya penggantian oli mesin setiap 3 bulan.
Home
Video
Mill Stasion
News
THRESHING STATION
Thresher berfungsi untuk memisahkan buah dari janjangannya dengan cara
membanting tandan buah segar (TBS) ke dalam drum thresher. Thresher ini berupa
drum silinder panjang yang berputar secara horizontal dengan kecepatan putar 21
rpm. Drum dirancang dengan kisikisi yang berfungsi untuk meloloskan berondolan.
Thresher ini berkapasitas 30 ton/jam.
Stasiun Threshing terdiri dari beberapa bagian alat atau mesin dan dalam
proses pengoperasiannya sangat berkaitan satu sama lain. Maksud dan tujuan
desain dari pada stasiun ini adalah sebagai berikut :
Untuk melepaskan buah (tandan buah segar yang sudah direbus) dengan
tandannya dengan sistem bantingan.
Menjaga oil loss maupun kernel loss seoptimal mungkin agar berada dibawah
target/parameter yang sudah disepakati perusahaan.\
Jadi, kapasitas desain saja tidaklah cukup untuk mendapatkan tujuan di atas
tanpa kesatuan sistem pengoperasian alat yang benar pada stasiun ini
maupun dukungan dari stasiun-stasiun lainnya.
Hasil proses pada stasiun ini adalah memisahkan brondolan (cook fruitless) dari
tandannya dengan cara beberapa kali bantingan pada drum thresher. Brondolan
(cook fruitless) dibawa ke stasiun press dengan fruit elevator maupun conveyor
untuk diekstraksi, kemudian tandan kosongnya (janjangan kosong/jjk) dibawa ke
lokasi penimbunan sementara (empty bunch area) di luar Pabrik Kelapa Sawit dan
dimanfaatkan menjadi pupuk. Stasiun Threshing merupakan satu desain dengan
sistem yang sederhana, namun tak kalah pentingnya untuk menjembatani
kelangsungan dan keberhasilan proses pengolahan tandan buah segar (TBS) pada
Pabrik Kelapa Sawit.
A. HOIST CRANE
Hoisting Crane
Yang dimaksud dengan hoist cycle time (HCT) adalah waktu siklus
pemindahan tiap lori untuk mencapai kapasitas olah Tandan Buah Segar sesuai
desain Pabrik Kelapa Sawit dari pergerakan alat ini. Adapun siklus
pengoperasian/pergerakan alat ini dapat kita bedakan sebagai berikut :
Perhitungan Hoist Cycle Time (HCT) yang didesain pada Pabrik Kelapa Sawit
dapat dilakukan dengan persamaan sebagai berikut :
HCT
Vl
x
60
------------------------- x
HC
(menit/unit)
QPKS
2,75
60
= --------------------------
60
=
Kinerja optimal operasional alat ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut :
Sinkronisasi alat/mesin pada stasiun threshing itu sendiri, seperti auto feeder
dan lain-lain.
2.
Hook frame (rangka bergerak tempat chain sprocket, shaft, pulley, dan lain-lain.)
3.
Wire rope ( f = 14 mm )
4.
Wire drum
5.
6.
7.
8.
9.
Pelumasan wire rope, rope drum dan rope guide untuk mengurangi keausan
akibat gesekan, bila ditemukan 3 sampai 6 kawat yang putus maka
sebaiknya wire rope segera diganti.
Pemeriksaan tautan gigi-gigi transmisi cukup pelumasan dan bila ada yang
aus cepat diganti.
Pemeriksaan chain sprocket dan chain-nya, bila sudah aus segera diganti
untuk mencegah terjadinya slip saat beroperasi.
Pastikan kondisi las-lasan pada sambungan I-beam baik, juga bila keausan
ketebalan I-beam sudah mencapai 30% sebaiknya segera diganti.
Dan lain-lain.
B. HOPPER
Hopper merupakan tempat penuangan cook fruit bunch yang dilakukan
oleh operator hoist crane. Alat ini bukanlah sebagai tempat penimbunan cook fruit
bunch melainkan untuk menjaga kontinuitas umpan secara baik ke unit auto feeder.
Kapasitas daya tampung hopper sebaiknya tidak lebih dari 1 lori, hal ini dilakukan
dengan tujuan sebagai berikut :
Tidak meningkatkan oil loss pada empty bunch stalk akibat overload.
Biasanya setiap hopper memiliki auto feeder untuk pengaturan umpan (cook
fruit bunch) ke drum thresher, dimana alat ini diperlengkapi dengan shaft
berjari-jari dan rpm-nya 0,5 1. Fungsi auto feeder pada hopper adalah
sebagai berikut :
Hopper Tresher
Bagian-Bagian Utama Hopper
Body dengan plate lantai luncuran dan kemiringannya yang dapat diatur.
Auto feeder alat pengatur jumlah pengumpanan ke drum stripper dengan 0,5
sampai 1 rpm.
Maintenance Hopper
Pelumasan pada gear box, chain maupun bearing elektro motor cukup.
Bersihkan jari-jari auto feeder dan lantai hopper setiap akhir proses.
Pastikan jari-jari auto feeder tidak ada yang patah atau ganti bila sudah aus.
C. SISTEM TIPPLER
Pada prinsipnya sistem tippler lebih sederhana bila ditinjau dari konstruksi
bangunannya maupun operasi serta maintenance-nya lebih murah. Juga jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit dibanding sistem hoist crane. Tippler
adalah sebagai pengganti hoist crane untuk membalikkan lori, hanya saja kapasitas
lori yang digunakan pada sistem ini antara 5 ton sampai 10 ton Tandan Buah Segar.
Guna pembalikan ini adalah untuk menuangkan lori agar cook fruit bunch diangkut
dengan cook fruit bunch scraper menuju atas drum thresher. Kemudian diumpankan
langsung drum stripper.
D. THRESHER
Thresher merupakan tujuan utama pada stasiun ini, yakni proses
pembrondolan cook fruit bunch. secara bantingan, dimana cook fruitless dibawa ke
stasiun press dan janjangan kosongnya dibawa keluar Pabrik Kelapa Sawit (empty
bunch area).
THRESHER
Bagian-Bagian Utama Thresher
1. Body
Bodynya terdiri dari plate dan dilengkapi dengan pintu-pintu berengsel.
Pintu-pintu berengsel ini gunanya sebagai
2. Drum Stripper
Drum inilah alat utama untuk melakukan pemipilan/pelepasan brondolan
dari janjangannya. Pemipilan berlangsung di dalam drum thresher oleh shaft drum
yang berputar sehingga bantingan terjadi dari plate stripper 6 sampai 7 kali dari
ketinggian optimalnya. Target kegagalan pemipilan sesuai Standard Operation
Procedure management hanya maksimal 5%, bila diatasnya harus dilakukan suatu
pemeriksaan terhadap stasiun perebusan, peralatan Threshing maupun kualitas
Tandan Buah Segar itu sendiri.
Pada drum thresher dipasang pelat pelempar (stripper) yang berfungsi
mengangkat cook fruit bunch untuk proses bantingan. Prinsip pemasangan stripper
ini adalah sebagai berikut :
antar
pelempar
dengan
proses
pemipilan
terhadapa
Drum Thresher
Jarak antar pelempar 180, dimana waktu bunch dilempar langsung diangkut
oleh pelempar lainnya sehingga janjangan tidak ada waktu bergulir pada
drum.
Jarak antar pelempar 90, dimana pada waktu bunch dilempar dan jatuh
mempunyai waktu bergulir pada drum kemudian diangkut oleh pelempar
lainnya.
Jarak antar pelempar 120, dimana pada waktu bunch dilempar jatuh punya
waktu sedikit bergulir lalu langsung diangkut pelempar lainnya.
Pemasangan jarak plate kisi-kisi yang ideal pada drum biasanya 40 mm
sampai 50 mm. Jarak kisi-kisi drum dikontrol secara periodik untuk memantau
--------------------------------(D - d)
dimana :
N = rpm Threshing
D = diameter drum
d = diameter Tandan Buah Segar
Misal : D = 1,8 m dan d = 0,3 m, maka rpm drum yang ada direncanakan adalah :
40 X
( 1,8 - 0,3 ) / 2
E. BUNCH CRUSHER
Pemipilan yang dilakukan pada drum stripper kadang-kadang tidak sempurna,
hal ini dapat disebabkan sebagai berikut :
Kualitas Tandan Buah Segar masuk ke pabrik tidak sama baiknya atau
Untuk mengatasai hal tersebut, maka ditambahkanlah suatu alat yang kita
sebut dengan bunch crusher. Bunch crusher adalah alat pelengkap pembantu untuk
menyempurnakan pemipilan cook fruit bunch setelah janjangan keluar dari drum
stripper. Alat ini dilengkapi spur gear shaft/helical gear untuk menjepit janjangan
sambil berputar sehingga cook fruit yang masih terperangkap/lengket pada
janjangan dapat dirontokkan/diambil kembali. Jadi alat ini bekerja untuk
mengantisipasi kerugian oil loss maupun kernel loss pada janjangan.
Pengumpanan janjangan ke alat ini langsung dari inclined scraper, yakni dipasang
untuk menerima dan membawa janjangan ke atas bunch crusher.
No.
Parameter
To FFB
(%)
To
Sample
(%)
1.
0,05
0,60
2.
0,30
4,00
3.
0,02
0,60
4.
5,00
5,00
Keberhasilan proses cook fruit bunch pada stasiun ini sangat didukung oleh faktorfaktor sebagai berikut :
-