Anda di halaman 1dari 22

GOLONGAN DARAH

Sistem golongan darah eritrosit utama pada


manusia
Tahun
ditemukan

Sistem

Antigen utama
pada eritrosit

1901
1926
1926
1940
1945
1946
1946
1950
1951
1955
1956
1962
1965
1967
1974

ABO
MNSs
P
Rh
Lutheran (Lu)
Kell
Lewis (Le)
Duffy (Fy)
Kidd (Jk)
Diego (Di)
Cartwright (Yt)
Xg
Dombrock (Do)
Colton (Co)
Scianna (Sc)

H,A,B
M,N,S,s
P1,p
D,C,E,c,e
Lua.Lub
K,k,Kpa,Kpb,Kpc,Jsa,Jsb
Lea,Leb
Fya,Fyb
Jka,Jkb
Dia,Dib
Yta,Ytb
Xga
Doa,Dob
Coa,Cob
Sc1,Sc2

Antibodi timbul
secara alamiah
Selalu
Tak
Kadang kadang
Tak
Tak
Tak
Kadang kadang
Tak
Tak
Tak
Tak
Tak
Tak
Tak
Tak

PENGERTIAN UMUM
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari
seorang individu karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan
membrane sel darah merah
Dua jenis penggolongan darah yang paling
penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus
(factor Rh). Pada manusia golongan darah dapat
dikelompokkan dalam 4 golongan yaitu A.B, AB
dan O. Dengan demikian lahirlah sifat golongan
darah A, B, O. golongan darah manusia
ditentukan berdasarkan jenis antigen dan
antibody yang terkandung dalam darahnya
sebagai berikut

GOLONGAN DARAH A
Individu dengan golongan darah A memiliki
SDM dengan antigen A dipermukaan
membrane selnya dan menghasilkan antibody
terhadap antigen B dalam serum darahnya,
sehingga seseorang dengan golongan darah A
tidak akan mengaglutinasikan SDM golongan
A baik yang berasal darinya sendiri maupun
dari orang lain. Sebaliknya serum orang itu
akan mengaglutinasikan SDM golongan

GOLONGAN DARAH B
Individu dengan golongan darah B
memiliki SDM dengan antigen B di
permukaan membrane selnya
sehingga seseorang dengan SDM
golongan B tidak akan
mengaglutinasikan SDM golongan B
baik yang berasal dari dirinya sendiri
maupun dari orang lain.Sebaliknya
serum orang itu tidak akan
mengaglutinasikan golongan

GOLONGAN DARAH AB
Individu dengan golongan darah AB
memiliki SDM dengan antigen A dan
B serta tidak menghasilkan antibody
terhadap antigen A maupun
sehingga orang dengan golongan
darah AB selain pasti tidak dapat
mengendapkan SDM AB juga tidak
bisa mengaglutinasikan golongan A
ataupun golongan B.

GOLONGAN DARAH O
Individu dengan golongan darah O
memiliki SDM tanpa antigen, tetapi
memproduksi antibody terhadap
antigen A dan B, dimana SDM golongan
O ini tidak dapat diaglutinasikan oleh
serum dan orang dengan SDM golongan
A, B ataupun AB. Sebaliknya serum
dengan SDM golongan O mampu
mengendapkan baik SDM golongan A
maupun SDM golongan B.

Peran serum
Peran serum dalam golongan darah juga sangat
penting, oleh karena serum dari orang dengan
SDM golongan A tidak dapat mengendapkan SDM
golongan tersebut tetapi mampu
mengaglutinasikan SDM golongan B, maka
dikatakan serum orang dengan SDM golongan A
mempunyai aglutinin (senyawa pengaglutinasi) .
Sebaliknya seseorang dengan SDM golongan B
mempunyai aglutinin , orang dengan SDM
golongan AB tidak mempunyai salah satu / kedua
aglutinum tersebut. Sedangkan orang dengan
SDM golongan O mempunyai kedua aglutinum
tadi.

Jenis Aglutinum pada


Golongan Darah A,B,O
Golongan A

Golongan B

Golongan
AB

Golongan O

Aglutinu
m

(-)

(+)

(-)

(+)

Aglutinu
m

(+)

(-)

(-)

(+)

Penetapan Golongan darah


A,B,O.
Golongan A

Golongan B

Golongan
AB

Golongan O

ANTI A

(+)

(-)

(+)

(-)

ANTI B

(-)

(+)

(+)

(-)

ANTI AB

(+)

(+)

(+)

(-)

Pewarisan Golongan Darah


Kepada Anak
Ibu

Ayah
o

AB

O, A

O, B

A, B

O, A

O, A

O, A, B, AB

A, B, AB

O, B

O, A, B, AB

O, B

A, B, AB

AB

A,B

A, B, AB

A, B, AB

A, B, AB

Rhesus
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah
dengan memanfaatkanfaktor Rhesusataufaktor Rh. Nama
ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui
memiliki faktor ini pada tahun1940olehKarl Landsteiner.
Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel
darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang
memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya
disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini
seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO.
Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai,
meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan,
dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan
golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena
ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+
sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi
antibodi terhadap antigen Rh(D) yang
mengakibatkanhemolisis. Hal ini terutama terjadi pada
perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena
faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saatkehamilan.

Tabel kecocokan RBC


Golo
nga
n
dara
h
resi
pien
O
O+
A
A+
B
B+
AB
AB+

Donor

O+

A+

B+

AB

AB+

Transfusi
Darah

Transfusi darah merupakan tindakan keperawatan yang di


lakukan pada klien yang membutuhkan darah dan/atau
produk darah dengan cara memasukkan darah melalui vena
dengan menggunakan set transfusi.
Pemberian transfusi darah digunakan untuk memenuhi
volume sirkulasi darah, memperbaiki kadar hemoglobin dan
protein serum. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien
yang kehilangan, seperti pada operasi besar, perdarahan
post partum, kecelakaan, luka bakar hebat, dan penyakit
kekurangan kadar Hb atau kelainan darah
Tindakan transfusi darah juga bisa dilakukan pada pasien
yang mengalami defisit cairan atau curah jantung menurun.
Dalam pemberian darah harus di perhatikan kondisi pasien,
kemudian kecocokan darah melalui nama pasien, label
darah, golongan darah, dan periksa warna darah (terjadi
gumpalan atau tidak), homogenitas (bercampur rata atau
tidak).

Tujuan Transfusi Darah


Meningkatkan volume darah sirkulasi
(setelah pembedahan, trauma atau
heragi).
Meningkatkan jumlah sel darah merah dan
untuk mempertahankan kadar hemoglobin
pada klien anemia.
Memberikan komponen seluler tertentu
sebagai terapi sulih (misalnya: faktor
pembekuan untuk membantu mengontrol
perdarahan pada pasien hemofilia).

Daftar Pustaka

www.describd.com
www.findtoyou.com
www.wikipedia.org
www.ebookDD.com
www.animationlibrary.com
www.4shared.com

Anda mungkin juga menyukai