Dosen :
Prof Dr. Muhammad Badiran, M. Pd
Disusun oleh :
Abdiel Ginting
8146122001
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Keterkaitan
kreatifitas dan seni dalam landasan pendidikan ini dengan waktu sesuai yang
diharapkan.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Landasan Ilmiah Ilmu Pendidikan.
Tak ada yang sempurna, saya sangat menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dikarenakan berbagai hal.
Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan pada penyusunan makalah selanjutnya. Harapan
sayai makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembaca pada
umumnya dan penyusun khususnya.
Abdiel Ginting
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULIAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Pendidikan...................................................................................3
B. Pengertian Kreativitas dan Seni....................................................................3
C. Pendidikan Seni.............................................................................................4
D. Pendidikan Sebagai Seni...............................................................................6
E. Pendidikan Melalui Seni...............................................................................7
BAB I
PENDAHULIAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dapat dipelajari, studi ilmiah tentang pendidikan telah
menghasilkan ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan berfungsi sebagai landasan dan
petunjuk tentang cara-cara melaksanakan pendidikan. Praktek pendidikan
menuntut diaplikasikannya ilmu pendidikan, tetapi di samping itu praktek
pendidikan juga sekaligus adalah seni.
Ketidakseimbangan terjadi dalam bidang pendidikan, yang mana pada masa
sekarang ini pendidikan cenderung mengarah pada pendidikan intelektual saja,
tanpa adanya keseimbangan dengan pendidikan estetis. Disadari atau tidak,
ketidakseimbangan ini sebenarnya sama dengan mereduksi kemampuan intuisi
manusia yang sebenarnya harus seimbang dengan kemampuan logisnya, yang
keduanya telah menjadi kodrat manusia. Ketidakseimbangan ini harus cepat kita
sadari dan kita atasi demi tercapainya tujuan pendidikan yang hakiki yaitu
menjadi manusia seutuhnya.
Seni sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia memang selalu
berkembang diberbagai aspek yang melingkupinya, baik aspek-aspek di dalam
seni itu sendiri maupun dalam pendidikan seni yang merupakan upaya sadar untuk
mewariskan nilai-nilai dari generasi ke generasi. Dan sekolah sebagai pusat
transformasi nilai-nilai tentunya berperan besar dalam mengemban amanat
pendidikan yang merupakan upaya utama dalam membentuk generasi yang akan
datang, yang diharapkan akan menjadi generasi yang unggul dan membawa
perubahan positif di segala bidang.
Dalam perkembangannya senipun akhirnya bukan lagi sekedar sebuah
kemampuan yang diajarkan turun temurun, tapi seni adalah sebuah alat untuk
menyampaikan ilmu-ilmu lain yang diajarkan di sekolah-sekolah. Karena seni
dapat memberi sebuah pengalaman rasa kepada peserta didik, dan pengalaman
itulah yang akan merangsang kemampuan berpikirnya. Seni adalah sebuah
disiplin yang unik karena dapat menyentuh ranah kognitif, afektif sekaligus
psikomotor dalam diri peserta didik, dan hal ini tidak dapat kita temui dalam
disiplin ilmu-ilmu lain yang diajarkan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalahnya
adalah:
Bagaimana keterkaitan kreatifitas dan seni dalam landasan pendidikan.
C. Tujuan Pembahasan
Menjelaskan keterkaitan kreatifitas dan seni dalam landasan pendidikan.
D. Manfaat Pembahasan
Setelah menyusun makalah ini diharapkan hasilnya dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Sehingga mampu memahami bagaimana keterkaitan kreatifitas dan
seni dalam landasan pendidikan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan.
Pendidikan dalam arti sempit pendidikan dalam arti mikro (sempit)
merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik baik di keluarga,
sekolah maupun di masyarakat.[5] Namun pendidikan dalam arti sempit sering
diartikan sekolah (pengajaran yang di selenggarakan disekolah sebagai lembaga
pendidikan formal, segala pengaruh yang di upayakan sekolah terhadap anak dan
remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna
dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.
Pendidikan dalam arti makro (luas) adalah proses interaksi antara manusia
sebagai individu/ pribadi dan lingkungan alam semesta, lingkungan sosial,
masyarakat, sosial-ekonomi, sosial-politik dan sosial-budaya.[8] Pendidikan
dalam arti luas juga dapat diartikan hidup (segala pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Segala situasi hidup
yang mempengaruhi pertumbuhan individu, suatu proses pertumbuhan dan
perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan
lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir).[9]
Jadi pendidikan dalam arti luas, hidup adalah pendidikan, dan pendidikan adalah
hidup (life is education, and education is life). Maksudnya bahwa pendidikan
adalah segala pengalaman hidup (belajar) dalam berbagai lingkungan yang
berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi pertumbuhan atau
perkembangan individu.
B. Pengertian Kreativitas dan Seni.
Kreativitas
Kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang
baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
Seni
Seni sebagai alat buatan manusia yang menimbulkan efek-efek psikologis
atas manusia lain yang meliahatnya. Efek etrsebut mencakup tanggapantanggapan yang berujud pengamatan, pengenalan, imajinasi yang rasional maupun
emosional.
C. Pendidikan seni
Disaat zaman mulai bergeser yang tentu saja diikuti oleh pergeseran
kebudayaan, kadang ada sedikit kegelisahan yang muncul jika kita mencoba
berpikir mendalam dan refleksif. Akan banyak kita temui ketidakseimbangan
dalam kehidupan saat ini, dimana kebanyakan orang berpikir serba praktis dan
mengesampingkan nilai-nilai yang sebenarnya merupakan patokan atau tolak ukur
sebuah kebenaran.
Seni sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia memang
selalu berkembang diberbagai aspek yang melingkupinya, baik aspek-aspek di
dalam seni itu sendiri maupun dalam pendidikan seni yang merupakan upaya
sadar untuk mewariskan nilai-nilai dari generasi ke generasi. Dan sekolah sebagai
pusat transformasi nilai-nilai tentunya berperan besar dalam mengemban amanat
pendidikan yang merupakan upaya utama dalam membentuk generasi yang akan
datang, yang diharapkan akan menjadi generasi yang unggul dan membawa
perubahan positif di segala bidang.
Seni sebaiknya dipandang dalam perumusan konsep pendidikan dengan
cara sebagai berikut :
1.
universal, dan kekal, sehingga akan terus menjadi salah satu sumber dalam
pencarian kebenaran sepanjang hayat.
2.
potensi dan eksplorasi kemampuan-kemampuan yang didapat dari pengalamanpengalaman lain sehingga seni itu sendiri dapat menjadi kaya akan nilai dan
menjadi lebih dinamis.
3.
Seni sebagai media aktualisasi diri, yaitu tempat bagi setiap peserta didik
ketakutan, kurangnya kepercayaan diri, atau perasaan tidak aman ketika datang
untuk membuat seni. Kita harus menanamkan dalam diri murid-murid kita bahwa
seni adalah pribadi, individu, dan dapat menciptakan reaksi yang berbeda dari
yang diharapkan, tetapi untuk memahami bahwa reaksi apapun lebih baik dari
padatidakadareaksi.
D. Pendidikan Sebagai Seni.
Gilbert Highet dalam bukunya The art of teaching yang menyatakan
bahwa buku ini Seni Mengajar karena beliau yakin bahwa belajar itu adalah
sebuah seni bukan ilmu. Menurutnya sangatlah berbahaya mempergunakan
tujuan-tujuan dan metode ilmu untuk urusan manusia sebagai individu meskipun
sistem statistik sering digunakan untuk menerangkan tingkah laku manusia dalam
kelompok yang besar dan suatu diagnosa ilmiah tentang struktur fisik manusia
selalu sangat bermanfaat. Mengajar tidaklah seperti menimbulkan reaksi kimia
tetapi lebih mirip dengan melukis sebuah gambar atau menggelar sebuah musik
dengan arti bahwa di dalam mengajar itu seseorang harus melibatkan diri
didalamnya dan menyadari bahwa mengajar tidak seluruhya dikerjakan
berdasarkan formula-formula atau anda akan merusak sendiri pekerjaan anda dan
murid-murid anda serta anda sendiri (Redja M, 1995). Dengan demikian pendapat
ini sangat bertentangan dengan pendapat sebelumnya tentang pendidikan sebagai
ilmu.
Menurut A.S Neil mendidik dan mengajar bukanlah suatu ilmu tetapi
adalah seni . Diartikan sebagai seni adalah bagaimana kita hidup dan mengerti
anak-anak seolah-olah kita menjadi seperti anak. Menurut aliran konstruksivisme
mengakui hal yang sama. Implikasi bahwa tugas guru adalah membantu agar
siswa mampu merekonstruksi pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang
konkrit maka strategi mengajar perlu juga disesuaikan dengan kebutuhan dan
situasi murid. Mengajar adalah merupakan seni yang menuntut bukan hanya
penguasaan teknik, melainkan juga intuisi .
Dengan demikian pendidik memerlukan ilmu pendidikan dalam rangka
memahami dan mempersiapkan suatu praktek pendidikan. Namun dalam
dalam
Sumaryanto
(2001)
mengemukakan,
kreativitas
adalah
kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara yang baru untuk dapat
menemukan pemecahan masalah yang unik. Vogel dalam Sumaryanto (2001)
mengambil pendapat Guilfort, bahwa paling sedikit terdapat dua kemampuan
yang terlibat dalam berpikir kreatif, yaitu kemampuan produksi divergen dan
kemampuan transformasi. Menurut Vogel, kreativitas tampaknya berkorelasi
dengan fleksibilitas dalam proses berpikir, yaitu adanya gagasan-gagasan yang
lebih mengarah pada kompleksitas berpikir. Berhubungan dengan itu, Vogel
demikian menurut Sumaryanto, mendefinisikan kreativitas sebagai proses berpikir
yang menghasilkan konsep-konsep baru atau pemecahan masalah.
Horlock dalam Munandar (1987) mengemukakan, kreativitas berkait
dengan daya cipta seseorang yang menghasilkan sesuatu dalam wujud/bentuk baru
dan/atau berbeda dengan yang lain, dan ini bisa bersifat verbal, non verbal, nyata,
atau abstrak. Hadirnya kreativitas menurut Ross (1973); Lowenfeld dan Brittain
(1982) ditandai oleh beberapa indikator, antara lain memiliki kepekaan terhadap
masalah, memiliki ide yang lancar, memiliki keluwesan dalam menyesuaikan diri,
memiliki keaslian dalam menanggapi dan memecahkan masalah yang dihadapi,
bebas dalam mengungkapkan gagasan, mampu memecahkan masalah dengan cara
yang berbeda dengan yang dilakukan oleh orang lain, memiliki kemampuan
menyusun ulang situasi, serta memiliki kemampuan dalam analisis dan sintesis.
Bertolak dari konsep dan/atau pemahaman tentang apresiasi dan
ekspresi/kreasi seperti yang telah dikemukakan, jika dihubungkan dengan seni
dalam hubungannya dengan pencapaian pendidikan estetika, tampaknya akan
menjadi sarana ketersampaiannya. Alasan dari pemikiran ini adalah, dalam
berapresiasi, seni mengandung kepekaan estetik, begitu pula dalam berekspresi
seni juga mengandung kepekaan estetik, dan dalam berkreasi seni juga bergulat
dengan keestetikaan. Proses yang demikian ini akan menjadikan pengalaman
estetik bagi orang yang berkesenian sesuai dengan keinginan bagi kepentingan
pendidikan estetika.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidik memerlukan ilmu pendidikan dalam rangka memahami dan
mempersiapkan suatu praktek pendidikan, namun dalam prakteknya pendidik
harus kreatif, skenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu rambu
saja, pendidik perlu melakukan improvisasi. Dalam hal ini pendidik harus
memperhatikan karakteristik peserta didik, dsb. Esensinya, bahwa praktek
pendidikan itu hendaknya merupakan paduan ilmu dan seni.
B. Saran
Dalam penusunan makalah ini, saya selaku penyusun tentunya mengalami
banyak kekeliruan dan kesalahan kesalahan baik dala ejaan, pilihan kata,
sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa yang kurang di pahami. Untuk
itu kami mohon maaf yang sebesar besarnya.
Seperti ada pepatah mengatakan : Tak ada gading yang tak retak . Maka
dari itu saya selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami bisa lebih baik lagi dalam pembuatan makalah berikutnya
sehingga makalah berikutnya lebih sempurna dari pada makalah sebelumnya
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Winda,2014,,Landasan Pendidikan. [ online ] tersedia di :
http://windahidayatulh2393.blogspot.com/2013/04/makalahlandasan-pendidikan-pendidikan.html
Firman,2014, Pendidikan melalui seni. [ online ] tersedia di :
http://firmanhidayat308.blogspot.com/2014/12/pendidikanmelaluiseni.html
Restu,2012,Pendidikan seni sebagai penunjang [ online ] tersedia di :
http://shiningbyoul.blogspot.com/2012/01/pendidikan-senisebagapenunjang.html
Nuy,2011,Landasa pendidikan [ online ] tersedia di :
http://nuy-acbt.blogspot.com/2011/11/landasan-pendidikan.html