ABSTRAKSI
Latar belakang, Diabetes melitus merupakan gangguan kesehatan dan kumpulan gejala yang
disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan ataupun resistensi insulin, serta
adanya komplikasi yang bersifat akut dan kronik. Penyakit diabetes melitus hampir semua disertai
dengan ulkus sebabnya kerusakan saraf pada kulit lebih sering mengalami cedera sehingga
menyebabkan ulkus (borok). Pasien dengan disertai ulkus akan timbul gejala psikologis yaitu
kecemasan. Perawatan di rumah merupakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Data penderita
diabetes melitus disertai dengan ulkus di wilayah Puskesmas Toroh I pada tahun 2013 didapatkan
berjumlah 30 pasien.
Tujuan, penelitian ini dilaksanakan di wilayah Puskesmas Toroh I dan mempunyai tujuan untuk
mengetahui pengaruh perawatan luka di rumah terhadap kecemasan pada pasien ulkus diabetes
melitus.
Metode, penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan 15 responden dengan
kriteria yang telah ditentukan diberikan perlakuan perawatan luka dan menilai jumlah kecemasan
sebelum dan setelah tindakan. Uji statistik yang digunakan adalah paired t test dengan t hitung
(9.025) > t tabel (1.761) dan apabila dilihat dari nilai p= 0,000 < 0,05. Jadi hipotesis nol ditolak
yaitu perawatan luka di rumah berpengaruh terhadap penurunan kecemasan pada pasien ulkus
diabetes melitus di wilayah Puskesmas Toroh I.
Hasil, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pelayanan kesehatan untuk
dijadikan bahan pertimbangan pada semua pasien ulkus diabetes melitus dengan kecemasan,
apabila untuk mengurangi kecemasan perawat dapat melakukan perawatan luka di rumah untuk
mengurangi kecemasan pasien.
Kesimpulan, perawatan luka di rumah berpengaruh terhadap penurunan kecemasan pada pasien
ulkus diabetes melitus di wilayah Puskesmas Toroh I.
Kata kunci : Pengaruh perawatan luka, kecemasan, ulkus diabetes melitus
PENDAHULUAN
urutan keempat dengan jumlah penderita
Data
World
Health
Organization
171
satu
juta
jiwa
pada
tahun
2000
dan
saraf
mengalami
kelainan
fungsi
juta penderita.
Total penderita
melitus
kesemutan
atau
nyeri
seperti
semua
peningkatan
sebesar
Kabupaten
pada
tahun
Grobogan
2005
pada
tahun
2012
disertai
dengan
ulkus
sebabnya
menimbulkan
kecemasan
(Shanty,
2011).
dengan
melitus
semakin
memiliki
(menyebabkan
tinggi
tiap
tahun
ke
komplikasi
terus-menerus
tahun
sehingga
berakibat
sendirinya
karena
tubuh
terluka
dapat
atau
mampu
Ewen
berolah
raga.
Semua
ini
bisa
(2001)
dalam
Avicenna
menyatakan home
2009).
hasil
observasi
awal
health
(2008)
care merupakan
yang
dilakukan
petugas
untuk
kecemasan
merupakan
suatu
emosional
(afek)
yang
tidak
yang
pelayanan
berkesinambungan
dan
untuk
meningkatkan,
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah quasi experiment
design
(rancangan
eksperimen
semu)
17-22
Februari
2014.
Tehnik
adalah
kuesioner.
Analisis
N=15.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan perawatan luka di rumah pada
pasien diabetes melitus terlihat bahwa responden sebelum dilakukan perawatan luka sebagian
besar dengan kecemasan sedang sejumlah 12 responden (80%), sedangkan sebagian kecil
responden dengan kecemasan berat sejumlah 3 responden (20%).
c. Kecemasan setelah perawatan luka diabetes melitus
Karakteristik responden menurut hasil kuesioner kecemasan setelah perawatan luka diabetes
melitus dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan perawatan luka di rumah pada pasien
diabetes melitus terlihat bahwa responden setelah dilakukan perawatan luka sebagian besar dengan
kecemasan ringan sejumlah 9 responden (60%), sedangkan sebagian kecil dengan kategori tidak
ada kecemasan sejumlah 2 responden (13.3%).
2. Hasil Bivariat
a. Uji normalitas
Untuk menganalisis pengaruh perawatan luka di rumah terhadap kecemasan
pasien ulkus diabetes melitus, maka langkah pertama yang dilakukan adalah uji
normalitas data. Untuk uji normalitasnya karena jumlah total sampel < 50 maka
menggunakan shapiro wilk. Dikatakan data normal jika probabilitas > 0,05 dan data tidak
normal jika probabilitas < 0,05.
Tabel 4. Hasil uji normalitas data kecemasan sebelum dan setelah dilakukan perawatan
luka.
Test of normality
Shapiro-wilk
Statistic
df
Sig.
Pre_kecemasan
.931
15
.279
Post_ kecemasan
.962
15
.721
Berdasarkan tabel 4. hasil uji normalitas data diperoleh nilai probabilitas pre
kecemasan 0,279 > 0,05 dan nilai probabilitas post kecemasan 0,721 > 0,05. Sehingga
disimpulkan sebaran data semua atau keduanya normal. Karena sebaran kedua datanya
normal maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji hipotesis T- berpasangan yaitu paired
sample t-test.
Mean
SD
Nilai
p
Nilai
t
Sebelum
luka
perawatan 15
24.73
2.939
0.000
8.968
Setelah
luka
perawatan 15
18.73
4.527
Rata-rata hasil kecemasan pada pasien ulkus diabetes melitus sebelum dilakukan
perawatan luka di rumah adalah 24.73 dengan standar deviasi (2.939), sedangkan rata-rata
hasil kecemasan pada pasien ulkus diabetes melitus setelah dilakukan perawatan luka di
rumah adalah 18.73 dengan standar deviasi (4.527). Dari hasil uji analisis dengan
menggunakan paired t test diperoleh nilai p=0.000 (p<0.05) dan nilai hitung (8.968) > t tabel
(1.761) maka Ho ditolak atau dapat disimpulkan bahwa perawatan luka di rumah
berpengaruh terhadap penurunan kecemasan pada pasien ulkus diabetes melitus di wilayah
Puskesmas Toroh I.
B. PEMBAHASAN
1. Pembahasan Univariat
a. Perawatan luka
Hasil penelitian
melitus di rumah.
Penatalaksanaan
didefinisikan
ulkus
diabetik
yaitu
mengatasi
penyakit
sebagai
upaya
apabila
masih
didapatkan
yang
memungkinkan
kuman
berkembang.
Setelah
dilakukan
mencapai
menunjukkan
tujuan,
kebingungan
dan
diabetes melitus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terlihat
sejumlah
kecil
responden
(20%).
bahwa
dengan
responden
kategori
tidak
kecemasan
melitus
kecemasan
(80%).
mengalami
ada
yaitu
sejumlah
setelah
responden
responden (60%).
Dari
terdapat
sakit
mengalami
paling
responden
sehingga
penderita
banyak
adalah
mengalami
pengaruh
(80%)
hasil
penelitian
kecemasan
sedangkan
yang
setelah
bahwa kecemasan
merupakan
terhadap
karena
penyakit
reaksi
dirasakan
responden
(60%).
Hal
tersebut
Patofisologi
seperti
penyakit
terjadinya
DM
tipe
ulkus,
untuk
perawatan
pada
Berdasarkan
penatalaksanaan
2. Pembahasan Bivariat
a. Uji normalitas
Hasil uji normalitas data diperoleh
analisis
tersebut
dapat
0,05
post
digunakan
dan
nilai
adalah
probabilitas
uji
hipotesis
T-
variabel
independen
kategori
menjadi
(4.527).
Hasil uji analisis menggunakan paired
tingkat
kategori,
kecemasan
yaitu
dengan
kategori
mekanisme
Jadi
dari
dapat
disimpulkan
bahwa
suatu
poliuria,
polidipsia,
polifagia,
psikologis
yang
terjadi
tidak
berdaya
(Brunner
&
2012).
kecemasan
Fisiologi
berawal
kemudian
dari
reaksi
melalui
hipotalamus
dan
terjadinya
takut
perangsangan
nuclei
amigdaloid.
manisfestasi
otonom
dan
menyebabkan
tubuh
bereaksi
secara
dengan
usus
berhenti,
kelenjar
adrenal
melepas
dan
selanjutnya
yang
mempengaruhi
Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian hanya meneliti variabel
dan
mengabaikan
(farmakologi
perawatan
variabel
atau
obat)
luka
dengan
confounding
sehingga
perlu
melitus
responden (60%).
Perawatan
berpengaruh
luka
di
terhadap
rumah
penurunan
kecemasan
3.
pada
masing-masing
variabel.
Penelitian ini menganalisis hasil sebelum
dan setelah perlakuan jadi hanya mengetahui
perbedaan sebelum dan setelah perawatan
luka di rumah pada pasien ulkus diabetes
melitus sebatas mengetahui pengaruh atau
tidak perlakuan tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Berdasarkan hasil penelitian
untuk
mengetahui
faktor-
perbedaan
pengaruh
antara
luka
rumah
dengan
di
luka
di
rumah,
perawat
responden (80%).
2.
Berdasarkan hasil penelitian
melitus
terjadi
luka
perlu
dilakukan
REFERENCE
ADA
Alimul
Anwar,
M.
(2007).
Membincangkan
manopause dan Adropause. Diakses
25
maret
2014,
http://www.ugm.ac.id.
http://konselingindonesia.com/index.php
?
option=com_alphacontent§ion=20&
cat=91&task=view&id=35&Itemid=144
.
Health
Organization.
(2007).