Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen:
Prof. Dr. Ir. Giyatmi, M.Si
Disusun Oleh:
Fifi Alifah
2015349081
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
integritas membran sel. Asam lemak omega-3 dapat membersihkan plasma dari
lipoprotein kilomikron dan kemungkinan juga dari VLDL (Very Low Density
Lipoprotein), serta menurunkan produksi trigliserida dan apolipoprotein (beta) di dalam
hati. Selain berperanan dalam pencegahan penyakit jantung koroner dan artritis, asam
lemak omega-3 dianggap penting untuk memfungsikan otak dan retina secara baik.
Asam lemak esensial adalah asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan fungsi normal semua jaringan yang tidak dapat disintesis oleh tubuh.
Termasuk dalam jenis ini adalah asam alfa linoleat (omega 6) dan asam alfa linolenat
(omega 3). Turunan asam lemak yang berasal dari asam lemak esensial adalah asam
arakidonat dari asam linoleat, EPA (eikosapentaenoat), dan DHA (dokosaheksaenoat) dari
asam linolenat. Asam lemak esensial merupakan prekursor sekelompok senyawa
eikosanoid yang mirip hormon, yaitu prostaglandin, prostasiklin, tromboksan, dan
leukotrien. Senyawa-senyawa ini mengatur tekanan darah, denyut jantung, fungsi
kekebalan, rangsangan sistem saraf, kontraksi otot serta penyembuhan luka.
2.2 Struktur kimia pada asam lemak tak jenuh jamak
Struktur asam lemak tak jenuh jamak tersusun dari gugus R atas rantai karbon yang
memiliki ikatan ganda. Jumlah atom karbon dan jumlah ikatan rangkapnya menentukan
penamaan dari asam lemak tak jenuh.
Gambar
1.
Poly Unsaturated Fatty Acid
Penamaan pada asam lemak tidak jenuh terdapat tambahan e yang terkait jumlah
rantai karbon. Jumlah ikatan rangkapnya ditulis dengan di, tri, tetra, penta dst, contohnya
seperti asam linoleat. Untuk mengidentifikasi posisi ikatan rangkap pada rantai karbon
maka dicantumkan juga nomor atom karbon yang memiliki ikatan rangkap. Penomoran
atom karbon dihitung dari ujung gugus fungsional, contohnya seperti 9, 12, 15-
Tabel 1. Nama Umum dan Nama Sistematis Asam-asam Lemak Tak Jenuh
tergantung apakah makanan tersebut kaya akan asam lemak jenuh atau asam lemak tak
jenuh tunggal.
Umumnya dianggap bahwa lemak jenuh dan kolesterol merupakan lipid yang
ditirnbun dalam arteri sehingga semua asam lemak jenuh dalam makanan harus dikurangi.
Hal ini tidak sepenuhnya benar karena kelebihan asupan asam lemak tak jenuh jamak
(polyunsaturated fatty acid/PUFA) n-6 dari minyak nabati yang dimuraikan, juga
mempunyai dampak sebagai pemicu kanker dan penyakit jantung. Bahkan plak arteri
sebagian besar mengandung lemak tak jenuh khususnya lemak tak jenuh jamak dan bukan
lemak jenuh. Walaupun asam lemak tak jenuh dapat melindungi terhadap aterosklerosis.
penggantian asupan asam lemak tak jenuh tunggal dengan asam lemak tak jenuh jamak
kadar rendah ssrta makanan berkarbohidrat tinggi terbukti merupakan awal dari efek
merugikan yang diamati pada model hewan. Para peneliti lain menyarankan bahwa
asupan harian asam lemak tak jenuh jamak sebaiknya tidak >10 % dari energi total.
Selama tahun 1970-an, para peneliti dari Canada telah menemukan balvwa hewanhewan yang diberi makan minyak rapeseed dan minyak canola menderita luka pada
jantung. Masalah ini teratasi ketika ditambahkan lemak jenuh ke dalam makanannya.
Berdasarkan hal ini serta penelitian lainnya, mereka akhirnya menyimpulkan bahwa
makanan sebaiknya mengandung paling sedikit 25% lemak jenuh.
2.5 Produk Asam Lemak Tak Jenuh Jamak
2.5.1 Minyak Kedelai
Kandungan minyak dan komposisi asam lemak dalam kedelai dipengaruhi
oleh varietas dan keadaan iklim tempat tumbuh. Lemak kasar terdiri dari trigliserida
sebesar 90-95 persen, sedangkan sisanya adalah fosfatida, asam lemak bebas, sterol
dan tokoferol. Minyak kedelai mempunyai kadar asam lemak jenuh sekitar 15%
sehingga sangat baik sebagai pengganti lemak dan minyak yang memiliki kadar asam
lemak jenuh yang tinggi seperti mentega dan lemak babi. Hal ini berarti minyak
kedelai sama seperti minyak nabati lainnya yang bebas kolesterol, seperti yang
ditnjukkan dalam komposisi dari minyak nabati di bawah ini
Gambar 3.
Komposisi
minyak
nabati
Kadar
minyak
kedelai
relatif lebih
rendah
Tabel 3.
Sifat Fisik-Kimia Minyak Kedelai
Tabel 4.
Standar
Mutu
Minyak
Kedelai
Nilai
gizi
asam
lemak
esensial dalam minyak dapat mencegah timbulnya athero-sclerosis atau penyumbatan
pembuluh darah. Kegunaan minyak kedelai yang sudah dimurnikan dapat digunakan
untuk pembuatan minyak salad, minyak goreng (cooking oil) serta untuk segala
keperluan pangan. Lebih dari 50 persen pangan dibuat dari minyak kedelai, terutama
margarin dan shortening. Hampir 50 persen dari produksi minyak kedelai digunakan
di bidang pangan dan dalam bentuk telah dihidrogenasi, karena minyak kedelai
mengandung lebih kurang 85 persen asam lemak tidak jenuh.
2.5.2
Minyak Jagung
Klaim
pada
label
PENUTUP
Asam lemak tak jenuh jamak trans berasal asam lemak yang mempunyai ikatan
rangkap lebih dari satu (PUFA) yang dihidrogenasi dengan temperatur tinggi sehingga
memicu perubahan isomer asam lemak dari "Cis" (bentuk normal) menjadi "Trans".
Dilihat dari struktur kimia yang mempunyai ikatan rangkap lebih dari satu, asam
lemak tak jenuh jamak akan mudah teroksidasi (misalnya oleh radiasi ultra violet) serta
mudah menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak DNA dan menyebabkan kanker.
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas
Indonesia. Jakarta
Sartika RAD. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans
Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.2. No.4 : 155
Semon, M., Patterson, M., Wyborney, P., Blumfield, A. and Tageant, A. 2006. Soybean Oil.
http://www.wsu.edu/~gmhyde/433_web_pages/433Oil-web- pages/Soy/soybean1.html.
Diakses pada tanggal 19 April 2016