Anda di halaman 1dari 2

Sebuah sistem dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu kumpulan elemen yang

saling berhubungan atau berinteraksi yang membentuk satu kesatuan.Dengan kata lain suatu
sistem merupakan suatu keseluruhan yang unsur - unsurnya tergantung bersama karena
unsur-unsur itu saling mempengaruhi dari waktu ke waktu dan beroperasi menurut tujuan
bersama.Complex system merujuk pada sebuah sistem yang terdiri dari banyak elemen yang
saling berhubungan secara non linier. Karena hubungannya adalah non linier, complex system
bukan hanya sekadar jumlah dari unsur - unsurnya, tetapi lebih dari itu. Pada hubungan non
linier, perubahan pada suatu sisi tidak proporsional dengan
perubahan pada yang lainnya. Hal ini menyebabkan, pada complex system yang terdiri dari
banyak elemen, perilaku dari sistem bisa menjadi menarik maupun tidak terduga.
sistem adalah kumpulan komponen yang saling berhubungan yang bekerja bersama ke satu
arah, satu tujuan,dengan menerima inputdanmenghasilkan output di dalam perubahan bentuk
yang terorganisir
Sebuah sistem mempunyai tiga dasar interaksi komponen atau fungsi:
Input meliputimengumpulkan dan merakit unsur yang akan diproses yang memasuki sistem.
Proses, meliputi proses perubahan bentuk yang mengubah input menjadi output
Output, meliputi perpindahan unsur yang sudah dihasilkan pada proses perubahan bentuk
menuju tujuan akhirnya.Suatu sistem akanmentransformasikaninputmenjadioutputdimana
prosestransformasi secara khas ditandai dengan adanya feedback
System Thinking adalah suatu proses untuk memahami bagaimana satu individu dapat
mempengaruhi individu lain atau komunitas tempat dia berada. Salah satu contoh
penggunaan System Thinking adalah bagaimana memahami ekosistem di alam yang terdiri
dari berbagai elemen seperti udara, air, gerakan, tumbuhan, dan hewan yang saling
bergantung satu sama lain dalam siklus hidup sistem tempat mereka berada. Dalam
organisasi, sistem terdiri dari orang, struktur, dan proses yang bekerja sama dan saling
menentukan sehat atau tidaknya organisasi tersebut.
System Thinking dapat digunakan sebagai pendekatan untuk memahami suatu permasalahan,
dengan melihat masalah sebagai bagian dari sistem keseluruhan, bukan sebagai bagian
terpisah yang tidak terkait dengan elemen-elemen yang lain di sekelilingnya. Pendekatan
menggunakan System Thinking adalah metode dengan melihat sistem secara holistik dan
menganalisanya melalui hubungan sebab akibat dari setiap elemen yang terkait.
Berpikir sistem berarti bagaimana memahami bahwa suatu fenomena akan dipengaruhi oleh
banyak fenomena lainnya. Sebagai contoh sederhana ekosistem yang terdiri dari berbagai
elemen, seperti air, udara, tumbuhan, hewan mereka merupakan satu kesatuan. Mereka
bekerjasama untuk terus hidup, atau sebaliknya jika tidak mereka akan mati. Contoh lain :
onderdil-onderdil sepeda; roda sepeda, setir sepeda, sadel sepeda, kerangka sepeda tidak akan
berarti apa-apa jika hanya terpisah. Sedangkan apabila membentuk satu kesatuan maka
jadilah Sepeda yang dapat bermanfaat. Dalam organisasi, sistem terdiri dari struktur, orang
dan proses yang bekerjsama untuk membuat organisasi sehat; atau sebaliknya tidak sehat,
bahkan mati.
Berpikir kesisteman adalah suatu disiplin ilmu untuk melihat struktur yang mendasari situasi
kompleks, dan untuk membedakan perubahan tingkat tinggi terhadap perubahan tingkat
rendah.
Beberapa jenis sistem diantaranya :

1) Sistem Alam (termasuk tubuh manusia dan makhluk hidup lain)


2) sistem rekayasa (dirancang oleh manusia)
3) Sistem sosial dan kegiatan manusia.

Kadang suatu kebijakan dapat membuat efek samping yang tidak diantisipasi sebelumnya.
Usaha kita untuk menstabilkan sistem malah menjadi tidak stabil pada akhirnya. Keputusan
kita sering memancing reaksi pihak lain untuk mengembalikan keseimbangan sebelumnya
yang kita ganggu dengan keputusan tersebut. Dinamika yang tidak diinginkan ini sering
menyebabkan timbulnya policy resistance, tendensi untuk intervensi menjadi tertunda,
lemah , atau dikalahkan oleh respon dari sistem itu sendiri terhadap intervensi tersebut .
Salah satu sebab policy resistance adalah kecenderungan kita untuk mengartikan pengalaman
sebagai rangkaian dari peristiwa. contohnya persediaan terlalu tinggi atau penjualan bulan ini
rendah. Kita diajarkan dari dulu bahwa setiap peristiwa pasti ada sebab, yang pada gilir
annya adalah suatu akibat dari sebab sebelumnya. Persediaan terlalu tinggi disebabkan oleh
penjulan
yang rendah, penjualan rendah disebabkan kompetitor menurunkan harga, kompetitor
menurunkan harga disebabkan penjualannya rendah,dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai