TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Ada beberapa pengertian penyakit Benigna Prostate Hiperplasia (BPH)
menurut beberapa ahli adalah :
1. Benigna Prostate Hiperplasia (BPH) merupakan perbesaran kelenjar
prostat,
memanjang
ke
atas
kedalam
kandung
kemih
dan
kelenjar
mengelilingi
uretra
normal
dan,
dan
yang
tersisa,
pembesaran
prostat
bagian
tersebut
periuretral
dari
beberapa
bagian
kelenjar
ini
dapat
dapat
menghambat
pengosongan
kandung
kemih
dan
pelvic
yang
melanjutkan
diri
ke
fascia
superior
Fascia
ini sudah
dilepas
dari
fascia
rectalis
lateral yang
dapat
terjadi
bendungan
aliran
urin
pada
waktu
Prostat
merupakan
inervasi
otonomik
simpatik
dan
dari
nervus
hipogastrikus.
Rangsangan
parasimpatik
simpatik
tersebut. Pada
usia
menyebabkan
lanjut
dipertahankan
sebagian
pria
akan
tonus
otot
mengalami
sekarang
etiologi/penyebab
masih
terjadinya
belum
BPH,
diketahui
namun
secara
beberapa
pasti
hipotesisi
mikroskopik
terjadi
perubahan
patologik anatomi yang ada pada pria usia 50 tahun, dan angka
kejadiannya sekitar 50%, untuk usia 80 tahun angka kejadianya sekitar
80%, dan usia 90 tahun
sekiatr 100% (Purnomo, 2011)
Etiologi yang belum jelas maka melahirkan beberapa hipotesa
yang diduga menjadi penyebab timbulnya Benigna Prosat, teori
penyebab
BPH
menurut
Purnomo
(2011)
meliputi,
Teori
pada
pertumbuhan
sel-sel
kelenjar
prostat.
Aksis
kadar estrogen
prostat (apoptosis).
sendiri intrakrin
dan
autokrin,
serta
mempengaruhi
sel-sel
epitel
parakrin.
kematian
sel
(apoptosis)
pada
sel
prostat
adalah
selanjutnya sel-sel
yang
mengalami
apoptosis
akan
saat terjadi
keseluruhan
menjadi
meningkat,
sehingga
terjadi
E. Patofisiologi
Hiperplasi
prostat
adalah
pertumbuhan
nodul-nodul
berkemih
yang
mengakibatkan
interval
perasaan
ingin
berkemih
yang
akan
terjadi
inkontinensia
paradoks.
Retensi
kronik
benjolan
dipinggang
(merupakan
tanda
dari
dan
tidak
nyeri
tekan,
keletihan,
dapat
dicegah.
Ajurkan
pasien
agar
sering
volum
prostat
dengan
menentuan
kadar
adrenergenik
yang
sering
dipakai
adalah
prazosin,
0,2-0,4
mg/hari.
Penggunaaan
antagonis
alfa
mungkin timbul
misalnya
pygeum
africanum,
saw
adalah tindakan
pilihan,
keputusan
untuk
dengan
segala
ukuran,
dan
mudah
terkontaminasi
karena
insisi
kelenjar
prostat
dilakukan
dengan
transuretra
Manfaat
pembedahan
TURP
antara
lain
tidak
keluhan
pasien
pembedahan.
dengan
Terapi
Transurethral
resiko
tinggi
invasive
Microvawe
terhadap
minimal
tindakan
diantaranya
Thermotherapy
(TUMT),
gelombang
mikro
yang
disalurkan
ke
prostat kecil,
sumbatan,
namun
efek
ini
hanya
mencapai
100
menyebabkan nekrosis
derajat
jaringan
selsius,
prostat.
sehingga
Pasien
yang
social ekonomi
memili
pasien
sebelum
pembedahan
dan
sesudah
pembedahan
tanda
metastasis
dari
keganasan
prostat,
serta
USG
transektal,
untuk
mengetahui
besar
J. Pathways Keperawatan
Kadar estrogen
Mempengaruhi
RNA dalam
inti sel
Pre Operasi
BPH
Pasien
kurang
informasi
kesehatan
dan
pengobatan
Ku
rang
penge
tahua
n
Ancaman
perubahan
status
kesehatan
diri
Post Operasi
as
i
C
e
otot destrusor
Dekompensasi
Kris
i
s
otot destrusor
Akumulasi urin di
vesika
s
it
u
m
as
Ins
isi
pro
stat
ekt
om
i
Ter
put
usn
ya
ko
nti
nui
tas
jari
Re
siko
imp
oten
si
ngan
Pe
nur
un
an
per
tah
an
tub
uh
Keta
kutan
akiba
t
pemb
edah
an
Pemasa
ngan
kateter
threeway
m
e
u
r
i
n
28
B
e
k
u
a
n
d
a
r
a
h
S
p
a
s
Su
ka
r
be
rk
e
mi
h,
be
rk
e
mi
h
tid
ak
la
K
er
u
s
a
k
a
n
ja
ri
n
g
a
n
p
er
iu
re
tr
al
Ke
n
ca
r
r
u
s
a
k
a
n
i
n
t
e
g
r
i
t
a
s
j
a
r
i
n
geruba
h
a
a
n
n
R
e
s
i
k
o
p
e
r
d
a
r
a
h
a
n
d
i
s
f
u
n
g
s
i
s
e
k
s
u
a
l
(Carpenit
Retensi
urin
Spasme otot
spinter
Nyeri akut
Refluk urin ke
Pertumbu
han
ginjal Hidroureter, mikroorga
nisme
hidronefrosis
G
a
g
a
l
g
i
n
j
a
l
Re
sik
o
inf
ek
si
o, 2006),
(Tucker
dan
Canobb
io,
2008),
(Sjamsu
hidajat
dan De
jong
2005).
28
29
K. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada penyakit BPH menurut Carpenito
7) dan
prostat,
dekompensasi
otot
destrusor,
infeksi
berhubungan
dengan
prosedur
invasif:
alat
30
prostat,
dekompensasi
otot
destrusor,
1) Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 jam atau bila tiba-tiba
dirasakan
Rasional : meminimalkan retensi urin distensi berlebihan
pada kandung kemih.
2) Observasi aliran urin, perhatikan ukuran dan kekuatan.
Rasional : berguna untuk mengevaluasi obstruksi dan
pilihan intervensi
3) Awasi dan catat waktu tiap berkemih dan jumlah tiap berkemih,
perhatikan penurunan haluaran urin dan perubahan berat jenis.
Rasional : retensi urine meningkatkan tekanan dalam
saluran perkemihan atas, yang dapat mempengaruhi fungsi
ginjal. Adanya deficit aliran darah keginjal menganggu
kemampuanya untuk memfilter dan mengkonsentrasi substansi.
4) Lakukan perkusi/palpasi suprapubik
Rasional : distensi kandung kemih dapat dirasakan diarea
suprapubik
Intervensi
retensi
akut.
Namun
ambulasi
dini
dapat
menit
Intervensi
pasien/orang
terdekat
untuk
menyatakan masalah/perasaan
Rasional : Memberikan kesempatan pada pasien dan konsep
solusi pemecahan masalah
4) Beri informasi pada pasien sebelum dilakukan tindakan
Rasional : memungkinkan pasien untuk menerima
kenyataan dan menguatkan kepercayaan pada pemberi
perawatan dan pemberian informasi.
e. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan : Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit
dan prognosisnya.
Kriteria Hasil
Melakukan
perubahan
pola
hidup
dan
2)
3)
Rasional
meningkatkan
pengetahuan
pasien
terhadap
meningkatkan
pengetahuan
pasien
terhadap
kandung
kemih/urinaria,
pasien
Kriteria Hasil
:
1) Pasien mengatakan nyeri berkurang
2) Ekspresi wajah pasien tenang
3) Pasien
akan
menunjukkan
ketrampilan
relaksasi.
4) Pasien akan tidur / istirahat dengan tepat.
5) Tanda tanda vital dalam batas normal.
Intervensi
haluaran
Warna urine
Menghindari refleks
balik
urine
yang dapat
Rasional :
shock.
Mengidentifikasi
adanya
pemecahan
masalah
dan
ejakulasi
retrograde
bila
pendekatan
transurethral/suprapubik digunakan
Rasional : cairan seminal mengalir kedalam kandung kemih
dan disekresikan melalui urine, hal ini tidak mempengaruhi fungsi
seksual tetapi akan menurunkan kesuburan dan menyebabkan
urine keruh
4) Anjurkan pasien untuk latihan perineal dan interupsi/continue
aliran urin
Rasional : meningkatkan peningkatan control otot kontinensia
urin dan fungsi seksual.
Kriteria hasil
:
1) Pasien mampu beristirahat / tidur dalam
waktu yang cukup.
2) Pasien mengungkapan sudah bisa tidur
3) Pasien mampu menjelaskan faktor
penghambat tidur .
Intervensi
kesempatan
pasien
untuk
mengungkapkan