Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya mirip piramid dan terletak
di dalam pericardium mediastinum atau di tengah rongga dada. Jantung adalah organ berongga
dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks.
Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum.
Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Jantung terletak di rongga
toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebalah anterior dan
vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior. Jantung memiliki pangkal yang lebar di sebelah
atas dan meruncing membentuk ujung yang disebut apeks di dasar. Jantung membentuk sudut
terhadap sternum, sehingga pangkalnya terutama berada di kanan dan apeks di kiri sternum.
Sewaktu jantung berdenyut, terutama sewaktu berkontraksi secara kuat, apeks sebenarnya
membentuk bagian dalam dinding dada di sisi kiri. Karena kita menyadari detak jantung melalui
benturan apeks di sisi kiri dada, kita cenderung menganggap secara rancu bahwa seluruh jantung
berada di sebelah kiri. Sulkus koroner (atrioventrikular) mengelilingi jantung di antara atrium
dan ventrikel. Sulkus interventrikular anterior dan posterior menandai letak septum
interventrikular yang memisahkan ventrikel kanan dan kiri.4,5 Ukuran jantung adalah sebagai
berikut :5
-
Panjang : 12 cm
Lebar : 8 9 cm, dengan diameter anteroposterior 6 cm
Berat jantung laki-laki
: 280 350 gram
Berat jantung perempuan
: 230 280 gram
I.
Pericardium
Pericardium adalah kantong fibroserosa berdinding ganda yang dapat membesar dan
mengecil, meliputi jantung dan pangkal pembuluh besar jantung. Kantong pericardium yang
berbentuk kerucut, terletak dorsal dari corpus sterni dan cartilago castalis II sampai cartilago
costalis VI, setinggi vertebra T5-T8. Pericardium melebur dengan tunica adventitia pembuluh
besar yang memasuki atau meninggalkan jantung, melekat pada permukaan dorsal sternum
melalui ligamentum sternopericardium dan melebur dengan centrum tendineum diafragma dan
keduanya di sebelah kanan dorsal ditembus oleh vena cava inferior. Kantong ini melekat pada
diafragma, sternum, dan pleura yang membungkus paru-paru. 4,5
Lapisan fibrosa luar pada perikardium tersusun dari serabut kolagen yang membentuk
lapisan jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung. Lapisan serosa dalam terdiri dari dua
lapisan. Membran viseral (epikardium) menutup permukaan jantung. Membran parietal melapisi
permukaan bagian dalam fibrosa perikardium.4,5
2
Pericardium fibrosum yang tidak elastis dilalui oleh aorta, truncus pulmonalis dan vena
cava superior di sebelah cranial. Aorta ascendens menarik pericardium ke kranial, melewati
jantung sampai setinggi angulus sterni.4,5
Ruang potensial antara lamina parietalis pericardium serosum dan lamina visceralis
pericardium serosum disebut cavitas pericardialis. Pada keadaan normal Ruang ini mengandung
cairan perikardial yang disekresi lapisan serosa untuk melumasi membran dan mengurangi friksi,
memungkinkan jantung bergerak dan berdenyut tanpa gesekan. Lamina perietalis pericardium
serosum bersatu dengan permukaan dalam pericardium fibrosum. Lamina visceralis pericardium
serosum membentuk epicardium yang merupakan lapisan luar dinding jantung. Lamina visceralis
pericardium serosum beralih dari jantung dan pembuluh besar menjadi lamina parietalis
pericardium serosum yakni pada aorta dan truncus pulmonalis meninggalkan jantung dan vena
cava superior serta vena cava inferior memasuki jantung. Pembuluh-pembuluh vena ini sebagian
tertutup oleh pericardium serosum yang membantuk sinus obliquus pericardii. 4,5
II.
Permukaan jantung
Jantung mempunyai tiga permukaan yaitu, facies sternocostalis (anterior), fascies
diafragmatica (inferior) dan basis cordis (fascies posterior). Jantung mempunyai apex
yang arahnya ke anterior, sinistra, inferior.
1. Fascies sternocostalis
Dibentuk oleh atrium dextrum dan ventriculus dexter, yang dipisahkan satu sama lain
oleh sulcus atrioventricularis. Pinggir kanannya dibentuk oleh atrium dextrum dan
pinggir kirinya oleh ventriculus sinister dan sebagian auricula sinistra. Ventriculus
dexter dipisahkan dari ventriculus sinister oleh sulcus interventricularis anterior.
Facies ini disilangi secara olique oleh sulcus coronarius dan sulcus interventricularis
anterior.4,5
2. Fascies diafragmatica
Dibentuk oleh ventriculus dexter dan sinister dan dipisahkan Facies ini dipisahkan
oleh sulcus coronarius dari basis cordis. Disilangi secara oblique oleh sulcus
inventricularis posterior. Permukaan inferior atrium dextrum, tempat bermuara vena
cava inferior juga ikut membentuk fascies diafragmatica.4,5
3
3. Basis cordis
Dibentuk oleh atrium sinistrum, tempat bermuara empat venae pulmonales. Basis
cordis terletak berlawanan dengan apex cordis. Batas-batasnya adalah sebagai
berikut, di superior berbatsan dengan bifurcatio a. Pulmonalis, sebelah inferior
dengan sulcus coronarius, dextra dengan sulcus terminalis dan sinistra dengan vena
obliqua atrii sinistra.4,5
4. Margo Dextra
Margo dextra lebih panjang dari sinistra, berbentuk arcus dari v. Cava superior
sampai ke apex cordis. Bagian superior margo dextra terletak sepanjang atrium
dextrum, bagian inferiornya sepanjang ventriculus dexter.5
5. Margo sinistra (margo obtusus)
Dibentuk terutama oleh ventriculus sinister dan sebagian kecil atrium sinistrum.
Margo ini berjalan miring ke apex dari tempat berjarak 2,5 cm dari tepi sternum di
spatium intercostalis II sinistra, berbentuk kurva dengan kecembungan ke sinistra5
6. Apex cordis
Dibentuk oleh ventriculus sinister mengarah ke anterior, sinistra, inferior. Apex
terletak setinggi spatium intercostales V sinistra, 9cm dari garis tengah. 4cm di
sebelah inferior dan 2cm di medial papilla mammae sinistra. Pada daerah apex,
denyut apex biasanya dapat dilihat dan diraba.4,5
III.
Batas jantung
Di sebelah dextra dibentuk oleh atrium atrium dextrum, di sebelah sinistra oleh
auricula sinistra dan di sebelah inferior dibentuk oleh ventriculus dexter namun juga
dibentuk oleh atrium dextrum dan apex oleh ventriculus sinister.5
IV.
Ruang-ruang jantung
Jantung ada pompa ganda. Walaupun secara anatomi jantung adalah satu organ,
sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai dua pompa yang terpisah. Ada empat
ruang, atrium kanan dan kiri atas yang dipisahkan oleh septum intratrial; ventrikel
kanan dan kiri bawah, dipisahkan oleh septum interventrikular. Dinding atrium relatif
a)
tipis. Atrium menerima darah dari vena yang membawa darah kembali ke jantung.4,5
Atrium Dextra
Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima
darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru. Terdiri atas rongga utama dan sebuah
kantong kecil, auricula. Pada permukaan jantung, pada tempat pertemuan atrium
4
kanan dan auricula kanan terdapat sebuah sulcus vertikal, sulcus terminalis yang
pada permukaan dalamnya berbentuk rigi disebut crista terminalis. Bagian utama
atrium yang terletak posterior terhadap rigi berdinding licin dan bagian ini pada masa
embrional berasal dari sinus venosus. Bagian atrium di anterior rigi berdinding kasar
atau trabekulasi oleh karena tersusun atas berkas-berkas serabut otot, musculi
pectinati
yang
berjalan
dari
crista
terminalis
ke
auricula
dextra.
Vena kava superior dan inferior membawa darah yang tidak mengandung oksigen
dari tubuh kembali ke jantung. Vena cava superior tidak memiliki katup, namun vena
cava inferior yang bermuara ke dinding bagian bawah atrium dextrum dilindungi
oleh ketup rudimeter yang tidak berfungsi. Vena cava superior membawa darah ke
jantung dari setengah bagian atas tubuh sedangkan vena cava inferior membawa
darah mengembalikan darah dari setengah bagian bawah tubuh. Di bagian dalam
atrium dextrum dapat dijumpai beberapa lubang :
1. Ostium v. Cava superior
V. cava superior bermuara pada bagian superior posterior dari sinus venarum,
lubangnya menghadap ke inferior dan anterior sehingga darah tidak akan
langsung menuju ke ostium atrioventricularis dextra. Ostium ini tidak
mempunyai valvula.4,5
2. Ostium v. Cava inferior
V cava inferior bermuara pada bagian inferior sinus venarum dekat septum
interatriorum. Ostium ini lebih bear dari yang superior, dan menghadap ke
superior posterior, yang berfungsi mengarahkan darah ke fossa ovalis (pada
sirkulasi darah janin).4,5
3. Sinus Coronarius
Sinus coronarius bermuara pada atrium dextrum di antara v.cava inferior dan
foramen atriventricularis dextra. Sinus ini berfungsi mengembalikan darah dari
substatia oto jantung. Mempunyai katup yang disebut valvula sinus coronarius =
valvula thebessi.4,5
4. Foramina venarum minimarum
Foramina ini merupakan muara dari Vv. Cordis minimae = VV. Thebessi. Yang
langsung bermuara ke dalam atrium dextrum. Satu lubang muara besar biasanya
b)
Atrium kiri di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium
kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri terletak di belakang atrium dextrum
dan membentuk sebagian besar basis atau facies posterior jantung. Atrium kiri
menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah teroksigenasi dari
paru-paru.4,5
Ventrikel berdinding tebal. Bagian ini mendorong darah ke luar jantung
menuju arteri yang membawa darah meninggalkan jantung. Ventrikel kanan terletak
di bagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah meninggalkan ventrikel kanan
c)
melalui trunkus pulmonar dan mengalir melewati jarak yang pendek ke paru-paru.4,5
Ventrikel Dextra
Ventriculus dexter ini menempati sebagian besar dari facies ventralis. Batasbatas ventriculus dexter, sebelah dextra ada sulcus coronaries, sinistra ada sulcus
longitudinalis anterior, superior ada conus arteriosus dengan truncus pulmonalis dan
inferior membentuk margo anterior. Ostium atrioventricularis dextra merupakan
apertura berbentuk oval dengan diameter 4 cm, dam dikelilingi oleh cincin fibrosa
yang kuat dan padanya melekat valvula tricuspidalis (valvula atrioventrikualris)
dextra mengelilingi ostium dengan lembaran tipis seperti daun yang mengarah ke
ventrikel. Trabecula carnae merupakan kumpulan otot yang ireguler yang
membentuk permukaan dalam ventricel, kecuali pada daerah conus arteriosus. M.
Papillaris Merupakan otot berbentuk bulat (conus) yang puncaknya melekat pada
d)
chorda tendinae.4,5
Ventrikel Sinistra
Ventriculus sinister ikut membentuk sebagian kecil facies sternocostalis
dan separuh facies diaphragmatica. Puncaknya membentuk apex cordis. 1 Ventriculus
sinister ini lebih panjang, lebih conus, dan dindingnya tiga kali lebih tebal daripada
yang dextra. Pada potongan melintang mempunyai rongga yang berbentuk circulair.
Pada permukaan dalam ventriculus sinister dijumpai 2 lubang, yaitu, ostium
atriventricularis sinistra dan ostium aorticum. Valvula aorticus terdiri dari 3 cuspis
semiulnaris yang serupa dengan valvula pulmonalis tetapi mempunyai ukuran lebih
besar, lebih tebal dan kuat. Septum interventricularis, septum ini mempunyai
kedudukan miring, dan agak melengkung dengan kesembungan ke arah dextra. Tapi
V.
Katup trikuspid terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup ini
memiliki tiga daun katup (kuspis) jaringan ikat fibrosa iregular yang dilapisi
endokardium. Bagian ujung daun katup yang mengerucut melekat pada korda jaringan
ikat fibrosa, chordae tendineae (hearth string), yang melekat pada otot papilaris. Chordae
tendineae mencegah terjadinya pembalikan daun katup ke arah belakang menuju atrium.
Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada tekanan darah di atrium kiri,
daun katup trikuspid terbuka dan darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan.
Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar dari tekanan darah di atrium kanan,
daun katup akan menutup dan mencegah aliran balik ke dalam atrium kanan.4,5
Katup bikuspid (mitral) terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini
melekat pada chordae tendineae dan otot papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katup
trikuspid.4,5
Katup semilunar aorta dan pulmonar terletak di jalur keluar ventrikular jantung
sampai ke aorta dan trunkus pulmonar. Katup semilunar terdiri dari tiga kuspis berbentuk
bulan sabit, yang tepi konveksnya melekat pada bagian dalam pembuluh darah. Tepi
bebasnya memanjang ke dalam lumen pembuluh. Katup semilunarjoulmonar terletak
antara ventrikel kanan dan trunkus pulmonar. Katup semilunar aorta terletak antara
ventrikel kiri dan aorta. Perubahan tekanan dalam ventrikel, dalam aorta, dan dalam
pembuluh pulmonary menyebabkan darah hanya mengalir ke dalam pembuluh dan
mencegah aliran balik ke dalam ventrikel.4,5
B. Pembuluh Darah
Dalam mempelajari dinding pembuluh darah, ada tiga lapisan utama, yaitu tunika
intima, tunika media dan tunika eksterna/tunika adventisia. Ciri histologi dinding
pembuluh darah tergantung pada kaliber pembuluhnya. Makin besar pembuluhnya, makin
nyata adanya ke-3 lapisan itu. Hampir semua pembuluh darah dindingnya mempunyai ke-3
lapisan dinding itu, tetapi tidak selalu jelas terlihat. Beberapa jenis pembuluh darah
mempunyai lapisan tambahan yaitu tunika elastika5,6
Kapiler darah tampak sebagai pembuluh panjang dibatasi oleh sel endotel saja.
Tidak terlihat tunika media dan tunika adventisia. Sel endotel tampak berinti gepeng,
9
hal ini pada suatu saat mungkin tidak ada. Tunika media terdiri atas berkas-berkas kecil
otot polos yang bercampur dengan serabut-serabut kolagen dan jala-jala halus serabutserabut elastin. Lapisan kolagen adventisia berkembang dengan baik.7
Vena besar mempunyai tunika intima yang berkembang dengan baik. Tunika
media jauh lebih kecil dengan sedikit sel-sel otot polos dan banyak jaringan penyambung.
Tunika adventisia adalah lapisan yang paling tebal dan pada pembuluh yang paling besar
dapat mengandung berkas-berkas longitudinal otot polos.7
Siklus Jantung
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistol) dan relaksasi
(diastol) jantung sampai ahir sistol dan diastole berikutnya. Peristiwa yang terjadi pada jantung
berawal dari permulaan denyut jantung sampai permulaan denyut jantugn berikutnya yang
disebut siklus jantung. Setiap siklus diawali oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di
dalam nodus sinus. Nodus ini terletak pada dinding lateral superior atrium kanan dekat tempat
masuk vena cava superior, dan potensial aksi menjalar dari sini dengan kecepatan tinggi melalui
kedua atrium kemudian melalui berkas A-V ke ventrikel.5
Karena terdapat pengaturan khusus dalam sistem konduksi dari atrium menuju ventrikel,
ditemukan keterlambatan selama lebih dari 0,1 detik ketika impuls jantung dihantarkan dari
atrium ke ventrikel. Keadaan ini menyebabkan atrium akan berkontraksi mendahului kontraksi
11
ventrikel, sehingga akan memompakan darah ke dalam ventrikel sebelum terjadi kontraksi
ventrikel yang kuat.5
Jadi, atrium itu bekerja sebagai pompa pendahulu bagi ventrikel, dan ventrikel
selanjutnya akan menyediakan sumber kekuatan utama untuk memompakan darah ke sistem
pembuluh darah tubuh. Siklus jantung teridri atas satu periode relaksasi yang disebut diastolik,
yaitu periode pengisian jantung dengan darah, yang diikuti oleh satu periode kontraksi yang
disebut sistolik.5
Kontraksi jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan volume darah dalm jantung dan
pembuluh utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang
melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri. Walaupun sisi kiri dan kanan jantung memiliki tekanan
atrium dan ventricular yang berbeda, sisi-sisi tersebut berkontraksi dan berelaksasi bersamaan
serempak mengeluarkan volume darah yang sama.5
Selama masa diastole (relaksasi), tekanan dalam atrium dan ventrikel sama-sama rendah,
tetapi tekanan atrium lebih besar dari tekanan ventrikel. Atrium secara pasif terus menerus
menerima darah dari vena. Darah mengalir dari atrium menuju ventrikel melalui katup A-V yang
terbuka. Tekanan ventricular mulai meningkat saat ventrikel mengembang untuk menerima darah
masuk. Katup semilunar aorta dan pulmonal menutup karena tekanan dalam pembuluhpembuluh lebih besar daripada tekanan dalam ventrikel. Sekitar 70% pengisian ventricular
berlangsung sebelum sistole atrial.5
Ahir diastole ventricular, nodus S-A melepas impuls, atrium berkontraksi, dan
peningkatan tekanan dalam atrium mendorong tambahan darah sebanyak 30% ke dalam
ventrikel. Tekanan dalam atrium kiri meningkat antara 7 sampai 8 mmHg; tekanan dalam atrium
kanan meningkat antara 4 sampai 6 mmHg. Volume diastolik akhir adalah volume darah dalam
setiap ventrikel di akhir diastole. Volume normalnya sekitar 120 ml.5
Sistol ventricular. Aktivitas listrik menjalar ke ventrikel, yang mulai berkontraksi.
Tekanan dalam ventrikel meningkat dengan cepat mendorong katup A-V untuk segera menutup.
Ventrikel kemudian menjadi rongga tertutup dan volume darah tidak dapat berubah. Ini disebut
periode kontraksi isovolumetrik. Bunyi katup yang menutup merupakan bunyi jantung pertama.
Jika kontraksi ventricular berlanjut, tekanan kanan meningkat dengan cepat sampai 80 mmHg
12
dalam ventrikel kiri dan 8 mmHg dalam ventrikel kanan, mendorong katup semilunar aorta dan
pulmonal terbuka.5
Ejeksi darah ventricular ke arteri. Tidak semua darah ventricular dikeluarkan saat
kontraksi. Volume sistolik akhir darah yang tersisa pada akhir systole sekitar 50 ml. Isi sekuncup
(70 ml) adalah perbedaan antara volume diastole akhir (120 ml) dan volume sistole ahir (50 ml).5
Diastol ventricular. Ventrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi. Tekanan dalam
ventrikel menurun tiba-tiba sampai di bawah tekanan aorta dan trunkus pulmonal, sehingga
katup semilunar menutup. Ventrikel kembali menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi
isovolumetrik karena katup masuk dan katup keluar menutup. Jika tekanan dalam ventrikel
menurun tajam daro 100 mmHg mendekati nol, jauh di bawah tekanan atrium, katup A-V
membuka dan siklus jantung di mulai kembali.5
13
Pembuluh darah yang membawa darah dari ventrikel kiri melalui seluruh tubuh
kemudian ke atrium kanan adalah pembuluh darah yang terlibat dalam sirkulas sistemik.
Arteri dapat dibagi lagi menjadi beebrapa cabang pada titik yang sama atau beberapa
cabang menyebar secara berurutan. Arteri tidak selalu berakhir pada kapiler tetapi banyak
yang saling menyatu, membentuk anastomosis. Beberapa arteri tidak beranastomosis
dengan arteri lain dan arteri ini disebut ujung-arteri. Sumbatan pada ujung-arteri akan
menyebabkan kematian (nekrosis) jaringan yang disuplai pembuluh darah tersebut.8
b) Sirkulasi Pulmonal
Darah pada sirkulasi pulmonal berasal dari ventrikel kanan, melalui arteri
pulmonalis dan kapiler yang mengelilingi alveoli di dalam paru, dan kembali ke atrium
kiri jantung. Arteri pulmonalis keluar dari ujung atas ventrikel kanan. Lubang antara
ventrikel dan arteri dibatasi oleh katup pulmonalis. Arteri ini pendek dan membagi
menjadi cabang kanan dan kiri yang memasuki setiap paru pada hilus paru. Arteri
pulmonalis adalah satu-satunya arteri yang mengandung darah deoksigenasi. Tekanan di
dalam arteri tergantung pada (1) curah ventrikel kanan, (2) resistensi aliran darah melalui
pembuluh darah pulmonal. Tekanan sistolik adalah 15-20 mmHg. Energi yang
dibutuhkan untuk sirkulasi darah melalui sirkulasi pulmonal kurang lebih sama dengan
sirkulasi darah melalui sirkulasi sistemik; dan ventrikel kanan memiliki dinding otot
hanya sekitar sepertiga tebal ventrikel kiri.8
Pengaturan Kerja Jantung
Pengaturan kerja jantung oleh saraf simpatis dan parasimpatis. Efektivitas pompa jantung
juga dikendalika oleh saraf simpatis dan parasimpatis (vagus), yang sangat banyak menyuplai
jantung.. Untuk sejumlah nilai masukan tekanan atrium, jumlah darah yang dipompa setiap
menitnya (curah jantung) sering dapat ditingkatkan sampai lebih dari 100 persen melalui
perangsangan simpatis. Sebaliknya, curah jantung juga dapat diturunkan serendah nol atau
hampir nol melalui perangsangan vagus (parasimpatis).3
14
impuls secara spontan. Ritmisasi, merupakan kemampuan membangkitan impuls yang teratur.
Konduktifitas, adalah kemampuan menghantarkan impuls. Serta daya rangsang, yang merupakan
kemampuan berespons terhadap stimulasi.2
Fase turun disebabkan, seperti biasanya, oleh efluks K + yang terjadi ketika
permeabilitas K+ meningkat akibat pengaktifan saluran K+ berpintu voltase. Setelah
potensial aksi selesai, terjadi depolarisasi lambat berikutnya menuju ambang akibat
penutupan saluran K+ secara perlahan.2
Sel-sel jantung non-kontraktil yang mampu melakukan otoritmisitas terletak di tempattempat berikut2 :
1) Nodus sinuatrialis (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat
pintu masuk vena kava superior.
18
2)
3)
Gam
nodus
AV
dan
masuk
ke
septum
yang
turun
menyusuri
septum,
melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel, dan berjalan balik ke arah atrium di
sepanjang dinding luar.
4) Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas His dan menyebar
ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting kecil dari suatu cabang pohon.
Potensial Aksi di Sel-sel Kontraktil Jantung
Meskipun dipicu oleh sel-sel nodus pemacu, bervariasi mencolok dalam
nekanisme ionik dan bentuknya dibanding potensial nodus SA. Tidak seperti membran
sel otoritmik, membran sel kontraktil pada hakikatnya tetap pada keadaan istirahat
sebesar sekitar -90 mV sampai tereksitasi oleh aktivitas listrik yang menjalar dari
pemacu. Sekali membran suatu sel kontraktil miokardium tererksitasi, maka terbentuk
potensial aksi melalui proses rumit perubahan permeabilitas dan perubahan membran
potensial sebagai berikut2 :
1) Selama fase naik potensial aksi, potensial membran dengan cepat berbalik ke nilai
positif +30 mV akibat pengaktifan saluran Na+ berpintu voltase dan Na+ kemudian
cepat masuk ke dalam sel, seperti yang teradi pada sel peka rangsang lain yang
mengalami potensial aksi. Permeabilitas Na+ kemudian cepat menurun ke nilai
istirahatnya yang rendah, tetapi, khas untuk sel otot jantung, potensial membran
dipertahankan mendekati tingkat positif puncak ini selama beberapa ratus
milidetik, menghasilkan fase datar potensial aksi. Sebaliknya, potensial aksi
singkat di neuron dan sel otot rangka berlangsung 1 sampai 2 mdet.2
2) Sementara fase naik potensial aksi ditimbulkan oleh pengaktifan saluran Na + yang
relatif cepat, fase datar ini dipertahankan oleh dua perubahan permeabilitas
dependen voltase : pengaktifan saluran Ca2+ tipe L yang lambat dan penurunan
19
Bunyi Jantung
Bunyi jantung pertama (S1) dihasilkan dari penutupan katup mitral dan trikuspid.
Komponen mitral paling jelas terdengar di apeks dan komponen trikuspid di daerah batas bawah
sternum. Intensitas S1 menonjol saat meningkatnya curah jantung dan interval PR yang pendek,
karena terjadinya penyimpangan maksimal katup jantung selama penutupan katup. Splitting
(terpecah) lebar pada S1 disertai komponen trikuspid yang terlambat secara normal dapat
terdengar selama inspirasi pada bayi dan anak kecil, serta pada lesi-lesi, seperti stenosis
trikuspid, anomali Ebstein, blok cabang kanan (right bundle branch block), dan sewaktu memacu
ventrikel kiri.9
20
Bunyi jantung kedua (S2) dihasilkan dari penutupan katup aorta (A2), segera diikuti
dengan penutupan katup pulmonal (P2), dan paling jelas terdengar di basis jantung. Secara
normal P2 lebih lama daripada A2, dan lebih sedikit ditransmisikan. Pada stenosis aorta atau
pulmonal yang ringan, A1 dan P2 berturut-turut lemah. Bunyi jantng kedua terdengar tunggal dan
mengeras pada keadaan berikut ini : (1) pada saat terdapat fusi dua kompinen, misal, yang pada
hipertensi pulmonal berat; (2) pada saat hanya terdapat satu katup semilunaris, misal, pada
atresia katup aorta atau pulmonal atau trunkus arteriosus; (3) pada saat P2 tidak terdengar yang
disebabkan oleh letak aorta di daerah anterior, misal pada tetralogi Fallot atau trasnposisi arteriarteri besar.9
Terpecahnya bunyi S2 secara normal terdengar selama respirasi tenang. Inspirasi
mengakibatkan dua fenomena fisiologis : peningkatan kapasitas pembuluh darah paru, disertai
waktu berdiam di ventrikel kanan yang relatif lebih besar daripada ventrikel kiri dan
peningkatan aliran balik vena ke jantung kanan, kedua hal ini menyebabkan terlambatnya
penutupan katup pulmonal.9
Bunyi jantung kadang-kadang dapat didengar selama diastol ventrikel. Pengisian
ventrikel dini dan cepat, yang terjadi setelah pembukaan katup atrioventrikular, dapat
menghasilkan bunyi jantug ke ketiga (S3); pengisian ventrikel yang berkaitan dengan
pengeluaran darah secara paksa dari atrium ke dalam ventrikel disertai kontraksi atrium dapat
menimbulkan bunyi jantung keempat (S4).9
Enzim Jantung
Enzim jantung atau enzim kardiovaskuler terbagi 2 yaitu :
1) Enzim Fungsional
Enzim ini umumnya dibuat di dalam hati dan terdapat dalam sirkulasi darah (berfungsi di
dalam plasma, bekerja di dalam darah), namun kadarnya lebih di dalam jaringan.
Substratnya juga dalam sirkulasi, sifatnya kontinu atau intermiten (dalam keadaan
tertentu baru aktif). Contoh dari enzim fungsional antara lain, lipoprotein lipase,
pseudocholinesterase, proenzim pembekuan darah dan pemecahan bekuan darah.10
2) Enzim Nonfungsional
21
Bila enzim fungsional berfungsi dalam darah maka sesuai namanya enzim nonfungsional
tidak berfungi di dalam darah. Substratnya pun tidak terdapat di dalam darah. Terbalik
dengan fungsional, kadar enzim inipun kurang di dalam jaringan. Contoh-contoh dari
enzim ini antara-lain : Sekresi eksokrin, amilase pankreas, lipase, alkaline fosfatase,
fosfatase asam prostat (PAP), empedu. Enzim intrasel nonfungsional tidak ada dalam
sirkulasi darah. Apabila dalam plasma kadarnya lebih besar daripada normal, ada indikasi
pada kerusakan/kematian sel, enzim ini berdifusi pasif kedalam plasma. Selain itu pada
latihan fisik yang berat, pelepasan enzim otot akan semakin besar.10
Pembuluh Darah
Semakin panjang pembuluh darah, maka resistensinya terhadap aliran darah akan
semakin besar. Terdapat lebih dari 60.000 mil pembuluh darah dalam tubuh. Peningkatan berat
badan berarti tubuh harus menambah panjang pembuluh darah. Resistensi yang meningkat ini
dapat menyebabkan hipertensi.11
Kecepatan Aliran Darah
Kecepatan aliran darah adalah volume darah yang mengalir melalui pembuluh darah pada
suatu periode waktu (mL/menit). Dinding pembuluh darah akan mempengaruhi pergerakan
cairan. Pengukuran kecepatan aliran darah dilakukan dengan ultrasonografi berdasarkan efek
Doppler (perubahan frekuensi gelombang ultrasound jika dipantulkan dari sel darah yang
bergerak. Tekanan cenderung meningkatkan aliran darah, sementara resistensi akan menurunkan
aliran. Terdapat dua jenis aliran, yaitu11 :
Aliran Laminar atau Streamline
Jika bagian dalam dinding pembuluh darah halus, maka fluida akan mengalir
dengan lancar dan merata. Inilah jenis aliran yang terdapat pada mayoritas pembuluh
darah. Partikel-partikel pada bagian tengah cairan akan mengalir cepat, dan partikel pada
bagian tepi akan mengalir lebih lambat.
Aliran Turbulen
Jika bagian dalam dinding pembuluh darah kasar, maka aliran darah akan menjadi tidak
teratur dan tidak memiliki pola tertentu. Akan terjadi lebih banyak tumbukan dan energi
yang hilang, serta partikel bergerak ke segala arah. Aliran turbulen dapat tersengar saat
pengukuran tekanan darah dengan sfigmomanometer. Aliran turbulen juga terjadi jika
22
Darah
Fungsi Darah
Darah berfungsi untuk membawa nutrien ke jaringan, juga membawa oksigen ke
jaringan dalam bentuk oksihemoglobin. Darah juga berfungsi membawa air ke jaringan,
serta membawa produk sisa ke orga yang akan mengekskresinya. Darah dapat melawan
infeksi bakteri melalui kerja sel darah putih dan antibodi. Lebih detail mengenai darah
akan dibahas melalui komposisi darah.8
Komposisi Darah
Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rerata 5 liter
pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari tiga jenis elemen seluler khusus
atau yang lebih dikenal sebagai komposisi darah, eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel
darah putih), dan trombosit (keping darah), yang membentuk suspensi dalam cairan
kompleks plasma.5
23
1. Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama
dengan sitoplasma. Plasma terdiri
dari 92% air dan mengandung
campuran kompleks zat organik
dan anorganik. Plasma darah
memiliki protein plasma, yang
kandungannya
mencapai
7%
yang tidak dapat menembus membran kapilar untuk mencapai sel. Ada tiga jenis
protein plasma yang utama : albumin, globulin, dan fibrinogen.5
a) Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55 sampai 60%, tetapi
ukurannya paling kecil. Albumin disintesis dalam hati dan bertanggung jawab
untuk tekanan osmotik koloid darah. Koloid adalah zat yang berdiameter 1 nm
sampai 100 nm, sedangkan kristaloid adalah zat yang berdiameter kurang dari
1nm. Plasma mengandung koloid dan kristaloid. Tekanan osmotik koloid (atau
tekanan onkotik) ditentukan berdasarkan jumlah partikel koloid dalam larutan.
Tekanan ini merupakan suatu ukuran daya tarik plasma terhadap difusi air
dari cairan ekstraselular yang melewati membran kapilar.5
b) Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma.Terdapat tiga subkelas
globulin, yaitu alfa (), beta (), dan gama (). Alfa dan beta globulin
disintesis di hati, dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid,
beberapa hormon, berbagai substrat, dan zat penting tubuh lainnya. Gamma
globulin (imunoglobulin atau antibodi), sangat penting bagi mekanisme
pertahanan tubuh.5
2. Eritrosit (Sel Darah Merah)
Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada
sentralnya dan berdiameter 7,65 m. Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan
permeabilitas tinggi. Membran ini elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan
eritrosit
24
menembus
kapilar
eritrosit
bakteri dan virus. Sebagian besar aktivitas leukosit berlangsung dalam jaringan dan
bukan dalam aliran darah. Leukosit memiliki sifat diapedesis, yaitu kemampuan
untuk menembus pori-pori membran kapiler dan masuk ke dalam jaringan. Leukosit
bergerak sendiri dengan gerakan amuboid (gerakan seperti gerakan amuba). Beberapa
sel mampu bergerak tiga kali panjang tubuhnya dalam satu menit. Pelepasan zat kimia
oleh jaringan yang rusak menyebabkan leukosit bergerak mendekati (kemotaksis
pisitif) atau menjauhi (kemotaksis negatif) sumber zat. Semua leukosit adalah
fagositik, tetapi kemampuan ini lebih berkembang pada neutrofil dan monosit.
Setelah diproduksi di sumsum tulang, leukosit betahan kurang lebih satu hari dalam
sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap dalam jaringan selama beberapa
hari, beberapa mingggu, atau beberapa bulan, bergantung jenis leukositnya.5
Ada lima jenis leukosit dalam sirkulasi darah, yang dibedakan berdasarkan
ukuran, bentuk nukleus, dan ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki
granula sitoplasma disebut granulosit, sel tanpa granula disebut agranulosit.5
a) Granulosit terbagi menjadi neutrofil, eusinofil, dan basofil, berdasarkan warna
granula sitoplasmanya saat dilakukan pewarnaan dengan zat warna wright.5
i. Neutrofil mencapai 60% dari jumlah sel darah putih. Neutrofil
memiliki granula kecil berwarna merah muda dalam sitoplasmanya.
Nukleusnya memiliki tiga sampai lima lobus yang terhubungkan
dengan benang kromatin tipis. Diameternya mencapai 9 m sampai 12
m. Neutrofil sangat fagositik dan sangat aktif. Sel-sel ini sampai di
jaringan terinfeksi untuk menyerang dan menghancurkan bakteri,
ii.
26
diketahui.5
Basofil mencapai kurang dari 1% jumlah leukosit. Basofil memiliki
sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan dan
akan berwarna keunguan sampai hitam serta memperlihatkan nukleus
berbentuk S. diameternya sekitar 12 m sampai 15 m. Fungsi basofil
menyerupai fungsi sel mast. Sel ini mengandung histamin, mungkin
untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera, dan juga
antikoagulan
penggumpalan
heparin,
darah
mungkin
untuk
intravaskular.
membantu
Fungsi
mencegah
sebenarnya
belum
diketahui.5
b) Agranulosit
Agranulosit adalah leukosit tanpa granula sitoplasma, yaitu limfosit dan
monosit.5
i. Limfosit mencapai 30% jumlah total leukosit dalam darah. Sebagian
besar limfosit dalam tubuh ditemukan dijaringan limfatik. Rentang
hidupnya dapat mencapai beberapa tahun. Limfosit mengandung
nukleus bulat berwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan tipis
sitoplasma. Ukurannya bervariasi : ukuran terkecil 5 m sampai 8 m ;
ukuran terbesar 15 m. Limfosit berasal dari sel-sel batang sumsum
tulang merah, tetapi melanjutkan diferensiasi dan poliferasinya dalam
ii.
27
darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran darah, maka sle ini
menjadi histiosit jaringan (makrofag tetap).5
dalam
Ukuran
sumsum
trombosit
merah.
terbungkus
Sitoplasmanya
suatu
membran
berbagai jenis granula yang berhubungan dengan proses koagulasi darah. Trombosit
berfungsi dalam hemostasis (penghentian darah) dan perbaikan pembuluh darah yang
robek.5
Cairan Tubuh
Air beserta unsur-unsur di dalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan
tubuh, dan cairan ini sebagian berada di dalam dan sebagian di luar sel.12
28
Cairan Intraseluler
Cairan intraseluler yang merupakan 50% berat tubuh terletak di dalam sel dan
mengandung eletrolit, kalium, fosfat, dan bahan makanan, seperti glukosa dan asam amino.
Kerja enzim sel adalah konstan, yaitu memecah dan membangun kembali sebagaimana dalam
semua metabolisme, untuk mempertahankan keseimbangan.12
Cairan Ekstraseluler atau Cairan Interstisial
Cairan ini membentuk 30% cairan tubuh (kira-kira 12 liter). Air merupakan medium,
yaitu berada di tengah-tengan sel hidup. Sel menerima garam, makanan, dan oksigen, lalu
melepaskan semua hasil buangannya ke dalam cairan itu juga. Plasma darah merupakan 5% berat
tubuh (sekitar 3 liter) dan merupakan sistem transpor yang melayani semua sel melalui medium
cairan ekstraseluler.12
konsentrasi dalam cairan intra dan ekstraseluler. Misalnya kalium dikonsentrasikan dalam cairan
intraseluler, sedangkan natrium dipompa ke luar.12
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang daling berhubungan, seperti
yang telah banyak dibahas pada bagian sebelumnya dari makalah ini. Misalnya oleh aliran darah,
kerja jantung, dan juga pembuluh darah. Semua faktor tersebut berasal dari dalam tubuh manusia
atau intrinsik. Selain faktor-faktor tersebut terdapat pula faktor ekstrinsik, yang mempengaruhi
tekanan darah manusia dari bagian yang berbeda. Lebih jelasnya akan dibahas sebagai beikut. 11
Faktor pertama yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah jeni kelamin. Tekanan
darah pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Tekanan darah pada laki-laki lebih tinggi
sampai umur 55 tahun.11
Selanjutnya adalah usia. Orang tua mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi dibanding
orang muda. Tekanan diastolik meningkat sampai sekitar umur 50 tahun kemudian stabil,
sedangkan tekanan sistolik cenderung meningkat pada bagian akhir tahap kehidupan.11
Riwayat keluarga, dalam hal ini menyangkut pola genetik, mempengaruhi tekanan darah
yang rendah maupun tinggi. Tekanan darah yang tinggi juga lebih sering terjadi pada kulit hitam
dibanding ras yang lain. Selain itu, pola makan yang beragam juga menyebabkan meningkatnya
kemungkinan terjadinya tekanan darah tinggi. Emosi juga turut mempengaruhi tekanan darah
seseorang.11
Kesimpulan
Hipotesis diterima! Tekanan darah yang tinggi pada pasien dipengaruhi oleh aliran darah, kerja
jantung, dan pembuluh darah.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta: EGC, 2011.h.256-300.
Guyton, Hall. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC, 2006.h.110-187.
30
4.
Snell R.S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed. 6. Jakarta: EGC, 2006.h.83-
115.
5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003.h.228-247.
6. Gunawijaya F.A, Kartawiguna. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik histologi.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
31