Anda di halaman 1dari 31

Struktur dan Mekanisme Kerja Jantng

Gian Alodia Risamasu


102011344
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta
Pendahuluan
Sisitem sirkulasi adalah sistem pengangkutan yang menyalurkan O 2 dan berbagai zat yang diabsorbsi dari
saluran cerna ke jaringan serta mambawa kembali CO2 ke paru dan hasil metabolisme lainnya ke ginjal. 1
Semua jaringan tubuh selalu bergantung pada aliran darah yang disalurkan oleh kontraksi atau denyut
jantung. Efektivitas pompa jantung terutama dikendalikan oleh saraf simpatis dan parasimpatis (vagus).
Jumlah darah yang di pompa jantung setiap menitnya dapat ditingkatkan lebih dari 100% melalui
perangsangan simpatis. Sebaliknya, penurunan kerja jantung ini disebabkan oleh saraf parasimpatis. 3
Bagian jantung yang berdenyut secara normal dengan urutan teratur yaitu, kontraksi atrium (sistol
atrium), diikuti kontraksi ventrikel (sistol ventrikel) dan selama diastol,keempat ruangan jantung
beradadalam keadaan relaksasi.Denyut jantung berasal dari sistem penghantar jantung yang khusus dan
menyebar melalui sistim ini ke semua bagian miokardium. Struktur yang membentuk sistim penghantar
adalah nodus sinoatrium (nodus SA), lintasan antarnodus di atrium, nodus atrioventrikel (nodus AV),
berkas His beserta cabangnya, dan sistem purkinje. 2
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita mengalami gangguan pada sistim ini yang
menyebabkan tekanan darah yang menurun drastis atau sebaliknya, tekanan darah yang meningkat
melebihi batas normal. Untuk itulah dalam makalah ini akan dibahas secara singkat mekanisme normal
dari sistim kerja jantung yang merupakan dasar penentu patologis pada sistim di atas.

Struktur Makroskopis Jantung (Cor)

Alamat Korespondensi:Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Telephone: (021) 5694-2061 (hunting),
Fax: (021) 563-1731
Email: gianofaraday@yahoo.com

Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya mirip piramid dan terletak
di dalam pericardium mediastinum atau di tengah rongga dada. Jantung adalah organ berongga
dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks.
Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum.
Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Jantung terletak di rongga
toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebalah anterior dan
vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior. Jantung memiliki pangkal yang lebar di sebelah
atas dan meruncing membentuk ujung yang disebut apeks di dasar. Jantung membentuk sudut
terhadap sternum, sehingga pangkalnya terutama berada di kanan dan apeks di kiri sternum.
Sewaktu jantung berdenyut, terutama sewaktu berkontraksi secara kuat, apeks sebenarnya
membentuk bagian dalam dinding dada di sisi kiri. Karena kita menyadari detak jantung melalui
benturan apeks di sisi kiri dada, kita cenderung menganggap secara rancu bahwa seluruh jantung
berada di sebelah kiri. Sulkus koroner (atrioventrikular) mengelilingi jantung di antara atrium
dan ventrikel. Sulkus interventrikular anterior dan posterior menandai letak septum
interventrikular yang memisahkan ventrikel kanan dan kiri.4,5 Ukuran jantung adalah sebagai
berikut :5
-

Panjang : 12 cm
Lebar : 8 9 cm, dengan diameter anteroposterior 6 cm
Berat jantung laki-laki
: 280 350 gram
Berat jantung perempuan
: 230 280 gram
I.

Pericardium
Pericardium adalah kantong fibroserosa berdinding ganda yang dapat membesar dan
mengecil, meliputi jantung dan pangkal pembuluh besar jantung. Kantong pericardium yang
berbentuk kerucut, terletak dorsal dari corpus sterni dan cartilago castalis II sampai cartilago
costalis VI, setinggi vertebra T5-T8. Pericardium melebur dengan tunica adventitia pembuluh
besar yang memasuki atau meninggalkan jantung, melekat pada permukaan dorsal sternum
melalui ligamentum sternopericardium dan melebur dengan centrum tendineum diafragma dan
keduanya di sebelah kanan dorsal ditembus oleh vena cava inferior. Kantong ini melekat pada
diafragma, sternum, dan pleura yang membungkus paru-paru. 4,5
Lapisan fibrosa luar pada perikardium tersusun dari serabut kolagen yang membentuk
lapisan jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung. Lapisan serosa dalam terdiri dari dua
lapisan. Membran viseral (epikardium) menutup permukaan jantung. Membran parietal melapisi
permukaan bagian dalam fibrosa perikardium.4,5
2

Pericardium fibrosum yang tidak elastis dilalui oleh aorta, truncus pulmonalis dan vena
cava superior di sebelah cranial. Aorta ascendens menarik pericardium ke kranial, melewati
jantung sampai setinggi angulus sterni.4,5
Ruang potensial antara lamina parietalis pericardium serosum dan lamina visceralis
pericardium serosum disebut cavitas pericardialis. Pada keadaan normal Ruang ini mengandung
cairan perikardial yang disekresi lapisan serosa untuk melumasi membran dan mengurangi friksi,
memungkinkan jantung bergerak dan berdenyut tanpa gesekan. Lamina perietalis pericardium
serosum bersatu dengan permukaan dalam pericardium fibrosum. Lamina visceralis pericardium
serosum membentuk epicardium yang merupakan lapisan luar dinding jantung. Lamina visceralis
pericardium serosum beralih dari jantung dan pembuluh besar menjadi lamina parietalis
pericardium serosum yakni pada aorta dan truncus pulmonalis meninggalkan jantung dan vena
cava superior serta vena cava inferior memasuki jantung. Pembuluh-pembuluh vena ini sebagian
tertutup oleh pericardium serosum yang membantuk sinus obliquus pericardii. 4,5

Gambar 1. Pericardium (www.google.com)

II.

Permukaan jantung
Jantung mempunyai tiga permukaan yaitu, facies sternocostalis (anterior), fascies
diafragmatica (inferior) dan basis cordis (fascies posterior). Jantung mempunyai apex
yang arahnya ke anterior, sinistra, inferior.
1. Fascies sternocostalis
Dibentuk oleh atrium dextrum dan ventriculus dexter, yang dipisahkan satu sama lain
oleh sulcus atrioventricularis. Pinggir kanannya dibentuk oleh atrium dextrum dan
pinggir kirinya oleh ventriculus sinister dan sebagian auricula sinistra. Ventriculus
dexter dipisahkan dari ventriculus sinister oleh sulcus interventricularis anterior.
Facies ini disilangi secara olique oleh sulcus coronarius dan sulcus interventricularis
anterior.4,5
2. Fascies diafragmatica
Dibentuk oleh ventriculus dexter dan sinister dan dipisahkan Facies ini dipisahkan
oleh sulcus coronarius dari basis cordis. Disilangi secara oblique oleh sulcus
inventricularis posterior. Permukaan inferior atrium dextrum, tempat bermuara vena
cava inferior juga ikut membentuk fascies diafragmatica.4,5
3

3. Basis cordis
Dibentuk oleh atrium sinistrum, tempat bermuara empat venae pulmonales. Basis
cordis terletak berlawanan dengan apex cordis. Batas-batasnya adalah sebagai
berikut, di superior berbatsan dengan bifurcatio a. Pulmonalis, sebelah inferior
dengan sulcus coronarius, dextra dengan sulcus terminalis dan sinistra dengan vena
obliqua atrii sinistra.4,5
4. Margo Dextra
Margo dextra lebih panjang dari sinistra, berbentuk arcus dari v. Cava superior
sampai ke apex cordis. Bagian superior margo dextra terletak sepanjang atrium
dextrum, bagian inferiornya sepanjang ventriculus dexter.5
5. Margo sinistra (margo obtusus)
Dibentuk terutama oleh ventriculus sinister dan sebagian kecil atrium sinistrum.
Margo ini berjalan miring ke apex dari tempat berjarak 2,5 cm dari tepi sternum di
spatium intercostalis II sinistra, berbentuk kurva dengan kecembungan ke sinistra5
6. Apex cordis
Dibentuk oleh ventriculus sinister mengarah ke anterior, sinistra, inferior. Apex
terletak setinggi spatium intercostales V sinistra, 9cm dari garis tengah. 4cm di
sebelah inferior dan 2cm di medial papilla mammae sinistra. Pada daerah apex,
denyut apex biasanya dapat dilihat dan diraba.4,5

III.

Batas jantung
Di sebelah dextra dibentuk oleh atrium atrium dextrum, di sebelah sinistra oleh
auricula sinistra dan di sebelah inferior dibentuk oleh ventriculus dexter namun juga
dibentuk oleh atrium dextrum dan apex oleh ventriculus sinister.5

IV.

Ruang-ruang jantung
Jantung ada pompa ganda. Walaupun secara anatomi jantung adalah satu organ,
sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai dua pompa yang terpisah. Ada empat
ruang, atrium kanan dan kiri atas yang dipisahkan oleh septum intratrial; ventrikel
kanan dan kiri bawah, dipisahkan oleh septum interventrikular. Dinding atrium relatif

a)

tipis. Atrium menerima darah dari vena yang membawa darah kembali ke jantung.4,5
Atrium Dextra
Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima
darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru. Terdiri atas rongga utama dan sebuah
kantong kecil, auricula. Pada permukaan jantung, pada tempat pertemuan atrium
4

kanan dan auricula kanan terdapat sebuah sulcus vertikal, sulcus terminalis yang
pada permukaan dalamnya berbentuk rigi disebut crista terminalis. Bagian utama
atrium yang terletak posterior terhadap rigi berdinding licin dan bagian ini pada masa
embrional berasal dari sinus venosus. Bagian atrium di anterior rigi berdinding kasar
atau trabekulasi oleh karena tersusun atas berkas-berkas serabut otot, musculi
pectinati

yang

berjalan

dari

crista

terminalis

ke

auricula

dextra.

Vena kava superior dan inferior membawa darah yang tidak mengandung oksigen
dari tubuh kembali ke jantung. Vena cava superior tidak memiliki katup, namun vena
cava inferior yang bermuara ke dinding bagian bawah atrium dextrum dilindungi
oleh ketup rudimeter yang tidak berfungsi. Vena cava superior membawa darah ke
jantung dari setengah bagian atas tubuh sedangkan vena cava inferior membawa
darah mengembalikan darah dari setengah bagian bawah tubuh. Di bagian dalam
atrium dextrum dapat dijumpai beberapa lubang :
1. Ostium v. Cava superior
V. cava superior bermuara pada bagian superior posterior dari sinus venarum,
lubangnya menghadap ke inferior dan anterior sehingga darah tidak akan
langsung menuju ke ostium atrioventricularis dextra. Ostium ini tidak
mempunyai valvula.4,5
2. Ostium v. Cava inferior
V cava inferior bermuara pada bagian inferior sinus venarum dekat septum
interatriorum. Ostium ini lebih bear dari yang superior, dan menghadap ke
superior posterior, yang berfungsi mengarahkan darah ke fossa ovalis (pada
sirkulasi darah janin).4,5
3. Sinus Coronarius
Sinus coronarius bermuara pada atrium dextrum di antara v.cava inferior dan
foramen atriventricularis dextra. Sinus ini berfungsi mengembalikan darah dari
substatia oto jantung. Mempunyai katup yang disebut valvula sinus coronarius =
valvula thebessi.4,5
4. Foramina venarum minimarum
Foramina ini merupakan muara dari Vv. Cordis minimae = VV. Thebessi. Yang
langsung bermuara ke dalam atrium dextrum. Satu lubang muara besar biasanya
b)

dapat dilihat pada dinding septum. 4,5


Atrium Kiri

Atrium kiri di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium
kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri terletak di belakang atrium dextrum
dan membentuk sebagian besar basis atau facies posterior jantung. Atrium kiri
menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah teroksigenasi dari
paru-paru.4,5
Ventrikel berdinding tebal. Bagian ini mendorong darah ke luar jantung
menuju arteri yang membawa darah meninggalkan jantung. Ventrikel kanan terletak
di bagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah meninggalkan ventrikel kanan
c)

melalui trunkus pulmonar dan mengalir melewati jarak yang pendek ke paru-paru.4,5
Ventrikel Dextra
Ventriculus dexter ini menempati sebagian besar dari facies ventralis. Batasbatas ventriculus dexter, sebelah dextra ada sulcus coronaries, sinistra ada sulcus
longitudinalis anterior, superior ada conus arteriosus dengan truncus pulmonalis dan
inferior membentuk margo anterior. Ostium atrioventricularis dextra merupakan
apertura berbentuk oval dengan diameter 4 cm, dam dikelilingi oleh cincin fibrosa
yang kuat dan padanya melekat valvula tricuspidalis (valvula atrioventrikualris)
dextra mengelilingi ostium dengan lembaran tipis seperti daun yang mengarah ke
ventrikel. Trabecula carnae merupakan kumpulan otot yang ireguler yang
membentuk permukaan dalam ventricel, kecuali pada daerah conus arteriosus. M.
Papillaris Merupakan otot berbentuk bulat (conus) yang puncaknya melekat pada

d)

chorda tendinae.4,5
Ventrikel Sinistra
Ventriculus sinister ikut membentuk sebagian kecil facies sternocostalis
dan separuh facies diaphragmatica. Puncaknya membentuk apex cordis. 1 Ventriculus
sinister ini lebih panjang, lebih conus, dan dindingnya tiga kali lebih tebal daripada
yang dextra. Pada potongan melintang mempunyai rongga yang berbentuk circulair.
Pada permukaan dalam ventriculus sinister dijumpai 2 lubang, yaitu, ostium
atriventricularis sinistra dan ostium aorticum. Valvula aorticus terdiri dari 3 cuspis
semiulnaris yang serupa dengan valvula pulmonalis tetapi mempunyai ukuran lebih
besar, lebih tebal dan kuat. Septum interventricularis, septum ini mempunyai
kedudukan miring, dan agak melengkung dengan kesembungan ke arah dextra. Tapi

V.

septum berhubungan dengan sulcus interventricularis anterior et posterior.4,5


Katup Jantung
6

Katup trikuspid terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup ini
memiliki tiga daun katup (kuspis) jaringan ikat fibrosa iregular yang dilapisi
endokardium. Bagian ujung daun katup yang mengerucut melekat pada korda jaringan
ikat fibrosa, chordae tendineae (hearth string), yang melekat pada otot papilaris. Chordae
tendineae mencegah terjadinya pembalikan daun katup ke arah belakang menuju atrium.
Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada tekanan darah di atrium kiri,
daun katup trikuspid terbuka dan darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan.
Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar dari tekanan darah di atrium kanan,
daun katup akan menutup dan mencegah aliran balik ke dalam atrium kanan.4,5
Katup bikuspid (mitral) terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini
melekat pada chordae tendineae dan otot papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katup
trikuspid.4,5
Katup semilunar aorta dan pulmonar terletak di jalur keluar ventrikular jantung
sampai ke aorta dan trunkus pulmonar. Katup semilunar terdiri dari tiga kuspis berbentuk
bulan sabit, yang tepi konveksnya melekat pada bagian dalam pembuluh darah. Tepi
bebasnya memanjang ke dalam lumen pembuluh. Katup semilunarjoulmonar terletak
antara ventrikel kanan dan trunkus pulmonar. Katup semilunar aorta terletak antara
ventrikel kiri dan aorta. Perubahan tekanan dalam ventrikel, dalam aorta, dan dalam
pembuluh pulmonary menyebabkan darah hanya mengalir ke dalam pembuluh dan
mencegah aliran balik ke dalam ventrikel.4,5

Gambar 2. Bagian ruangan jantung (www.google.com)

Gambar 3. Katup tricuspid (www.google.com)

Gambar 4. Katup bicuspid (www.google.com)

Gambar 5. Katup pulmonal (www.google.com)

Gambar 6. Katup aorta (www.google.com)

Struktur Mikroskopis Sistem Sirkulasi


A. Jantung
Jantung mempunyai 3 lapisan utama yaitu endokardium yang sesuai dengan
tunika intima, miokardium yang sesuai dengan tunika media, dan epikardium yang sesuai
dengan tunika adventisia. Ciri khas dari dinding atriumnya yaitu mempunyai endokardium
tebal.di bawah endokardium terdapat lapisan subendokardium yang merupakan jaringan
ikat longgar. Lapisan ini memisahkan endokardium dari miokardium dibawahnya. Rangka
fibrosa jantung tersusun dari nodul-nodul fibrokartilago di bagian atas septum
interventrikular dan cincin jaringan ikat rapat di sekeliling bagian dasar trunkus pulmonar
dan aorta. Kerangka fibrosa ini berfungsi sebagai tempat perlekatan otot dan katup jantung.
5,6

Miokardium terdiri atas jaringan otot jantung. Kontraksi miokardium "menekan"


darah keluar ruang menuju arteri besar. Epikardium merupakan pericardium visceral,
berupa epitel selapis gepeng, biasanya tidak terpotong dengan baik. Lapisan ini melapisi
jantung, katup, dan menyambung dengan lapisan endotelial yang melapisi pembuluh darah
yang memasuki dan meninggalkan jantung. Antara miokardium dan epikardium terdapat
jaringan ikat longgar yang biasanya dipenuhi jaringan lemak.5,6

Valvula (katup) atrioventrikular mempunyai kerangka jaringan ikat padat fibrosa.


Katup ini terletak pada pintu penghubung atrium ventrikel. Permukaan katup yang
menghadap atrium dilapisi oleh endokardium yang tebal, sedangkan yang menghadap
ventrikel dilapisi oleh endokardium ventrikel yang lebih tipis. Pada pangkal katup dan
menyatu dengan katup itu terdapat jaringan ikat fibrosa yang membentuk anulus fibrosus
yaitu cincin jaringan ikat fibrosa yang melingkari pintu penghubung atrium dan ventrikel
tempat melekat katup jantung tadi. Pada beberapa sajian dapat dilihat korda tendinae yang
menghubungkan katup dengan muskulus papilaris.5,6
Dinding ventrikel jantung terlihat lebih tebal dibanding dinding atrium, karena
miokard ventrikel sangat tebal. Tetapi endokard ventrikel lebih tipis daripada endokard
atrium, hanya terdiri atas selapis endotel dengan jaringan ikat longgar subendotel di
bawahnya. Terlihat sel purkinje jantung yang terletak dalam lapisan subendokardium dan
kadang-kadang juga ditemukan di antara serat otot jantung. Epikardium ventrikel
mempunyai gambaran yang sama dengan epikardium atrium. Pada perbatasan antara
antrium dengan ventrikel, di luar epikardium dapat terlihat potongan arteri koronaria dan
vena koronaria. Dinding arteri koronaria berbeda dengan arteri pada umumnya karena
susunan dindingnya khusus. Tunika medianya terpisah menjadi dua dan lebih tebal
dibandingkan dengan dinding arteri yang setingkat. Sekitar pembuluh ini terdapat jaringan
lemak dan kelompok ganglion otonom.5,6

Gambar 7. a. Atrium jantung, b. Ventrikel jantung (www.google.com)

B. Pembuluh Darah
Dalam mempelajari dinding pembuluh darah, ada tiga lapisan utama, yaitu tunika
intima, tunika media dan tunika eksterna/tunika adventisia. Ciri histologi dinding
pembuluh darah tergantung pada kaliber pembuluhnya. Makin besar pembuluhnya, makin
nyata adanya ke-3 lapisan itu. Hampir semua pembuluh darah dindingnya mempunyai ke-3
lapisan dinding itu, tetapi tidak selalu jelas terlihat. Beberapa jenis pembuluh darah
mempunyai lapisan tambahan yaitu tunika elastika5,6
Kapiler darah tampak sebagai pembuluh panjang dibatasi oleh sel endotel saja.
Tidak terlihat tunika media dan tunika adventisia. Sel endotel tampak berinti gepeng,
9

terletak memanjang, berwarna biru dan kelihatan menonjol ke dalam lumen.


Sitoplasmanya merah dan pembuluh ini secara keseluruhan tampak lebih merah daripada
jaringan sekitarnya, di sepanjang dindingnya kadang terlihat sel dengan inti gepeng dan
terletak memanjang juga, tetapi inti ini kelihatan menonjol ke luar lumen. Sel ini disebut
perisil.5
Pada sajian arteri kecil (arteriol) dan vena kecil (venula) pada sajian potongan
melintang jarang terlihat utuh. Tampak terlihat mirip cincin yang dibentuk oleh 1-3 sel
endotel. Inti sel endotel pada potongan melintang terlihat kurang lebih bundar, menonjol ke
dalam lumen.5,6
Arteri
Arteri diklasifikasikan menurut ukurannya dalam (1) arteriol, (2) arteri ukuran
sedang atau arteri elastika, dan (3) arteri besar atau arteri muskular. Arteriol adalah halus
dan relatif punya lumen yang sempit. Tunika intima dengan tanpa lapisan endotel. Tunika
media adalah lapisan otot-otot polos yang tersusun melingkar. Dan lapisan adventisia tipis,
tidak berkembang dengan baik dan tidak menunjukkan adanya lamina elastika externa.7
Arteri sedang (arteri muskular) ditandai oleh adanya lapisan muskuler yang tebal
dengan 40 lapisan sel-sel otot polos. Sel-sel ini bercampur dengan sejumlah serabut elastin
serta kolagen dan proteoglikan, tergantung pada ukuran pembuluh. Di lapisan adventisia
terdapat serat kolagen dan serat elastin. Sedangkan lapisan tunika intima terpulas gelap
karena lamina elastika internanya.7
Arteri besar atau arteri elastika termasuk aorta dan cabang-cabang besarnya.
Warnanya kekuningan karena penimbunan serat elastin pada tunika media. Arteri jenis ini
tunika intimanya lebih tebal daripada tunika intima arteri muscular, tunika media tersusun
atas serangkaian membran elastin, sedangkan tunika adventisia tidak menunjukkan
membrana eksterna, relatif tidak berkembang dan mengandung serabut-serabut elastin dan
kolagen.7
Vena
Dikelompokkan menjadi (1) venula, (vena ukuran sedang), dan (3) vena ukuran
kecil. Venula adalah kecil. Ditandai dengan tunika intima yang terdiri atas endotel. Tunika
media tebal yang dapat terdiri atas beberapa atau tidak punya lapisan otot polos. Dan
lapisan adventisia yang merupakan lapisan paling tebal dan terdiri atas jaringan
penyambung yang kaya akan serabut-serabut kolagen.7
Dengan kekecualian batang utamanya, sebagian besar vena adalah vena ukuran
sedang atau kecil. Tunika intima biasanya mempunyai lapisan subendotel yang tipis, tetapi
10

hal ini pada suatu saat mungkin tidak ada. Tunika media terdiri atas berkas-berkas kecil
otot polos yang bercampur dengan serabut-serabut kolagen dan jala-jala halus serabutserabut elastin. Lapisan kolagen adventisia berkembang dengan baik.7
Vena besar mempunyai tunika intima yang berkembang dengan baik. Tunika
media jauh lebih kecil dengan sedikit sel-sel otot polos dan banyak jaringan penyambung.
Tunika adventisia adalah lapisan yang paling tebal dan pada pembuluh yang paling besar
dapat mengandung berkas-berkas longitudinal otot polos.7

Gambar 8. Arteri dan vena (www.google.com)

Siklus Jantung
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistol) dan relaksasi
(diastol) jantung sampai ahir sistol dan diastole berikutnya. Peristiwa yang terjadi pada jantung
berawal dari permulaan denyut jantung sampai permulaan denyut jantugn berikutnya yang
disebut siklus jantung. Setiap siklus diawali oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di
dalam nodus sinus. Nodus ini terletak pada dinding lateral superior atrium kanan dekat tempat
masuk vena cava superior, dan potensial aksi menjalar dari sini dengan kecepatan tinggi melalui
kedua atrium kemudian melalui berkas A-V ke ventrikel.5
Karena terdapat pengaturan khusus dalam sistem konduksi dari atrium menuju ventrikel,
ditemukan keterlambatan selama lebih dari 0,1 detik ketika impuls jantung dihantarkan dari
atrium ke ventrikel. Keadaan ini menyebabkan atrium akan berkontraksi mendahului kontraksi

11

ventrikel, sehingga akan memompakan darah ke dalam ventrikel sebelum terjadi kontraksi
ventrikel yang kuat.5
Jadi, atrium itu bekerja sebagai pompa pendahulu bagi ventrikel, dan ventrikel
selanjutnya akan menyediakan sumber kekuatan utama untuk memompakan darah ke sistem
pembuluh darah tubuh. Siklus jantung teridri atas satu periode relaksasi yang disebut diastolik,
yaitu periode pengisian jantung dengan darah, yang diikuti oleh satu periode kontraksi yang
disebut sistolik.5
Kontraksi jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan volume darah dalm jantung dan
pembuluh utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang
melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri. Walaupun sisi kiri dan kanan jantung memiliki tekanan
atrium dan ventricular yang berbeda, sisi-sisi tersebut berkontraksi dan berelaksasi bersamaan
serempak mengeluarkan volume darah yang sama.5
Selama masa diastole (relaksasi), tekanan dalam atrium dan ventrikel sama-sama rendah,
tetapi tekanan atrium lebih besar dari tekanan ventrikel. Atrium secara pasif terus menerus
menerima darah dari vena. Darah mengalir dari atrium menuju ventrikel melalui katup A-V yang
terbuka. Tekanan ventricular mulai meningkat saat ventrikel mengembang untuk menerima darah
masuk. Katup semilunar aorta dan pulmonal menutup karena tekanan dalam pembuluhpembuluh lebih besar daripada tekanan dalam ventrikel. Sekitar 70% pengisian ventricular
berlangsung sebelum sistole atrial.5
Ahir diastole ventricular, nodus S-A melepas impuls, atrium berkontraksi, dan
peningkatan tekanan dalam atrium mendorong tambahan darah sebanyak 30% ke dalam
ventrikel. Tekanan dalam atrium kiri meningkat antara 7 sampai 8 mmHg; tekanan dalam atrium
kanan meningkat antara 4 sampai 6 mmHg. Volume diastolik akhir adalah volume darah dalam
setiap ventrikel di akhir diastole. Volume normalnya sekitar 120 ml.5
Sistol ventricular. Aktivitas listrik menjalar ke ventrikel, yang mulai berkontraksi.
Tekanan dalam ventrikel meningkat dengan cepat mendorong katup A-V untuk segera menutup.
Ventrikel kemudian menjadi rongga tertutup dan volume darah tidak dapat berubah. Ini disebut
periode kontraksi isovolumetrik. Bunyi katup yang menutup merupakan bunyi jantung pertama.
Jika kontraksi ventricular berlanjut, tekanan kanan meningkat dengan cepat sampai 80 mmHg
12

dalam ventrikel kiri dan 8 mmHg dalam ventrikel kanan, mendorong katup semilunar aorta dan
pulmonal terbuka.5
Ejeksi darah ventricular ke arteri. Tidak semua darah ventricular dikeluarkan saat
kontraksi. Volume sistolik akhir darah yang tersisa pada akhir systole sekitar 50 ml. Isi sekuncup
(70 ml) adalah perbedaan antara volume diastole akhir (120 ml) dan volume sistole ahir (50 ml).5
Diastol ventricular. Ventrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi. Tekanan dalam
ventrikel menurun tiba-tiba sampai di bawah tekanan aorta dan trunkus pulmonal, sehingga
katup semilunar menutup. Ventrikel kembali menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi
isovolumetrik karena katup masuk dan katup keluar menutup. Jika tekanan dalam ventrikel
menurun tajam daro 100 mmHg mendekati nol, jauh di bawah tekanan atrium, katup A-V
membuka dan siklus jantung di mulai kembali.5

Gambar 9. Siklus jantung (Sherwood)

Sistem Sirkulasi Darah


a) Sirkulasi Sstemik

13

Pembuluh darah yang membawa darah dari ventrikel kiri melalui seluruh tubuh
kemudian ke atrium kanan adalah pembuluh darah yang terlibat dalam sirkulas sistemik.
Arteri dapat dibagi lagi menjadi beebrapa cabang pada titik yang sama atau beberapa
cabang menyebar secara berurutan. Arteri tidak selalu berakhir pada kapiler tetapi banyak
yang saling menyatu, membentuk anastomosis. Beberapa arteri tidak beranastomosis
dengan arteri lain dan arteri ini disebut ujung-arteri. Sumbatan pada ujung-arteri akan
menyebabkan kematian (nekrosis) jaringan yang disuplai pembuluh darah tersebut.8
b) Sirkulasi Pulmonal
Darah pada sirkulasi pulmonal berasal dari ventrikel kanan, melalui arteri
pulmonalis dan kapiler yang mengelilingi alveoli di dalam paru, dan kembali ke atrium
kiri jantung. Arteri pulmonalis keluar dari ujung atas ventrikel kanan. Lubang antara
ventrikel dan arteri dibatasi oleh katup pulmonalis. Arteri ini pendek dan membagi
menjadi cabang kanan dan kiri yang memasuki setiap paru pada hilus paru. Arteri
pulmonalis adalah satu-satunya arteri yang mengandung darah deoksigenasi. Tekanan di
dalam arteri tergantung pada (1) curah ventrikel kanan, (2) resistensi aliran darah melalui
pembuluh darah pulmonal. Tekanan sistolik adalah 15-20 mmHg. Energi yang
dibutuhkan untuk sirkulasi darah melalui sirkulasi pulmonal kurang lebih sama dengan
sirkulasi darah melalui sirkulasi sistemik; dan ventrikel kanan memiliki dinding otot
hanya sekitar sepertiga tebal ventrikel kiri.8
Pengaturan Kerja Jantung
Pengaturan kerja jantung oleh saraf simpatis dan parasimpatis. Efektivitas pompa jantung
juga dikendalika oleh saraf simpatis dan parasimpatis (vagus), yang sangat banyak menyuplai
jantung.. Untuk sejumlah nilai masukan tekanan atrium, jumlah darah yang dipompa setiap
menitnya (curah jantung) sering dapat ditingkatkan sampai lebih dari 100 persen melalui
perangsangan simpatis. Sebaliknya, curah jantung juga dapat diturunkan serendah nol atau
hampir nol melalui perangsangan vagus (parasimpatis).3

14

Gambar 10. Saraf-saraf Simpatis dan Parasimpatis (Guyton)

Perangsangan oleh Saraf Simpatis


Perangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung
pada manusia dewasaa muda dari frekuensi normal 70 kali denyut per menit menjadi 180
sampai 200 dan walaupun jarang sekali terjadi, 250 kali denyut per menit. Juga
perangsangan simpatis meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung sampai dua kali
normal sehingga akan meningkatkan volume darah yang dipompa dan meningkatkan
tekanan ejeksi.3
Jadi perangsangan simpatis sering dapat meningkatkan curah jantung maksimum
sebanyak dua sampai tiga kali lipat. Sebaliknya penghambatan saraf simpatis ke jantung
dapat menurunkan pemompaan jantung menjadi sedang dengan cara berikut : Pada
keadaan normal, serabut-serabut saraf simpatik ke jantung secara terus menerus
melepaskan sinyal dengan kecepatan rendah untuk mempertahankan pemompaan kirakira 30 persen lebih tinggi bila tanpa perangsangan simpatik.3
Oleh karena itu, bila aktivitas sistem saraf simpatis ditekan sampai di bawah
normal, keadaan ini akan menurunkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi
otot ventrikel sehingga akan menurunkan tingkat pemompaan jantung sampai sebesar 30
persen di bawah normal.3
Perangsangan oleh Saraf Parasimpatis (Vagus)
Perangsangan serabut saraf parasimpatis di dalam nervus vagus yang kuat pada
jantung dapat menghentikan denyut jantung selama beberapa detik, tetapi biasanya
jantung akan mengatasinya dan berdenyut dengan kecepatan 20 sampai 40 kali per menit
selama perangsangan parasimpatis terus berlanjut. Selain itu, perangsangan vagus kuat
dapat menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung sampai 20-30 persen.3
Serabut-serabut vagus didistribusikan terutama ke atrium dan tidak begitu banyak
ke ventrikel, tempat terjadinya tenaga kontraksi yang sebenarnya. Hal ini menjelaskan
pengaruh perangsangan vagus yang terutama mengurangi frekuensi denyut jantung
15

daripada sangat mengurangi kekuatan kontraksi jantung. Meskipun demikian, penuruan


frekuensi jantung yang besar digabungkan dengan penurunan kekuatan kontraksi jantung
yang kecil akan dapat menurunkan pemompaan ventrikel sebesar 50 persen atau lebih.3
Aktivitas Listrik Jantung
Membahas mengenai aktifitas listrik jantung maka yang perlu diketahui adalah Nodus
sinoatrium adalah pemacu jantung normal. Kontraksi sel otot jantung untuk mendorong darah
dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran sel-sel otot jantung. Jantung
berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkan sendiri, suatu
sifat yang dikenal sebagai otoritmisitas (oto artinya sendiri).2
Terdapat 2 jenis khusus sel otot jantung2 :
1. 99% sel otot jantung adalah sel kontraktil, yang melakukan kerja mekanis, yaitu memompa.
Sel-sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi.
2. Sebaliknya, sebagian kecil sisanya, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan
diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung-jawab untuk
kontraksi sel-sel pekerja.
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membrannya tetap berada pada
potensial istirahat yang konstan, kecuali apabila sel dirangsang, sel-sel otoritmik jantung tidak
memiliki potensial istirahat. Sel- sel tersebut memperlihatkan aktifvitas pemacu , yaitu membran
mereka secara perlahan mengalami depolarisasi, atau bergeser, antara potensial-potensial aksi
sampai ambang tercapai, pada saat membran mengalami potensial aksi. Melalui siklus
pergeseran dan pembentukan ritmis ini secara siklis mencetuskan potensial aksi, yang kemudian
menyebar ke seluruh jantung untuk mencetuskan denyut secara berirama tanpa perangsangan
saraf apapun.2
Aktifitas listrik jantung terjadi akibat aliran ion-ion Na, K +, dan Ca++ melewati membran
sel jantung. Seperti semua sel dalam tubuh, Na dan Ca ++ merupakan ion ekstrasel dan K+
merupakan ion intrasel. Perpindahan ion-ion ini melewati membran sel jantung dikendalikan
oleh berbagai hal, termasuk difusi pasif, sawar yang bergantung pada waktu dan voltase, serta
pompa Na, K+-ATPase.2
Dalam sistem pengaturan jantung, dikenal sistem/jaringan konduski. Jaringan konduksi
ini memiliki sifat-sifat sebagai berikut: Otomatisasi, merupakan kemampuan untuk menimbulkan
16

impuls secara spontan. Ritmisasi, merupakan kemampuan membangkitan impuls yang teratur.
Konduktifitas, adalah kemampuan menghantarkan impuls. Serta daya rangsang, yang merupakan
kemampuan berespons terhadap stimulasi.2

Potensial Pemacu dan Potensial Aksi di Sel Otoritmik


Potensial pemacu disebabkan oleh adanya interaksi kompleks beberapa
mekanisme ionik yang berbeda. Perubahan terpenting dalam perpindahan ion yang
menimbulkan potensial pemacu adalah (1) penurunan arus K + keluar disertai oleh arus
Na+ masuk yang konstan dan (2) peningkatan arus Ca2+ masuk.2
Fase awal depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh penurunan siklis fluks
pasif K+ keluar disertai kebocoran Na+ ke dalam yang berlangsung lambat dan konstan.
Di sel otoritmik jantung, permeabilitas K+ tidak tetap di antara potensial aksi seperti di sel
saraf dan sel otot rangka. Permeabilitas membran terhadap K + menurun di antara dua
potensial aksi karena saluran K+ secara perlahan menurup pada potensial negatif.
Penutupan lambat ini secara bertahap mengurangi aliran keluar ion positif kalium
mengikuti penurunan gradien konsentrasinya. Juga, tidak seperti sel saraf dan sel otot
rangka, sel otoritmik jantung tidak memiliki saluran Na+ berpintu voltaase. Sel-sel ini
memiliki saluran yang selalu terbuka dan sehingga permeabel terhadap Na+ pada
potensial negatif. Akibatnya, terjadi influks pasif Na + dalam jumlah kecil dan konstan
pada saat yang sama ketika kecepatan efluks K + secara perlahan berkurang. Karena itu,
bagian dalam secara gradual menjadi kurang negatif : yaitu, membran secara bertahap
mengalami depolarisasi dan bergeser menuju ambang.2
Pada paruh kedua potensial pemacu, suatu saluran Ca2+ transien (saluran Ca2+ tipe
T), salah satu dari dua jenis saluran Ca2+, berpintu voltase, membuka. Sewaktu
depolarisasi lambat berlanjut, saluran ini terbuka sebelum membran mencapai ambang.
Influks singkat Ca2+ yang terjadi semakin mendepolarisasi membran, mambawanya ke
ambang.2
Jika ambang telah tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi sebagai respons
terhadap pengaktifan saluran Ca2+ berpintu voltase yang berlangsung lebih lama (saluran
Ca2+ tipe L) dan diikuti oleh influks Ca2+ dalam jumlah besar. Fase naik yang diinduksi
Ca2+ pada sel pemacu jantung ini berbeda dari yang terjadi di sel saraf dan sel otot
rangka, yaitu influks Na2+ dan bukan influks Ca2+ yang mengubah potensial ke arah
positif.2
17

Fase turun disebabkan, seperti biasanya, oleh efluks K + yang terjadi ketika
permeabilitas K+ meningkat akibat pengaktifan saluran K+ berpintu voltase. Setelah
potensial aksi selesai, terjadi depolarisasi lambat berikutnya menuju ambang akibat
penutupan saluran K+ secara perlahan.2

Gambar 11. Aktivitas pemacu sel otoritmik jantung (www.google.com)

Sel-sel jantung non-kontraktil yang mampu melakukan otoritmisitas terletak di tempattempat berikut2 :
1) Nodus sinuatrialis (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat
pintu masuk vena kava superior.

18

2)

Nodus atrioventrikularis (nodus AV), suatu


berkas kecil sel-sel otot jantung khusus yang
terletak di dasar atrium kanan dekat septum,

3)

tepat di atas pertemuan atrium dan ventrikel.


Berkas His (berkas atrioventrikular), suatu jaras
sel-sel khusus yang berasal dari

Gam

bar 12. Sistem hantaran khusus di jantung (www.google.com)

nodus

AV

dan

masuk

ke

septum

antarventrikel. Di sini berkas tersebut


terbagi menjadi cabang berkas kanan dan
kiri

yang

turun

menyusuri

septum,

melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel, dan berjalan balik ke arah atrium di
sepanjang dinding luar.
4) Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas His dan menyebar

ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting kecil dari suatu cabang pohon.
Potensial Aksi di Sel-sel Kontraktil Jantung
Meskipun dipicu oleh sel-sel nodus pemacu, bervariasi mencolok dalam
nekanisme ionik dan bentuknya dibanding potensial nodus SA. Tidak seperti membran
sel otoritmik, membran sel kontraktil pada hakikatnya tetap pada keadaan istirahat
sebesar sekitar -90 mV sampai tereksitasi oleh aktivitas listrik yang menjalar dari
pemacu. Sekali membran suatu sel kontraktil miokardium tererksitasi, maka terbentuk
potensial aksi melalui proses rumit perubahan permeabilitas dan perubahan membran
potensial sebagai berikut2 :
1) Selama fase naik potensial aksi, potensial membran dengan cepat berbalik ke nilai
positif +30 mV akibat pengaktifan saluran Na+ berpintu voltase dan Na+ kemudian
cepat masuk ke dalam sel, seperti yang teradi pada sel peka rangsang lain yang
mengalami potensial aksi. Permeabilitas Na+ kemudian cepat menurun ke nilai
istirahatnya yang rendah, tetapi, khas untuk sel otot jantung, potensial membran
dipertahankan mendekati tingkat positif puncak ini selama beberapa ratus
milidetik, menghasilkan fase datar potensial aksi. Sebaliknya, potensial aksi
singkat di neuron dan sel otot rangka berlangsung 1 sampai 2 mdet.2
2) Sementara fase naik potensial aksi ditimbulkan oleh pengaktifan saluran Na + yang
relatif cepat, fase datar ini dipertahankan oleh dua perubahan permeabilitas
dependen voltase : pengaktifan saluran Ca2+ tipe L yang lambat dan penurunan
19

mencolok permeabilitas K+ di membran sel kontraktil jantung. Perubahan


permeabilitas ini terjadi sebagai respons terhadap perubahan mendadak voltase
selama fase naik potensial aksi. Pembukaan saluran Ca 2+ tipe L menyebabkan
difusi masuk Ca2+ secara perlahan karena konsentrasi Ca2+ di CES lebih besar dan
gradien listrik juga mendorong perpindahan Ca 2+ ke dalam sel. Influks
berkelanjutan Ca2+ yang bermuatan positif ini memperlama kepositifan di bagian
dalam sel dan berperan besar dalam pembentukan bagian datar potensial aksi.
Efek ini diperkuat oleh penurunan secara bersamaan permeabilitas terhadap K +.
Penurunan aliran keluar K+ yang bermuatan positif mencegah repolarisasi cepat
membran dan karenanya ikut berperan memperlambat fase datar.2
3) Fase turun potensial aksi yang cepat ditimbulkan oleh inaktivasi saluran Ca 2+ dan
pengaktifan tertunda saluran K+ berpintu voltase. Penurunan permeabilitas
terhadap Ca2+ ini menghilangkan perpindahan Ca2+ ke dalam sel yang berjalan
lambat, sementara peningkatan mendadak permeabilitas terhadap K+ secara
simultan mendorong difusi keluar K+ secara cepat. Karena itu, seperti pada sel
peka rangsang lainnya, sel kembali ke potensial istirahat karena K+ keluar sel.2

Gambar 13. Potensial aksi di sel kontraktil otot jantung (www.google.com)

Bunyi Jantung
Bunyi jantung pertama (S1) dihasilkan dari penutupan katup mitral dan trikuspid.
Komponen mitral paling jelas terdengar di apeks dan komponen trikuspid di daerah batas bawah
sternum. Intensitas S1 menonjol saat meningkatnya curah jantung dan interval PR yang pendek,
karena terjadinya penyimpangan maksimal katup jantung selama penutupan katup. Splitting
(terpecah) lebar pada S1 disertai komponen trikuspid yang terlambat secara normal dapat
terdengar selama inspirasi pada bayi dan anak kecil, serta pada lesi-lesi, seperti stenosis
trikuspid, anomali Ebstein, blok cabang kanan (right bundle branch block), dan sewaktu memacu
ventrikel kiri.9
20

Bunyi jantung kedua (S2) dihasilkan dari penutupan katup aorta (A2), segera diikuti
dengan penutupan katup pulmonal (P2), dan paling jelas terdengar di basis jantung. Secara
normal P2 lebih lama daripada A2, dan lebih sedikit ditransmisikan. Pada stenosis aorta atau
pulmonal yang ringan, A1 dan P2 berturut-turut lemah. Bunyi jantng kedua terdengar tunggal dan
mengeras pada keadaan berikut ini : (1) pada saat terdapat fusi dua kompinen, misal, yang pada
hipertensi pulmonal berat; (2) pada saat hanya terdapat satu katup semilunaris, misal, pada
atresia katup aorta atau pulmonal atau trunkus arteriosus; (3) pada saat P2 tidak terdengar yang
disebabkan oleh letak aorta di daerah anterior, misal pada tetralogi Fallot atau trasnposisi arteriarteri besar.9
Terpecahnya bunyi S2 secara normal terdengar selama respirasi tenang. Inspirasi
mengakibatkan dua fenomena fisiologis : peningkatan kapasitas pembuluh darah paru, disertai
waktu berdiam di ventrikel kanan yang relatif lebih besar daripada ventrikel kiri dan
peningkatan aliran balik vena ke jantung kanan, kedua hal ini menyebabkan terlambatnya
penutupan katup pulmonal.9
Bunyi jantung kadang-kadang dapat didengar selama diastol ventrikel. Pengisian
ventrikel dini dan cepat, yang terjadi setelah pembukaan katup atrioventrikular, dapat
menghasilkan bunyi jantug ke ketiga (S3); pengisian ventrikel yang berkaitan dengan
pengeluaran darah secara paksa dari atrium ke dalam ventrikel disertai kontraksi atrium dapat
menimbulkan bunyi jantung keempat (S4).9
Enzim Jantung
Enzim jantung atau enzim kardiovaskuler terbagi 2 yaitu :
1) Enzim Fungsional
Enzim ini umumnya dibuat di dalam hati dan terdapat dalam sirkulasi darah (berfungsi di
dalam plasma, bekerja di dalam darah), namun kadarnya lebih di dalam jaringan.
Substratnya juga dalam sirkulasi, sifatnya kontinu atau intermiten (dalam keadaan
tertentu baru aktif). Contoh dari enzim fungsional antara lain, lipoprotein lipase,
pseudocholinesterase, proenzim pembekuan darah dan pemecahan bekuan darah.10
2) Enzim Nonfungsional

21

Bila enzim fungsional berfungsi dalam darah maka sesuai namanya enzim nonfungsional
tidak berfungi di dalam darah. Substratnya pun tidak terdapat di dalam darah. Terbalik
dengan fungsional, kadar enzim inipun kurang di dalam jaringan. Contoh-contoh dari
enzim ini antara-lain : Sekresi eksokrin, amilase pankreas, lipase, alkaline fosfatase,
fosfatase asam prostat (PAP), empedu. Enzim intrasel nonfungsional tidak ada dalam
sirkulasi darah. Apabila dalam plasma kadarnya lebih besar daripada normal, ada indikasi
pada kerusakan/kematian sel, enzim ini berdifusi pasif kedalam plasma. Selain itu pada
latihan fisik yang berat, pelepasan enzim otot akan semakin besar.10
Pembuluh Darah
Semakin panjang pembuluh darah, maka resistensinya terhadap aliran darah akan
semakin besar. Terdapat lebih dari 60.000 mil pembuluh darah dalam tubuh. Peningkatan berat
badan berarti tubuh harus menambah panjang pembuluh darah. Resistensi yang meningkat ini
dapat menyebabkan hipertensi.11
Kecepatan Aliran Darah
Kecepatan aliran darah adalah volume darah yang mengalir melalui pembuluh darah pada
suatu periode waktu (mL/menit). Dinding pembuluh darah akan mempengaruhi pergerakan
cairan. Pengukuran kecepatan aliran darah dilakukan dengan ultrasonografi berdasarkan efek
Doppler (perubahan frekuensi gelombang ultrasound jika dipantulkan dari sel darah yang
bergerak. Tekanan cenderung meningkatkan aliran darah, sementara resistensi akan menurunkan
aliran. Terdapat dua jenis aliran, yaitu11 :
Aliran Laminar atau Streamline
Jika bagian dalam dinding pembuluh darah halus, maka fluida akan mengalir
dengan lancar dan merata. Inilah jenis aliran yang terdapat pada mayoritas pembuluh
darah. Partikel-partikel pada bagian tengah cairan akan mengalir cepat, dan partikel pada
bagian tepi akan mengalir lebih lambat.
Aliran Turbulen
Jika bagian dalam dinding pembuluh darah kasar, maka aliran darah akan menjadi tidak
teratur dan tidak memiliki pola tertentu. Akan terjadi lebih banyak tumbukan dan energi
yang hilang, serta partikel bergerak ke segala arah. Aliran turbulen dapat tersengar saat
pengukuran tekanan darah dengan sfigmomanometer. Aliran turbulen juga terjadi jika
22

terdapat plak lemak yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis)


atau jika pembuluh darah bercabang.

Gambar 14. Aliran laminar dan turbulen (www.google.com)

Darah
Fungsi Darah
Darah berfungsi untuk membawa nutrien ke jaringan, juga membawa oksigen ke
jaringan dalam bentuk oksihemoglobin. Darah juga berfungsi membawa air ke jaringan,
serta membawa produk sisa ke orga yang akan mengekskresinya. Darah dapat melawan
infeksi bakteri melalui kerja sel darah putih dan antibodi. Lebih detail mengenai darah
akan dibahas melalui komposisi darah.8
Komposisi Darah
Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rerata 5 liter
pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari tiga jenis elemen seluler khusus
atau yang lebih dikenal sebagai komposisi darah, eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel
darah putih), dan trombosit (keping darah), yang membentuk suspensi dalam cairan
kompleks plasma.5
23

1. Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama
dengan sitoplasma. Plasma terdiri
dari 92% air dan mengandung
campuran kompleks zat organik
dan anorganik. Plasma darah
memiliki protein plasma, yang
kandungannya

mencapai

7%

plasma dan merupakan satusatunya unsur pokok plasma


Gambar 15. Plasma Darah (www.google.com)

yang tidak dapat menembus membran kapilar untuk mencapai sel. Ada tiga jenis
protein plasma yang utama : albumin, globulin, dan fibrinogen.5
a) Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55 sampai 60%, tetapi
ukurannya paling kecil. Albumin disintesis dalam hati dan bertanggung jawab
untuk tekanan osmotik koloid darah. Koloid adalah zat yang berdiameter 1 nm
sampai 100 nm, sedangkan kristaloid adalah zat yang berdiameter kurang dari
1nm. Plasma mengandung koloid dan kristaloid. Tekanan osmotik koloid (atau
tekanan onkotik) ditentukan berdasarkan jumlah partikel koloid dalam larutan.
Tekanan ini merupakan suatu ukuran daya tarik plasma terhadap difusi air
dari cairan ekstraselular yang melewati membran kapilar.5
b) Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma.Terdapat tiga subkelas
globulin, yaitu alfa (), beta (), dan gama (). Alfa dan beta globulin
disintesis di hati, dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid,
beberapa hormon, berbagai substrat, dan zat penting tubuh lainnya. Gamma
globulin (imunoglobulin atau antibodi), sangat penting bagi mekanisme
pertahanan tubuh.5
2. Eritrosit (Sel Darah Merah)
Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada
sentralnya dan berdiameter 7,65 m. Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan
permeabilitas tinggi. Membran ini elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan
eritrosit

24

Gambar 16. Eritrosit


(www.google.com)

menembus

kapilar

(pembuluh darah terkecil).


Setiap

eritrosit

mengandung sekitar 300


juta molekul hemoglobin,
sejenis pigmen pernapasan
yang mengangkat oksigen.
Volume hemoglobin mencapai sepertiga bolume sel. Hemoglobin merupakan molekul
yang tersusun dari suatu protein, globin. Globin terdiri dari empat ratus rantai
polipeptoda yang melekat pada empat gugus heme yang mengandung zat besi. Heme
berperan dalam pewarnaan darah.5
Jika hemoglobin terpajan oksigen, maka molekul oksigen akan bergabung
dengan rantai alfa dan beta, untuk membentuk oksihemoglobin. Oksihemoglobin
berwarna merah

terang. Jika oksigen dilepas ke jaringan, maka hemoglobinnya

disebut deoksihemoglobin atau hemoglobin tereduksi. Hemoglobin ini terlihat lebih


gelap atau bahkan kebiruan.5
Jumlah sel darah merah pada laki-laki sehat berukuran rata-rata adalah 2,4
sampai 5,5 juta sel per milimeter kubik (mm 3). Pada perempuan sehat ebrukuran ratarata, jumlah sel darah merahnya antara 3,2 sampai 5,2 juta sel per mm3.5
Sel-sel darah merah mentranspor oksigen ke seluruh jaringan melalui
pengikatan hemoglobin terhadap oksigen. Hemoglobin sel darah merah berkaitan
dengan karbondioksida untuk ditranspor ke paru-paru, tetapi sebagian besar
karbondioksida yang dibawa plasma berada dalam bentuk ion bikarbonat. Suatu
enzim (karbonat anhidrase) dalam eritrosit memungkinkan sel darah merah bereaksi
dengan karbon dioksida untuk membentuk ion bikarbonat. Ion bikarbonat berdifusi
dari sel darah merah dan masuk ke plasma. Sel darah merah berperan penting dalam
pengaturan pH darah karena ion bikarbonat dan hemoglobin merupakan buffer asambasa.5
3. Leukosit (Sel Darah Putih)
Jumlah normal sel darah putih adalah 7.000 sampai 9.000 per mm 3.
Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap invasi benda asing, termasuk
25

bakteri dan virus. Sebagian besar aktivitas leukosit berlangsung dalam jaringan dan
bukan dalam aliran darah. Leukosit memiliki sifat diapedesis, yaitu kemampuan
untuk menembus pori-pori membran kapiler dan masuk ke dalam jaringan. Leukosit
bergerak sendiri dengan gerakan amuboid (gerakan seperti gerakan amuba). Beberapa
sel mampu bergerak tiga kali panjang tubuhnya dalam satu menit. Pelepasan zat kimia
oleh jaringan yang rusak menyebabkan leukosit bergerak mendekati (kemotaksis
pisitif) atau menjauhi (kemotaksis negatif) sumber zat. Semua leukosit adalah
fagositik, tetapi kemampuan ini lebih berkembang pada neutrofil dan monosit.
Setelah diproduksi di sumsum tulang, leukosit betahan kurang lebih satu hari dalam
sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap dalam jaringan selama beberapa
hari, beberapa mingggu, atau beberapa bulan, bergantung jenis leukositnya.5
Ada lima jenis leukosit dalam sirkulasi darah, yang dibedakan berdasarkan
ukuran, bentuk nukleus, dan ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki
granula sitoplasma disebut granulosit, sel tanpa granula disebut agranulosit.5
a) Granulosit terbagi menjadi neutrofil, eusinofil, dan basofil, berdasarkan warna
granula sitoplasmanya saat dilakukan pewarnaan dengan zat warna wright.5
i. Neutrofil mencapai 60% dari jumlah sel darah putih. Neutrofil
memiliki granula kecil berwarna merah muda dalam sitoplasmanya.
Nukleusnya memiliki tiga sampai lima lobus yang terhubungkan
dengan benang kromatin tipis. Diameternya mencapai 9 m sampai 12
m. Neutrofil sangat fagositik dan sangat aktif. Sel-sel ini sampai di
jaringan terinfeksi untuk menyerang dan menghancurkan bakteri,
ii.

virus, atau agens penyebab cedera lainnya.5


Eosinofil mencapai 1 sampai 3% jumlah sel darah putih. Eosinofil
memiliki granula sitoplasma yang kasar dan besar, dengan pewarnaan
oranye kemerahan. Sel ini memiliki nukleus berlobus dua, dan
berdiameter 12 m sampai 15 m. Eosinofil adalah fagositik lemah.
Jumlahnya akan meningkat saat terjadi alergi atau penyakit parasit,
tetapi akan berkurang selama stres berkepanjangan. Sel ini berfungsi
dalam detoksikasi histamin yang diproduksi sel mast dan jaringan
yang cedera saat inflamasi berlangsung. Eosinofil mengandung
peroksidase dan fosfatase, yaitu enzim yang mampu menguraikan

26

protein. Enzim ini mungkin terlibat dalam detoksifikasi bakteri dan


pemindahan kompleks antigen-antibodi, tetapi fungsi pastinya belum
iii.

diketahui.5
Basofil mencapai kurang dari 1% jumlah leukosit. Basofil memiliki
sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan dan
akan berwarna keunguan sampai hitam serta memperlihatkan nukleus
berbentuk S. diameternya sekitar 12 m sampai 15 m. Fungsi basofil
menyerupai fungsi sel mast. Sel ini mengandung histamin, mungkin
untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera, dan juga
antikoagulan
penggumpalan

heparin,
darah

mungkin

untuk

intravaskular.

membantu

Fungsi

mencegah

sebenarnya

belum

diketahui.5

b) Agranulosit
Agranulosit adalah leukosit tanpa granula sitoplasma, yaitu limfosit dan
monosit.5
i. Limfosit mencapai 30% jumlah total leukosit dalam darah. Sebagian
besar limfosit dalam tubuh ditemukan dijaringan limfatik. Rentang
hidupnya dapat mencapai beberapa tahun. Limfosit mengandung
nukleus bulat berwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan tipis
sitoplasma. Ukurannya bervariasi : ukuran terkecil 5 m sampai 8 m ;
ukuran terbesar 15 m. Limfosit berasal dari sel-sel batang sumsum
tulang merah, tetapi melanjutkan diferensiasi dan poliferasinya dalam
ii.

organ lain. Sel ini berfungsi dalam reaksi imunologis.5


Monosit mencapai 3 sampai 8% jumlah total leukosit. Monosit adalah
sel darah terbesar, diameternya rata-rata berukuran 12 m sampai 18
m. Nukelusnya besar, berbentuk seperti telur atau seperti ginjal, yang
dikelilingi sitoplasma berwarna biru keabuan pucat. Monosit sangat
fagositik dan sangat aktif, sel ini siap bermigrasi melalui pembuluh

27

darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran darah, maka sle ini
menjadi histiosit jaringan (makrofag tetap).5

Gambar 17. Jenis-jenis leukosit (www.google.com)

4. Trombosit (Keping Darah)


Trombosit berjumlah 250.000 sampai 400.000 per mm 3. Bagian ini merupakan
fragmen sel tanpa nukleus yang
berasal dari megakariosit raksasa
multinukleus
tulang.

dalam

Ukuran

sumsum
trombosit

mencapai setengan ukuran sel


darah

merah.

terbungkus

Sitoplasmanya

suatu

membran

plasma dan mengandung


Gambar 18. Trombosit (www.google.com )

berbagai jenis granula yang berhubungan dengan proses koagulasi darah. Trombosit
berfungsi dalam hemostasis (penghentian darah) dan perbaikan pembuluh darah yang
robek.5
Cairan Tubuh
Air beserta unsur-unsur di dalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan
tubuh, dan cairan ini sebagian berada di dalam dan sebagian di luar sel.12

28

Cairan Intraseluler
Cairan intraseluler yang merupakan 50% berat tubuh terletak di dalam sel dan
mengandung eletrolit, kalium, fosfat, dan bahan makanan, seperti glukosa dan asam amino.
Kerja enzim sel adalah konstan, yaitu memecah dan membangun kembali sebagaimana dalam
semua metabolisme, untuk mempertahankan keseimbangan.12
Cairan Ekstraseluler atau Cairan Interstisial
Cairan ini membentuk 30% cairan tubuh (kira-kira 12 liter). Air merupakan medium,
yaitu berada di tengah-tengan sel hidup. Sel menerima garam, makanan, dan oksigen, lalu
melepaskan semua hasil buangannya ke dalam cairan itu juga. Plasma darah merupakan 5% berat
tubuh (sekitar 3 liter) dan merupakan sistem transpor yang melayani semua sel melalui medium
cairan ekstraseluler.12

Pertukaran Cairan dalam Jaringan


Cairan dalam plasma berada di bawah tekanan hidrostatik yang lebih besar daripada
tekanan interstisiil. Karena itu, cairan ini cenderung keluar dari pembuluh kapiler. Akan tetapi, di
dalam plasma ada protein, sedangkan cairan interstisiil tidak mengandung protein. Protein
plasma ini mengeluarkan tekanan osmotik yang berusaha mengisap cairan masuk pembuluh
kapiler.12
Di ujung kapiler arteri, tekanan hidrostatik lebih besar daripada tekanan osmotik. Karena
itu, perimbangan kekuatan mendorong cairan masuk ke jaringan. Pada ujung vena tekanan
hidrostatik kurang, tekanan osmotik mengatasinya dan menarik kembali cairan itu masuk kapiler.
Secara normal cairan yang meninggalkan kapiler lebih banyak daripada cairan yang kembali
masuk ke dalamnya. Kelebihan ini disalurkan melalui limfe (getah bening).12
Pertukaran antara cairan ekstraseluler dan intraseluler juga bergantung pada tekanan
osmotik. Akan tetapi, membran sel juga mempunyai permeabilitas selektif yang mengizinkan
dilalui beberapa bahan secara bebas, seperti oksigen, karbondioksida, dan urea. Bersamaan
dengan itu membran sel memompa bahan lain masuk atau keluar untuk mempertahankan
29

konsentrasi dalam cairan intra dan ekstraseluler. Misalnya kalium dikonsentrasikan dalam cairan
intraseluler, sedangkan natrium dipompa ke luar.12
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang daling berhubungan, seperti
yang telah banyak dibahas pada bagian sebelumnya dari makalah ini. Misalnya oleh aliran darah,
kerja jantung, dan juga pembuluh darah. Semua faktor tersebut berasal dari dalam tubuh manusia
atau intrinsik. Selain faktor-faktor tersebut terdapat pula faktor ekstrinsik, yang mempengaruhi
tekanan darah manusia dari bagian yang berbeda. Lebih jelasnya akan dibahas sebagai beikut. 11
Faktor pertama yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah jeni kelamin. Tekanan
darah pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Tekanan darah pada laki-laki lebih tinggi
sampai umur 55 tahun.11
Selanjutnya adalah usia. Orang tua mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi dibanding
orang muda. Tekanan diastolik meningkat sampai sekitar umur 50 tahun kemudian stabil,
sedangkan tekanan sistolik cenderung meningkat pada bagian akhir tahap kehidupan.11
Riwayat keluarga, dalam hal ini menyangkut pola genetik, mempengaruhi tekanan darah
yang rendah maupun tinggi. Tekanan darah yang tinggi juga lebih sering terjadi pada kulit hitam
dibanding ras yang lain. Selain itu, pola makan yang beragam juga menyebabkan meningkatnya
kemungkinan terjadinya tekanan darah tinggi. Emosi juga turut mempengaruhi tekanan darah
seseorang.11
Kesimpulan
Hipotesis diterima! Tekanan darah yang tinggi pada pasien dipengaruhi oleh aliran darah, kerja
jantung, dan pembuluh darah.
Daftar Pustaka

1.

Ganong W.F. Buku ajar fisiologi. Ed.22. Jakarta: EGC, 2005,566-614.

2.
3.

Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta: EGC, 2011.h.256-300.
Guyton, Hall. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC, 2006.h.110-187.

30

4.

Snell R.S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed. 6. Jakarta: EGC, 2006.h.83-

115.
5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003.h.228-247.
6. Gunawijaya F.A, Kartawiguna. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik histologi.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Jakarta: Trisakti, 2009.h.73-84.


JunqueiraLC,CarneiroJ.Histologidasar.Ed7.Jakarta:EGC;2004.h.23951.
Watson R. Anatomi dan fisiologi. Ed 1. Jakarta: EGC; 2002.h. 268.
Schwartz MW. Pedoman klinis pediatri. Ed 1. Jakarta: EGC; 2003.h. 539.
Dorland. Kamus kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, 2002.
James J, Baker C, Swain H. Prinsip-prinsip sains. Ed 1. Jakarta: Erlangga; 2008.h. 145-48.
Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Ed 30. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama; 2009.h. 5-6

31

Anda mungkin juga menyukai