Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
INTERVENSI INDIVIDU
Dosen Pengampu
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
ABSTRAK
Kehidupan seorang individu tidak dapat dipisahkan dengan waktu. Bagi
para mahasiswa, waktu merupakan suatu hal yang sangat terbatas.
Konseli bercerita bahwa dia merasa tidak mampu mengatur waktunya
denga baik yang ditandai dengan seringnya dia terjaga pada malam
hari dan lelah dipagi hari. Selain itu konseli juga merasa dia sering
merasa sungkan untuk menegur teman yang salah. Perasaan sungkan
yang dialami konseli dapat dihubungkan dengan rendahnya tingat
asertifitas dalam diri konseli. Untuk mengatasi buruknya managemen
waktu dan menghilangkan perasaan sungkan untuk menegur teman
yang salah, pendekatan behavioral merupakan pendekatan yang efektif.
Kata Kunci : managemen waktu, asertifitas, pendekatan behavioral
I.
PENDAHULUAN
Kehidupan seorang individu tidak dapat dipisahkan dengan
waktu. Mahasiswa sebagai individu yang sedang belajar juga
memerlukan pengaturan waktu untuk membagi antara waktu
belajar, waktu
mahasiwa-mahasiswa
yang
kurang
efektif
dalam
Ketidakmampuan
konseli
dalm
mengatur
waktu
ini
yang
mengakibatkan
bertambahnya
beban
kerja
managemen
waktu
dan
konseli.
Untuk
mengatasi
buruknya
temannya
yang
salah,
pendekatan
behavioral
Lab.
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Malangg
.2. Wawancara
Waktu dan tempat
Kegiatan
Tanggal 19 Maret 2016 pukul 14.00 Asesmen Awal
di kamar kos konseli
Tanggal 12 April 2016 pukul 08.00 Konseling
di
Lab.
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Malangg
b. Identifikasi Masalah Awal
.1. Masalah Utama
Setelah dilakukan assesmen awal, konseli mengaku bahwa
dia mengalami stress dan sering merasa lelah di pagi hari
dikarenakan terjaga sepanjang malam untuk mengerjakan
tugas
dan
berbagai
hal
yang
berhubungan
dengan
organisasi.
.2. Penyebab
Konseli merasa bahwa stress yang dialaminya berawal dari
kesulitannya membagi waktu antara kegiatan satu dengan
kegiatan yang lain dan kesulitan konseli dalam membuat
prioritas. Ditambah lagi tugas perkuliahan yang diberikan
mayoritas adalah tugas kelmpok dan konseli merasa
bahwa saat bekerja kelompok tidak semua anak dapat
bekerja dengan maksimal sehingga membuat beberapa
anak dalam kelompok termasuk konseli harus bekerja
ekstra. Konseli sendiri merasa enggan untuk menegur
anggota
kelompoknya
sungkan
III.INTERVENSI
a. Metode Intervensi
.1. Definisi Konseling
tersebut
karena
dia
merasa
(2005)
mengemukakan
serangkaian
kegiatan
bahwa
paling
konseling
pokok
dari
orang
dan
dirancang
untuk
membantu
konseli
pengetahuan
klinik
bertujuan
untuk
Tujuan Awal
Konseling ini pada
awalnya
bertujuan untuk
assesmen
awal,
konseli
memiliki
time
stress
dan
kekurangan
tidur
sehingga
waktu
dengan
baik
menjadi
dapat
dapat
menghilangkan
perilaku
yang
Tujuan Konseling
Pada awalnnya tujuan dari konseling ini sama
seperti
saat
tujuan
saat
asesmen
awal
yaitu
yang
berhubungan
dengan
time
memutuskan
untuk
menambah
tujuan
teman
yang
dirasa
konseli
Pendekatan Awal
tidak
pasif
sebagai
dan
sesuatu
mekanistis.
yang
Manusia
dapat
dianggap
dibentuk
dan
diprogram.
Selain itu terdapat beberapa asumsi dasar terkait
pendekatan behavioristik. Steven Jay Lynn dan John
P. Garske (1985) mengemukakan bahwa asumsi
dasar dalam pendekatan behavioristik adalah :
a) memilliki konsentrasi pada proses perilaku,
b) menekankan dimensi waktu here and now,
c) manusia berada dalam perilaku maladaptif,
d) proses belajar merupakan cara efektif untuk
mengubah perilaku maladaptif,
e) melakukan
penetapan
tujuan
pengubahan
perilaku,
f) menilai secara empiris dan didukung dengan
berbagai teknik dan metode.
Sedangkan menurut Kazdin (2001), Miltenberger
(2004), dan Spiegler & Guevremont (2003) yang
dikutip oleh Corey (2005) karakteristik dan asumsi
mendasar dalam behavioristik adalah
a) terapi
perilaku
didasarkan
pada
prinsip
dan
perilaku
permasalahan
konseli
berhubungan
dan
dengan
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya,
c) konseli dalam terapi perilaku diharapkan berperan
aktif berkaitan dengan permasalahannya,
d) menekankan
keterampilan
konseli
dalam
perilaku
bersifat
individual
dan
kultural
secara
spesifik
untuk
pendekatan
behavioral
terdapat
konseling.
menggunakan
dalam
teknik
dalam
teknik
ini
self
konseli
hal
ini,
management
akan
konselor
dimana
mengarahkan,
Pendekatan Konseling
Pendekatan
yang
digunakan
oleh
konselor
Jawaban Konseli
mbak Baik
sih,
cuma Pembangunan
agak
enak
nggak konseli
sebenernya
Jatuh
mbak?
ke
Bagaimana
Pantai
tiga
warna.
mbak Jalannya licin kan,
temenku
kita
Terus
jatuh.
temenku
kemaren
sempet
tanganku
bengkak
sama
nggak
bisa
digerakin
terus
udah
Interpretasi
minta
obat,
udah
Kemaren
pijet
itu
dengan
Tapi
badan
bener-bener
nggak
bisa
digerakin.
temennya Alhamdulillah nggak
nggak apa-apa?
papa
Kemaren sempet Kalo nggak masuk
nggak masuk juga enggak sih, soalnya
atau
mbak?
liputan
bestari
masih
free
dan
seninnya kuliahnya
masih malem, jadi
masih bisa istirahat.
kan Alhamdulillah masih Klien
Dulu
mbaknya,
waktu (klien
tertawa) menyatakan
ya
miftah emang
ngatur mengalami
masalah ya.
Soalnya... manajemen
waktu.. apalagi
kan
udah waktu
time
semester
management.
6,
ini
Apakah
sekarang
merasakannya?
sebelumnya
ngerjain
gitu
ya,
kebanyakan
tugasnya
take
home,
jadi
nyalin
tugas
itu
bener
dalam
lagi,
tugas
lagi.
Kayak dulu mbak ee...
kalo Konseli
ya mengalami
antara
ee... kan
organisasi
juga
dua membagi
waktu
apakah
sih
masih
kuliah, Kalo
dalam
waktu
waktu
dibestari untuk
juga
bulan,
waktu
jadi kuliah
ada
waktu
free.
Apalagi
ya
kebagian
sering
itu
di
setiap
hari
ada
aja
pasti
kerjaannya. Jadi ya
masih belom bisa...
Apakah mbak juga kalau rubrik sendiri Klien
bisa
menolak kan
kita
rolling menyatakan
tugas
diberikan
sering kepadanya
itu. merupakan tugas
dan
dia
Ya bertanggung
untuk
bisa
karena
tanggung
udah menyelesaikan
jawab
nambah
pengalaman,
ketemu
kita
orang
aja
maksudnya
sih,
tugas
kan
semester 6. Belum
mikir
judul
skripsi
kayak
waktunya tu pengen
tidur gitu kan ya.
Makanya
sekarang
juga
masih
ribet
lah.
heh...
Masalah
ya Konseli
sudah
waktu. menerapkan
sudah
mbak Sebenrnya
berusaha
mencari solusi?
sih
sering
kayak
ee... skala
ngasih akan
schedule dulu
pertama
prioritas
dikerjakan
deadline
gitu
ya,
kalau
usaha
sih
udah.
Sejauh
ini
meskipun
masih
kesulitan
dalam
masalah
sampai
keteteran
itu
enggak,
kalaupun keteteran
enggak, tapi cuman
ya
itu
kayak
istirahatnya kurang.
Gitu-gitu.
Jadi, seperti yang Ini, sekarang
mbak
dulu
lagi Konseli
ceritakan puncak-puncaknya
juga.
mersa
sekarang adalah
dari
yang
mengalami
masalah
kekurangan
soalnya
susah
lebih
tugas
lagi
susah enaknya
terus
pagi pokoknya
Apakah tanggungan
dari
tu pada
tugas
kalau individu
yang
kalau membuat
klien
udah harus
bisa
masih
gitu,
merasaknnya?
masih
kalau
yang waktu
bingung
tugas-tugas
dengan
ya teman-temannya
ini yang lain
banyak-banyaknya.
Kayak setiap mata
Apalagi
tugasnya
kebanyakan
kelompok kan, jadi
kalau
kelompok
kayak
gitu
harus
kan
menyesuaikan
waktu sama tementemen
yang
lain,
nggak
bisa
kita
Cuma,
ee...
apa
mentingin
kita
sendiria.
Bagi
kalau Konseli
merasa
teman-
yang
aktif teman
teman
cuman
memberikan
konstribusi
yang
maksimal
mereka
mbak
terbebani?
anak-anak kelompoknya
lainnya
ata cuman
itu berkonstribusi
numpang sehingga
malas- nama.
Kita
juga
mau menambah
temen beban kerja pada
satu
kalau
konseli.
nggak Tetapi
konseli
enggan
kalau menegur
itu temannya
dari padahal
konseli
lima
anak
ngerjain
cuman yang
dua.
lainnya temannya
Yang
Cuma
dilakukan
itu
salah
konstribusinya kalau
diprosentasikan
sedikit
dibandingkan
kita
berdua.
Nggak
enaknya
tugas
kelompok itu.
Apakah mbak ada Kalau secara tegas Konseli
langkah
untuk bilang
mengingatkan
sih
enggak mengatakan
soalnya
mereka nyindir
halus. tegas
Kadang
mereka temannya
temanyang
itu.
kalaupun
Jadi berkonstribusi
kita saat
kerja
kalo
basicnya
udah Konseli
nggak
enak. temannya
lebih
suka
mengerjakan tugas
individu dari pada
kelompok.
Kalo
kelompokkan
kita
nyatuin
ide
beberapa
bareng-bareng
itu susah.
hanya
teman-
Apakah
setiap Aku
orangnya Konseli
kerja
mbak
mengingatkan
atau
Cuma kelompok
menyindir
dia
itu
yang menegur
orang
ngingetin, apalagi
kalau
aku
nyindir-nyindir alus,
nggak tegas kayak
temenku.
Aku
basicnya
emang
kalau
di
merasa emang
gitu
yang
malas
dan
membebani?
Apakah
mbak Sangat,
merasa
karena Konseli
teman-teman
semua. kurangnya
berkonstribusi
Kalaupun
mempengaruhi
membebani
mbak
dalam soalnya
memanage
satu
waktu ?
yang
konstribusi
pasti teman-temannya
kita
otak
kita
dari dalam
banyak kelompok
pikirin menambah
kerja
Tapi dan
konseli
begitu.
Udah buruknya
time
sudah kalau
aku
emang mulai
mengatur punya
waktu,
sudah
agenda menerapkan
apakah setiap
tanggal
ini jadwal
untuk
tugas
membuat
harus
prioritas?
tidak
pernah
ada diselesaikan
tugas
yang
kelewatan.
Cuman
kendalanya
kurang
lelah,
tidur,
kalau
tapi
sampai
kelewatan
tugas
tidak pernah.
Tadi mbak bilang Kadang
pernah, Konseli
Soalnya mengatakan
Apakah
ya.
mbak kalau
mengerjakan
beruntun
langsung
malas Kalaupun
mengerjakan ?
kita dengan
kerjain. jadwal
dalam yang
baik
pribadi
dia
buat.
kadang
satunya melanggar
Meskipun telah
yang
dia
buat
itu tugas
di
hari
besok, menyebabkan
asalkan
jangan konseli
samapi
masih
kelewat mengalami
deadline
tugasnya.
resikonya
kalau
kadang hari
aku
tidur,
harus
besoknya
otomatis
tidur
nggak
kan
sebagai
konsekuensi
Jadi mbak punya Heem.
Membagi
deadline pribadi?
tugas
kuliah,
oragnisasi,
tugas
kelompok
apalagi
kefektifan Konseli
sudah
mengingat
bak tu
kurang
untuk
apa mengatur
wktu
dalam juga
itu,
time
istirahat
management?
kurang
emmang
waktu terapkan
masih masih
belum
atau dapat
dianggap
tugasnya efektif
sih
ngaturnya
sampek
ada
jangan
yang
kelewatan, tapi ya
itu
ini
mengingat
waktu
istirahatnya
kurang,
kayaknya
itu
kurang
efektif?
Apakah
mbak Kita
pernah
keluhannya Konseli
sama-sama
nggak menganggap
memikirkan
cara bisa
membagi teman-temannya
lain
lebih waktu.
Kalaupun juga
yang
cara
mengalami
lain masalah
itu
tok
sih
kepikiran.
yang
dengan
belum
menemukan cara
yang
efektif
untuk
mengatur
waktu
dengan
baik
Saat
konseling
berlangsung,
pertama-tama
konselor
dan
lebih
terbuka
dari
pada
saat
asesmen
PEMBAHASAN
Konseling yang dilakukan belum sepenuhnya berhasil karena
konseli saat konseling berlangsung bercerita tentang masalah lain
mengenai bagaimana konseli tidak tega menegur temannya yang
tidak mau ikut bekerja saat kerja kelompok. Konseli mengaku
bahwa dirinya memang merupakan orang yang mudah merasa
sungkan jika harus menegur orang lain. hal ini berkaitan dengan
tingkat asertif yang ada dalam diri konseli dimana asertifitas
dalam diri konseli cenderung rendah yang menyebabkan konseli
tidak berani menegur temannya yang salah karena dia merasa
sungkan. Kata asertif sendiri berasal dan bahasa Inggris yaitu
"to
assert"
dengan
yang
terus-terang
atau
tegas
serta
bersikap
positif
yang
dirasa
mengganggu
atau
kurang
berkenan
cara
yang
akan
menambah
penghargaan
atau
(1989)
perilaku
asertif
adalah
perilaku
pribadi
assertiveness
sebagai
ekspresi
dari
perasaan-
Permintaan
mengemukakan
haknya
yaitu
kemampuan
sendiri,
meminta
individu
dalam
pertolongan
dan
keinginan, ajakan dan saran yang tidak sesuai dengan diri sendiri;
3. Pengekspresian diri yaitu kemampuan individu untuk berani
mengekspresikan perasaan dan pikiran secara tepat;
4.
pujian atau penghargaan secara tulus pada orang lain serta sikap
individu yang sewajarnya dalam menerima pujian dari orang lain
5.
Berperan
individu
serta
dalam
pembicaraan
yaitu
kemampuan
terlibat
sekaligus
dapat
mempertahankan
pembicaraan.
Seperti yang diceritakan oleh konseli, konseli tidak berani
untuk
mengekspresikan
mengemukakan
haknya
perasaan
dirinya
dan
sendiri,
meminta
tidak
berani
pertolongan
dan
itu
konseli
juga
bercerita
mengenai
masalahnya
Mulyana
(2004)
merupakan
perencanaan,
produktivitas.
waktu
tidak
akan
membantu
individu
tersebut
yang
mengemukakan
manajemen
waktu
bahwa
ia
belum
bisa
menerapkan
perilaku
self
KESIMPULAN
Dari hasil konseling dapat disimpulkan bahwa klien mengalami
masalah dalam hal managemen waktu dan rendahnya tingkat
asertif dalam dirinya. Klien sudah mulai berusaha menerapkan
deadline pribadi dan membuat skala prioritas, tetapi klien
beranggapan
bahwa
cara
tersebut
masih
kurang
efektif.
VI.
LAMPIRAN
A. Verbatim
Pertanyaan
Konselor
Gimana
Jawaban Konseli
mbak Baik
sih,
cuma Pembangunan
agak
enak
nggak konseli
sebenernya
Jatuh
mbak?
ke
Bagaimana
Pantai
tiga
warna.
mbak Jalannya licin kan,
temenku
kita
Terus
jatuh.
temenku
kemaren
sempet
tanganku
bengkak
sama
nggak
bisa
digerakin
terus
udah
Tapi
Interpretasi
minta
obat,
udah
Kemaren
pijet
itu
badan
bener-bener
nggak
bisa
digerakin.
temennya Alhamdulillah nggak
dengan
nggak apa-apa?
papa
Kemaren sempet Kalo nggak masuk
nggak masuk juga enggak sih, soalnya
atau
mbak?
liputan
bestari
masih
free
dan
seninnya kuliahnya
masih malem, jadi
masih bisa istirahat.
kan Alhamdulillah masih Klien
Dulu
mbaknya,
waktu (klien
tertawa) menyatakan
ya
miftah emang
ngatur mengalami
masalah ya.
Soalnya... manajemen
waktu.. apalagi
kan
udah waktu
time
semester
management.
6,
ini
Apakah
sekarang
merasakannya?
dalam
sebelumnya
ngerjain
gitu
ya,
kebanyakan
tugasnya
take
home,
jadi
nyalin
tugas
itu
bener
lagi,
tugas
lagi.
Kayak dulu mbak ee...
juga cerita susah merasakan
mengatur
kalo Konseli
sih
masih
ya mengalami
dalam
antara
ee... kan
organisasi
dua membagi
waktu
apakah
juga
kuliah, Kalo
waktu
waktu
dibestari untuk
juga
bulan,
waktu
jadi kuliah
ada
waktu
free.
Apalagi
ya
kebagian
sering
itu
di
setiap
hari
ada
aja
pasti
kerjaannya. Jadi ya
masih belom bisa...
Apakah mbak juga kalau rubrik sendiri Klien
bisa
menolak kan
kita
rolling menyatakan
tugas
diberikan
sering kepadanya
itu. merupakan tugas
dan
dia
Ya bertanggung
karena
tanggung
untuk
udah menyelesaikan
jawab
sekalian
nambah
pengalaman,
kita
ketemu
orang
aja
sih,
maksudnya
tugas
kan
semester 6. Belum
mikir
judul
skripsi
kayak
waktunya tu pengen
tidur gitu kan ya.
Makanya
sekarang
juga
masih
ribet
lah.
heh...
Masalah
ya Konseli
sudah
waktu. menerapkan
sudah
mbak Sebenrnya
berusaha
mencari solusi?
sih
ee... skala
sering
kayak
ngasih akan
schedule dulu
pertama
gitu
ya,
kalau
usaha
sih
udah.
Sejauh
ini
meskipun
masih
prioritas
dikerjakan
kesulitan
dalam
masalah
sampai
keteteran
itu
enggak,
kalaupun keteteran
enggak, tapi cuman
ya
itu
kayak
istirahatnya kurang.
Gitu-gitu.
Jadi, seperti yang Ini, sekarang
mbak
dulu
lagi Konseli
ceritakan puncak-puncaknya
juga.
mersa
sekarang adalah
dari
yang
mengalami
masalah
kekurangan
soalnya
susah
lebih
tugas
lagi
susah enaknya
terus
pagi pokoknya
Apakah tanggungan
dari
tu pada
tugas
kalau individu
yang
kalau membuat
klien
udah harus
bisa
masih
gitu,
merasaknnya?
masih
kalau
yang waktu
bingung
tugas-tugas
ya teman-temannya
ini yang lain
banyak-banyaknya.
Kayak setiap mata
kuliah tu ada aja
tugas.
tugasnya
kebanyakan
dengan
Apalagi
kelompok
kayak
gitu
harus
kan
menyesuaikan
waktu sama tementemen
yang
lain,
nggak
bisa
kita
Cuma,
ee...
apa
mentingin
kita
sendiria.
Bagi
kalau Konseli
merasa
teman-
yang
aktif teman
teman
cuman
memberikan
konstribusi
yang
maksimal
mereka
mbak
terbebani?
anak-anak kelompoknya
lainnya
ata cuman
itu berkonstribusi
numpang sehingga
malas- nama.
satu
Kita
juga
mau menambah
temen beban kerja pada
kalau
konseli.
nggak Tetapi
konseli
anak
enggan
kalau menegur
itu temannya
dari padahal
konseli
ngerjain
cuman yang
dua.
lainnya temannya
Cuma
Yang
salah
dilakukan
itu
konstribusinya kalau
diprosentasikan
sedikit
dibandingkan
kita
berdua.
Nggak
enaknya
tugas
kelompok itu.
Apakah mbak ada Kalau secara tegas Konseli
langkah
untuk bilang
mengingatkan
sih
enggak mengatakan
soalnya
mereka nyindir
halus. tegas
Kadang
teman-
mereka temannya
yang
itu.
kalaupun
Jadi berkonstribusi
kita saat
kerja
kalo
basicnya
udah Konseli
hanya
nggak
teman-
enak. temannya
lebih
suka
mengerjakan tugas
individu dari pada
kelompok.
Kalo
kelompokkan
kita
nyatuin
ide
Apakah
beberapa
bareng-bareng
itu susah.
setiap Aku
orangnya Konseli
kerja
mbak
mengingatkan
dia
atau
Cuma kelompok
menyindir
itu
yang menegur
orang
ngingetin, apalagi
kalau
aku
nyindir-nyindir alus,
nggak tegas kayak
temenku.
Aku
basicnya
emang
kalau
di
merasa emang
gitu
yang
malas
dan
membebani?
Apakah
mbak Sangat,
merasa
karena Konseli
teman-teman
semua. kurangnya
berkonstribusi
Kalaupun
mempengaruhi
membebani
mbak
dalam soalnya
memanage
satu
waktu ?
yang
konstribusi
pasti teman-temannya
kita
otak
kita
dari dalam
banyak kelompok
pikirin menambah
kerja
konseli
Tapi dan
begitu.
Udah buruknya
time
konseli
mencoba, Konseli
sudah
bahwa
mulai
sudah kalau
aku
emang mulai
mengatur punya
waktu,
agenda menerapkan
apakah setiap
tanggal
ini jadwal
untuk
tugas
membuat
harus
prioritas?
tidak
pernah
ada diselesaikan
tugas
yang
kelewatan.
Cuman
kendalanya
kurang
lelah,
tidur,
kalau
tapi
sampai
kelewatan
tugas
tidak pernah.
Tadi mbak bilang Kadang
pernah, Konseli
Soalnya mengatakan
Apakah
ya.
mbak kalau
mengerjakan
beruntun
langsung
malas Kalaupun
mengerjakan ?
kita dengan
kerjain. jadwal
dalam yang
baik
pribadi
dia
buat.
kadang
satunya melanggar
Meskipun telah
yang
dia
buat
itu tugas
di
hari
besok, menyebabkan
asalkan
jangan konseli
samapi
deadline
tugasnya.
resikonya
masih
kelewat mengalami
sih kurang tidur dan
Jadi kelelahan di pagi
kadang hari
kalau
aku
tidur,
harus
besoknya
otomatis
tidur
nggak
kan
sebagai
konsekuensi
Jadi mbak punya Heem.
Membagi
deadline pribadi?
tugas
kuliah,
oragnisasi,
tugas
kelompok
apalagi
kefektifan Konseli
sudah
mengingat
bak tu
kurang
untuk
apa mengatur
wktu
dalam juga
itu,
time
istirahat
management?
kurang
emmang
waktu terapkan
masih masih
belum
atau dapat
dianggap
tugasnya efektif
sih
ngaturnya
sampek
jangan
ada
yang
kelewatan, tapi ya
itu
waktu
kurang,
mengingat
istirahatnya
kayaknya
itu
kurang
ini
efektif?
Apakah
mbak Kita
pernah
keluhannya Konseli
sama-sama
nggak menganggap
memikirkan
cara bisa
membagi teman-temannya
lain
lebih waktu.
Kalaupun juga
yang
cara
mengalami
lain masalah
itu
tok
sih
kepikiran.
yang
dengan
belum
menemukan cara
yang
efektif
untuk
mengatur
waktu
dengan
baik
B. LAPORAN HASIL ASESMEN
A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
Nama
: Miftha Yuliana
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Malang
Suku dan Agama
: Jawa / Islam
Pendidikan
: SMA sederajat
Pekerjaan
: Mahasiswa
Status
: Belum menikah
Tanggal Pemeriksaan
2. Identitas Keluarga
a) Orang tua
Nama
Ayah
Ibu
Sujito
Suprihatin
Umur
59 th
55 th
Alamat
Malang
Malang
S uku Bangs a
Jawa
Jawa
Agama
Islam
Islam
Pendidikan
SMA
S1
Pekerjaan
Wiraswasta
PNS (Guru)
Perkiraan Sosial
Menengah ke atas
menengah
ke
atas
EKonomo
b) Saudara
No Nama
1
Laila
Rahmawati
L/ P Umur Pendidikan
P
Pekerjaa Keteran
n
gan
Pegawai
23 th S1
Honorer
2
3
4
5
B. LATAR BELAKANG KLIEN
1. Pendidikan Klien
Tahun
Tahun
Masuk
Lulus
2001
2007
SMP
SMPN
1Malang
2007
2010
SMA
Ngantang
SMAN
1Malang
2010
2013
Malang
2013
Tingkat
Nama Sekolah
SD
Kota
Pergurua Ngantang
n
UMM
Tinggi
2. Pengalaman Kerja
No
Tempat
1.
Bekerja
Jabatan
Tahun
Tahun
Mas uk
Keluar
Keterangan
2.
3.
4.
5.
3. Kegemaran / hobi:
Hobi klien adalah membaca dan mendengarkan musik di
waktu luang
4. Keluhan
Riwayat Keluhan
Merasa tertinggal dari teman-temannya dan Sulit membagi
waktu menyelesaikan tugas kuliah dan organisasi
Riwayat kesehatan
Tidak ada penyakit berat yang diderita klien
Kebiasaan sehari-hari
Kuliah, mengikuti organisasi
5. Keadaan Keluarga
Hubungan klien dengan keluarganya baik. klien dapat
dikatakan
merupakan
anak
dengan
keadaan
ekonomi
& Tempat
Tanggal
Sabtu,
12
2016
Rumah
Maret Klien
Metode
Tujuan
Wawanca Pencarian
ra
&
Observasi
kasus
yang
akan
assesment.
Untuk
mengetahui
di
permasalahan
klien
dan
mengamati
perilaku
keseharian
klien.
D. Kegiatan Asesmen
Observasi
No
1
Observasi
Interpretasi
Klien mengerutkan dahi dan Klien
merasa
berbicara
mengerucutkan
bibir
ketika bisa
membagi
antara
satu
dengan pekerjaan
yang lain
klien beberapa kali tersenyum klien
ketika
membicarakan
temannya
teman- membayangkan
kegiatan-kegiatan
menyenangkan
dengan
teman-
temannya
diluar
pengerjaan tugas
Wawancara
No
1.
Point Verbatim
Intepretasi
Temat
ik
Interviewer : Mungkin subjek merasa Pressur
boleh
mbaknya
tau,
Mungkin tertekan
bisa
cerita dengan
e
tugas
perkuliahan
Semseter
kan
punya
masalahnya menyelesaikan
saya
Writing
itu
Thesis
belum
menuntut menyelesaikan
masih
belum
draft
sementara
masing-masing
Selain
tentang
judul
tugas Klien
merasa Stress
binging
membagi
waktu
antara waktu
antara
kuliah tugas
satu
tugasnya
banget,
tugas
banyak yang
lain,
belum ditambah
presentasi,
lagi
tugas dengan
yang
yang
sharing-sharing
nyesuain
3
jadwal,
rempong banget
Interviewer : terus selain klien
merasa Stress
masalah
selain tugas
hanya
membagi
antara
skripsi
tugas
waktu perkuliahan
sama yang ada dan
kelompok
gitu-gitu.
ada
kayak kegiatan
Apa
mungkin organisasi
masalah
juga yang
: oh iya,
satu
kecil
gimana
saya
lah
itu
di
dituntut
bestari
kan
deadline
jadi
apalagi
bestari
itu
sekarang
udah
mau
hari
dituntut
kantornya
student
ke
bestari,
Center,
buat
bikin
bingung
saya
antara
tu
kuliah
begadang
juga
gitu sih.
E. Deskripsi Hasil Asesmen
Dari hasil asessmen dapat diketahui bahwa klien memiliki
tinggi badan sekitar 155 cm dan berat badan sekitar 50 kg.
Saat bertemu, klien menggunakan baju berwarna hitam dan
celana pendek berwarna coklat muda. Wajah klien terlihat
lelah dan kurang bersemangat. Selama sesi berlangsung
klien banyak menunjukkan ekspresi kesal.
Klien berusia 21 tahun dan belum menikah. Klien
merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, Ayahnya bekerja
sebagai Wiraswasta, sedangkan Ibunya bekerja sebagai
seorang guru. Klien berasal dari Malang dan sedang
menempuh pendidikan S1 di Universitas Muhammadiyah
Malang. Klien mengaku selama ini belum pernah mengalami
sakit yang serius hingga harus di rawat di rumah sakit.
Hubungan klien dengan saudara perempuannya sangat
baik, klien bercerita bahwa saudaranya hampir setiap akhir
pekan bermain ke kosnya. Klien mengaku hubungan dengan
kedua orangtuanya juga baik.
Selama sesi berlangsung, klien bercerita bahwa dia
merasa tertekan dikarenakan tugas perkuliahannya dimana
klien
diharuskan
mencari
judul
skripsi.
Klien
merasa
juga
mengaku
dia
tidak
hanya
dibingungkan
dengan
(1986)
stressor
dapat
Daily hassles
berulang-ulang
lebih
kuat
dari
pada
teman-temannya
yang
lain
dan
yang
dirasakan
klien
akibat
dari
susahnya
bergerak
cepat
dan
sebagainya.
Fase
ini
dapat
digunakan
adalah
dengan
memulai
Daftar Pustaka
Sanyata, S. (2012). Teori dan Aplikasi Pendekatan Behavioristik dalam
Konseling. Jurnal Paradigma .
Mulyadi, Agus. 2003. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Winkel, W.S. 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Edisi
Revisi. Jakarta: Gramedia