PENYUSUN
: RACHMAD KURNIAWAN
NIM
: 102013321
I. PENDAHULUAN
Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah di Indonesia. Padahal
berbagai upaya penanganan, baik secara medis maupun upaya perubahan tingkah
laku dengan melakukan pendidikan kesehatan terus dilakukan. Namun upayaupaya tersebut belum memberikan hasil yang memuaskan.
Diare menyerang siapa saja tanpa kenal usia. Diare yang disertai gejala buang
air terus-menerus, muntah dan kejang perut kerap dianggap bisa sembuh dengan
sendirinya, tanpa perlu pertolongan medis. Memang diare jarang sekali yang
berakibat kematian, tapi bukan berarti bisa dianggap remeh.
II.DEFINISI
Diare didefinisikan sebagai pengeluaran feses yang lunak dan cair. Urgensi
adalah sensasi ingin defeksi yang tidak dapat ditunda. Ini dapat mengindikasi
adanya iritabilitas rectum tetapi dapat pula terjadi ketika volume feses yang cair
terlalu banyak, sehingga menyebabkan rectum terlalu penuh sebagai tempat
penimbunan. Frekuensi hanya menggambarkan jumlah feses yang dikeluarkan
dan dapat atau tidak berhubungan dengan urgensi atau diare.
GAMBARAN DIAGNOSTIK
1. DIARE AKUT
a. Infeksi
Shigella/Salmonella: berhubungan gengan nyeri kolik abdomen,
muntah.
Disentri: darah bercampur lender, ulkus pada rectum, dan Entamoeba
DAFTAR PUSTAKA
Pierce A. Grace, Neil R. Borwey. At a glance ilmu bedah. Edisi ke-3. Jakarta:
Erlangga; 2006.h.45.