Case Report (HNP)
Case Report (HNP)
: Diporapdwijoyo Sinoputro
NIM
: 112014333
Tanda Tangan:
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. AH
Umur
: 50 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Menikah
Pendidikan
: SMK
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
No CM
: 036893
Perawatan
: Rawat Jalan
DAFTAR MASALAH
No
1.
2.
3.
Masalah aktif
Lower Back Pain
Hipertensi
Ischialgia
Tanggal
17-6-2015
17-6-2015
17-6-2015
Tanggal
17-6-2015
SUBJEKTIF
1) Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis pada hari Minggu, 21 Juni 2015 WIB
2) Keluhan Utama
Nyeri pinggang yang menjalar ke kaki kanan
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaku merasakan rasa sakit yang menjalar dari pinggang ke sepanjang kaki
kanan. Pasienberkata bahwa dia mengetahui bahwa dirinya terkena saraf kejepit sejak
dulu. Pasien mengaku pernah dioperasi 2 kali pada tahun 2003 dan 2006. Pada kedua
operasi tersebut rasa sakit yang dirasakan pasien menghilang sama sekali, namun kadang
pasien merasa kesemutan. Pada tanggal 28 Maret, pasien merasakan rasa sakit yang
dirasa tidak tertahankan sehingga pasien datang ke IGD dan dirawat inap selama 10 hari.
Setelah pulang dari rawat inap, pasien mengaku rasa sakit yang dirasakannya sudah jauh
berkurang.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi grade 1, Diabetes Mellitus (-), Sakit Jantung (-)
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (+), Sakit jantung (-), kelainan pembekuan darah (-)
6) Riwayat Sosial, ekonomi, pribadi
Pasien merupakan seorang pegawai dengan seorang istri dan 2 orang anak. Pasien
mengaku kondisi ekonominya cukup untuk menghidupi anak dan istrinya. Hubungan
sosial pasien dengan keluarga dan lingkungannya baik. Pasien juga mengaku keadaan
rumahnya cukup bersih dan lapang untuk ditinggali 4 orang. Kebersihan rumah dan diri
pasien juga baik.
OBJEKTIF
1) Status presens
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
Suhu
Kepala
Leher
Dada
Jantung
Perut
3) Status neurologikus
a. Kepala
Bentuk
Nyeri tekan
Simetris
b. Leher
Sikap
Pergerakan
Kaku kuduk
c. Urat Saraf Kepala
: Normosefali
: (-)
: (+)
: Simetris
: bebas
: (-)
N I (Olfaktorius)
Subjektif
: baik
N II (Optikus)
Kanan
Kiri
Tajam penglihatan
tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Pengenalan warna
Lapang pandang
Fundus okuli
tidak dilakukan
tidak dilakukan
N III (Okulomotorius)
Kanan
Kelopak mata
Kiri
Terbuka
Terbuka
Superior
Inferior
Medial
Endoftalmus
tidak ada
tidak ada
Eksoftalmus
tidak ada
tidak ada
Diameter pupil
3 mm
3 mm
Bentuk
bulat
bulat
Langsung
Tidak langsung
Strabismus
Gerakan mata :
Pupil :
Nistagmus
Reflex konversi
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Refleks konsesuil
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Melihat kembar
N IV (trochlearis)
Pergerakan mata
Strabisumus
Diplpopia
tidak dilakukan
-
tidak dilakukan
-
N V ( Trigeminus)
Kanan
Kiri
Membuka mulut
Mengunyah
Menggigit
Sensibilitas
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Refleks kornea
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Refleks masetter
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Mengunyah
N VI ( abdusens )
Kanan
Gerak mata lateral
Kiri
tidak ada kelainan
Strabismus
Diplopia
N VII ( Fasialis)
Kanan
Mengerutkan dahi
Menutup mata
Memperlihatkan gigi
Bersiul
tidak dilakukan
N VIII ( Vestibulokoklearis )
Kanan
Kiri
Kiri
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Detik arloji
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Webber
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Rinne
tidak dilakukan
tidak dilakukan
N IX ( Glosofaringeus )
Kanan
Kiri
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Sensibilitas
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Pharynx
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Refleks muntah
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Tersedak
tidak dilakukan
tidak dilakukan
N X ( Vagus )
Kanan
Kiri
Arkus faring
Bicara
Menelan
N XI ( Asesorius )
Kanan
Kiri
Mengangkat bahu
Memalingkan kepala
Kanan
Kiri
N XII ( Hipoglosus )
Pergerakan lidah
Tremor lidah
Artikulasi
Badan
o Motorik
Respirasi
Duduk
Bentuk columna vertebralis
Pergerakan columna vertebralis
o Sensibilitas
Kanan
Taktil
Baik
Nyeri
Thermi
Diskriminasi
Lokalisasi
Baik
tidak dilakukan
tidak dilakukan
baik
o Refleks
Refleks kulit perut atas
Refleks kulit perut bawah
Refleks kulit perut tengah
Refleks kremaster
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
Baik
tidak dilakukan
tidak dilakukan
baik
Kanan
Bebas
5,5,5
normotonus
tidak ada
Kanan
baik
baik
tidak dilakukan
tidak dilakukan
baik
Kanan
++
++
++
Kiri
Bebas
5,5,5
normotonus
tidak ada
Kiri
baik
baik
tidak dilakukan
tidak dilakukan
baik
Kiri
++
++
++
Kanan
baik
4,4,5
Normotonus
tidak ada
Kiri
terbatas
5,5,5
Normotonus
tidak ada
o Sensibilitas
Taktil
Nyeri
Thermi
Diskriminasi
Lokalisasi
Kanan
Baik
Bertambah
tidak dilakukan
tidak dilakukan
baik
Kiri
berkurang
baik
tidak dilakukan
tidak dilakukan
baik
8
o Refleks
Patella
Achilles
Babinski
Tes Chaddoux
Tes Laseque
Tes Bragard
Tes Patrick
Tes Anti-Patrick
Kanan
++
++
(-)
(-)
(+)
(+)
(-)
(-)
Kiri
++
++
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Alat Vegetative
a. Miksi
: baik
b. Defekasi : baik
4) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium:*
-
Terlampir
Terlampir
RINGKASAN
1. Subjektif
Pasien datang untuk kontrol mengenai rasa sakit yang menjalar dari pinggang ke kaki
kanannya.
Pasien memiliki riwayat operasi penyakit HNP sebanyak 2 kali, yakni pada tahun 2003 dan
2006. Setelah operasi pasien merasa baik-baik saja meski kadang ada rasa kesemutan pada
kakinya. Pada tanggal 28 Maret 2015 tiba-tiba pasien merasakan rasa sakit yang luar biasa
sehingga pasien memutuskan untuk datang ke IGD dan dirawat inap.
2. Objektif
9
Keadaan umum
: Tampak sakit ringan
Kesadaran
: compos mentis
Tekanan darah : 140/90
Nadi
: 90 kali/ menit
Pernapasan
: 20 kali/ menit
o
Suhu
: 36,7 C
Kekuatan dan gerakan pada anggota gerak bagian atas baik dan bawah kanan baik,
anggota gerak bawah kanan ada terbatasnya gerakan karena rasa sakit.
3. Assesment
Diagnosis Klinis
: Ischialgia dextra
Diagnosis Topis
Diagnosis Etiologi
4. Planning
a. Medika Mentosa
o Analgetik
o NSAID
PROGNOSIS
Ad vitam
: ad bonam
Ad fungsionam
: dubia ad bonam
Ad sanationam
: dubia ad bonam
10
TINJAUAN PUSTAKA
---A. DEFENISI
HNP ( Hernia Nukleus Pulposus ) yaitu keluarnya nukleus pulposus dari discus melalui robekan
annulus fibrosus hingga keluar ke belakang atau dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah ke
dorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan gangguan.1,2
B. PATOFISIOLOGI
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP :2
1. Aliran darah ke discus berkurang
2. Beban berat
3. Ligamentum longitudinalis posterior menyempit
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan nucleus pulposus ( gel )
akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang berada di canalis vertebralis menekan radiks.2
11
Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif ( nyeri ) yang terangsang oleh berbagai stimulus lokal
( mekanis, termal, kimiawi ). Stimulus ini akan direspon dengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi
yang akan menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang bertujuan untuk
mencegah pergerakan sehingga proses penyembuhan dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah
spasme otot, yang selanjutnya dapat menimbulkan iskemia.3
Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan terlibatnya berbagai mediator
inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada sistem saraf. Iritasi neuropatik pada
serabut saraf dapat menyebabkan 2 kemungkinan. Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput
pembungkus saraf yang kaya nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi. Nyeri
dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan serabut saraf misalnya karena
pergerakan. Kemungkinan kedua, penekanan mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan
biomolekuler di mana terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion lainnya. Penumpukan ini menyebabkan
timbulnya mechano-hot spot yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan termal. Hal ini merupakan
dasar pemeriksaan Laseque.2,3
C. ETIOLOGI
Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :2-4
-
lama.
Sering membungkuk.
Posisi tubuh saat berjalan
Proses degeneratif ( usia 30-50 tahun ).
Struktur tulang belakang.
Kelemahan otot-otot perut, tulang belakang. Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus
tidak kuat menahan nucleus pulposus ( gel ) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang
berada di canalis vertebralis menekan radiks.
D. FAKTOR RESIKO
12
13
Rasa nyeri sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan, terutama banyak
membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan.
Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat, batuk, bersin akibat
bertambahnya tekanan intratekal.
Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota badan bawah/ tungkai
bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah dan hilangnya refleks tendon
1. Pemeriksaan penunjang1-5
a Pemeriksaan neurofisiologi. Terdiri dari: Elektromiografi ( EMG )
Bisa mengetahui akar saraf mana yang terkena dan sejauh mana gangguannya, masih dalam tahap iritasi
atau tahap kompresi
b Somato Sensoric Evoked Potential ( SSEP )
Berguna untuk menilai pasien spinal stenosis atau mielopati
c Myelogram
Berguna untuk menjelaskan ukuran dan lokasi dari hernia. Bila operasi dipertimbangkan maka
myelogram dilakukan untuk menentukan tingkat protrusi diskus. Juga digunakan untuk membedakan
kompresi radiks dari neuropati perifer.
d MRI tulang belakang
Bermanfaat untuk diagnosis kompresi medulla spinalis atau kauda equina. Alat ini sedikit kurang teliti
daripada CT scan dalam hal mengevaluasi gangguan radiks saraf. MRI merupakan standar baku emas
untuk HNP.
e Pemeriksaan Radiologi
Foto rontgen tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini normal atau memperlihatkan perubahan
degeneratif dengan penyempitan sela invertebrata dan pembentukan osteofit.
14
g
h
15
F. TERAPI
Pada prinsipnya penanganan HNP dapat mencakup :2-4
1. Medikamentosa
Pemberian obat anti inflamasi non steroid ( OAINS ) diperlukan untuk jangka waktu pendek disertai
dengan penjelasan kemungkinan efek samping dan interaksi obat. Tidak dianjurkan penggunaan muscle
relaxan karena memiliki efek depresan. Pada tahap awal, apabila didapati pasien dengan depresi
premorbid atau timbul depresi akibat rasa nyeri, pemberian anti depresan dianjurkan. Untuk pengobatan
simptomatis lainnya, kadang-kadang memerlukan campuran antara obat analgesik, antiinflamasi,
OAINS, dan penenang.
2. Penanganan operatif
Tindakan operatif pada HNP harus berdasarkan alasan yang kuat yaitu berupa:
Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih 4 minggu: nyeri berat/intractable/ menetap/
progresif.
Defisit neurologik memburuk
Sindroma kauda ekuina. Stenosis kanal; setelah terapi konservatif tak berhasil.
Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan radiologi.
3. Rehabilitasi Medik
a. High frequency current ( HFC CFM)
Arus kontinu elektromagnetik ( CEM ) berfrekuensi 27 MHz dan panjang gelombang 11,06 m, dapat
memberikan efek lokal antara lain :
- Mempercepat resolusi inflamasi kronik
- Mengurangi nyeri
- Mengurangi spasme
- Meningkatkan ekstensibilitas jaringan fibrous
b. Traksi Mekanik
Traksi merupakan proses mekanik menarik tulang sehingga sendi saling menjauh. Efek mekanis traksi
pada tulang belakang adalah :
- Mengulur otot-otot paravertebralis, ligamen dan kapsul sendi
- Peregangan terhadap diskus intervertebralis
- Peregangan dan penambahan gerakan sendi apofisial pada prosesus artikularis.
- Mengurangi nyeri sehingga efek relaksasi akan lebih mudah diperoleh
4. Pembedahan
Merupakan tindakan yang paling jarang di lakukan. Pada umumnya dilakukan bila nyeri karena tonjolan
discus ( hernia nucleus pulposus HNP). Bila nyeri tidak teratasi dan kelemahan tungkai beranjak
memburuk, karena tekanan pada saraf.
16
Pencegahan3,4
1. Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan satu lutut dan gerakkanlah
menuju dada lalu tahan beberapa detik. Kemudian lakukan lagi pada kaki yang lain. Lakukanlah
beberapa kali.
2. Berbaringlah terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanlah ke lantai. Kencangkanlah perut
dan bokong lalu tekanlah punggung ke lantai, tahanlah beberapa detik kemudian relaks. Ulangi
beberapa kali.
3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat di lantai. Lakukan sit up
parsial, dengan melipatkan tangan di tangan dan mengangkat bahu setinggi 6 -12 inci dari lantai.
Lakukan beberapa kali.
1. Berjalanlah setiap hari dengan menggunakan pakaian yang nyaman dan sepatu berhak rendah
17
2. Makanlah makanan seimbang, diit rendah lemak dan banyak mengkonsumi sayur dan buah untuk
mencegah konstipasi.
PROGNOSIS
Dengan operasi 90% perbaikan fungsi secara baik dalam 1 tahun. Perbaikan motoris biasanya lebih
cepat dari pada sensorik. Menurut Anderson, faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan/prognosis
adalah: diagnosis etiologi spesifik, usia lanjut, pernah nyeri pinggang sebelumnya dan gangguan psikososial.
Sebagian besar pasien sembuh secara cepat dan tanpa gangguan fungsional. Rata-rata 60-70% sembuh
dalam 6 minggu, 80-90% dalam 12 minggu. Penyembuhan setelah 12 minggu berjalan sangat lambat dan
tak pasti. Diagnosis sangat berkaitan dengan penyembuhan, penderita nyeri pinggang bawah dengan
iskialgia membutuhkan waktu lebih lama dibanding dengan tanpa iskialgia. Dari penelitian Weber, tahun
pertama terdapat perbaikan secara signifikan pada kelompok yang dioperasi dibanding tanpa operasi, namun
kedua kelompok baik dioperasi maupun tidak, pada observasi tahun ke 4-10 terlihat perbaikan yang ada
tidak berbeda secara signifikan.2-4
DAFTAR PUSTAKA
1. Sidharta P. Neurologi klinis dasar edisi 4, cetakan kelima. Jakarta: PT Dian Rakyat; 1999. 8795.
2. Sidharta P. Sakit Neuromuskuler dalam praktek umum. Jakarta: PT Dian Rakyat. 182-212
3. Nuarta B. Kapita selekta kedokteran: ilmu penyakit saraf edisi 3, jilid kedua, cetakan ke
enam. Jakarta:Media Aesculapius; 2004. 54-59
4. Purwanto ET. Hernia nucleus pulposus. Jakarta: Perdosi
5. Sidharta P. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Jakarta : PT Dian Rakyat; 2005. 197-215
18