Anda di halaman 1dari 13

PENGELOLAAN Kas

KAS merupakan bentuk aktiva yang paling


likuid,yang bisa dipergunakan segera untuk
memenuhi kewajiban finansial perusahaan.

7 . 1 Motif Memiliki Kas


Tiga motif untuk memiliki kas menurut Jhon Maynard
Keynes :
1.Motif Transaksi
Perusahaan menyediakan kas untuk membayar
berbagai transaksi bisnis, baik reguler maupun tidak.
2.Motif berjaga-jaga
Dimaksudkan untuk mempertahankan saldo kas guna
memenuhi permintaan kas yang sifatnya tidak terduga.
3.Motif skekulasi
Dimaksudkan untuk meperoleh keuntungan dari memiliki
atau menginvestasikan kas dalam bentuk investasi yang
sangat liquid.

7 . 2 Model-Model Manajemen Kas


7.2.1 Model Persediaan
Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa kenutuhan akan kas dalam suatu
perusahaaan mirip dengan pemakaian persediaan . Apabila perusahaan memiliki saldo kas
yang tinggi, perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih
menguntungkan. Sebaliknya apabila saldo kas terlalu rendah, kemungkinan perusahaan
mengalami kesulitan likuidasi akan makin besar. Karena itu seharusx ada penyeimbangan.
Masalah yang sama juga terjadi pada persediaan. Misalkan suatu toko buku
menghadapi permintaan buku Manajemen Keuangan Secara ajeg setiap waktu. Misalkan
permintaan buku tersebut dalam satu tahun adalah 240 satuan, dan toko buku tersebut
memesan Q satuan setiap kali pesan. Dengan demikian frekuensi pesanan dalam satu
tahun adalah
Frekuensi pesanan dalam satu tahun = Penjualan/Q = 240/Q
Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan akan berkisar dari 0 sampai dengan Q
satuan. Dengan demikian rata-rata persediaan buku tersebut adalah
Rata-rata persediaan = (Q/2) satuan

Apabila jumlah permintaan buku (yaitu 240 satuan) kita beri notasi
D, dan setiap kali perusahaan memesan memerlukan biaya sebesar o,
maka biaya pemesanan dalam satu tahun adalah
Biaya pemesanan dalam satu tahun (D/Q)o
Dengan demikian total biaya persediaan dalam satu tahun (kita beri
notasi Y) adalah,
Y = (Q/2)I + (D/Q)
Biaya ini yang harus diminimumkan . Untuk itu persamaan (7.1)
tersebut kita derivasikan terhadap Q, dan kita buat sama dengan nol.
(dY/dQ) = (i/2) (oD/Q) = 0
(oD/Q) = (i/2)
iQ
= 2oD
Q = [(2oD/i]
Yang juga dinyatakan sebagai,

Pemikiran yang sama bisa diteraokan untuk pengelolaan kas. Misalkan kebutuhan kas setiap
periodenya selalu sama. Dengan demikian apabila pada awal suatu periode jumlah kas = Q, maka
sedikit demi sedikit saldo kas akan mencapai nol. Pada saat mencapai nol, perusahaan yang perlu
merubah aktiva lain (misalkan sekuritas) menjadi kas sebesar Q. Pertanyaan yg perlu dijawab
disini adalah beberapa jumlah sekuritas yang harus dirubah menjadi kas setiap kali diperlukan
yang akan meminimumkan biaya karena memiliki kas dan biaya karena merubah sekuritas
menjadi kas. Ilustrasi berikut ini mungkin bisa memperjelas permasalahan.
Misalkan kebutuhan kas setiap tahun adalah Rp1.200 juta , dan pemakaiaannya per hari
konstan. Biaya transaksi setiap kali merubah sekuritas menjadi kas adalah Rp50.000. Tingkat
bunga yang diperolah karena memiliki sekuritas adalah 12% per tahun. Dengan menggunakan
persamaan (7.2), maka bisa dihitung jumlah sekuritas yang harus berubah menjadi kas setiap kali,
yaitu

Ini berarti bahwa perusahaan perlu menjual sekuritas senilai Rp31,623 juta setiap kali saldo
kasnya mencapai nol. Dengan cara tersebut perusahaan akan meminimumkan biaya karena
mencapai nol. Debgan cara tersebut perusahaaan akan meminimumkan biaya karena kehilangan
kesempatan untuk menanamkan dana pada sekuritas dan biaya transaksi. Biaya-biaya tersebut
adalah,
1.Biaya kehilangan kesempatan
= (Rp31,623 juta/2) x 0,12
= Rp1,897 juta
2.Biaya transaksi
= (Rp1200/31,623) x Rp50.000
=Rp1.897 juta
Total biaya menjadi 2(Rp1,897 juta) Rp3794 juta (perhatikan bahwa pada saat biaya
minimum, biaya simpan
sama dengan biaya pesan).

7.2.2 Model Miller dan Orr


Dalam keadaan penggunaan dan pemasukan kas bersifat acak,
perusahaan perlu menetapkan batas atas dan batas bawah saldo kas.
Aapabila saldo kas mencapai batas atas, perusahaan perlu merubah
sejumlah tertentu kas, agar saldo kas kembali ke jumlah yang diinginkan.
Sebaliknya apabila saldo kas menurun dan mencapai batas bawah,
perusahaan perlu menjual sekuritas agar saldo kas naik kembali ke jumlah
yang diinginkan. Secara diagramastik bisa digambarkan sebagai berikut :
Kas (rupiah)
h

0
Model dengan batas-batas pengawasan

waktu

Batas atas dalam gambar tersebut ditunjukkan oleh garis h, dan batas bawah oleh titik 0. Ini
berarti bahwa perusahaan menetapkan jumlah minimal kas mencapai nol baru perusahaan akan
merubah (menjual) sekuritas untuk menambah jumlah kas menjadi z (yautu jumlah kas yang
diinginkan perusahaan). Tentu saja perusahaan bisa menentukan batas bawah tidak harus nol rupiah.
Rumus yang disajikan oleh Miller dan Orr adalah sebagai berikut :

Dalam hal ini o = biaya tetap untuk melakukan transaksi

= variance arus kas masuk bersih harian (suatu


ukuran penyebaran arus kas)
i
= bunga harian untuk investasi pada sekuritas
Nilai h yang optimal adalah 3z. Dengan batas pengawasan tersebut modal ini meminimumkan
biaya keseluruhan dari pengelolaan kas. Rata-rata saldo kas bisa ditentukan terlebih dulu, tetapi kirakira akan sebesar (z + h)/3.
Misalkan
o
= Rp50.000

= (2,3 juta)
i
= 12% per tahun, atau kira-kira (0,12/365) per hari
dan batas bawah ditentukan nol rupiah.
Dengan demikian maka,
Z = []1/3 = [(6,034)20]1/3
Z = Rp8,45 juta
Nilai batas atas adalah 3(Rp8,45 juta) = Rp25,35 juta. Pada saaat saldo kas mencapai Rp25,35
juta, perusahaan harus merubah Rp16,90 juta menjadi sekuritas agar saldo kas kembali ke Rp8,45
juta. Sebaliknya pada saat saldo kas mencapai nol rupiah, perusahaan harus menjual sekuritas senilai

7 . 3 Sistem Pengumpulan dan Pembayaran


Kas
Dalam perkonomian yang pembayaran transaksi dilakukan tidak lagi dengan uang tunai tetapi
dengan cheque, timbul situasi dimana pembayaran yang dilakukan oleh perusahaantidak segera
mengurangi saldo kas,dan penerimaan cheque tidak segera diikuti dengan penambahan saldo kas.
Misalkan kita membayar dengan cheque senilai Rp100 juta pada tanggal 13 0ktober 1993.
Sebelum kita membayar (dan menulis cheque tersebut), saldo rekening giro kita di bank misalnya
Rp300 juta. Dengan demikian setelah pembayaran tersebut kita mencatat bahwa saldo kita tinggal
Rp200 juta. Tetapi bank kita belum mengurangi jumlah tersebut sampai cheque tersebut
dikliringkan.
Dengan demikian bank masih akan mencatat saldo sebesar Rp300 juta. Selisihnya ini disebut
float.
Float tersebut memungkinkan perusahaan menuliskan cheque yang secara keseluruhan
jumlahnya lebih besar dari saldo kas (giro) yang dicatat oleh perusahaan. Kalau rata-rata waktu
yang diperlukan untuk mengkliringkan vheque memakan waktu dua hari, perusahaaan bisa saja
menuliskan cheque pada suatu hari meskipun saldonya kosong, asalkan dua hari kemudian bisa
mengisi rekeningnya dengan jumlah minimal yang diperlukan. Bahkan kadang-kadang perusahaan
melakukan juggling dengan menciptakan float dari beberapa bank tempat perusahaan menjadi
kliennya. Artinya perusahaan sengaja menuliskan cheque atas suatu bank, kemudian
menyetorkannya pada bank satunya, sehingga tercipta jumlah float yang cukup berarti. Tentu saja
cara semacam ini sangat berisiko.
Float bisa juga berlaku secara terbalik. Misalkan kita menerima pembayaran dalam bentuk
cheque sejumlah Rp50 juta. Kita setorkan ke bank kita, dan kita catat saldo giro kita di bank
tersebut bertambah Rp50 juta. Meskipun demikian bank kita baru menambah saldo rekening kita
kalau cheque tersebut telah di kliringkan (karena cheque tersebut bukan cheque bank tempat kita
menjadi nasabah). Kalu kita gabungkan dengan contoh di atas, maka mempunyai float positif
sebesar Rp100 juta tetapi menanggung float negatif sebesar Rp50 juta. Dengan demikian net float
kita menjadi Rp50 juta.

Karena itu sistem pengumpulan kas mempunyai tujuan untuk mempercepat


pemanfaatan kas. Salah satu cara adalah dengan menggunakan concentration
banking. Dengan cara ini perusahaan menetapkan berbagai pusat pengumpulan
pada bagian wilayah sesuai dengan penyebaran penjualannya, dan tidak hanya satu
pusat pengumpulan 9di kantor pusat). Dengan demikian pembeli di wilayah A
diminta membayar dengan menyerahkan (mengirim) cheque ke suatu bank (yang
dipilih oleh perusahaan) di daerah A. tidak perlu mengirimkan cheque langsung ke
(kantor pusat) perusahaan. Hal ini disebabkan karena pembeli mungkinmenulis
cheque atas bank tertentu di daerha A, yang kalau cheque tersebut kemudian dikirim
ke (kantor pusat) perusahaan yang berlokasi sanagat jauh dari wilayah A, akan
memerlukan waktu yang lebih lama untuk dikliringkan dan mungkin juga memakan
biaya yang lebih besar. Contoh yang sering kita jumpai adalah penerbit di inggris
meminta pembeli menulis cheque atas bank yang di inggris , dan dinyatakan dalam
pounndsterling. Kalau misalkan cheque atas bank di Amerika Serikat, penerbit di
Inggris akan memerlukan waktu yang sangat lama (dan biaya yang sangata mahal)
untuk menguangkan cheque tersebut.
Apabila perusahaan bisa menggunakan draft, perusahaan bisa menunda
pengeluaran yang mengeluarkan kas karena draft tersebut perlu dikonfirmasi oleh
perusahaan yang mengeluarkan sebelum bank membayar kepada mereka yang
menyerahkan drafttersebut. Selama menunggu konfirmasi tersebut, perusahaan
sebenarnya menunda pembayaran yang harus dilakukan. Kalau pembayaran gaji
dilakukan dengan menggunakan cheque, maka pembayaran pada akhir mingguakan
memaksa cheque tersebut baru bisa diuangkan awal minggu depan. Ini juga
merupakan cara untuk menunda pengeluaran kas

7 . 4 Portofolio Investasi
Misalkan perusahaan saat ini memiliki saldo kas sebesar Rp600 jta. Diperkirakan
(dari anggaran kas yang disusun) Rp 400 juta diantaranya baru akan dipergunakan pada
tiga bulan yang akan datang. Untuk itu manager keuangan bisa, misalkan,
mendepositkan Rp400 juta tersebut untuk jangka waktu 3 bulan dengan bunga
(misalkan) 12% per tahun. Dengan demikian selama 3 bulan tersebut perusahaan akan
memperoleh penghasilan dari investasinya sebesar,
(0,12/12) x 3 x Rp400 juta = Rp12,0 juta
Kalau misalkan manager tersebut tidak yakin bahwa dana yang bebas selama 3
bulan mendatang akan mencapai sebesar Rp400 juta, maka ia bisa memutuskan
mendepositkan jumlah yang kurang dari Rp400 juta. Kalau cara ini di tempuh, maka
keuntungan yang diterima tentu akan lebih kecil dari Rp 12 juta. Cara lain adalah
melakukan diserfikasi. Ia bisa menginvestasikan dana sebesar Rp400 juta tersebut pada
berbagai jenis saham.
Bisa juga dilakukan investasi, misalkan, Rp200 juta pada deposito 3 bulan dan
Rp200 juta pada berbagai jenis saham. Diversifikasi investasi pada berbagai saham
dimaksudkan untuk mengurangi risiko (lihat kembalibab 4). Kalau ditempuh cara
tersebut , maka kombinasi investasi tersebut bisa digambarkan sebagaimana pada
gambar 7.2
Esensi pengaturan kas tersebut adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan kas.

Jumlah saldo kas yang terlalu banyak memang baik apabila apabila
dipandang dari sisi likuiditas, tetapi tidak menguntungkan apabila dipandang dari
aspek profitabilitas . Hal yang sebaliknya berlaku apabila saldo kas terlalu kecil .
Karena itulah pengaturan kas diperlukan.
Dana yang diinvestasikan
(jutaan rupia

400
Investasi pada berbagai sekuritas
200
Deposito jangka waktu 3 bulan
0
waktu
Gambar 7.2 Portofolio investasi jangka pendek
Investasi pada sekuritas dipilih karena sifat mudah diubahnya investasi
tersebut menjadi kas (sangat likuid). Untuk menentukan berapa banyaknya
sekuritas yang akan dirubah menjadi kas, bisa dipergunakan model Miller dan Orr.
Kalau perusahaan terpaksa menguangkan deposito, biasanya bank akan
mengenakan denda kepada perusahaan.

7 . 5 Ringkasan
Pengaturan kas bertujuan untuk memaksimumkan pemanfaatan kas
tanpa mengabaikan likuiditas. Perusahaan memiliki kas berdasarkan atas
berbagai motif, yaitu motif transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi. Motif
spekulasi nampaknya merupakan proporsi yang paling sedikit dalam
kepemilikan kas.
Berbagai model manajemen kas dikembangkan, antara lain model
persediaan dan model Miller dan Orr. Kedua model tersebut pada dasarnya
ingin menyeimbangkan antara biaya transaksi dan opportunity cost karena
menahan kas.
Sewaktu merancang sistem pembayaran dan pengumpulan kas,
perusahaan perlu memperhatikan kemungkinan memanfaatkan dan
menanggung float. Penggunaan draft dan concentration banking akan
membantu pemanfaatan kas lewat penundaan pembayaran kas dan
mempercepat pengumpulan kas.
Akhirnya kelebihan kas dalam jangka pendek dapat pula
diinvestasikan pada berbagai instrumen keuangan yang likuid,tetapi
diharapkan akan memberikan keuntungan yang lebih besar daripada
menyimpan dalam rekening giro.

Anda mungkin juga menyukai