Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengelola suatu organisasi dalam suatu lingkungan yang
terus berubah dan sering harus menghadapi persaingan nasional
maupun internasional yang berat, merupakan tugas yang menuntut
ketrampilan, pertimbangan dan sumber daya yang luar biasa.
Organisasi itu bervariasi dalam tujuan, konstitusi, metode dan
teknologi dalam mencapai tujuannya dan dalam cakupan, ukuran
serta lokasi operasi dan pasar mereka. Lagi pula mereka berada
dalam lingkungan ekonomi, politik, dan sosial serta kebudayaan dan
subculture yang berbeda-beda.1 Organisasi bukan hanya produk
suatu teknologi tertentu. Organisasi pengalaman dan pandangan
yang berbeda, dan dalam kadar tertentu mencerminkan kepribadian
dari mereka yang memimpin dan membentuk organisasi tersebut.
Setiap organisasi dalam arti tertentu adalah suatu eksperimen
sosial,

yang

terus

berubah

dan

menyesuaikan

diri

dan

menyesuaikan diri sejalan dengan perubahan lingkungan.


Dengan semakin berkembangnya dunia tekhnologi

para

pengusaha berfikir kembali tentang strategi apalagi yang harus


mereka

lakukan

memperbaiki

dari

untuk

melancarkan

berbagai

segi

usaha

mereka.

Mulai

perusahaan

mereka,

mulai

hubungan dengan pegawai maupun antar perusahaan yang harus


diatur

secara

terstruktur.Salah

satunya

dengan

organisasi

di

perusahaan tersebut, yang akan bersama-sama kita bahas yakni


tentang organisasi pembelajar.
Dalam organisasi pembelajar dengan lingkungan kerja yang
baru, struktur vertikal yang menciptakan jarak antara puncak dan
dasar organisasi di bubarkan. Struktur diciptakan di sekitar aliranaliran kerja atau proses proses inti dan bukan pada fungsi-fungi
departemental. Semua orang yang bekerja pada sebuah proses
tertentu, seperti pengembangan produk baru atau pemenuhan
1 Dennis lock, managemen umum buku 1, (jakarta,PT.elexmedia
komputindo:1997)hal:43
1

pesanan, mempunyai akses terhadap satu sama lain sehingga dapat


dengan mudah berkomunikasi dan mengkoordinasikan usaha-usaha
mereka, berbagi pengetahuan, dan menyediakan nilai langsung
kepada para pelanggan.
Berdasarkan latar belakang tersebut dalam makalah ini
kelompok kami akan membahas tentang bagaimana organisasi
pembelajar beserta sistemnya dengan makalah kami yang berjudul
DASAR DASAR HISTORIS ORGANISASI PEMBELAJAR.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu organisasi pembelajar ?
2. Bagaimana perbedaan organisasi tradisional dengan organisasi
pembelajar ?
3. Bagaimana sistem organisasi pembelajar ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu organisasi pembelajar.
2. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan organisasi tradisional
dengan organisasi pembelajar.
3. Untuk mengetahui bagaimana sistem organisasi pembelajar.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi Pembelajar
Definisi organisasi secara formal adalah suatu entitas sosial
yang diarahkan oleh tujuan yang dibangung secara sengaja. Entitas
sosial terdiri atas dua orang atau lebih, sedang diarah oleh tujuan
berarti dirancang untuk mencapai tujuan tertentu misalnya profit
kenaikan upah memenuhi kebutuhan spiritual atau memberikan
keberkahan sosial dan dibangun secara sengaja berarti bahwa ada
pembagian tugas serta tanggung jawab pencapaian tugas tersebut
dibebankan pada anggota organisasi.2 Persyaratan organisasi agar
dapat yang menjadi sistem yang sepenuhnya :
Menurut Dalton ada 4 elemen pokok
1. Harus ada produksi baik barang maupun jasa
2. Harus ada usaha penjualan yang menjamin penyampaian barang
atau jasa kepada mereka bagi siapa perancang barang atau jasa
itu diperuntukkan dan bila perlu untuk merangsang permintaan
3. Harus ada usaha perancangan dan pengembangan memastikan
bahwa prodak dan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan
sesuai dengan perubahan yang terjadi pada kebutuhan itu
4. Mengikat ketiga elemen diatas menjadi padu yaitu sistem
administrasi dan pengendalian yang mengandalkan komunikasi
yang efektif dan pengambilan keputusan3
Mengapa Organisasi diperlukan ?
2 Ricard L.Daft,Era Baru Manajement,(Jakarta:Salemba Empat:2010),Hal:9.
3 M.C. Barnes et al, Organisasi Perusahaan dan Praktek,
(Jakarta:Sapdodadi:1981), Hal:182.
3

1. Organisasi sebagai alat untuk mencapai tujuan.


Dengan mengatasi keterbatasan kita sebagai individu organisasi
menmungkinkan kita mencapai tujuan yang lebih sukar atau
bahkan tak mungkin dicapai sendiri
2. Organisasi sebagai alat untuk melestarikan pengetahuan.
Organisasi dibutuhkan karena menyimpan dan melindungi
sebagian besar pengetahuan yang telah dikumpulkan dan dicatat
oleh peradaban kita
3. Organisasi sebagai sumber karir
Organisasi memberikan kepada pekerjanya sumber kehidupan
dan mungkin bahkan kepuasan pribadi4
Organisasi pembelajar merupakan salah satu tantangan
terbesar bagi para manager masa kini adalah membuat orang lain
berfokus kepada perubahan adaktif untuk menjawab berbagai
tuntutan lingkungan yang tidak menentu dan berubah dengan
cepat. Beberapa masalah hari ini muncul dengan solusi siap pakai
dan menuntut seluruh anggota perusahaan untuk berfikir dengan
cara baru dan mempelajari nilai nilai dan perilaku baru. Tuntunan ini
memerlukan pendekatan baru terhadap managemen dan jenis
organisasi baru. Para manager mulai berfikir mengenai konsep
organisasi pembelajaran setelah piter senge menulis bukunya, the
five discipline: the art and practice learning organization. Senge
menggambarkan jenis perubahan yang harus dilakukan oleh para
manager untuk membantu organisasi mereka beradaptasi di dunia
yang makin komplek. Pemikiran ini lambat laun berkembang hingga
menggambarkan karakteristik organisasi itu sendiri.
Organisasi pembelajaran (learning organization)

dapat

didefinisikan sebagai organisasi yang didalamnya semua orang


berupaya

mengenali

memungkinkan
bereksperimen,

dan

memecahkan

organisasi
berubah,

dan

tersebut
melakukan

masalah,
untuk

sehingga
senantiasa

peningkatan

guna

meningkatkan kemampuan berkembang, belajar, dan mencapai


tujuannya. Pemikiran penting dalam organisasi jenis ini adalah
4 James A.F Stoner, Manajemen, (Jakarta:Erlangga:1989), Eds 2, Hal : 10.
4

pemecahan
tradisional

masalah,
yang

pembelajaran,

yang

bersebrangan

mengutamakan

semua

karyawan

dengan

organisasi

Dalam

organisasi

efisiensi.
mengamati

masalah,

seperti

bagaimana memahami kebutuhan pelanggan khusus. Karyawan


juga memecahkan masalah, yang berarti menggabungkan berbagai
hal secara unik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Managermanager

terbaik

kompetitif

yang

masa

kini

berkelanjutan

mengetahui
hanya

bahwakeuntungan

bisa

diraih

lewat

pengembangan kapasitas belajar dari seluruh anggota organisasi.5

B. Perbedaan organisasi pembelajar dan tradisional


Organisasi
Tradisional
Vertikal

Struktur vertikal dominan


Struktur horizontal dominan
Sedikit tim, angkatan tugas, atau Tim horizontal, angkatan tugas,
manager proyek
Komunikasi
dan
pelaporan vertikal

managemen proyek
sistem Informasi terbuka,

komunikasi

horizontal,

berhadapan

saling

muka
Pengambilan keputusan strategis Pengambilan

keputusan

tersentralisasi

terdesentralisasi,

strategi

tugas-tugas terspesialisasi

partisipatif
Karyawan-karyawan yang diberi
wewenang, tanggung jawab yang

Budaya kaku

dibagi
Budaya yang kuat dan adaktif

5 Richard L. Daft, era baru managemen, (jakarta, salemba empat:2010)hal 65-66


5

Organisasi
pembelajara
n
Dengan
lingkungan
kerja
baru6
1. Organisasi Tradisional (vertikal)
Ingat bahwa tujuan dari struktur adalah mengorganisasi
sumber-sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Elemen-elemen

struktur

seperti

rantai

komando,

sentralisasi/desentralisasi, otoritas formal, tim, dan alat-alat


koordinasi

disesuaikan

bersama

untuk

membentuk

sebuah

pendekatan struktural keseluruhan. Dalam beberapa organisasi,


hierarki yang formal dan vertikal ditekankan sebagai cara untuk
memperoleh kendali dan koordinasi. Dalam organisasi lainnya,
pengambilan keputusan didesentralisasikan, tim lintas fungsional
diterapkan, dan para karyawan diberikan kebebasan dangat besar
untuk mengejar tugas-tugas sesuai dengan apa yang mereka rasa
perlu.
Peningkatan dalam pergantian pada struktur-struktur yang
lebih horizontal versus vertikal mencerminkan suatu tren menuju
pemberian

kekuasaan

yang

lebih

besar

kepada

karyawan,

pembagian informasi yang lebih luas, dan pengambilan keputusan


yang terdesentralisasi. Puncak dari gerakan ini adalah sejenis
organisasi

yang

disebur

organisasi

pembelajar

(learning

organization). Tidak ada pandangan tunggal mengenai seperti


apa organisasi pembelajar. Ini adalah suatu sikap atau filosofi
mengenai seperti apa sebuah organisasi dapat terbentuk.
Dalam organisasi tradisional,struktur vertikal berkuasa,
dengan sedikit angkatan kerja, tim, atau manager proyek untuk
koordinasi horizontal. Informasi dikomunikasikan secara formal
keatas dan kebawah dalam hirarki organisasi dan tidak dibagi
secara meluas. Selain itu, pekerjaan pekerjaan dipecah kedalam
6 Richard L.Daft, management manajemen(jakarta, salemba empat:2006)hal 58
6

tugas tugas yang sempit dan terspesialisasi, dan para karyawan


biasanya mempunyai sedikit suara dalam menentukan bagaimana
mereka melakukan pekerjaan. Budaya yang ada kaku dan tidak
mendorong pengambilan resiko, perubahan, serta pengambilan
keputusan tersentralisasi. Sisi lain yang berlawanan adalah
organisasi pembelajar.
Organisasi
pembelajar

(learning

organization)

dapat

didefinisikan sebagai sebuah organisasi dimana setiap orang


terlibat

dalam

masalah

pengidentifikasian

memungkinkan

bereksperimen,

berubah,

dan

organisasi

pemecahan

untuk

berkembang,

terus

serta

berbagai
menerus

meningkatkan

kapasitasnya untuk bertumbuh , belajar, dan mencapai tujuannya.


Organisasi pembelajar mempunyai karakteristik sebuah struktur
horizontal

berbasis

tim,

keputusan

terdesentralisasi,

informasi

terbuka,

karyawan-karyawan

kekuasaan, serta budaya yang kuat dan adaptif.

pengambilan
yang

diberi

2. Struktur Pembelajar (horizontal)


Dalam organisasi pembelajar dengan lingkungan kerja yang
baru, struktur vertikal yang menciptakan jarak antara puncak dan
dasar organisasi di bubarkan. Struktur diciptakan di sekitar aliranaliran kerja atau proses proses inti dan bukan pada fungsi-fungi
departemental. Semua orang yang bekerja pada sebuah proses
tertentu, seperti pengembangan produk baru atau pemenuhan
pesanan, mempunyai akses terhadap satu sama lain sehingga
dapat dengan mudah berkomunikasi dan mengkoordinasikan
usaha-usaha mereka, berbagi pengetahuan, dan menyediakan
nilai langsung kepada para pelanggan.
Tim dengan kepemimpinan mandiri (self directed teams)
adalah unit fundamental dalam sebuah oraganisasi pembelajar.
Tim

dengan

kepemimpinan

mandiri

terdiri

atas

karyawan-

7 Richard L.Daft, management manajemen, (jakarta,salemba empat:2006)


hal:57-58
7

karyawan

dengan

ketrampilan

ketrampilan

berbeda

yang

merotasi pekerjaan untuk menghasilkan seluruh produk atau jasa,


dan mereka berurusan dengan pelanggan, membuat perubahanperubahan dan perkembangan-perkembangan sambil bekerja.
Para anggota tim mempunyai otoritas untuk membuat
keputusan-keputusan mengenai cara cara baru untuk melakukan
hal-hal, meliputi tanggung jawab untuk pelatihan,keselamatan,
penjadwalan liburan, dan keputusan mengenai metode kerja,
sistem pembayaran dan pembelian imbalan, serta koordinasi
dengan tim lain. Organisasi pembelajar juga berusaha untuk
menyelesaikan masalah dengan perusahaan lain.
Organisasi
pembelajar
dapat
menggunakan

sebuah

kombinasi dari tim dengan kepemimpinan mandiri, tim virtual,


aliansi-aliansi

dan

hubungan

rekanan,

organisasi-organisasi

virtual, dan inovasi-inovasi struktural lainnya untuk mendukung


kolaborasi didalam dan antar organisasi. Kotak kepemimpinan
online akan mendeskripsikan bagaimana intuit menggunakan
internet

untuk

mendukung

kolaborasi,

baik

di

perusahaan

maupun dengan organisasi-organisasi diluar.8

C. Sistem Organisasi Pembelajar


1. Informasi terbuka
Dalam organisasi pembelajar dengan lingkungan kerja yang
baru, informasi dibagi secara luas. Untuk dapat mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan dan memecahkan berbagai maslah, orangorang harus menyadari akan hal yang sedang terjadi. Mereka
harus memahami seluruh organisasi serta peran mereka di
dalamnya. Data resmi mengenai anggaran-anggaran keuntungan,
dan biaya-biaya departemental tersedia untuk semua orang.
Setiap kariawan bebas unutk melihat buku terbuka managemen
dan bertukar informasi dengan siapapun di dalam perusahaan.
8 Ibid
8

Pada Whole Food Market, sebagai contoh, para karyawan dilatih


untuk memahami informasi finansial dan operasional bahkan,
data yang sensitif seperti gaji dan bonus tersedia untuk semua
karyawan.
Manager solectron corp; pabrik manifaktur kontrak terbesar di
dunia, menekankan pembagian informasi secara terbuka sebagai
sebuah cara untuk melaksanakan dua nilai utamaperusahaan;
pelayanan pelanggan yang unggul dan rasa hormat untuk
pekerja-pekerja

individu.

jika

anda

benar-benar

ingin

menghormati individu-individu, kata winston chen dari solectron,


anda harus membiarkan mereka mengetahui penilaian tentang
kinerja mereka sendiri---dan membiarkan mereka tau cukup dini
sehingga dapat melakukan sesuatu untuk memperbaikinya.
Komunikasi elektronik adalah penting untuk pembagian
informasi dan pengetahuan dalam sebuah organisasi pembelajar.
Jaringan komputer, teknologi internet, serta penggunaan internet
dan ekstranet mengubah tempat pengetahuan dengan membawa
informasi

kepada

orang-orang

yang

benar-benar

membutuhkannya dan memungkinkan para karyawan untuk terus


menerus berhubungan satu sama lain. Bagaimana pun, organisasi
pembelajar juga mengenali pentingnya membuat orang-orang
berkomunikasi

secara

berhadapan

muka(secara

langsung),

dengan penekanan pada pendengaran. Beberapa perusahaan


menggunakan dialog, yang membawa orang orang keluar dari
pekerjaan dalam kelompok kelompok yang terdiri atas 30 atau 40
orang untuk berkomunikasi secara jujur.
2. Pengambilan

keputusan

terdesentralisasi

dan

strategi

partisipatif
Dalam organisasi-organisasi tradisional keputusan-keputusan
dibawa diatas hirarki untuk mendapatkan persetujuan. Dalam
sebuah organisasi pembelajar, orang-orang yang berada paling
dekat dengan masalah diberi wewenang dan tanggung jawab
9 ibid
9

untuk membuat keputusan. Karena orang-orang pada semua


tingkat sangat terlibat dalam pengambilan keputusan, hal ini
memungkinkan strategi untuk muncul dari bawah ke atas seperti
juga dari atas ke bawah. Dalam organisasi-organisasi vertikal
tradisional, para eksekutif puncak bertanggung jawab untuk
strategi karena hanya mereka yang memiliki gambaran besar,
pengetahuan, dan keahlian untuk mengarahkan korporasi.
Dalam organisasi pembelajar, para pemimpin

masih

memengaruhi keseluruhan fisi dan pengarahan, tetapi tidak


mengendalikan atau mengarahkan strategi sendirian. Semua
orang

membantu.

karyawan

yang

Informasi

bekerja

dikumpulkan

langsung

dengan

oleh

karyawan-

para

pelanggan,

pemasok, dan organisasi-organisasi lain. Mungkin ribuan orang


yang berhubungan langsung dengan lingkungan menyediakan
data mengenai perubahan perubahan eksternal dalam teknologi
dan kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Mereka adalah orang-orang
untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan solusi-solusi,
membawa

ide-ide

diskusikan.
Strategi

tersebut

parsitipatif

ke

dalam

bergantung

organisasi

pada

sebuah

untuk
pola

di

pikir

eksperimental. Orang-orang didorong untuk mencoba hal-hal


baru, dan kegagalan dapat diterima. Para manajer menyadari
bahwa masalah-masalah dan keputusan-keputusan menghadirkan
kesempatan-kesempatan belajar baru, dan mereka mendorong
para karyawan untuk melangkah keluar dari zona aman dan
mengambil resiko. Strategi dalam organisasi pembeljar juga dapat
muncul dari hubungan-hubungan rekanan dengan para pemasok,
pelanggan, dan bahkan pesaing.
Organisasi-organisasi
pembelajar

mempunyai

batasan-

batasan yang dapat ditembus dan sering kali terhunbung dengan


perusahaan lain, memberikan organisasi akses lebih besar pada
informasi

mengenai

pengarahan

strategi

kebutuhan-kebutuhan
baru.

Dari

pada

dan

hanya

pengarahanmelihat

para

pelanggan dan pemasok dari jarak jauh, organisasi pembelajar


10

dengan lingkungan kerja yang baru membawa mereka kedalam


perusahaan

sebagai

rekanan

dan

bekerja

sama

untuk

menghasilkan manfaat untuk semua. Sebagai contoh, yang


menjual produknya pada bisnis-bisnis kecil, bertanya kepada para
pelanggannya
organisasi

untuk

tersebut

membantu
harus

menentukan

mengadakan

bagaimana

persediaan

rak-rak

virtualnya (virtual shelves).10


3. Karyawan yang diberi wewenang dan tanggung jawab
yang dibagi
Organisasi-organisasi pembelajar memberi wewenang pada
karyawannya pada tingkat yang tidak biasa, memberi mereka
otoritas dan tanggungjawab untuk menggunakan kebijaksanaan
dan kemampuan mereka sendiri utnuk mencapai sebuah hasil.
Pemberian wewenang (empowerment) berarti memberikan para
karyawan

kekuasaan,

kebebasan,

dan

keterampilan

untuk

mengambil keputusan-keputusan, serta bekerja dengan efektif.


Daripada

membagi

pekerjaan

kedalam

tugas-tugas

yang

didefinisikan secara kaku dan terspesialisasi, organisasi-organisasi


pembelajar memberikan orang-orang kebebasan dan kesempatan
untuk bereaksi cepat pada kondisi-kondisi yang berubah. Hanya
ada sedikit perturan dan prosedur, serta pengetahuan dan kendali
dari tugas-tugas diletakkan bersama dengan para pekerja dan
bukan pada manajer puncak . individu-individu didorong untuk
bereksperimen, belajar, dan memecahkan masalah dalam tim.
Bagaimana perusahaan menerapkan pemberian wewenang?
Hal

ini

dimulai

dengan

mempromosikan

desentralisasi

pengambilan keputusan dan partisipasi pekerja yang lebih luas.


Sebagai contoh, hanya ada sangat sedikit peraturan untuk tim di
SEI investments. Tim mempunyai anggota antara 2 hingga 30
orang, dan berbagai tim mempunyai struktur berlainan. Tim itu
sendiri yang mengambil keputusan-keputusan peran apa yang
dimainkan setiap pekerja, bagaimana tim akan beroperasi, kapan

10 Ibid, hal 61
11

akan dibubarkan, dan seterusnya. CEO perusahaan tersebut


menyebutnya kepemimpinan cair (fluid leadership).
Dalam organisasi pembelajar, orang-orang dianggap sebagai
sumber utama dari kekuatan, bukan sebagai biaya yang harus
diminimalkan. Kotak orang sebagai prioritas dalam bab ini
mendeskripsikan bagaimana Norsk Hydro, sebuah organisasi yang
berpusat di Norwegia dan beroperasi dalam 70 negara serta
memperkerjakan 39000 orang, telah menempuh jarak jauh untuk
mendemonstrasikan komitmennya kepada orang-orang sebagai
sumber utama dari keunggulan kompetitif. Perusahaan yang
mengadopsi perspektif ini seringkali menerapkan prakti-prakti
sebaga

berikut

memperlakukan

karyawan

dengan

baik,

memberikan jaminan pekerjaan dan gaji yang baik, memberikan


suatu rasa dari kepemilikan oleh karyawan dengan membagi
pendapatan dalam produktivitas dan keuntungan, mempunyai
komitmen

pada

perkembangan

pendidikan

semua

anggota,

untuk

pertumbuhan

membantu

para

dan

karyawan

menjadi ahli-ahli yang terkenal di dunia, pelatihan silang untuk


membantu orang-orang mendapatkan berbagai keterampilan,
serta mempromosikan dari dalam.
4. Budaya yang kuat dan adaptif
Budaya korporasi (corporate culture) adalah sepernagkat nilai
utama, keyakinan, pemahaman, dan norma yang dimiliki bersama
oleh semua anggota organisasi. Budaya adalah fondasi dari
sebuah organisasi pembelajar. Sebuah organisasi pembelajar
mempunyai budaya yang kuat dan biasanya meliputi nilai-nilai
kuat dalam 3 area berikut :
1. Keseluruhan adalah lebih penting daripada bagian, dan
batasan-batasan antar bagian diminimalkan. Orang-orang
dalam organisasi pembelajar dengan lingkungan kerja yang
baru mempunyai kesadaran terhadap keseluruhan sistem dan
bagaimana bagian-bagiannya disatukan bersama. Penekanan
pada kesluruhan mengurangi batasan-batasan. Orang-orang
tidak lagi menimbun informasi atau ide-ide untuk mereka
12

sendiri. Pergerakan menuju sebuah organisasi tanpa batasan


berarti mengurangi rintangan-rintangan antar departemen,
divisi-divisi dan organisasi-organisasi eksternal. Aliran bebas
dari

orang-orang,

terlaksananya

ide-ide,

dan

tindakan

informasi

terkoordinasi

memungkinkan
dalam

sebuah

lingkungan yang tidak pasti dan berubah .


2. Budaya dan egalitarian. budaya dari sebuah organisasi
pembelajar menciptakan suatu rasa akan komunitas, belas
kasih, dan kepedulian terhadap satu sama lain.orang-orang
diperhitungakan. Setiap orang mempunyai nilai. Organisasi
pembelajar

menjadi

sebuah

tempat

untuk

menciptakan

jaringan hubungan yang memelihara dan mengembangkan


setiap orang pada potensi maksimumnya. Fasilitas istimewah
para

eksekutif

penyedian

seperti

ruang

ruang-ruang

parkir

makan

ditiadakan.

pribadi

Dalam

atau

organisasi

pembelajar setiap orang memperoleh opsi-opsi saham yang


sama atau juga bonus-bonus kinerja. Orientasi terhadap
orang-orang memberikan kenyamanan untuk bereksperimen,
kesalahan

yang

memungkinkan

terjadi,

dan

pembelajaran.

kegagalan-kegagalan
Orang-orang

yang

diperlakukan

dengan hormat dan demikian akan mengkontribusikan yang


terbaik dari mereka untuk perusashaan.
3. Perubahan nilai-nilai budaya, pengambilan

resiko,

dan

peningkatan. Nilai dasarnya adalah untuk medmpertanyakan


status quo, cara saat ini untuk melakukan berbagai macam
hal.dapatkah kita melkaukan hal ini lebih baik lagi? Mengapa
kita

melakukan

Mempertanyakan

pekerjaan
asumsi

ini

dengan

secara

terus

cara

tersebut?

menerus

dan

menantang status quo membuka gerbang pada kreatifitas dan


peningkatan. Organisasi akan belajar untuk melakukan hal-hal
dengan lebih cepat dan emningkatkan semua hal secara terus
menerus. Sebuah budaya adaptif berarti bahwa orang-orang
peduli terhadap pihak-pihak yang berkepentingan, meliputi
para karyawan, pelanggan, dan pemegang saham. Para
13

manajer

memberi

berkepentingan
dibutuhkan.

perhatian

dan

kepada

mencetuskan

Budaya

tersebut

pihak-pihak
perubahan

juga

merayakan

yang
ketika
dan

memberikan imbalan pencipta dari ide-ide, produk-produk,


dan proses-proses kerja baru.
Dalam organisasi pembelajar budaya yang ada mendorong
keterbukaan,
peningkatan

ketiadaan
terus

menerus

batasan-batasan,
dan

perubahan.

persamaan,
Organisasi

pembelajar selalu bergerak maju. Meskipun tidak ada perusahaan


yang mewakili sebuah contoh yang sempurna dari sebuah
organisasi pembelajar, sebuah contoh yang sangat bagus adalah
5. Mengelola tempat kerja berbasis teknologi
Peralihan menuju organisasi pembelajaran berbarengan
dengan transisi menuju tempat kerja berbasis teknologi yang
tengah berlangsung. Hari ini banyak karyawan yang mengerjakan
sebagian besar pekerjaan mereka dengan komputer dan bahkan
bekerja dalam tim virtual yang terhubung secara elektronik
dengan kolega mereka di seluruh dunia. Bahkan di pabrik-pabrik
yang menghasilkan produk fisik, mesin0mesin telah mengambil
alih pekerjaan rutin dan seragam, sehingga para pekerja pun
dapat menggunakan pikiran dan kemampuan mereka dengan
lebih leluasa. Lebih jauh, perusahaan-perusahaan memanfaatkan
teknologi

untuk

tetap

terhubung

dengan

pelanggan

dan

berkolaborasi dengan organisasi lain dalam skala yang sangat


luas.
6. Rantai pasokan managemen (supply chain management)
adalah proses mengelola rantai urutan pemasok dan pembeli,
mengurusi semua tahap pemrosesan dari memperoleh bahan
baku hingga mendistribusikan barang jadi kepada pelanggan
akhir. Rantai pasokan adalah jaringan yang tersusun dari bisnis
dan individu yang terhubung melalui aliran barang atau jasa. Di
masa ini banyak organisasi yang mengelola rantai pasokan
dengan menggunakan teknologi elektronik. Di industri ritel,
walmart menggunakan teknologi rantai pasokan digital sebagai
14

senjata dalam persaingan untuk memperluas usahanya di AS


secara lebih cepat, dan kini mencoba melakukan hal serupa di
seluruh dunia. Sebagai contoh, para manager walmart di india
berinvestasi

untuk

rantai

pasokan

efisien

yang

dapat

menghubungkan petani dan produsen kecil secara elektronik,


sehingga memaksimalkan keuntungan bagi kedua pihak.

11

BAB III
PENUTUP
11 ibid
15

A. KESIMPULAN
Sesuai dengan pembahasan diatas dapat kita simpulkan
bahwa organisasi secara formal adalah suatu entitas sosial yang
diarahkan oleh tujuan yang dibangung secara sengaja. Sedangkan,
Organisasi pembelajaran (learning organization) dapat didefinisikan
sebagai organisasi yang didalamnya semua orang berupaya
mengenali dan memecahkan masalah, sehingga memungkinkan
organisasi tersebut untuk senantiasa bereksperimen, berubah, dan
melakukan peningkatan guna meningkatkan kemampuan
berkembang, belajar, dan mencapai tujuannya.
Dimana dalam organisasi pembelajar budaya yang ada
mendorong keterbukaan, ketiadaan batasan-batasan, persamaan,
peningkatan terus menerus dan perubahan. Organisasi pembelajar
selalu bergerak maju. Meskipun tidak ada perusahaan yang
mewakili sebuah contoh yang sempurna dari sebuah organisasi
pembelajar, sebuah contoh yang sangat bagus adalah

16

Anda mungkin juga menyukai