Anda di halaman 1dari 6

3.

Assesment (Penalaran Klinik)


Diare cair akut adalah buang air besar 3x dalam 24 jam dengan konsistensi yang
lunak atau cair yang berlangsung kurang dari 14 hari. Namun, pada bayi yang masih minum
ASI terutama ASI eksklusif, frekuensi BAB normalnya bisa 3-4 kali/hari, asalkan berat
badannya terus bertambah secara normal hal ini tidak disebut diare, namun hanya intoleransi
laktosa sementara. Sehingga pada bayi dengan ASI eksklusif, definisi diare menjadi
meningkatnya frekuensi BAB atau konsistensinya menjadi cair yang menurut ibunya
abnormal.1
Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare, yang masing-masing
mencerminkan patogenesis yang berbeda dan memerlukan pendekatan yang berlainan dalam
pengobatanannya. Tiga macam sindroma ini dibagi menjadi diare cair akut, disentri dan yang
terakhir adalah diare persisten. Istilah akut pada diare cair akut menunjukkan diare yang
terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari 7
hari) dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan tanpa darah (jika terdapat
darah, maka klasifikasinya dimasukkan kedalam disentri). Mungkin disertai muntah dan
panas. Diare cair akut menyebabkan dehidrasi dan bila msukan makanan berkurang, juga
mengakibatkan kurang gizi. Kematian biasanya terjadi karena anak mengalami dehidrasi.2
Banyak hal yang dapat menyebabkan diare, salah satu diantaranya adalah karena
faktor Infeksi. Infeksi bakteri: vibrio, E. coli, salmonela, shigella, campylobacter, yersinia,
aeromonas, dan sebagainya. Infeksi virus: enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, daii
lain-lain. Infeksi parasit: cacing (ascaris), protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia,
tricomonas hominis dan jamur (candida albicans). 2,5 Pada infeksi virus, virus secara selektif
menginvasi vili pada usus halus. Hal ini menimbulkan gangguan absorbsi dari usus halus.
Sel-sel epitel usus yang rusak diganti oleh sel muda yang berbentuk kuboid yang belum
matang sehingga fungsinya belum baik. Sehingga absorbsi menjadi tidak maksimal dan
menimbulkan tekanan koloid yang meningkat pada lumen usus ditambah dengan
hiperperistaltik sehingga makanan yang tidak terserap terdorong menuju ke anus. Pada
bakteri, mekanisme diarenya sedikit berbeda, karena bakteri dapat menembus mukosa usus
sehingga bisa menimbulkan perdarahan dan reaksi sistemik.1
Untuk mendiagnosa diare cair akut pada anak, langkah-langkahnya tentu saja mulai
dari tahap anamnesis lalu diikuti oleh pemeriksaan fisik. Pada kasus ini, pasien berusia 7
bulan dengan keluhan BAB cair >10x dan sudah berlangsung selama 11 hari. Ibu pasien
mengatakan bahwa bayi masih minum ASI, tetapi frekuensi BABnya tidak lebih dari 3x

dalam sehari. Konsistensi BAB awalnya menjadi lebih lembek kemudian cair. BAB cair
dengan disertai ampas, namun tanpa disertai lendir ataupun darah. Sehingga dari anamnesis
dapat mengarahkan diagnosis ke arah diare cair akut yang disebabkan oleh virus.
Pada pemeriksaan pemeriksaan fisik pada kasus diare, sangat penting untuk mencari
ada tidaknya tanda-tanda dehidrasi pada anak.

Setelah ini menentukan status dehidrasi

apakah sebagai dehidrasi ringan sedang atau dehidrasi berat. Hal ini penting untuk
menentukan terapi yang sesuai.

Dari pemeriksaan fisik yang didapatkan pada kasus ini, pasien tampak rewel dan
gelisah, mata agak cekung, tampak kehausan, dan cubitan perut kembali agak lambat. Dari
hasil pemeriksaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami dehidrasi dengan
status dehidrasi ringan sedang.
Selama anak diare, terjadi peningkatan hilangnya cairan dan elektrolit (natrium,
kalium dan bikarbonat) yang terkandung dalam tinja cair anak. Dehidrasi terjadi bila
hilangnya cairan dan elektrolit ini tidak diganti secara adekuat, sehingga timbullah

kekurangan cairan dan elektrolit. Derajat dehidrasi diklasifikasikan sesuai dengan gejala dan
tanda yang mencerminkan jumlah Cairan yang hilang. Rejimen rehidrasi dipilih sesuai
dengan derajat dehidrasi yang ada.
1. Diare Tanpa Dehidrasi

2. Diare dengan Dehidrasi Sedang/Ringan

3. Diare dengan Dehidrasi Berat

Terapi medika mentosa


o Antibiotik biasanya tidak diperlukan pada diare akut yang bersifat self limiting.
Antibiotik dapat digunakan pada diare yang disebabkan oleh V. kolera, Shigella,
Salmonela, E. coli.
o Obat antidiare seperti adsorben (atapulgit) dan antimotilitas (loperamid) tidak
diindikasikan untuk anak-anak.
o Anti muntah juga tidak diindikasikan karena pada diare anak rehidrasi yang baik
akan menghilangkan mual dan muntah.
o Probiotik diberikan 2 kali sehari selama 5 hari, karena dari hasil penelitian
ditemukan bahwa probiotik mampu mencegah adhesi kuman patogen, produksi
bahan antimikroba, dll. 1,2,6,8.
Dari penjelasan tentang penatalaksanaan diare cair akut di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pada kasus ini, bayi yamg berusia 7 bulan mengalami diare cair akut
dengan dehidrasi ringan sedang membutuhkan terapi cairan plan B.

DIAGNOSIS
Diare Cair Akut dengan Dehidrasi Ringan Sedang
TATALAKSANA
Rehidrasi
Infus KaEN 3B 700cc/24jam
Injeksi Cinam 4x200 mg
Infus Sanmol 3x80 mg
Protexin 1x1 sachet

Smecta 3x1/5 sachet


Syrup Metronidazole 3x3/4 cth

Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

IDAI. Buku ajar gastrologi hepatologi. Jilid 1. Jakarta: IDAI, 2010.h.87-118.


DEPKES RI. Pendidikan Medik Pemberantasan Diare. Jakarta: 1999..h.3-50
WHO. Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: WHO, 2009.h131-142.
Kementrian Kesehatan RI. Situasi diare di Indonesia.Jakarta:Depkes.h.5-44
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu kesehatan Anak.Jakarta: Infomedika.h.283-90.
Nelson W E. Nelson ilmu kesehatan anak. Edisi 15. Jakarta: EGC, 2002. 889-98
Departemen IKA Universitas Padjajaran. Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan

anak. Edisi 4. Bandung: Departemen IKA Universitas Padjajaran, 2012.h.153-65


8. Bentley D. Pediatric gastroenterology and clinical nutrition. London: Remedica,
2002.h.129-43
9. Marino B S. Blue prints pediatric. Edisi 5. Philadelpia: LippincottWilliams & Wilkins,
2005.h.237-38
10. Joseh J. Schwartzs

clinical

handbook

of

pediatrics.

Edisi

4.

Philadelpia:

LippincottWilliams & Wilkins, 2009.h.315-23, 783-84.


11. Bentley D. Pediatric gastroenterology and clinical nutrition. London: Remedica,
2002.h.129-43.
12. Guandalini S. Diarrhea diagnostic and therapeutic advances. New York: Humana Press,
2011.

Anda mungkin juga menyukai