Anda di halaman 1dari 45

DERMATOLOGY

SISTEM INTEGUMEN
2015

Menegakkan Penyakit Kulit

Anamnesis
Px Fisik (px kulit : lokalisasi dan efloresensi)
Px Penunjang
Diagnosis Kerja
DD
Terapi

Present illnes
Riwayat Penyakit Sekarang
-onset
-lokasi
-kronologis
-kualitas
-kuantitas
-Gejala Penyerta
-Faktor modifikasi
RPD
RPK
RPS

ANAMNESIS

INFEKSI PARASIT

1. Pedikulosis
Infeksi kulit / rambut pada manusia oleh Pediculs (parasite obligat yang harus menghisap
darah manusia untuk bertahan hidup)
Klasifikasi :
Pediculus humanus var. capitis pedikulosis kapitis
Pediculus humanus var. corporis pedikulosis korporis
Phthirus Pubis pedikulosis pubis
2. Skabies/ Gudik / the itch
Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabei var.
hominis dan produknya.
3. Creeping disease/ cutaneus larva migrains
Kelainan kulit yang merupakan peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok,
menimbul dan progresif, disebabkan oleh invasi larva cacing tambang yang berasal dari
anjing dan kucing.

1. Pedikulosis
a/ Pedikulosis Kapitis
Anamnesis
Keluhan: gatal terutama di daerah oksiput dan temporal, dapat meluas ke seluruh kepala
Keluarga dan teman ada yang menderita keluhan serupa
Px Fisik
Pemeriksaan daerah sekitar kepala untuk menemukan kutu atau telur berwarna abu2 dan
berkilat (terutama daerah oksiput dan temporal), karena garukan maka dapat terjadi erosi,
ekskoriasi, dan infeksi sekunder (pus, krusta), bila infeksi sekunder berat, rambut akan
bergumpal disebabkan oleh banyaknya pus dan krusta dan dapat disertai pembesaran
KGB regional
Px Penunjang

Diagnosis Kerja
Pedikulosis kapitis
DD
Tinea kapitis
Pioderma (impetigo krustosa)
Dermatitis seboroika
Terapi
- Pengobatan topikal dengan malathion o,5% atau 1 % dalam bentuk losio/spray
- Krim gama benzen heksaklorida (yang terdapat diIndonesia)
- Cara : setelah dioleskan lalu didiamkan 12 jam, lalu dicuci dan disisir dengan serit agar
semua kutu dan telur terlepas. Jika masih terdapat telur, ulangi seminggu kemudian dengan
cara yang sama.
- Jika ada infeksi sekunder diberi antibiotik misalnya peisilin dan eritromisin

-Edukasi : Higiene diri ditingkatkan

Gambar

b/ Pedikulosis Pubis
Anamnesis
Keluhan: gatal didaerah pubis dan sekitarnya, gatal ini dapat
meluas sampai ke daerah abdomen dan dada
Riwayat hubungan seksual (istri/PSK/dll) karena termasuk dalam
penyakit akibat hubungan seksual
Px Fisik (px kulit)
Lokalisasi : daerah pubis dan sekitarnya, ketiak, jenggot, alis,
rambut kepala
Efloresensi : papula miliar dengan urtika yg disebut makula serulae

Px Penunjang

Diagnosis Kerja
Pedikulosis Pubis
DD
- Dermatitis seboroika
- Dermatomikosis
Terapi
- Krim gameksan 1% atau emulsi benzil benzoat 25% yang dioleskan
dan didiamkan selama 24 jam, diulangi 4 hari kemudian jika belum
sembuh
- Rambut kelamin dicukur
- Pakaian dalam diseterika
- mitra seksual (istri) harus diperiksa dan diobati pula

Gambar

Anamnesis
Timbul gatal pada malam hari, tinggal ditempat yang hidup secara berkelompok seperti
di kos-kosan, pesantren, asrama (bisa menular melalui kontak langsung seperti berjabat
tangan, tidur bersama, hubungan seksual maupun kontak tak langsung, misal pakaian,
handuk, sprei, bantal yang digunakan bersama), banyak memelihara binatang
peliharaan misalnya anjing

2. Skabies

Px Fisik
Dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat adanya terowongan (kanalikulus) pada
tempat predileksi yang berwarna putih atau keabuabuan, berbentuk garis lurus atau
berkelok, rata2 panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau
vesikel
Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk menemukan tungau
Lokalisasi : sela jari tangan, pergelangan tangan, ketiak, sekitar pusat, paha bagian
dalam, genitalia pria dan bokong. Pada bayi kepala, telapak tangan dan kaki.
Efloresensi : papul, vesikel, urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi,
krusta, dan infeksi sekunder

Catatan : Ada 4 tanda kardinal


1). Pruritus nokturna gatal pada malam hari
2). Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok
3). Adanya terowongan (kanalikulus) pada tempat predileksi
yang berwarna putih atau keabuabuan, berbentuk garis lurus
atau berkelok, rata2 panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu
ditemukan papul atau vesikel
4). Menemukan tungau
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4
tanda kardinal diatas.

Px Penunjang
Pembantu diagnosis :
menemukan tungau Sarcoptes scabiei dewasa, larva, telur, atau skibala dari
dalam terowongan
Cari mula-mula terowongan, kemudian ujung yang terlihat papul/vesikel
dicongkel dengan jarum dan diletakkan diatas kaca obyek, ditutup denga kaca
penutup, dilihat dengan mikroskop cahaya
Dengan cara menyikat dengan sikat lalu ditampung diatas selembar kertas
putih, dilihat dengan kaca pembesar
Dengan membuat biopsi irisan
Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E
Diagnosis Kerja
Skabies

DD
Prurigo
Pedikulosis corporis
Dermatitis
Terapi
- Cara pengobatan ialah seluruh anggota keluarga harus diobati
jenis obat topikal :
- Sulfur presipitatum 2-5% dalam bentuk salep atau krim. Obat ini lebih
efektif jika dicampur dengan asam salisilat 2%. Dioleskan diseluruh tubuh
sesudah mandi dan dipakai 3-4 hari berturut-turut
- belerang endap dengan kadar 4-20% dalam bentuk salap atau krim
- emulsi benzil-benzoas (20-25%) setiap malam selama 3 hari
- gama benzena heksa klorida (gamexan 1 % dalam krim atau losio) dioleskan
dalam 24 jam-> tidak dianjurkan anak dibawah 6 tahun dan wanita hamil

papul, vesikel, urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi,


ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder

Gambar

c/ Cutaneus Larva Migrans/Creeping Eruption


Anamnesis
Keluhan : timbul rasa gatal dan panas, rasa gatal biasanya menghebat pada malam
hari, biasanya terjadi pada orang yang sering berjalan tanpa alas kaki atau yang
sering berhubungan dengan tanah atau pasir seperti petani atau tentara, anak-anak
Px Fisik
Dapat dilakukan pemeriksaan untuk menemukan bentuk yang khas yakni lesi
berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dengan diameter 2-3 mm,
berwarna kemerahan
Lokalisasi : terutama punggung tangan,kaki, anus, bokong, paha dan telapak kaki.
Efloresensi: garis merah berkelok-kelok merupakan kumpulan vesikel atau
papula.
Px Penunjang
Mencari larva dari ujung ruam yg menjalar

Diagnosis kerja
Cutaneus Larva Migrans/Creeping Eruption
DD
Skabies
Dermatofitosis (bila bentuk polisiklik)
Terapi
Diberikan tiabendazol dengan dosis 50 mg/kgbb/hari sehari 2 kali, diberikan
bertuturt-turut selama 2 hari, dosis maksimum 3 gram sehari, jika belum sembuh
dapat diulangi setelah beberapa hari. Mungkin akan timbul efek samping mual,
pusing, muntah
Dapat diterapi dengan cryotherapy (menggunakan CO2 snow (dry ice)) dengan
penekanan selama 45 sampai 1
Penggunaan N2 liquid
Cara beku dengan menyemprotkan kloretil sepanjang lesi

Ukk : lesi berbentuk linear atau berkelok-kelok,


berwarna kemerahan

Gambar

Akne Vulgaris
Anamnesis
Keluhan timbul kelainan kulit dimuka, bahu, dada bagian atas, punggung bagian
atas, dapat disertai rasa gatal
Px Fisik
Dapat dilakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan kelainan kulit khas
berupa
Lokalisasi: muka, bahu, lengan atas bagian luar, dada bagian atas, dan punggung
bagian atas.
Efloresensi: erupsi kulit polimorfi, dengan gejala predominan salah satunya,
komedo, papul yang tidak beradang dan pustul, nodus dan kista yang beradang
pada tempat-tempat predileksi

Px Penunjang
-Analisis komposisi lemak di kulit
-Pemeriksaan mikroorganisme Propionibacterium acnes,
Staphylococcus epidermidis dan Pityrosporum ovale
Diagnosis Kerja
Akne vulgaris
DD
Erupsi aneikformis (karena induksi obat)
akne venenata
Akne rosasea
folikulitis

Terapi
Umum : perawatan kebersihan kulit, hindari makanan yang berlemak sprti
es krim, kacang2an, coklat dan goreng2an
Khusus:
Sistemik :
Tetrasiklin 3-4x sehari 250 mg
Vitamin A 3x 10.000 U/hari
Doksisiklin 50mg/hari selama 7 hari
Spiramisin 150-300mg/hari selama 7 hari
Topikal:
Sulfur 2-10%
Keratolitik (asam salisilat 3-5%)
Vitamin A 0,05-1%
Eritromisin 0,1% dalam larutan
Salep atau krim klindamisin 1%

Gambar

Dermatitis :
Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor
endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama,
likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung
residif dan menjadi kronis.

DERMATITIS EKSIM

1.1 Dermatitis Kontak


Iritan
Dermatitis kontak : dermatitis yang disebabkan oleh
bahan/substansi yang menempel pada kulit.
Dermatitis Kontak Iritan : merupakan reaksi
peradangan kulit non-imunologik, jadi kerusakan kulit
terjadi langsung tanpa didahului proses sensitasi.

Anamnesis
Mengeluh timbul kelainan kulit setelah kontak dengan bahan iritan (misalnya bahan
pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu), tanyakan jenis
bahan iritan, waktu kontak, lamanya kontak, kontak berulang-ulang atau tidak (untuk
menetukan tipe dermatitis kontak iritan akut/lambat/kronis), tanyakan riwayat atopi
DKI Akut penyebab : luka bakar akibat bahan kimia, iritan kuat (asam kuat dan
basa kuat), gejalanya rasa terbakar, rasa tersengat
DKI Lambat penyebab : bahan iritan misalnya pedofilin, antralin, tretinoin, etilen
oksida, benzalkonium klorida, asam hidrofluorat , gejala obyektif tidak muncul
hingga 8-24 jam atau lebih setelah pajanan, misalnya dermatitis yang disebabkan oleh
bulu serangga yang terbang pada malam hari, baru merasa keesokan harinya misalnya
gejala obyektif tidak muncul hingga 8-24 jam atau lebih setelah pajanan
DKI Kronis penyebab : disebabkan oleh iritan lemah (seperti air, sabun, deterjen,
dll) dengan pajanan berulang ulang, biasanya lebih sering terkena pada tangan.
Muncul setelah beberpa hari, minggu, bulan

Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat kelainan kulit berdasarkan tipenya :
Dermatitis Kontak Iritan Akut :
kulit terasa panas
eritema
vesikel atau bulla
Luas kelainan sebatas daerah yang terkena
Berbatas tegas
Edema
Nekrosis
Berbatas tegas dan asimetris.
Dermatitis Kontak Iritan Lambat (Delayed ICD)
Gambaran kliniknya mirip dengan dermatitis kontak iritan akut.
Dermatitis Kontak Iritan kronis (DKI Kumulatif)
Kulit kering, eritema, skuama, dan lambat laut akan menjadi hiperkertosis
dan dapat terbentuk fisura jika kontak terus berlangsung

Pemeriksaan Penunjang
DKI akut lebih mudah diketahui karena munculnya lebih cepat
sehingga penderita pada umunya masih ingat apa yang menjadi
penyebabnya, tetapi DKI kronis timbulnya lambat serta
mempunyai varian klinis yang luas, sehingga adakalanya sulit
dibedakan dengan DKA, untuk itu perlu dilakukan uji tempel
dengan bahan yang dicurigai
Diagnosis kerja
Dermatitis Kontak Iritan
DD
Dermatitis kontak alergika

Terapi

Non-Farmakologis : Menghindari pajanan bahan iritan, baik


yang bersifat mekanik, fisi maupun kimiawi dengan
menggunakan alat pelindung diri sebagai upaya pencegahan.
Farmakologis : Kortikosteroid topical untuk mengurangi
peradangan yaitu hidrokortison salep.

Dermatitis kontak iritan akut


eritema, vesikel atau bulla,
,berbatas tegas, edema,
nekrosis, asimetris.

Gambar

Dermatitis Kontak Iritan Lambat (Delayed ICD)

1.2 Dermatitis Kontak


Alergika
Dermatitis kontak : dermatitis yang disebabkan oleh
bahan/substansi yang menempel pada kulit.
Dermatitis Kontak Alergika : terjadi pada seseorang
yang telah mengalami sensitisasi terhadap suatu allergen.

Anamnesis
Keluhan : penderita merasa gatal
Px Fisik
Dilakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan kelainan kulit seperti:
Bintik-bintik atau papul
Eritema
Gatal dan bengkak
Bulla pada kasus berat
Batas tegas
Bulla atau vesikel yang pecah bisa terbentuk erosi dan eksudasi (basah).
Px Penunjang
Uji Tempel yang dilakukan di punggung dengan menggunakan alergen atau bahan yang menyebabkan alergi.
Diagnosis kerja
Dermatitis Kontak Alergika
DD
Dermatitis atopik
Dermatitis kontak iritan
Dermatitis seboroik
Psoriasis

Farmakologi :
- Kortikosteroid : Prednison 30 mg/ hr
- Antihistamin untuk meringankan gatal
Non farmakologi :
- Pengidentifikasian dan pengeliminasian faktor-faktor pencetus
- Daerah yang terkenan dibersihkan secara teratur dengan air
sabun yang lembut. Lepuhan tidak boleh pecah, perban kering
dapat mencegah terjadinya infeksi

Terapi

Gambar

Dermatitis kontak alergika


karena Sarung tangan karet

2. Dermatitis Atopik

Dermatitis Atopik : keadaan peradangan kulit kronis dan


residif, disertai gatal, yang umumnya terjadi selama masa bayi
dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar
IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita (D.A., rhinitis alergik, asma bronkial)

Anamnesis
Keluhan : timbul peradangan kulit dosertai rasa gatal, tanyakan
riwayat atopi keluarga.
Gejala Utama : Pruritus,dapat hilang timbul sepanjang hari,
tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari penderita
menggaruk timbul kelainan di kulit (papul, likenifikasi,
eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi, krusta)

Px Fisik
Gambaran Klinis : Kulit penderita D.A. umumnya kering, pucat/redup, kadar lipid di epidermis berkurang,
dan kehilangan air lewat epidermis meningkat. Jari tangan teraba dingin. Penderita D.A. cenderung tipe astenik,
dengan inteligensia di atas rata-rata, sering merasa cemas, egois, frustasi, agresif, atau merasa tertekan.
Dilakukan pemriksaan fisik untuk menemukan kriteria mayor dan kriteria minor penderita
Kriteria Mayor :
Pruritus
Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak.
Dermatitis di fleksura pada dewasa.
Dermatitis kronis dan residif.
Riwayat atopi pada penderita atau keluarga
Kriteria Minor :

Xerosis

Infeksi kulit (S.aureus dan virus herpes simplex)

Dermatitis non spesifik pada tangan atau kaki

Kertaosis pilaaris

Pitiriasis Alba

Dermatitis di papilla mamae

White demographisme dan delayed blanch respon

Keilitis

Konungtivitis Berulang

Muka Pucat atau eritem

Gatal atau berkeringat

Kadar Ig E di serum meningkat

Awitan Dini
Diagnosis DA harus memenuhi 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor

Pada Bayi Kriteria mayor dan minor di modifikasi:


Tiga Kriteria Mayor :
Riwayat Atopi keluarga
Dermatitis di muka atau ekstensor
Pruritus
Tiga Kriteria Minor :
Xerosis/iktiosis/hiperliniaris Palmaris.
Aksentuasi perifolikularis
Fisura belakang telinga
Skuama di scalp kronis.

Px Penunjang
Diagnosis kerja
Dermatitis Atopik
DD
Dermatitis seboroik
Dermatitis numularis
Skabies
Psoriasis
Terapi
Farmakologis :
TOPIKAL
Hidarasi kulit krim hidrofilik urea 10% sebagai pelembab untuk mencegah kulit kering dan retak.
Kortikosteroid topical hidrokortison salep 1%-2,5%.
Preparat Ter likuor karbonis detergen 5-10% sebagai anti pruritus.
SISTEMIK
Kortikosteroid
Antihistamin dengan dosis 10 mg-75 mg secara oral malam hari pada dewasa.
Antiinfeksi jika curiga ada infeksi S.aureus (Eritromisin, klaritomisin) curiga terinfeksi virus herpes asiklovir per oral
400 mg 3x1 selama 10 hari.
Edukasi
Jangan digaruk,
Menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi local.

Di fossa poplitea fase Anak


Makula Eritem, Papula,
Ekskoriasi, Likenifikasi

Di fossa antecubiti fase Anak


Makula Eritem, Papula,
Skuama.

Dermatitis atopi fase Infant


Lesi Simetris, Makula Eritem,
Papula, Krusta.

Gambar

3. Dermatitis Numularis
Dermatitis Numularis : Dermatitis berbentuk mata uang
(coin) atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi
berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah.

Anamnesis
Keluhan gatal yang hebat pada malam hari dan disertai rasa panas,
mengenai daerah ekstremitas, badan
Px Fisik
Dilakukan pemeriksaan fisik di tempat predileksi untuk menemukan
kelainan kulit:
Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0,3-1,0 cm )kemudian
membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas kesamping memebentuk
satu lesi karaktersitik seperti coin, eritematosa, sedikit edematosa,berbatas
tegas
Jika vesikel pecah terjadi eksudasi , mengering menjadi krusta kekuningan
Jumlah lesi dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral atau
simetris dengan ukuran bervariasi dari miliar sampai numular , bhkan
plakat
TEMPAT PREDILEKSI : tungkai bawah, badan, lengan termasuk
punggung tangan

Px Penunjang
Gambaran Histopatologi : Pada lesi ditemukan spongiosis , vesikel intrepidermal,
sebukan sel radang limfosit makrofag di sekitar pembuluh darah. Lesi kronis
ditemukan akantosis teratur, hipergranulosis dan hiperkeratosis. Dermis bagian atas
fibrosis

Diagnosis Kerja
Dermatitis Numularis
DD
Dermatitis kontak
Dermatitis atopik
Neurodermatitis sirkumskripta
Dermatomikosis

Kulit kering diberikan plembab/ emolien


Antiinflamasi topikal : preparat ter, glukokortikoid,
primekrolimus
Jika lesi eksudatif , sebaiknya dikompres dengan larutan
permanganas kalikus 1 : 10.000
Jika ditemukan Infeksi bilateral, diberikan antibiotik
sistemik
Pruritus diobati dengan antihistamin golongan HI :
hidroksisilin HCL

Terapi

Gambar

ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai